NovelToon NovelToon
Gadis Pesantren Itu Istriku

Gadis Pesantren Itu Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Orang Suusah

Seorang gadis cantik lulusan pesantren menikah dengan pemuda tampan yang sederhana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orang Suusah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 Bersentuhan

Setibanya di mobil, mereka pun langsung menuju kesalah satu daerah yang akan menjadi tempat kegiatan amal mereka kali ini. Dalam perjalanan, Vano tak henti hentinya menatap bekal makanan yang ada di pangkuanya itu. Hingga Iyan yang berada di sampingnya merasa heran dan bingung.

" Kenapa sih Van. " tanya lyan bingung.

" Kenapa apanya." tanya Vano.

"Kamu natap kotak bekal gitu bangat, sampe

nggak ngedip. " ujar lyan.

"Ah nggak kok, perasaan kamu aja. " jawab Vano mengalihkan pandanganya keluar jendela, tanpa ia sadari sebuah senyuman manis terukir di bibir nya.

Iyan semakin bingung dengan tingkah sahatnya pagi ini, yang tadinya diam bengong kini senyum senyum sendiri.

Setelah hampir dua jam menempuh perjalanan, akhirnya Vano dan teman temanya tiba di salah satu pemukiman kumuh yang padat penduduknya.

Terlihat sudah ada banyak warga yang menunggu kedatangan mereka.

Setelah memarkirkan mobil, semuanya pun turun.

Semua warga yang hadir menyambut kedatangan mereka dengan penuh kehangatan.

" Assalamu'alaikum semuanya." ucap Vano dan teman temanya.

" Waalaikumsalam." ucap warga itu serentak.

Mereka mulai membantu menurunkan barang barang yang di bawa Vano dan teman temanya.

Kemudian menaruhnya di posko yang sudah di sediakan tidak jauh dari situ. Banyak anak anak dan para lansia yang mulai berdatangan. Bahkan anak anak itu, langsung berlarian mengerumuni Vano dan teman temanya.

Mereka pun mulai mengatur alat medis yang akan di pakai sebentar lagi, dan para warga mulai mengambil tempat duduknya masing masing mengantri dengan rapi dan tertib.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya pelayanan kesehatan pun di mulai. Para warga terlihat sangat senang bisa mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis, begitupun dengan anak anak, bahkan mereka terlihat sangat senang begitu mendapatkan mainan yang sudah di siapkan Vano sebelumnya.

Tawa gembira terukir di bibir anak anak itu, dengan hanya mendapatkan sebuah mainan sederhana, mereka sudah terlihat sangat senang.

Tak terasa, jam menunjukan waktu makan siang, semua kegiatan di hentikan sejenak untuk sholat dan makan. Para warga sudah menyiapkan makanan seadanya untuk Vano dan teman temanya. Mereka terlihat sangat senang karena bisa menikmati makan siang bersama warga setempat.

Vano duduk di salah satu bangku sambil menatap bekal makan siangnya.

" Dokter Vano nggak makan di sana. " tanya kepala RT yang menghampirinya.

" Iya pak. " jawab Vano tersenyum ramah.

" Wah.. dokter bawa bekal ternyata. " ucap bapak RT itu sambil duduk di dekat Vano.

" Iya pak, istri saya yang menyiapkan, kalau nggak di makan saya nggak enak, karena tidak menghargai kerja kerasnya. " jawab Vano.

" Ohh.. jadi dokter sudah punya istri, saya fikir masih bujang, karena masih sangat muda. " kata pak RT itu kaget mendengarnya.

" Sudah pak, baru beberapa minggu. " jawab Vano yang terlihat sangat senang mengatakan statusnya.

" Wahh.. pengantin baru dong, selamat ya dokter, mudah mudahan bisa menjadi keluarga yang hamonis dan bahagia. " ucap pak RT itu mendoakan rumah tangga Vano.

" Iya pak, terima kasih atas doanya." jawab Vano yang ikutan senang.

Hingga sore menjelang, kegiatan amal mereka pun selesai, dan akan di lanjutkan keesokan harinya.

" Baiklah, bapak ibu dan adek adek semua, terima kasih karena sudah menyempatkan diri untuk datang kesini, dan juga terima kasih banyak sudah menyambut kita dengan baik, untuk pelayanan kesehatan cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan besok pagi, kami harap bapak dan ibu bisa datang kembali besok, agar konsultasi kesehatan yang kita berikan lebih jelas. " ucap Iyan yang merasa sangat senang.

"Terima kasih juga untuk bapak bapak dokter yang sudah mengadakan kegiatan kesehatan ini di tempat kami, jujur kegiatan ini sangat membantu bagi kami warga yang kurang mampu. " ujar bapak RT yang merasa sangat senang dengan kedatangan Vano dan teman temanya.

"Baiklah, kami mohon pamit, sampai ketemu lagi besok, kami harap semuanya sehat dan bahagia selalu. " ucap Iyan pamit.

Mereka pun mulai bersalam salaman kepada semua warga.

Pukul sembilan malam, Vano sampai di apartemen dengan di antarkan Iyan. Ia masuk kedalam dengan keadaan rumah yang sudah gelap, hanya lampu dapur saja yang menyala. Vano berjalan masuk kedalam kamarnya membersihkan tubuhnya karena sudah sangat lengket.

Namun begitu ia melewati kamar istinya, terdengar suara gadis itu yang tengah bersolawat merdu namun samar. Vano berhenti sejenak di depan pintu kamarnya untuk mendengar suara gadis itu lebih jelas.

" Tumben dia belum tidur." gumam Vano kemudian masuk kedalam kamarnya.

Setengah jam kemudian, Yasmin keluar menuju dapur untuk mengambil segelas air minum, namun perhatianya teralih begitu melihat kamar Vano yang terbuka sedikit dengan keadaan lampu sudah menyala.

" Kok aku nggak dengar dia pulang. " gumam Yasmin, kemudian berlalu menuju dapur.

Vano yang baru selesai mandi, keluar dari kamarnya menuju dapur juga. Di lihatnya Yasmin tengah berdiri di depan lemari pendingin seperti mencari sesuatu.

" Kau sedang apa. " tanya Vano tiba tiba sampai membuat Yasmin kaget.

" Asstagfirullah. " ucap Yasmin mengelus dadanya.

" Maaf bukan maksud saya membuat kamu kaget. " ucap Vano.

" Jam berapa anda sampai, kok saya tidak mendengar anda masuk. " tanya Yasmin menunduk sambil memegang gelas yang berisi beberapa biji es baju.

" Sekitar jam sembilan." jawab Vano mengambil gunting di laci penyimpanan.

" Anda sudah makan malam, apa perlu saya buatkan makanan. " tanya Yasmin.

" Tidak usah, saya sudah makan di lokasi tadi. " jawab Vano lalu berjalan menuju ruang tengah.

Pria itu mengambil kotak P3K karena ingin mengganti perban tanganya yang basah. Yasmin yang melihatnya langsung menawarkan bantuan, karena melihat Vano seperti kesusahan.

" Biar saya bantu. " ucap Yasmin yang mengambil perban dari dalam kotak itu.

Vano hanya diam saja begitu gadis kecil itu mulai membuka perban yang basah. Namun tanpa sengaja tanganya bersentuhan dengan tangan Vano.

Dengan cepat Yasmin menariknya karena kaget.

" Maaf. " ucap Yasmin.

" Sudahlah, biar saya saja. " ucap Vano membuka semua perban di tangannya.

Ia merasa sedikit kecewa melihat reaksi istrinya yang berlebihan seperti itu, ketika mereka bersentuhan. Namun dengan cepat Yasmin menahan tanganya.

" Bi.. biar saya saja. " ucap Yasmin yang langsung memegang tangan Vano.

Kemudian ia mulai melepas semua perban itu dengan hati hati. Vano memperhatikan tanganya seperti gemertar.

" Apa ini pertama kalinya kau bersentuhan dengan laki laki. " tanya Vano penasaran.

" Selain ayah dan adik laki laki saya, ini kali pertamanya. " jawab Yasmin yang mulai memasangkan perban baru.

Vano terus memperhatikan tanganya yang gemetar itu.

" Apa aku seberuntung itu? Tapi kenapa hati ini masih saja bimbang. " gumam Vano bingung dengan perasaanya sendiri.

Beberapa menit mengganti perbanya, akhirnya Yasmin selesai juga.

" Sudah selesai. " ucap Yasmin merapikan semua barang barang itu kedalam kotaknya kembali.

"Terima kasih. " jawab Vano.

" Apa ada lagi yang anda butuhkan. " tanya

Yasmin.

Vano tidak menjawab melaikan mengambil sebuah minuman botol dan memberikanya pada Yasmin.

"Tolong bukakan. " ucap Vano.

Dengam cepat Yasmin mengambil dan membukanya.

" Bukankah minuman instan tidak baik untuk kesehatan, apa lagi anda sedang dalam masa pemulihan seperti ini. " ucap Yasmin kemudian memberikan minuman yang telah ia buka kepada Vano kembali.

" Ini minuman herbal, baik untuk kesehatan." jawab Vano, kemudian memberikannya satu botol untuk Yasmin.

"Minumlah, baik untuk kesehatanmu. " ucap Vano.

Yasmin pun menerimanya dan membaca merek minuman itu.

" Ternyata jamu. " batin Yasmin.

" Istirahatlah, saya juga mau istirahat. " ucap Vano berdiri menuju kamarnya.

" Terima kasih." jawab Yasmin kemudian masuk kedalam kamar.

Tanganya masih saja terus bergetar, setelah bersentuhan dengan tangan suaminya itu. Walaupun bukan dosa untuk mereka berdua, namun entah kenapa Yasmin masih saja takut untuk bersentuhan dengan Vano.

1
inaq icha
lanjut ya kk
inaq icha
🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!