NovelToon NovelToon
Rahim Tebusan (Terpaksa Hamil Anak Suami Musuhku)

Rahim Tebusan (Terpaksa Hamil Anak Suami Musuhku)

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Poligami / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:2.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Akibat kesalahannya di masa lalu, Freya harus mendekam di balik jeruji besi. Bukan hanya terkurung dari dunia luar, Freya pun harus menghadapi perlakuan tidak menyenangkan dari para sesama tahanan lainnya.

Hingga suatu hari teman sekaligus musuhnya di masa lalu datang menemuinya dan menawarkan kebebasan untuk dirinya dengan satu syarat. Syarat yang sebenarnya cukup sederhana tapi entah bisakah ia melakukannya.

"Lahirkan anak suamiku untuk kami. Setelah bayi itu lahir, kau bebas pergi kemanapun yang kau mau."

Belum lagi suami teman sekaligus musuhnya itu selalu menatapnya penuh kebencian, berhasilkah ia mengandung anak suami temannya tersebut?


Spin of Ternyata Aku yang Kedua.

(Yang penasaran siapa itu Freya, bisa baca novel Ternyata Aku yang Kedua dulu ya.)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memanas dan berasap

Tring ... tring ... tring ...

Terdengar dering ponsel, Abidzar pun meraih ponsel yang ada di atas nakas dan menempelkannya di telinga tanpa melihat siapa nama penelpon itu.

"Halo mas." Ucap seorang perempuan dengan lembut.

"Hmmm ... "

"Kok jawabnya gitu? Mas marah sama aku?"

"Nggak. Ngapain marah? Cuma lagi capek aja."

"Emang mas abis ngapain?"

"Lembur." Jawab Abidzar singkat dengan mata terpejam.

"Mas ada di kamar kita?"

"Hmmm ... "

"Mas, kenapa nggak tidur dengan perempuan itu? Mas tau nggak, aku sengaja pergi itu untuk memberi kamu waktu sama dia. Kalau begini sama aja bohong tau nggak sih, Mas?" Sentak Erin membuat Abidzar yang tadi memejamkan matanya seketika membuka mata dengan dada yang bergemuruh.

"Kamu itu ngerti nggak sih Rin, nggak semudah itu. Seenggaknya beri aku waktu supaya otakku minimal bisa menerima keadaan ini." Abidzar pun mendudukkan tubuhnya. Ia berbicara tak kalah memekik karena gemuruh yang kian bergejolak.

"Waktu? Tak usah banyak alasan, Mas. Atau Mas ingin melakukannya dengan cinta? Jangan macam-macam, Mas! Pokoknya aku nggak mau tahu, Mas harus mengusahakannya sesegera mungkin. Terserah mau dengan cara apa. Mau pakai obat perangsang pun jadi asal kau cepat menghamilinya dan setelahnya semuanya selesai." Ucap Erin membuat Abidzar menggenggam erat ponselnya. Saking eratnya, bahkan bisa saja menghancurkan ponselnya itu.

"Rin, dengar, aku sudah memperingatkan mu berkali-kali tentang ini, jangan salahkan aku bila akhirnya tak sesuai ekspektasi mu. Ingat, tak selamanya yang kau inginkan akan kau dapatkan. Kau tak perlu khawatir, aku pasti akan segera melakukannya."

Usai mengucapkan itu, Abidzar menutup panggilan telepon itu sepihak. Tak peduli Erin akan mengumpat kesal padanya sebab Erin lah yang lebih dahulu membuatnya kesal dan tak memedulikan perasaannya.

Brakkk ...

"Aaargh ... "

Abidzar melempar ponselnya ke dinding hingga hancur berderai. Ia menjambak rambutnya frustasi. Dia benar-benar bingung, harus melakukan apa dan bagaimana.

...***...

Keesokan paginya, Freya tampak berada di dapur. Ia sedang membantu bik Asih membuat sarapan. Ia melakukan itu untuk sekalian belajar sebab Freya memang tak pandai memasak.

"Kentangnya udah selesai Freya kupas dan cuci, bik. Terus harus diapain lagi?" Tanya Freya sembari meniriskan kentang-kentang tersebut.

"Diparut, non. Bibik mau buat kentang Mustofa. Den Abi suka banget makan nasi pake kentang Mustofa."

"Biar Freya aja, Bi, yang parutnya.Bisa ajarin, Bi, cara parutnya?"

Bi Asih tersenyum, lalu ia mengambil parutan kentang dan mulai mengajari Freya.

"Gimana? Udah bisa?"

"Udah, Bi." Sahut Freya dengan mata berbinar-binar saat merasa berhasil melakukannya. "Setelah ini, harus diapain lagi, Bi?" Ujarnya sambil terus memarut kentang tersebut.

"Setelah ini, harus dicuci sampai benar-benar bersih, Non. Sampai airnya benar-benar jernih. Tujuannya supaya pas digoreng, bisa garing sempurna. Soalnya kalau masih bertepung gitu, kentangnya nggak mau garing, Non."

"Oh gitu ya, Bi. Ya udah, setelah ... awww ... "

"Kenapa, Non? Duh, jari non luka ya?"

"Iya, Bi. Cuma luka kecil kok, nggak papa. Bibi lanjut aja siapin bumbu." Jawab Freya seraya meringis.

"Jarimu kenapa? Kamu terluka, Fre? Kenapa nggak langsung dibersihkan? Sini ,aku bantu bersihin." Tiba-tiba Tirta datang dan meraih tangan Freya dan membawanya ke wastafel. Tirta menyiram luka tersebut hingga tidak mengeluarkan darah lagi membuat Bi Asih tersenyum. Freya merasa linglung dengan perlakuan Tirta yang begitu tiba-tiba. Padahal ia baru datang, tapi ia langsung membantunya membersihkan luka.

Setelah itu, ia membawa Freya duduk di salah satu kursi yang ada di ruang makan. Tirta mengambil kotak obat dalam lemari penyimpanan dan mulai membersihkan serta mengobati luka Freya. Tak lupa, ia menutup luka itu dengan plester agar tidak kemasukan kotoran saat melakukan aktivitas.

Karena duduk mereka yang terlalu dekat, membuat Tirta dapat melihat dengan jelas kecantikan Freya. Tirta sampai mematung hingga suara dehaman seseorang membuat lamunannya buyar seketika.

"Ekhem ... "

"Eh, kamu, Bi." Ucap Tirta salah tingkah. Freya yang merasa tak enak hati karena berdekatan dengan Tirta di rumah itupun segera berdiri.

"Kamu mau kemana?" tanya Tirta yang kini menggenggam pergelangan tangan Freya. Freya pun meminta Tirta melepaskan tangannya.Tirta yang baru sadar pun segera melepaskan tangan Freya dengan perasaan canggung campur bahagia.

"Aku mau ... "

"Ngapain kamu pagi-pagi sekali sudah berada di sini?" Sinis Abidzar dengan kedua tangan berada di dalam saku celananya.

"Mau numpang sarapan, nggak boleh?"

"Apa gaji yang aku beri masih kurang besar sampai mau sarapan pun kau lari ke sini?" Sarkas Abidzar yang ditanggapi acuh tak acuh oleh Tirta.

"Bagaimana ya? Kalau kamu mau nambahin lagi, aku sih terima-terima aja. Mayan, modal nikah tahun depan." Ucap Tirta santai membuat Abidzar melotot.

'Tahun depan? Apa dia benar-benar berniat menikahi Freya?'

"Mimpi." Cibir Abidzar dengan satu sudut bibir terangkat.

"Apa salah? Tidak kan. Siapa tahu mimpiku benar-benar jadi kenyataan suatu hari nanti." Jawab Tirta sambil menyunggingkan senyum dengan ekor mata menatap Freya yang bingung harus melakukan apa. Abidzar dapat menangkap lirikan itu pun binar dalam sorot matanya. Entah mengapa, mendadak dada Abidzar panas.

'Sepertinya Tirta mulai terang-terangan ingin mendekati Freya.' Batin Abidzar tiba-tiba bergejolak. Ada perasaan aneh saat menyadari hal tersebut.

Melihat Abidzar mematung membuat Tirta terkekeh. Lalu ia meraih paper bag yang ia letakkan di kursi sebelahnya.

"Fre, ini ada beberapa novel koleksi adikku. Kamu bisa meminjamnya untuk mengusir kebosananmu. Sebenarnya aku mau beliin sih, tapi karena semalam pulangnya udah cukup larut, toko-toko udah pada tutup. Tapi next, kalo aku ada waktu luang, pasti aku beliin deh. Atau kalau perlu, kita sekalian aja jalan berdua. Biar kamu bisa pilih-pilih sendiri, gimana?" Ucap Tirta seraya mengulurkan tangannya yang memegang paper bag berisi novel.

Mata Freya seketika berbinar. Senyumnya merekah indah bak bunga yang baru saja bermekaran. Kedua laki-laki itu sampai mematung menatap senyum seindah bunga itu. Tak dapat mereka pungkiri, senyum Freya masihlah semanis dulu. Senyum itu pula yang membuat banyak laki-laki luluh. Belum lagi sikap manjanya yang membuat para laki-laki ingin melindunginya.

"Ya Allah kak, bisa dipinjamkan aja aku.udah senang kok. Makasih ya. Dan nggak perlu repot-repot juga beliin. Bilang sama adik kak Tirta makasih ya. Aku pinjam dulu novelnya. Kalau udah selesai, pasti aku balikkin. Terus bilang juga, jangan khawatir, novel ini akan aku jaga sebaik mungkin." Seru Freya penuh semangat. Tirta ikut tersenyum riang mendengarnya.

Tirta lantas mengusap puncak kepala Freya. Freya yang diusap kepalanya pun tersenyum malu-malu. Berbeda dengan Abidzar, melihat kepala Freya diusap, kepalanya justru memanas. Ibarat tokoh film kartun, kepalanya kini sudah mengeluarkan asap.

...***...

...HAPPY READING 😍😍😍...

1
Mariani SPd
jangan end duluu thor
Mariani SPd
duh tragis banget lah huhuhu
syediiih Thor
Mariani SPd
sehat2 terus othor yaaa
Mariani SPd
waduh.....kok pakai acara pingsan segala sih
Mariani SPd
seneng banget lah punya mertua kek gini
Mariani SPd
wesss keren banget mah punya nenek kek gini. atau besok kalo aq jadi nenek, kek gini juga ah. biar dunia terasa indah hahaha
Mariani SPd
hmm...... siapa lagi tuh thor
Mariani SPd
sehat2 terus othor sayang
Mariani SPd
Tirta lihat anaaaa
Mariani SPd
wah....makin kesini makin seru aja ceritanya
Mariani SPd
akhirnya Freya dpt mengambil pelajaran dari Nanda, mantap 👍
Mariani SPd
mulai deh playing victim ala Erin
Mariani SPd
l Love you mama huhuhu
jadi kangen mama
Mariani SPd
Oalaaa enak kurang kerjaan ya, maunya ngerjain Abi dan Freya hahaha
Mariani SPd
wah hebat Freya....
Mariani SPd
Tirta.....kek nama perempuan deh Thor
Mariani SPd
pokoknya karya2 othor ku lalap habisss
Yunita Uni
cerita nya keren
Nur Hayati
Luar biasa
Endah Setyati
Kayanya mimpi Ryan ketemu almarhum ayah zaya,, mo bilang juga kalau zoya istrinya akan meninggal juga, maka zaya bakal sendiri,, karena itu dia minta bantuan Ryan buat nikahin zoya,, mungkin zoya nanti yg akan donor ginjal buat Erin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!