Bagaimana jadinya jika seorang siswi dijodohkan dengan gurunya sendiri.
Faradilla Angelica, siswi kelas 12 yang terkenal dengan prestasinya keluar masuk ke ruang BK, bukan karena dia sering bolos atau yang lainnya, melainkan karena dia sering kepergok berpacaran di area sekolah dengan Arsyad.
Orang tuanya merasa geram, hingga mereka menjodohkan Fara dengan Aslan, guru baru di sekolahnya.
Fara jelas tidak terima dengan perjodohan itu. Dia sampai rela kabur dengan Arsyad demi menolak perjodohan itu.
Lalu bagaimana jika akhirnya Fara dan Aslan dinikahkan? Apakah akhirnya Fara bisa mencintai Aslan, sosok guru yang sangat galak itu?
"Dasar Pak Singa!" begitulah Fara menyebutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Fara sampai di sekolah setelah turun dari mobil Aslan beberapa meter sebelum sekolah. Meskipun dia merasa lelah tapi dia tetap harus masuk sekolah karena ujian kelulusan itu semakin dekat. Bahkan mulai minggu depan sudah diadakan kelas tambahan untuk mempersiapkan UNBK.
"Fara, kirain gak masuk."
Setelah Fara masuk ke dalam kelas, dia langsung disambut oleh Ayla dan kedua temannya.
"Gimana keadaan Ayah lo? Udah pulang dari rumah sakit?" tanya Ayla.
"Belum masih pemulihan."
"Kita ikut prihatin dengan kejadian ini. Semoga Ayah lo lekas sembuh." kata Lili. Kemarin mereka memang sempat mengobrol lewat chat.
Fara menganggukkan kepalanya. "Iya, makasih ya..."
Ayla kini berbisik-bisik dengan Fara. "Far, lo udah ngapain aja di villa sama Bang Arsyad? Dari kemarin gue penasaran gak lo jawab."
Fara tersenyum kecil, mengobrol dengan Arsyad semalaman lalu tidur dalam pelukannya, tentu saja takkan bisa terlupakan.
"Jangan bilang lo udah..."
"Sttt, jangan ngeres dulu." Fara memotong perkataan Ayla. "Kita gak ngapa-ngapain selain ngobrol."
"Yang bener?" goda Ayla. "Di sana kan dingin banget. Buktinya aja Paman Rasya sampai marah banget. Motor juga disita. Duh, heboh deh pokoknya kemarin. Sampai Ayah dan Bunda ikutan wanti-wanti gue biar gak kabur-kaburan juga. Ih, padahal kalau gue diajak kabur Pak Aslan sih gue berserah diri."
Fara mengerutkan dahinya. Perkataan Ayla sudah kemana-mana. "Ya, kita di sana cuma tidur aja." kata Fara.
"Idih, tidurnya pakai gaya apa?"
Fara hanya tersenyum. Memang posisinya dan Arsyad saat itu membuat orang salah paham saat melihatnya.
Beberapa saat kemudian Arsyad datang dan berhenti di dekat meja Fara. Dia bungkukkan tubuhnya dan menatap wajah Fara. "Nanti sepulang sekolah kita bicara soal kemarin ya."
Fara menggelengkan kepalanya. "Aku gak bisa, aku harus langsung ke rumah sakit."
"Waktu istirahat saja." Arsyad mendekatkan dirinya di telinga Fara untuk membisikkan sesuatu. "Aku tunggu di dekat gudang."
Fara mengangguk pelan sambil tersenyum.
Setelah itu Arsyad berlalu.
Ada rasa bersalah terselip di hatinya. Mulai nanti malam statusnya akan berubah. Dia seperti membohongi dirinya sendiri dan semua orang, terutama Arsyad.
...***...
Saat istirahat, sesuai janjinya dengan Arsyad, Fara berjalan menuju gudang sekolah. Di tempat itu memang sepi pasti tidak ada yang menganggu mereka mengobrol.
Fara mau kemana?
Ada seseorang yang diam-diam mengintai Fara. Dia mengikutinya dan begitu ingin tahu apa yang akan dilakukan Fara.
Dia bersembunyi sambil menatap Fara yang kini duduk berdua dengan Arsyad.
"Far." Arsyad menggenggam tangan Fara. "Kita masih tetap pacaran kan?"
Fara menganggukkan kepalanya. "Iya, kita gak akan putus."
Arsyad terdiam beberapa saat. "Soal Pak Aslan?"
Fara kini mencari jawaban yang tepat. Dia memang tidak bisa mengelak pertanyaan Arsyad tapi setidaknya dia bisa menutupi tentang pernikahan itu.
"Iya, Pak Aslan yang dijodohkan sama aku. Tapi aku gak mau."
Raut wajah Arsyad seketika menegang. Ada rasa tidak rela saat mengetahui bahwa Pak Aslan lah yang dijodohkan dengan Fara. "Kenapa harus Pak Aslan? Aku gak akan rela."
Fara menggeleng pelan. "Aku juga gak mau."
"Oke, selama kamu belum terikat hubungan resmi, aku akan terus berusaha perjuangkan kamu." Arsyad mengusap pipi Fara sambil menatapnya.
Hati Fara semakin kelu. Malam ini dia jelas akan dimiliki Pak Aslan secara sah, itu berarti hari-hari selanjutnya dia akan terus berbohong.
Arsyad memegang dagu Fara agar mendongak dan menatapnya. Dia semakin mendekatkan wajahnya.
"Mau ngapain kalian!" tiba-tiba Aslan muncul dari persembunyiannya.
Arsyad dan Fara tak saling menjauh, mereka hanya menatap Aslan yang berjalan mendekat.
Arsyad dan Aslan kini saling bertatap tajam.
"Pak Aslan mau menghukum kita lagi? Atau mau panggil orang tua saya lagi?" Arsyad kini berdiri. Jiwa mudanya bergejolak. Dia kini seolah ingin menantang Aslan. "Sekarang saya mengerti apa alasan Bapak selalu mencampuri urusan saya dan Fara, karena Bapak punya perasaan sama Fara kan."
Aslan semakin mengeraskan rahangnya. Berani sekali Arsyad berbicara seperti itu padanya. "Tahu apa kamu soal saya? Lebih baik kamu jauhi Fara karena kamu hanya memberi pengaruh buruk pada Fara."
Arsyad hanya menyunggingkan sebelah bibirnya. "Saya tidak akan melepaskan Fara begitu saja. Meskipun Pak Aslan adalah orang yang dijodohkan dengan Fara, saya tidak akan menyerah! Karena saya tahu, Fara hanya mencintai saya." Arsyad meraih tangan Fara dan mengajaknya pergi dari tempat itu.
Aslan hanya mengepalkan kedua tangannya. Baru kali ini dia merasa ditantang oleh bocah SMA.
"Kita lihat saja mana yang akan bertahan, pacar atau suami."
Aslan berdecak lalu dia berjalan menuju ruang guru untuk mengambil buku-bukunya karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.
Tapi ada sebuah panggilan masuk dari Ari, assistant pribadinya saat di kantor.
"Iya, ada apa?" tanya Aslan setelah mengangkat panggilan itu.
"Pak, kita butuh pas foto dengan background biru milik Pak Aslan dan Fara."
"Apa gak bisa diedit aja fotonya? Pulang sekolah masih jam 3 nanti."
"KUA hampir tutup kalau jam 3, kalau bisa sekarang Pak Aslan dan Fara langsung ke KUA buat foto sekalian ada beberapa dokumen yang harus ditanda tangani."
Aslan menghela napas panjang. "Ya sudah, aku cari cara dulu biar Fara bisa pulang." setelah itu Aslan mematikan ponselnya. Dia berpikir sejenak lalu menyuruh Bu Lusi untuk memnggil Fara dengan alasan disuruh pulang oleh Ayahnya
Aslan mengemasi barangnya lalu dia keluar dari kantor guru setelah berpesan pada guru penggantinya agar memberikan tugas di kelasnya.
Dia menunggu Fara di dalam mobil yang sudah dia jalankan sampai depan gerbang.
Terlihat Fara berlari sambil membawa tasnya dengan tergesa.
Aslan turun dari mobilnya agar Fara tahu keberadaannya. Tapi dia terkejut karena wajah Fata sudah berurai air mata.
"Ayah kenapa?" tanya Fara dengan panik sambil menarik-narik blazer Aslan.
Aslan bingung dengan kekhawatiran Fara itu. "Ayah kamu gak papa."
"Terus kenapa saya disuruh pulang sama Ayah?"
Aslan terdiam. Sebenarnya dia ingin tertawa tapi takut Fara justru marah padanya. Ingin jujur tapi pasti Fara akan marah dan kembali lagi ke kelasnya.
"Ya, Ayah cuma titip pesan itu. Ayo, aku antar. Kamu pulang dulu, ganti baju di rumah." kata Aslan sambil membukakan pintu untuk Fara.
"Ke rumah sakit pakai seragam juga gak papa, gak akan diusir." kata Fara sambil masuk ke dalam mobil Aslan.
"Soalnya nanti sekalian sampai malam."
Fara tak menjawab, dia hanya menekuk wajahnya sambil cemberut.
Sebenarnya Aslan sedari tadi sudah menahan tawanya. Tapi dia juga harus bersiap menebalkan telinganya, pasti Fara akan mendumel tak karuan ketika tahu ternyata dia diajak ke KUA.
***
Like dan komen ya...
sayang ama papa aslan