Guru killer, yang ada dibenak semua orang pasti seorang guru yang galak dan suka menghukum siswanya bukan?
Begitu pula yang dialami oleh Evangeline Dorius (18 tahun) yang sangat tidak menyukai seorang guru killer karena selalu menyulitkannya atau memberinya tugas yang banyak.
Namun, apa jadinya jika guru killer itu jatuh cinta kepada dirinya? Bagaimana reaksi Eva terhadap pernyataan cinta Pak Theo?
Ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NKS Iravati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 - Hukuman Yang Pantas
Masih di ruangan Pak Theo
"Saya tidak masalah tersakiti asalkan Mama saya bahagia itu sudah cukup!" Ucap Eva penuh penekanan.
Pak Theo pun mengangguk. "Saya mengerti, saya akan membantumu untuk menghukum mereka." Ujarnya.
"Apakah mereka benar-benar akan dihukum? Saya yakin walaupun mereka dihukum, pasti mereka hanya akan mendapatkan hukuman yang ringan. Pada dasarnya mereka adalah orang yang memiliki kekuasaan dan uang. Mereka bisa melakukan segalanya bahkan meringankan hukuman dengan koneksi maupun uang, sedangkan kami rakyat biasa hanya bisa diam dan tunduk!"
"Lalu jika Indah san Siska memang benar-benar dihukum apa akan berdampak signifikan terhadap para korban? Tentu saja tidak, mungkin para korban bully akan senang sesaat tapi bagaimana dengan luka fisik dan mental yang mereka alami? Oke, lupakan soal luka fisik karena luka tersebut bisa disembuhkan. Bagaimana dengan luka mental? Bahkan beberapa korban bully mereka masih mengalami PTSD!" Lanjut Eva lagi dengan menggebu-gebu.
PTSD (post-traumatic stress disorder) atau gangguan stres pascatrauma adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang bersifat traumatis atau sangat tidak menyenangkan.
PTSD bisa muncul setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa yang menakutkan atau mengancam nyawa. Belum diketahui secara pasti mengapa peristiwa tersebut menyebabkan PTSD pada sebagian orang. Namun, ada dugaan bahwa penyebabnya adalah kombinasi dari sejumlah kondisi berikut: Pengalaman yang tidak menyenangkan, Riwayat gangguan mental pada keluarga, dan Kepribadian bawaan yang temperamen.
Beberapa gejala yang menunjukkan seseorang mengalami PTSD adalah:
Ingatan pada peristiwa traumatis
Kecenderungan untuk mengelak
Pemikiran dan perasaan negatif
Perubahan perilaku dan emosi
(Source: Google)
Pak Theo hanya diam setelah mendengar unek-unek yang dikeluarkan oleh siswinya tersebut. "Saya tidak tahu pasti seberapa besar mereka melakukan aksi bully selama ini dan berapa jumlah korbannya. Namun, saya berjanji akan membuat mereka merasakan hukuman yang pantas mereka dapatkan." Ucap pak Theo meyakinkan Eva.
Sementara Eva menatap pak Theo, seakan mencari titik kebohongan yang mungkin terpancar di matanya atau getaran suara yang dikeluarkan olehnya. Nihil, Eva sama sekali tidak menemukan kebohongan.
Pak Theo tiba-tiba bangkit setelah mengatakan hal itu, lalu menuju ke arah mejanya. Mengambil bungkusan yang didalamnya terdapat sebuah kotak. Lalu kembali lagi ke tempatnya duduk tadi.
"Makanlah, saya tahu kamu belum makan. Sebentar lagi jam pelajaran berikutnya dimulai." Ucap Pak Theo yang seperti biasa selalu datar.
Pak Theo mengeluarkan lalu membuka kotak tersebut. Lalu menuangkan air yang berada di meja tersebut ke dalam gelas.
Eva hanya berkedip melihat perlakuan guru killer itu kepadanya. Mungkin bagi orang lain yang melihatnya, maka akan menyebutnya romantis. Namun, itu tidak berlaku bagi Eva, menurutnya kelakuan Pak Theo pada saat ini terlihat aneh.
"Kenapa bengong? Ayo makan!" Ucap Pak Theo yang membuat Eva terkejut karena sedari tadi dirinya melamun.
"Ba-bapak juga ikut makan?" Tanya Eva yang melihat Pak Theo mengambil kotak makan yang lainnya.
"Tentu saja! Saya dari pagi belum sarapan." Sahutnya.
Mereka pun makan dalam keheningan namun, pikiran mereka jelas tidak diam. Eva merasa canggung makan berdua bersama dengan guru killer tampan itu.
Sementara Pak Theo sedari tadi tak lepas memandang Eva. Satu sudut di bibir terangkat sedikit.
Setelah beberapa menit, mereka pun sudah selesai makan. Eva pun bergegas berpamitan kepada Pak Theo karena bel masuk kelas sudah berbunyi.
"Pyaari." Gumam Pak Theo tatkala Eva sudah meninggalkan ruangannya.
Bersambung……
{Kalo aku gak up ya berarti nonton anime, Drakor atau film India😌}
Tahun baru mau maraton nonton anime 😌