Di usia muda, Clarissa harus membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pengobatan ibunya. Tapi suatu hari, dia mendapat kabar jika penyakit ibunya kambuh dan harus segera dioperasi.
Dengan putus asa, gadis yang biasa dipanggil Icha itu mencoba mencari pinjaman. Tapi tidak ada satupun yang mau membantu.
Hingga akhirnya dokter Ridwan yang menangani ibunya mencoba membantunya dengan memperkenalkan Icha dengan seorang Ceo yang bernama Alex.
"Aku akan membayar biaya pengobatan ibumu dan melunasi semua hutangmu asalkan kau mau melahirkan pewaris untukku."
Akankah Icha menerima tawaran Alex? Dan bagaimana kehidupan Icha selanjutnya?
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan alur itu hanya kebetulan semata. Terimakasih dan Selamat Membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Berhasil
Icha merasa sangat bosan di kamar sendirian. Dia menatap kearah pintu seolah sedang menunggu kedatangan seseorang. Tapi dia hanya bisa menghela nafas karena tubuhnya tiba-tiba kembali bergetar.
"Ada apa denganku?" gumamnya. Dia ingin keluar dari kamar dan mencari keberadaan Alex, tapi jangankan berdiri, bergerak saja tubuh Icha terasa sakit. Apalagi bagian intimnya sangat perih. Bahkan rasanya lebih sakit di bandingkan saat pertama kali dia melakukannya.
"Aku ingin mandi. Badan ku lengket sekali. Tapi bagaimana caranya aku ke kamar mandi." lirih Icha. Dia mencoba menggerakkan tubuhnya tapi tiba-tiba dia di kagetkan dengan kedatangan Alex yang terlihat sangat marah. Pria itu melempar kunci mobil dan duduk di sofa.
Icha beringsut mundur dan menarik selimut menutupi tubuhnya. Melihat hal itu, Alex mendengus kesal.
Apa sebegitu menakutkannya dia, sampai-sampai Icha ketakutan seperti itu. Bahkan dia hanya duduk dan tidak melakukan apa-apa.
"Jika kau takut padaku, aku akan pergi dari sini." seru Alex. Dia juga tidak ingin menyiksa dirinya sendiri. Berada di dekat Icha membuat belalainya terus menegang. Dan sialnya dia tidak bisa menidurkannya dengan mudah. Bahkan dia sudah pergi ke bar untuk menuntaskan hasratnya. Tapi apa yang dia dapat? Tidak ada satupun wanita yang bisa membuat belalainya tertidur kembali. Bahkan Alex sama sekali tidak terangsang dengan godaan wanita-wanita di sana.
Alex menarik rambutnya frustasi karena belalainya kembali berdenyut dan itu sangat menyiksanya. Hal itu tidak lepas dari pandangan Icha. Dia memberanikan diri untuk bertanya pada Alex.
"Tu_tuan kenapa?" tanya nya terbata
"Kau tanya kenapa? Setelah kau membuatku marah karena kau melanggar perjanjian yang tercantum di surat kontrak, sekarang kau menyiksaku karena aku tidak bisa melakukan pelepasan. Apa begitu dendamnya dirimu padaku, hah?"
"A_apa maksud Tuan?"
Alex berdiri dan membuka celananya tanpa rasa malu memperlihatkan belalainya yang sudah berdiri kokoh. "Kau lihat!! Dia sudah seperti ini beberapa jam. Dan itu sangat menyiksa ku. Aku sudah pergi ke bar untuk menidurkannya tapi tidak ada yang bisa melakukannya."
Icha menelan ludahnya kasar. Dia bergidik melihat belalai Alex yang besar. Bahkan sepertinya itu lebih besar dari sebelumnya. Tapi mendengar Alex melampiaskan nya dengan wanita di bar, entah mengapa membuat hatinya tercubit. Dia seolah tidak rela.
"Sudahlah!! Percuma berbicara denganmu." Alex kembali menaikkan celananya. Dan mengambil kunci mobilnya. Dia akan pergi dan memberi Icha ruang untuk menenangkan diri
"Ka_kau mau kemana, Tuan?" tanya Icha
"Kau takut padaku, bukan? Aku akan memberimu waktu untuk memenangkan diri. Kau tenang saja, aku tidak akan melakukan itu jika kau tidak menginginkannya."
"Setidaknya sampai trauma mu hilang." batin Alex
"Ta_tapi tuan. Jika kau pergi, siapa yang akan membantuku disini? A_aku ingin mandi. Badanku lengket sekali. Tapi jangankan ke kamar mandi, untuk bergerak saja tubuhku sangat sakit." seru Icha polos. Dia tidak tahu jika apa yang baru saja ia katakan membuat Alex menyeringai dan merencanakan sesuatu untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
Alex duduk di tepi tempat tidur dan menaikan dagu Icha menggunakan jarinya. "Kau ingin mandi, hm?" Tanyanya lembut yang dijawab anggukan kecil oleh Icha.
"Baiklah, aku akan menyiapkan air untukmu." Alex mencium bibir Icha sekilas. Tidak ada penolakan dari wanita itu yang akhirnya membuat Alex melakukannya lagi. Hanya saja dia menambahkan sedikit ******* untuk ciuman kedua.
Setelahnya, Alex beranjak ke kamar mandi untuk menyiapkan air untuk Icha dengan bibir yang mengembang. Dia merasa jika rasa takut Icha sudah mulai berkurang. Dan hal itu membuatnya menyusun strategi yang akan dia lakukan agar mendapat pelepasan dengan bantuan Icha.
Air sudah siap. Alex keluar dari kamar mandi dan membantu Icha dengan menggendongnya ala bridal. Dia mendudukkan Icha di wastafel dan membantu wanita itu membuka pakaian.
"Tu_tuan mau apa?" Icha menahan tangan Alex yang berusaha membuka kancing bagian atas
"Aku akan membantumu mandi. Tenang saja, aku tidak akan melakukannya. Anggap saja ini sebagai permohonan maafku karena sudah kasar padamu."
"Ti_tidak perlu, Tuan. Saya bisa mandi sendiri." tolak Icha
"Apa kau malu, hm? Kita sudah melihat satu sama lain. Jadi kau tidak perlu malu."
Blush
Wajah Icha memerah bak kepiting rebus mendengar ucapan Alex. Memang mereka sudah melihat satu sama lain, tapi tetap saja, Icha malu jika mengatakan hal yang vulgar.
Kini Icha sudah polos tanpa sehelai benangpun. Alex menelan ludahnya berkali-kali melihat keindahan di depan matanya. Tapi dia harus menahannya karena tidak ingin membuat Icha kembali takut padanya. Bisa-bisa akan semakin lama dia berpuasa.
"Sabar boy, sebentar lagi kau akan bebas." batin Alex melihat bagian bawahnya yang menonjol. Dia menghela nafas panjang dan membantu Icha masuk ke bathtub. Dia juga melepas seluruh pakaiannya dan ikut masuk kedalam bathtub.
"Aku akan membantumu mandi. Jadi, menurut lah!!" Alex mengusap tubuh Icha menggunakan sabun. Dia menggosok pelan bagian depan dan belakang Icha.
Awalnya Icha biasa saja, tapi lama-lama dia merasa bagian bawahnya berdenyut karena Alex terus mengusap bagian sensitifnya.
"Tuan~
"Yes, Baby. Kau menginginkan sesuatu?" tanya Alex
"Ja_jangan seperti ini. Punyaku masih sakit." Icha sekuat tenaga menahan agar tidak mendesah. Dia menggigit bibir bawahnya merasakan getaran aneh di seluruh tubuhnya.
"Baiklah. Maafkan aku. Tapi bisakah kau membantuku menidurkan belalai ku?" pinta Alex. Biarlah dia tidak bisa memasukkan belalai nya ke tempat semestinya yang terpenting lahar yang mengendap segera keluar agar dirinya tidak tersiksa.
"Ta_tapi, bagaimana caranya?"
"Akan aku ajari." Alex menuntun tangan Icha kearah belalainya dan memintanya untuk memijatnya pelan. Hingga lama-lama pijatan Icha terasa semakin cepat dan kuat. Dan....
"Ah.."Alex mengeluarkan lahar nya. Dia merasa lega walaupun kurang puas, setidaknya dia tidak merasa sakit lagi.
"Thanks, babe." Alex mencium mesra bibir Icha dan menyelesaikan ritual mandi mereka.
moga c Alex bucin 🤔 biar ngk semena mena 🤦😠
kasian Icha ,🤦😒
nyimak...