NovelToon NovelToon
Mahligai Yang Terurai

Mahligai Yang Terurai

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: siwriterrajin

Dua pasangan sedang duduk di ruang tamu, dihadapan mereka terdapat handphone dan foto yang menjadi saksi dari linunya hati seorang istri.

"Kamu tega mas, kita udah hampir 15 tahun bersama dari sekolah sampai sekarang, apa aku sama sekali tidak ada artinya untuk kamu mas?." Kata Rani sambil terus menangis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siwriterrajin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18

Vania memang belum mengenal baik Siska, apalagi Siska selama ini berada di luar negeri.

"Kenalin Vania aku Tante Siska." Kata Siska ramah.

"Halo Tante, Tante kenapa disini?." Kata Vania polos.

"Tante minta izin ya sama Vania sementara tinggal disini, Tante lagi ada masalah di rumah." Kata Siska sambil mengelus tangan Vania.

"Tante pasti bertengkar dengan ayah atau bundanya Tante ya." Kata Vania.

Siska yang mendengar perkataan gadis kecil itu hanya dapat tertawa.

'Dih apaan ni bocah' batin Siska.

"Mulai hari ini Tante Siska bakal tinggal disini, jadi bunda minta tolong sama Vania untuk bersikap baik ya sama Tante Siska." Kata Rani memberi faham.

"Siap bunda, kalau gitu Vania naik dulu ya." Kata Vania.

Rani tak menjawab hanya mengangguk sambil mengelus kepala putri kecilnya itu.

...----------------...

Sekitar pukul empat sore akhirnya Aditya pulang dari kantor. Aditya lalu memarkirkan mobilnya di garasi.

Aditya perlahan masuk kerja rumahnya.

"Sayang, aku pulang." Kata Aditya memanggil Rani.

Ternyata Rani tak menjawab dan malah Siska yang keluar dari kamarnya.

"Mass." Kata Siska sambil berlari ke arah Aditya.

"Shutt jangan keras-keras." Kata Aditya tampak cemas.

Siska dan Aditya tampak berpelukan.

"Uhh sayangnya aku." Kata Aditya pada Siska.

"Kamu sudah pulang mas." Kata Rani keluar dari kamarnya.

Aditya dan Siska yang mendengar suara Rani segera melepaskan pelukan mereka, dan Siska segera berlari ke arah kamarnya.

"kata aku sudah pulang, sayang." Kata Aditya sambil meregangkan tangannya yang pegal.

"Sini tasnya." Kata Rani pada Aditya.

"Wahh capek banget hari ini." Kata Aditya.

"Kasihan ya suamiku, sana bersih-bersih dulu nanti langsung turun aku udah buat brownies kesukaan kamu." Kata Rani pada suaminya.

"Wahh enak tuh, oke aku ke atas dulu ya." Kata Aditya.

Sementara itu Siska yang mendengar percakapan keduanya tampak terbakar api cemburu.

"Sialan si Rani."

"Mas Aditya juga kenapa sih, manggil-manggil Rani sayang-sayang nyebelin banget." Kata Siska dengan ekspresi kesal.

...----------------...

Setelah beberapa menit, Aditya akhirnya turun dengan mengenakan baju santainya.

Aditya segera menuju ke meja makan untuk menyantap brownies buatan Rani.

Aditya segera duduk di kursi.

"Gimana hari ini sayang?." Kata Aditya pada Rani.

"Baik mas, mas gimana oke kan?." Kata Rani.

"Mas oke kok." Kata Aditya sambil menuangkan air ke gelas yang ada didepannya.

"Mas, Siska mulai tinggal disini hari ini." Kata Rani sambil menatap brownies yang sudah dipotongnya.

"Iya sayang, kemarin sebelumnya dia sudah cerita sama aku, katanya mau minta solusi ke kamu ." Kata Aditya.

"Kamu gapapa mas kalau Siska tinggal disini." Kata Rani sambil meletakan piring berisi potongan brownies di meja.

"Gapapa asal kamu senang aku juga ikut seneng." Kata Aditya.

"Terima kasih banyak ya mas." Kata Rani sambil memeluk suaminya.

Siska yang geram mendengar percakapan keduanya segera keluar dari kamar, dan Siska melihat Rani dan Aditya sedang berpelukan sambil diiringi canda dan tawa.

Rani yang melihat Siska keluar dari kamarnya dengan canggung menyuruh Siska untuk duduk.

"Sis sini duduk, coba brownies buatan aku." Kata Rani.

Aditya yang melihat Siska mendekat tampak memperbaiki posisi duduknya.

"Sis ini dimakan." Kata Rani sambil menyodorkan sepotong brownies dan segelas teh hangat.

"Mas, aku naik dulu ya mau panggil Vania." Kata Rani.

Aditya mengangguk sambil tersenyum.

Rani segera naik ke lantai dua untuk memanggil putrinya, agar bergabung dengan mereka.

Sementara Rani naik ke atas Aditya dan Siska tampak berbicara sambil berbisik.

"Kamu kenapa sayang?." Kata Aditya pada Siska yang tampak kesal.

"Kenapa kamu panggil Rani sayang syang aja sih dari tadi." Kata Siska.

"Siska dengerin aku, dia statusnya masih istri aku, kalau aku kebiasaan aku tiba-tiba berubah nanti dia curiga sama aku." Kata Aditya sambil memegang tangan Siska.

"Mas balas dendam aku itu sudah selesai, orang yang nyakitin kamu dan ayahmu sudah mati. Mau apa lagi sekarang?." Kata Siska tampak kesal.

"Enggak ini belum selesai." Kata Aditya tetap pada pendirian.

"Kamu suka sama dia? Kamu cinta sama dia?." Kata Siska manika nada bicaranya.

"Kamu mau ketahuan bicara dengan nada tinggi kayak gini?." Kata Aditya tampak kesal.

"Tapi kamu,,,."

Tepat sebelum Siska mengucapkan kalimat berikutnya suara Rani terdengar.

"Ada apa ni kok bisik-bisik?." Kata Rani sambil menggandeng tangan putri kecilnya.

"Ini tadi Siska minta maaf sama aku, katanya maaf kalau merepotkan." Kata Aditya menutupi.

Siska hanya tersenyum hambar.

"Kamu nggak perlu khawatir Sis, mas Aditya ini baik kok orangnya, kamu kan udah kenal kami dari zaman SMA kamu sudah seperti keluarga bagi kami, iya kan mas?." Kata Rani sambil mendudukkan Vania di kursi.

"Iya." Jawab singkat Aditya.

Siska hanya tersenyum mendengar perkataan Rani.

"Wahh brownies buatan bunda pasti enak." Kata Vania.

"Iya dong, ayo di makan." Kata Rani.

Keempat orang itu sedang menyantap brownies yang ada di depan mereka, sambil sesekali bertukar candaan.

...----------------...

Keesokan harinya tampak kesibukan seperti biasanya, Rani sibuk membangunkan suaminya dan anaknya dan Bibi yang kini datang lebih awal membantu menyiapkan bekal dan sarapan meraka.

Akhirnya Rani, Aditya dan Vania turun secara beriringan, dan dengan posisi Siska sedang menyantap sarapan di meja makan.

Rani yang melihat dasi suaminya agak miring, berinisiatif untuk merapikan.

"Mas sini, dasinya miring." Kata Rani.

Rani yang memang tidak terlalu tinggi tampak berjinjit untuk memperbaiki dasi Aditya.

"Kamu pendek banget sih." Kata Aditya mengejek istrinya.

"Ihh apaan si mas, ini dari sananya." Kata Rani sambil tersenyum.

Siska yang melihat peristiwa di depannya tampak terbakar api cemburu.

"Sialan si Rani." Batin Siska.

Keduanya lekas duduk di kursi mereka untuk menyantap sarapan.

"Ini mas susunya." Kata Rani menyajikan susu hangat untuk Aditya.

"Iya makasih sayang." Kata Aditya tersenyum.

"Ini sayang susunya." Kata Rani pada putrinya.

"Terima kasih bunda." Kata Vania.

"Kalian sweet banget sih, jadi pengin cepat-cepat nikah deh, biar bisa punya keluarga kecil kayak kalian." Kata Siska.

"Iya Sis, kamu harus cepat nikah. Seru tau ada teman di rumah." Kata Rani.

"Doain ya semoga aku lekas nyusul." Kata Siska sambil melirik ke arah Aditya.

Aditya yang dengan tidak sengaja bertatap mata dengan Siska segera mengalihkan pandangannya.

Setelah menyelesaikan sarapan mereka akhirnya berangkat masing-masing.

...----------------...

Rani akhirnya berangkat setelah cuti panjangnya, Rani disambut dengan sangat baik, banyak dari teman kerjanya yang mengucapkan duka cita atas meninggalnya ayah Rani.

"Rani maaf aku nggak bisa datang ke pemakaman ayah kamu." Kata Naisa teman dekat Rani di kantor.

"Iya gapapa sa, aku tahu kalian si UK dikantor. Maaf juga aku terlalu lama cutinya." Kata Rani.

"Untuk merayakan kembalinya Lo EK kantor, gimana kalau gue traktir?." Kata Naisa.

"Boleh." Kata Rani senang.

"Oke nanti makan siang kita bareng ya, makan di kedai depan." Kata Naisa.

"Okee." Kata Rani.

Setelah jam istirahat tiba, Rani sedang menunggu Naisa di lobi karena tampaknya Naisa aga telat.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya Naisa keluar dari lift.

"Ranii." Kata Naisa berlari ke arah Naisa.

"Maaf hari ini aku nggak bisa makan bareng." Kata Naisa dengan wajah menyesal.

"Kenapa Sayang?." Tanya Rani.

"Hari ini ada meeting mendadak Ran ,aku minta maaf banget." Kata Naisa dengan wajah menyesal.

"Gapapa Sa, aku kan bisa makan siang sendiri." Kata Rani menenangkan sahabatnya.

"Kan bisa makan siang bareng lain kali." Kata Rani.

"Maaf banget ya dan." Kata Naisa.

"Iya gapapa." Kata Rani.

"Gimana kalau lo bawa aja kartu gue?." Tawar Naisa.

"Ih jangan, kapan-kapan aja." Kata Rani menolak.

"Naisa ayoo rapatnya udah mau mulai!." Kata salah satu teman kerja Naisa.

"Sana Sa, Lo udah dipanggil." Kata Rani.

"Kalau gitu gue duluan ya Ran." Kata Naisa.

"Semangat!." Kata Rani sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Semangat!." Kata Naisa.

...Seorang sahabat adalah seseorang yang menghormati dan saling menguntungkan, bukan menyusahkan salah satu pihak. Persahabatan yang seimbang dan harmonis membuat hubungan semakin kuat dan langgeng....

1
thalexy
Siap ngeselin tapi lucu.
Akbar Cahya Putra
Penulis mengambil risiko dengan plot yang kompleks dan berhasil.
Lady_senpai
Cerita yang mampu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!