NovelToon NovelToon
Murid Dewi Alkemis

Murid Dewi Alkemis

Status: sedang berlangsung
Genre:Murid Genius / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Romansa
Popularitas:678.2k
Nilai: 4.4
Nama Author: Wanto Trisno 2

Mendapatkan batu roh ungu dan bertemu dengan seorang Dewi. Wan Tian yang tidak memiliki akar spiritual pun menjalani pelatihan keras dari Yang Yue, Dewi Alkemis dari batu roh ungu.

Menjadi kuat bukanlah masalah, ketika menghadapi kejamnya dunia. Bukankah ada guru seorang Dewi membantunya? Ketika mendapatkan kekuatan dan mengalahkan musuh kuat, para wanita cantik di dunia juga datang sendiri memperebutkannya.

Menjadi kultivator maupun alkemis hebat, semua dilaluinya dengan kerja keras. Jalan menuju abadi dan menjadi dewa, menginjak orang jahat, melindungi jalan kebenaran.


Tingkatan Ranah Kultivasi Manusia : Manusia Pejuang, Manusia Sakti, Manusia Luar Biasa, Tubuh Emas, Tubuh Berlian, Manusia Suci dan Manusia Tertinggi.

Tingkatan Ranah Kultivasi Abadi/Immortal : Darah Abadi, Janin Abadi, Tulang Abadi, Tubuh Abadi, Jiwa Abadi dan Setengah Dewa.

Tingkatan Ranah Kultivasi Dewa : Kelahiran Dewa, Dewa Abadi, Dewa Suci, Dewa Agung dan Dewa Tertinggi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanto Trisno 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pedang Langit Malam

Semua yang ada di dalam angan Su Menglan tidaklah mudah digapai. Apalagi dengan kehadiran hewan buas yang tiba-tiba muncul dengan rasa percaya diri.

Sosok ular piton berukuran panjang mencapai lima belas meter. Dengan taring yang panjangnya hampir mencapai setengah meter. Ular berwarna hitam bercorak putih. Dengan garis melingkar berbentuk cincin api.

Ular yang bisa memangsa kerbau atau sapi itu dapat membunuh mangsanya dengan melilitnya. Gerakan yang sangat cepat dan cambukan dari ekornya dapat membuat orang mengalami luka serius. Wan Tian dan Su Menglan mundur beberapa langkah.

"Ular Piton Cincin Api. Menurut informasi, ini adalah jenis piton yang berkeliaran di hutan. Tidak memiliki bisa namun kekuatannya sangat ganas. Bahkan jika terkena serangannya, akan terasa sangat panas. Hati-hati dengan lilitan mematikan dan cambukan ekornya," ucap Yang Yue.

Sebenarnya ini adalah sebuah kesempatan bagi Wan Tian untuk menunjukkan hasil latihan semalam. Karena menemukan bahan latihan yang sesuai level bertarungnya, ia harus bisa mengatasinya. Tidak seperti para kultivator yang dapat menggunakan energi spiritual untuk bertarung. Wan Tian hanya mengandalkan ketrampilan berpedang dan fisiknya.

"Kecepatan adalah hal yang paling penting untuk menghadapi ular besar ini. Jangan ada rasa takut dan jangan ragu untuk menyerang. Meski pedang kayu itu tidak dapat menggoresnya, kamu bisa menusuknya di bagian mata. Namun itu belum bisa mengalahkannya. Kamu masih harus berusaha untuk menghentikannya atau–"

Belum selesai Yang Yue berbicara, ular piton itu telah menyerang Wan Tian. Membuat pemuda itu pun segera menghindar. Sementara Su Menglan merasa ketakutan. Meski ia berani menghadapi lawan yang lebih hebat dari sekedar piton, ia lebih merasa takut pada serangan hewan menakutkan.

Tubuh gemetar Su Menglan, membuat serangannya tidak akurat. Ia ingin menyelamatkan Wan Tian tapi takut dengan ular. Jangankan yang sebesar itu. Ular dengan ukuran kecil sekalipun, ia juga ketakutan.

"Kak Menglan! Awas!" Wan Tian menangis serangan ekor ular tersebut. Dengan pedang kayunya, ia pun mengeluarkan jurus tanpa energi spiritual. "Tarian Pedang Musim Gugur! Gerakan Pertama, Gerakan Membelah Daun Gugur!"

"Ahh!" teriak Su Menglan. Ia melihat Wan Tian telah menebas ekor ular dengan pedang kayu. "Aku tidak takut! Aku tidak takut!"

Wan Tian telah menebas ekor dan membuat tulang ekor patah. Namun masih bisa bergerak dan ingin melilit. Sebelum terlilit, Wan Tian mendorong Su Menglan agar meninggalkan tempat tersebut.

"Kak Menglan! Cepatlah pergi! Aku akan hadapi ular ini sendirian!" Wan Tian telah bertekad dan masih sempat membuat jurus lagi. "Gerakan kedua, Gerakan Menusuk Dedaunan!"

Secara refleks, Wan Tian menggerakan tubuhnya ke depan. Pandangannya teratur dan tanpa rasa ragu menusuk perut ular. Dengan begitu, ular itu mengalami sedikit luka. Meski pedang kayu tidak tajam, masih memiliki ujung yang runcing. Tidak bisa membelah, namun bisa untuk menusuk.

Su Menglan kaget melihat gerakan demi gerakan yang dilakukan oleh Wan Tian. Dengan ketrampilan berpedang seperti itu, sudah jelas seorang pendekar pedang berpengalaman. Tanpa ada rasa takut dan ragu untuk menyerang dengan dua gerakan.

"Jurus pedang? Dia bisa jurus pedang? Tapi dia tidak punya energi spiritual! Bagaimana dia melakukannya? Apa ini benar-benar jurus pedang?" Su Menglan masih takjub dengan penampilan Wan Tian. Sehingga tidak bisa berpikir jernih.

Ketakutan akan ular besar sementara hilang. Yang ada hanyalah rasa takjub setelah melihat gerakan kaki dan ayunan tangan memegang pedang. Wan Tian melompat dan seolah-olah melakukan gerakan tarian. Itu adalah jurus Tarian Pedang Musim Gugur yang berada di level bawah. Artinya masih memiliki level yang lebih tinggi lagi.

Yang Yue masih belum mengajari Wan Tian dengan lengkap. Setidaknya butuh waktu berbulan-bulan untuk bisa menguasai level pertama. Itu juga karena kondisi khusus pada tubuh Wan Tian. Tidak memiliki akar spiritual tidak bisa berlatih. Itu hanya sebuah rumor yang dikatakan orang-orang.

Nyatanya Wan Tian dapat melakukan beberapa gerakan yang mengagumkan. Seperti seorang yang sedang menari dengan pedang kayu di tangannya. Bergerak lincah dan tanpa celah diserang.

"Mulai hari ini, aku tidak akan bisa meremehkan mu, Wan Tian. Baiklah. Aku juga tidak akan kalah darimu. Rasakan ini! Jurus Pedang! Langit Tak Berbintang! Gerakan pertama, Memangkas Rembulan!"

"Pedang Langit Malam? Bocah, ternyata pedangmu juga bukan pedang biasa. Aku tidak menyangka bisa melihat pedang ini di dunia manusia. Ini adalah pedang milik alam Immortal! Sungguh hebat!" ungkap Yang Yue.

Yang Yue tidak berpikir pedang yang digunakan oleh Su Menglan adalah pedang yang terkenal. Ia hanya belum mengingat sebelumnya. Membuatnya tidak bisa mengidentifikasi senjata yang begitu hebat. Meski kalah dari pedang milik Wan Tian, tetap saja itu adalah sebuah pusaka.

Su Menglan bergerak dengan cepat. Membuat ular piton kewalahan menghadapi dua anak remaja yang kebetulan lewat. Pertarungan berlangsung sengit dan beberapa kali mereka mengalami luka-luka ringan.

Luka yang diperoleh karena terkena cambukan dan terlempar ke tanah dan pohon. Medan pertarungan juga terdapat banyak bebatuan. Sehingga beberapa kali mereka terjatuh.

Baik Su Menglan maupun Wan Tian, meneriakan jurus-jurus yang digunakan. Membuat Yang Yue malu. Namun mereka juga masih berumur belasan tahun. Sehingga mereka malah bersaing dengan jurus-jurus mereka untuk mengalahkan ular piton berukuran besar.

"Duh, setiap menyerang, sudah belasan kali dua anak ini meneriakan jurus-jurusnya? Ah, kalian ini." Yang Yue memegangi kepalanya. Dalam keadaan duduk sambil mengamati pertarungan dua generasi muda bertarung di depan matanya.

"Gerakan kedua, Kasih Menusuk Hati!" Su Menglan bergerak dengan cepat. Kali lincah dan gerakan tangan memegang pedang dengan niat untuk menusuk perut ular.

Tidak disangka dengan beberapa tusukan yang diberikan keduanya, membuat luka-luka ringan di tubuh ular semakin banyak. Sehingga meskipun tidak terlalu dalam, lukanya telah membuatnya kesakitan. Ia bergerak dengan cepat dan ingin melilit lawannya dengan tubuhnya.

Jika mereka terkena lilitan ular piton sebesar itu, sudah dipastikan tidak bisa lepas dan tubuhnya remuk. Kekuatan lilitan ular piton adalah yang paling berbahaya di dunia. Sehingga lebih baik menghindari lilitan piton daripada melawan kobra beracun. Meskipun kedua jenis ular tersebut sangat berbahaya dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing.

Kunci untuk lolos dari lilitan ular piton adalah gerakan yang cepat. Mereka yang menghadapi ular sebesar itu harus pintar mengelak. Bukan hanya bertarung dengan membabi buta. Setelah mereka melakukan serangan berkali-kali, akhirnya dapat menumbangkan ular piton berukuran besar itu.

"Ah, akhirnya kita membunuh ular ini juga. Hemm, kulitnya sangat bagus dan tulangnya pasti keras. Ini bisa dijual di kota. Bagaimana jika kita membawa kulitnya?" tawar Su Menglan. Ia juga akan senang mendapatkan uang sebagai kompensasi membunuh ular piton.

"Kalau begitu, aku akan menguliti dan kita makan dagingnya. Kita harus segera pergi sebelum hewan lain datang."

***

1
Hasmi Asmi
untuk pemeran utamanya sama gurunya di ganti aja yg lbih pinter,cerita ini gak akan bisa DPT pringkat klok guru sama muridnya sama bodoh,critanya terlalu membosankan
Alex Kawun
yg pekok author nya
Qing shan
🤔🤔🤔🤔
Qing shan
🙏🙏🙏🙏
Qing shan
🥰🥰🥰🥰
Qing shan
👍👍👍👍
Qing shan
🤩🤩🤩🤩
Qing shan
💪💪💪💪
Qing shan
🤔🤔🤔🤔
Qing shan
🙏🙏🙏🙏
Mahayabank
Mantaaap...Lanjuuuut lagiiee 👌👌👌
Qing shan
🥰🥰🥰
Qing shan
👍👍👍👍
Qing shan
🤩🤩🤩
Qing shan
💪💪💪💪
Qing shan
🤔🤔🤔🤔
Qing shan
🙏🙏🙏🙏
Qing shan
🥰🥰🥰🥰
Qing shan
👍👍👍👍
Qing shan
🤩🤩🤩🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!