Seorang gadis yang berasal dari masa depan bertransmigrasi pada masa lalu di tubuh gadis bodoh keluarga petani yang miskin.
Mereka sebenarnya adalah keluarga bangsawan yang dijebak dan diasingkan.
Bisakah gadis ini dengan sistem pertanian yang mengikutinya bertransmigrasi mengubahkan dan mengangkat kembali harkat dan martabat keluarga nya...
Atau musuh-musuh ayahnya justru akan menghalangi jalannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Liyo Owi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Proyek besar.
Dari semula rencana untuk menyewa tanah desa berubah menjadi pembelian tanah desa saat penduduk desa itu mendengar rencana ayah Joan untuk membangun padepokan Bela diri dan membangun klan di desa Genteng itu. Mereka memperhatikan bahwa ada perubahan besar pada keluarga ayah Joan terutama pada Ayah yang dulu kakinya timpang tetapi sekarang ayah sudah bertranformasi menjadi pria paruh baya yang tampak gagah dan terlihat jauh lebih muda dan meskipun ibu juga terlihat lebih muda dan cantik tetapi perubahan terbesar ada pada Joan. Yang dulunya seperti anak yang idiot, lemah dan sakit-sakitan. Sekarang dia juga bertranformasi menjadi seorang gadis berusia 15 tahun yang tinggi dan cantik. Meskipun dadanya masih terlihat rata tetapi dia menampilkan bentuk tubuh yang mulai terlihat mempesona apalagi saat mereka mengetahui tingkat kultivasi nya.
Penduduk desa itu juga sudah mulai belajar berkultivasi di bawah bimbingan ayah Joan.
Setiap pagi penduduk desa itu bangun lebih pagi untuk berlatih bela diri bersama sebelum mereka memulai pekerjaan mereka.
Ayah Joan memaparkan keuntungan yang akan mereka dapatkan kalau mereka mau bergabung dengan klan yang mereka akan kembangkan di desa itu. Mereka yang tidak mau bergabung dapat tetap tinggal di desa itu dan tetap mendapatkan jaminan keamanan hanya tidak akan mendapatkan hak-hak keuntungan anggota klan.
Joan berencana untuk membangun sekolah terpadu bagi anak-anak agar mereka dapat menjadi orang-orang yang sukses dan dapat membawa kesejahteraan bagi keluarga dan masyarakat desa itu.
Sekolah yang bukan hanya mengajarkan baca dan tulis saja tetapi juga ketrampilan bela diri dan juga ketrampilan berkerja seperti pertukangan dan pertanian. Juga ketrampilan musik, menyulam dan menjahit bagi perempuan.
Cetak biru dari desa terpadu itu sudah digambar secara rinci oleh Joan dan dibagikan kepada seluruh penduduk desa yang akan berkerja.
Ayah mengangkat orang-orang yang cakap dalam pekerjaannya sebagai mandor untuk mengawasi dan memimpin jalannya pekerjaan itu. Tentu mereka mendapatkan tambahan 5 keping tembaga lagi dan tidak ada penduduk desa yang berkomentar berlebihan dalam hal itu karena para mandor ini memang berkerja lebih keras dari orang lain.
Para pemotong kayu sudah berangkat pagi-pagi untuk memilih kayu yang tua dan keras untuk tiang-tiang dan balik rumah, juga untuk pembangunan pagar yang akan mengelilingi desa tersebut.
Tukang - tukang bangunan mengerjakan kereta beroda untuk mengangkut kayu dari hutan menuju desa tersebut.
Tetapi untuk mengangkat pohon kayu dari hutan ke jalan di pinggiran hutan itu masih memerlukan tenaga manusia.
Hanya mereka yang sudah di ranah tingkat lima ke atas yang sanggup dengan mudah mengangkat gelondongan kayu bulat itu bahkan beberapa diantaranya terus memikulnya sampai ke desa.
Tetapi hanya ada berapa orang saja sehingga pengangkutan itu tetap lebih banyak dilakukan dengan menggunakan kereta.
Sementara beberapa puluh orang berkerja untuk memotong dan mengangkut gelondongan kayu itu.
Kelompok yang lain mengerjakan pembangunan WC terpadu di berapa titik jalanan desa itu dan menghubungkannya dengan gorong-gorong dalam tanah menuju kepada dua tangki raksasa untuk menampung sampah rumah tangga untuk pembuatan biogas dan menyalurkannya melalui pipa-pipa kecil di dalam tanah menuju kompor-kompor gas di beberapa dapur umum di asrama anak-anak, remaja dan pemuda lajang serta rumah-rumah mereka yang berkeluarga yang dibangun seperti model perumahan modern.
Pengerjaan pipa-pipa ini dikerjakan oleh pasukan virtual Blue di tengah malam saat penduduk sudah lelap tidur. Berapa ribu tahun kemudian dalam sebuah penggalian arkeologi, pipa-pipa ini menimbulkan kebingungan dan kehebohan dari arkeolog modern akan kecanggihan sistem pemipaan di jaman kuno.
Tentu saja itu akan muncul dalam cerita yang lain pada kesempatan yang lain.
Untuk menu makan siang selain bubur ayam, mereka juga mendapatkan sebutir telur rebus yang dibagikan pagi hari saat mereka akan mulai berkerja dan juga sebotol air mistis untuk sangu mereka melepas lelah.
Mereka merasakan manfaat yang besar dari air mistis yang mereka bawa. Minum seteguk saja sudah membawa kesegaran bagi tubuh mereka dan tenaga mereka menjadi pulih kembali.
Berapa orang mengalami pencucian meridian dalam tubuh mereka setelah makan siang sehingga tubuh mereka mengeluarkan kotoran melalui keringat yang semakin deras akibat semangat mereka yang tinggi dalam berkerja. Bahkan ada juga berapa yang mengalami terobosan di sela-sela pekerjaan mereka.
Sementara penduduk desa itu mulai bergerak untuk mengerjakan proyek pembangunan desa terpadu itu. Joan dan kakak ke dua sudah tiba di rumah makan Selera Kita.
Manajer menyambut mereka di pintu gerbang dan mengantar Joan ke dapur.
Joan membawa 20 ekor ayam jantan dan mendapatkan pembayaran 200 keping perak dan A Hui membawa ayam-ayam itu ke kandang.
Joan segera mengerjakan tugasnya, selain bubur putih sederhana, dia juga membuat tim ayam 2 mangkok. Joan membuat 3 mangkok bubur untuk 3 kali makan.
Jadi hari itu dia mendapatkan 50 keping emas dan 200 keping perak.
Pekerjaan yang begitu mudah bahkan tidak memerlukan waktu yang lama, setelah menerima upah masak hari itu dari manajer yang memberikannya dengan hati yang tertekan meskipun itu bukan uang miliknya sendiri.
Dia takut perusahaan tuan muda akan bangkrut dalam berapa bulan lagi akibat ongkos masakan dewa.
Manajer merasa sedikit bersalah sudah menyampaikan usulan tersebut.
Joan memberikan 5 keping emas kepada manajer namun dia menolaknya karena takut ketahuan tuan muda.
Joan kembali membeli 20 kilogram daging dan sayuran di pasar dan saat mereka dalam perjalanan seperti biasa, dia melemparkan daging itu ke ruang dimensi pertaniannya dan meminta Blue mencuci daging itu dengan air dari sumber mata air mistis yang asli yang belum tercampur dengan air sumur.
Saat kereta sudah mendekati desa barulah dia memindahkan kembali daging dan sayuran itu ke kereta.
Kakak kedua tidak menyadari bahwa sapi kedua itu bukan betina tapi sapi jantan karena semalam Joan sudah memasukkan sepasang sapi dan kambing itu ke ruang dimensi pertaniannya dan mengkloningnya.
Sekarang di kandang sapi di belakang rumahnya ada delapan ekor sapi selain dari dua ekor sapi untuk membawa kereta dan sepuluh ekor kambing karena ruang dimensi pertanian itu hanya bisa mengkloning hewan sebanyak 10 ekor per hari untuk jenis yang sama.
Joan meninggalkan sepasang sapi dan sepasang kambing aslinya di ruang dimensi nya karena hewan ternak itu lebih cepat untuk berkembang biak dalam ruang dimensi pertaniannya.
Sapi dan kambing itu dilepas begitu saja di padang rumput yang luas.
Ruang dimensi pertanian nya sudah tumbuh sepuluh kali lipat dari awal Joan mendapatkannya.
Orang-orang yang ada dekat dapur umum menurunkan daging dan sayuran dan segera mengerjakannya untuk pesta syukuran malam hari itu.
genteng wetan opo genteng kulon