NovelToon NovelToon
Sistem Pengganda Uang

Sistem Pengganda Uang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Kebangkitan pecundang / Harem
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Quesi_Nue

Rian adalah siswa sekolah menengah atas yang terkenal dengan sebutan "Siswa Kere" karna ia memang siswa miskin no 1 di SMA nya.

Suatu hari, ia menerima Sistem yang membantu meraih puncak kesuksesan nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quesi_Nue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Detik terus berjalan, dan batas waktu semakin mendekat. Rian bertekad harus menemukannya segera.

Rian mengerutkan kening, lalu dengan cepat mengetuk layar sistem. Jika sistem bisa memberinya misi, pasti ada cara untuk mendapatkan petunjuk.

"Di mana lokasi Sasha sekarang?" tanyanya dalam hati.

Ding! [Lokasi Target: Jl. Mawar No.1]

Ding! [Batas Waktu: 3 jam 50 menit]

Rian menggertakkan giginya. Jika ia pergi dengan berjalan kaki, ia tidak akan sampai tepat waktu. Tanpa ragu, ia melambaikan tangan ke taksi yang melintas.

"Tolong, ke Jalan Mawar No. 1, secepatnya!" katanya tergesa-gesa saat masuk ke dalam mobil.

"Baik, Mas," jawab sopir taksi, menyalakan argo dan segera melajukan kendaraan.

Rian membuka sistemnya lagi. "Keluarkan uang Rp100.000."

Ding! [Rp100.000 telah di keluarkan ke saku celana]

Di saku celananya, selembar uang tunai tiba-tiba muncul. Ia menggenggam erat, bersiap untuk membayar ketika sampai. Waktu terus berjalan, dan setiap detik sangat berharga baginya.

Begitu taksi mendekati Jalan Mawar No. 17, Rian melihat sekumpulan warga berkumpul di pinggir jalan. Matanya membelalak, dan rasa panik menjalar ke seluruh tubuhnya.

Tanpa pikir panjang, ia memberikan uang yang di genggam nya yaitu uang Rp100.000 yang tadi dikeluarkan sistem, kepada sopir taksi. "Terima kasih, Pak," katanya cepat sebelum keluar dari mobil dan berlari mendekati kerumunan.

Rian menerobos kerumunan warga, napasnya memburu. Begitu sampai di tengah keramaian, matanya langsung tertuju pada sebuah mobil yang menabrak pohon besar di pinggir jalan. Itu dia!

Jantungnya seperti berhenti berdetak saat melihat Sasha di kursi penumpang. Kepalanya tertunduk lemas, dan samar-samar terlihat darah mengalir dari pelipisnya. Di sampingnya, sopir taksi yang membawanya juga tampak terluka, tangannya terkulai lemas di atas kemudi.

"Sasha!" Rian berlari mendekat, menempelkan kedua tangannya ke kaca jendela. Ia bisa melihat dada Sasha yang masih naik-turun lemah pertanda masih hidup! Tapi kondisinya jelas parah.

Dengan cepat, ia mencoba membuka pintu mobil, tapi terkunci. "Seseorang tolong aku! Kita harus mengeluarkan mereka!" serunya panik.

Beberapa warga mulai bergerak membantunya, mencoba mencari cara membuka pintu atau setidaknya memastikan mereka tetap sadar hingga ambulans tiba. Waktu terus berjalan, dan Rian tahu, setiap detik bisa menentukan hidup atau mati Sasha.

Rian akhirnya berhasil menarik Sasha keluar dari mobil yang ringsek, tubuhnya terasa lemas di pelukan Rian. Napas gadis itu masih ada, tetapi lemah. Darah dari pelipisnya mengotori bajunya, membuat Rian semakin panik.

"Tahan sedikit lagi, Sasha... Aku akan membawamu ke rumah sakit," bisiknya, mencoba tetap tenang meskipun hatinya berkecamuk.

Sopir taksi yang tadi ia mintai bantuan sudah kembali bersama beberapa warga, tetapi Rian tak mau menunggu lebih lama. Dengan cepat, ia menggendong Sasha dan membawanya ke dalam taksi.

"Pak, ke rumah sakit terdekat! Cepat!" katanya sambil menahan Sasha di pangkuannya.

Sopir itu segera menginjak gas, melaju secepat mungkin meninggalkan kerumunan. Di dalam mobil, Rian terus memegang tangan Sasha yang dingin, berharap gadis itu bisa bertahan.

"Tolong bertahan, Sasha… Aku tidak akan membiarkanmu pergi."

Sopir taksi itu langsung tancap gas, memacu mobilnya dengan kecepatan lebih tinggi dari biasanya. Ia membunyikan klakson berulang kali, berteriak keras kepada pengguna jalan yang menghalangi jalannya.

"Minggir! Ada orang sekarat di sini!" serunya dengan suara lantang, membuat beberapa pengendara kaget dan buru-buru menepi.

Rian, yang masih memangku Sasha di kursi belakang, merasakan tubuh gadis itu semakin dingin. Panik, ia menepuk pipi Sasha dengan lembut.

"Sasha! Bertahanlah! Kita hampir sampai!"

Mata Sasha sedikit terbuka, tatapannya sayu. Bibirnya bergerak pelan, berusaha mengatakan sesuatu, tetapi suaranya terlalu lemah untuk terdengar.

"Jangan bicara dulu, hemat tenagamu," kata Rian, menggenggam tangannya erat.

Sementara itu, taksi terus melaju menembus jalanan yang ramai, membelah kota dengan satu tujuan yaitu rumah sakit Adana, tempat di mana harapan masih ada untuk Sasha.

Taksi meluncur dengan kecepatan tinggi menuju Rumah Sakit Adana, salah satu fasilitas medis terbaik di kota, terkenal dengan teknologi canggih dan tenaga medisnya yang andal.

Begitu sampai di depan rumah sakit, Rian langsung membuka pintu taksi dan menggendong Sasha keluar. Seorang petugas keamanan yang berjaga melihat kepanikan di wajahnya dan segera bertindak.

"Ke IGD, cepat!" teriak Rian.

Tanpa menunggu, beberapa perawat datang dengan tandu. Mereka dengan sigap membantu memindahkan Sasha dari pelukan Rian ke atas tandu lalu mendorongnya masuk ke dalam rumah sakit.

"Pasien mengalami kecelakaan! dia kehilangan banyak darah!" Rian menjelaskan dengan napas tersengal.

"Baik, kami akan menanganinya. Anda bisa menunggu di luar," kata salah satu perawat sebelum bergegas membawa Sasha ke dalam ruang gawat darurat.

Tak lama setelah Sasha dibawa masuk, seorang dokter datang dengan langkah cepat. Wajahnya terlihat serius, bahkan sedikit panik saat melihat kondisi Sasha di atas tandu.

"Pasien kehilangan banyak darah! Kita harus segera membawanya ke ruang operasi!" seru dokter itu kepada tim medis.

Tanpa membuang waktu, para perawat mulai mendorong tandu dengan cepat menuju ruang operasi. Rian mengikuti mereka beberapa langkah sebelum seorang perawat menghentikannya.

"Maaf, Anda tidak bisa masuk ke dalam. Silakan tunggu di luar," katanya lembut namun tegas.

Tak lama kemudian, seorang dokter keluar dari ruang operasi dan menghampiri Rian dengan ekspresi serius.

"Kamu yang membawanya ke sini?" tanya dokter itu.

Rian mengangguk cepat. "Ya, bagaimana keadaan pasien, Dok?"

"Kami butuh persetujuan untuk operasi segera. Pasien kehilangan banyak darah butuh golongan darah A+ dan kondisinya kritis. Kami juga butuh informasi keluarga sebagai penanggung jawab," jelas dokter itu, sambil menyerahkan formulir persetujuan operasi.

"Silahkan tuntaskan di meja administrasi, Terima Kasih." Dokter kembali masuk ke ruang operasi untuk mengecek pasiennya saat ini.

Rian terdiam sesaat.

Rian berjalan menuju meja administrasi sebelum menjalani prosedur donor darah A+ karena memang ia golongan darahnya sama yaitu A+, Saat ia sampai di sana, seorang petugas administrasi menanyakan perihal kedatangan dirinya

"A.N Sasha" Petugas itu memberikan setumpuk dokumen untuk di isi.

"Pak Rian, ini adalah rincian biaya operasi yang telah dilakukan," ujar petugas itu sambil menyerahkan selembar kertas biaya tagihan.

Rian mengambilnya dan membaca nominal yang tertera di bagian bawah. Rp50.000.000.

Matanya membelalak. Lima puluh juta?!

Jantungnya berdegup lebih kencang, bukan karena takut membayar, tapi karena jumlahnya yang begitu besar.

Rian sebelumnya sudah mengecek saku celana Sasha, berharap menemukan sesuatu ternyata dompet dan handphone tak ada di sakunya.

Mungkin tertinggal di tempat lain atau bahkan hilang.

Bagaimana ini, ga mungkin kan aku nyerah?

Ia menatap petugas administrasi yang masih menunggunya memberikan jawaban. Rp50.000.000 bukan jumlah yang kecil.

Tiba-tiba, satu nama muncul di kepalanya yaitu Nadia, satu - satunya penyelamat Sasha saat ini.

1
ALAN
min typo/Facepalm/
ALAN
Nah akhir nya, kaya kan dirimu Rian
ALAN
Lanjut thor
ALAN
Lanjut thor, siapa wanita paruh baya itu
Kang ozy
Luar biasa
Hiu Kali
pikir hadiahnya kemampuan trading tingkat tinggi thor.. jadi cepet mengamankan posisi dalam hitungan satu bulan.. jangan lupa nadia juga..kasihan..jangan jadi kacang lupa sama kulitnya..
Hiu Kali
howrang kaya lho thor shasha ini.. afa hiya tabrakan tidak ada penjaganya?
Teguh Aja: Sasha sedang bertengkar dengan ayahnya dan ia kabur dengan sopirnya tanpa membawa hp maupun dompetnya 🙏
total 1 replies
Hiu Kali
jangan lupa suruh rian belajar trading thor.. biyar cepet kayah rayah dia..
ALAN: iya thor bener
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!