Nara seorang gadis cantik terpaksa menikahi pria dengan gangguan mental demi melunasi hutang paman dan bibinya, akakah ia hidup bahagia dengan pernikahannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunga Alika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
TERPAKSA MENIKAHI PRIA DEPRESI
BAB 7
Nara pun membawa Rayan ke kamar mandi dengan perasaan tak menentu. Perasaannya campur aduk sekarang. Entah apa yang akan ia lakukan di dalam nanti. Memandikannya atau bagaimana nanti.
Setelah sampai di kamar mandi Nara langsung menyiapkan air hangat dan memasukan sabun dan juga wangi-wangian yang ada di sana. Entahlah Nara tidak tahu itu apa, karena di rumahnya dulu ia mandi hanya memakai sabun batangan berbentuk perahu dengan harga empat ribu saja. Mana mengerti ia botol-botol yang ada di sana untuk apa.
"Ayo Rayan masuk kesini... aku menunggu di luar ya" ucap Nara
"Buka " ucap Rayan
"Buka? buka baju maksudmu? "tanya Nara lagi dan Rayan pun mengangguk
"Oh Tuhan ujian apa lagi ini, dia memintaku membuka baju. Tubuhnya pasti sangat seksi aku tidak akan sanggup melihatnya "gumam Nara
"Buka... "pintanya lagi.
"Oke... oke baiklah, aku akan membuka bajumu" ucap Nara dan menghampiri Rayan untuk membuka pakaiannya. Dengan tangan bergetar Nara membuka kancing kemeja yang di pakai Rayan satu per satu hingga sedikit demi sedikit tubuh Rayan bagian depan mulai terlihat.
"Benarkan dugaanku, kalau dia ini seksi aahhhhh..aku meleleh, pemadangan indah ini jangan di sia-siakan. Oh tidak boleh Nara, nanti kau bisa khilaf" ucap Nara.
Melihat Nara yang dari tadi menggerutu Rayan tersenyum dan kemudian membelai pipi Nara. Mendapat perlakuan seperti itu tentu Nara suka. dan merasa tersentuh.
"Coba saja kau ini normal, pasti aku akan merasa menjadi perempuan yang paling beruntung" gumam Nara. Tidak mau terus berlarut Nara pun membuka pakaian Rayan .
"Emmm Rayan, celanamu buka sendiri saja ya" ucap Nara merasa tidak enak
"Buka... " pinta Rayan
"Kau saja yang buka ya, kalau aku yang membukanya aku takut nanti burungnya terbang" ucap Nara
"Burung.... " Rayan terlihat mengernyitkan keningnya
"I-iya burungmu, burung kutilang milikmu nanti akan terbang dan susah menangkapnya. Jadi buka celanamu sendiri ya. Aku.... aku akan menunggumu di luar" ucap Nara sambil berlari keluar kamar mandi.
Untung saja Rayan tidak mengikutinya keluar, jadi Nara bisa sedikit bernafas lega. Nara kemudian melangkahkan kakinya dan duduk di pinggir ranjang sambil mengatur nafasnya yang belum normal
"Untung saja aku tadi tidak melihat belalainya. bagaimana kalau sampi belalainya keluar tadi, aku pasti bisa pingsan karena shock" gumam Nara.
Ceklek
Terdengar suara pintu kamar di buka, Nara menoleh dan melihat ternyata nyonya Delia yang masuk .Nyonya Delia masuk ke kamar dan melangkahkan kakinya untuk mendekati Nara. Nyonya Delia tersenyum dan di balas dengan anggukan dan senyuman dari Nara.
"Kau sedang apa Nara...? mana Rayan? "tanya nyonya Delia sambil mengedarkan pandangannya di sana.
"Emmm, Rayan sedang mandi nyonya "jawab Nara
"Oh dia mandi sendiri?" tanya nyonya Delia
"I-iya nyonya " jawab Nara, nyonya Delia tersenyum melihat Nara yang masih merasa canggung dengannya.
"jangan panggil aku nyonya, panggil aku mamah Nara" ucapnya dan Nara pun mengangguk
"Nara boleh aku meminta sesuatu darimu?" tanya. nyonya Delia serius dan memegang tangan Nara dengan erat. Melihat mertuanya serius, Nara hanya mampu menganggukan kepalanya.
"Dengarkan aku Nara, aku mempercayakan putraku Rayan padamu, aku percaya kau bisa menjaganya" ucap nyonya Delia pada Nara, Nara hanya mampu mengangguk saja walau kini dalam pikirannya, bahwa yang harus menjaga itu suami bukan istri namun ini malah sebaliknya.
Nara mencoba berpikir lagi jika memang suaminya ini adalah pria setengah-setengah , jadi Nara harus memaklumi itu. Itu point yang penting Nara harus selalu ingat bahwa suaminya itu tidak normal.
"Baik mah Nara mengerti... "ucap Nara, kemudian nyonya Delia memberikan sesuatu seperti obat tapi Nara tidak tahu itu obat apa.
"Nara ini obat-obatan Rayan, pastikan ia meminum obat tepat waktu ya " nyonya Delia memberikan beberapa obat pada Nara.
"Dan ini obat untukmu... " ucap nyonya Delia sambil memberikan obat yang baru sekali ini Nara mellihatnya.
"I-ini obat apa mah? Nara kan sedang tidak sakit"tanya Nara. Nyonya Delia tersenyum
"Itu pil kontrasepsi Nara... "
"A-pa.... "Nara agak terkejut di beri pil kontrasepsi oleh mertuanya.
"Maaf bukan kami tidak ingin memiliki cucu, aku sangat ingin memilik cucu dari Rayan putraku, tapi kau tahu sendiri jika Rayan kondisinya sedang tidak memungkinkan untuk mempunyai anak. Kau mengerti kan Nara "ucap nyonya Delia, namun Nara hanya diam saja. Nyonya Delia merasa tidak enak pada Nara. Takut jika menantunya itu salah paham padanya. Tapi nyonya Delia memberi saran itu untuk kebaikan semua.
Namun sebenarnya yang di pikirkan Nara adalah proses pembuatan anak sekarang.
"Jadi Rayan ngerti caranya kikuk-kikuk, oh astaga jadi malam ini aku akan main kuda-kudaan dengan Rayan? aku belum siap melihat belalai terbang milik Rayan, eh tunggu belalai terbang?"
Nara terus bermonolog dalam hatinya.
*
*
*
Minta dukungan buat Rayan & Nara ya 😚😚
Senin waktunya vote ya....