Kisah cinta antara Kharisma dan Soni putus karena orang ketiga yang tak lain adalah kakak Kharisma sendiri yang membuat hubungan Kharis dan Soni putus.
Setelah putus dari Soni.
Raihan mendekati Kharis hanya untuk mendapatkan Karina yang tak lain kakak keponakan Kharis sendiri.
Kharis yang kecewa dan patah hati memilih pergi dari kehidupan semua orang, kesedihan Kharis tak hanya tentang percintaan tapi dia juga di diagnosa kanker otak. Tak ada yang tau tentang penyakit hanya dia dan dokter nya saja.
Kharis memilih pergi menjauh dari semua orang. Hingga dia di pertemuan bertemu kembali dengan sang mantan yang memang masih belum bisa melupakan cinta pertama nya.
Soni pergi karena kecewa saat tau orang yang dia cintai sudah mengkhianati nya dan lebih percaya dengan semua ucapan kakak Kharis dari pada ucapan Kharis.
Akan kah benih cinta itu tumbuh kembali. Atau mereka berdua bagaikan orang asing yang tak saling mengenal.
yuk baca kisah nya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Di tempat Sintia saat hujan turun dengan deras motor yang dia kendarai mogok karena terkena banjir.
"Busettt dahhh! Kenapa harus banjir sih ini jalanan kan jadi mogok motor saya. mana hujan lagi." ucap Sintia seorang diri.
Saat dia sedang berhenti sebuah mobil melaju dengan sedang tapi air nya masih mengenai jas hujan dan wajah Sintia.
Byurrrr!
"Astagaaaa woiii berenti." Teriak Sintia.
Melihat seorang terkena cipratan air dari ban mobil nya dia pun menghentikan laju mobil nya. Sintia yang melihat mobil tersebut berhenti langsung mengambil batu jika pemilik tak mau meminta maaf.
tok tok
"Turun loh! gak liat apa ada orang yang kesusahan karena motornya mogok di tambah hujan dan luh dengan enaknya cipratan saya air lagi. turun gak luh." ucap Sintia dengan batu di tangan nya.
Pria yang ada di dalam mobil menurun kan kaca mobil nya tanpa mau keluar karena hujan sangat deras.
"Ada apa mbak? saya gak sengaja. lagian kamu sudah tau hujan dan ada banjir kenapa berhenti di pinggir jalan. bukan salah saya kan." ucap nya.
Sintia yang sudah kedinginan menjadi kesal mendengar ocehan orang tersebut dan langsung menarik kemeja pria tersebut.
"Kamu nyalahin saya enak saja. apa kamu gak mikir saya ini kesusahan motor saya mogok. Bukan jadi pria bantuin malah kamu nyalahin saya." kesal Sintia.
Faris yang kemeja nya di tarik oleh Sintia menjadi kesal, karena ini pertama kali dia di perlakukan tak sopan oleh orang.
"Kamu tau siapa saya?" tanya Faris.
"Gak saya gak mau tau siapa kamu, yang saya mau kamu turun tanggung jawab karena kamu sudah membasahi wajah saya dengan air kotor." ucap Sintia.
Faris langsung memberikan botol air yang berisi air minum untuk Sintia mencuci muka.
"Ini ambil dan cuci muka kamu. jika kurang ini ambil uang ini dan beli air yang banyak untuk kamu cuci muka." ucap Faris dengan melempar uang tersebut lalu menutup kaca mobil nya.
Sinta yang merasa kesal langsung mengetuk kaca mobil tersebut, sedangkan Faris melajukan mobil nya menuju kearah rumah nya teman anak sang ibu.
"Awas saja kalau ketemu saya lempar balik uang ini kemuka dia. Dia pikir saya pengemis apa." kesal Sintia.
Dalam hujan dia mendorong motornya menuju kearah bengkel agar dia bisa pulang. satu jam Sintia menunggu baru bisa motornya menyala dan dia langsung pulang karena sang ibu sudah menghubunginya.
******
Sedangkan di tempat Kharis dia melihat Soni yang sudah menggigil karena kedinginan menarik nafas dan memilih mengalah dia tak ingin di salahkan jika terjadi sesuatu terhadap Soni.
Kharis keluar dari kamar mengambil payung agar dia bisa mengajak Soni untuk masuk kedalam.
Soni yang terduduk merasa air hujan berhenti membasahi diri nya merasa heran dan langsung melihat bayangan seseorang sedang memayungi nya. Soni berdiri dan menatap Kharis.
"Masuk lah! Saya gak mau kamu sakit." ucap Kharis.
Soni hanya menatap saja dan langsung memeluk tubuh Kharis yang semakin kurus. Air mata Kharis jatuh saat Soni memeluknya, jantung nya berdebar saat dia mendapatkan pelukan dari orang yang tulus.
"Maafin saya Kha! Saya beri saya satu kesempatan untuk bisa bersama dengan mu. saya akan buktikan jika kamu pantas untuk saya." ucap Soni dengan suara yang bergetar.
"Masuk lah saya akan buat kan kamu teh hangat agar kamu tidak masuk angin." ucap Kharis.
"Saya gak akan masuk sebelum kamu mau menerima saya lagi."
"Saya gak berani memberi kamu harapan Soni. saya sudah maafin kamu. Tentang hubungan kita berteman saja dulu. sampai kamu akan menemukan jawaban apa alasan saya tak bisa bersama dengan mu."
"Apapun alasan kamu menolak saya. saya gak perduli Kha. saya hanya ini menikah dengan mantan saya yang pernah saya sakiti." ucap Soni.
Kharis mengajak Soni masuk dan memberikan Soni handuk baru. Agar Soni bisa mengeringkan rambut nya yang basah.
"Duduk lah dekat perapian itu agar baju mu bisa kering." ucap Kharis.
Bik Tuti membawakan dua gelas teh hangat untuk majikan nya dan juga tamu majikan nya.
Soni hanya menatap saja Kharis dia merasa heran melihat wajah Kharis yang terlihat sedikit pucat.
"Kamu sakit Kha?" tanya Soni.
"Tidak! Mungkin karena cuaca dingin saja jadi terlihat pucat. Oh Iya setelah hujan redah kamu bisa pulang." ucap Kharis.
Soni tau jika Kharis masih belum bisa menerima dirinya. Tapi setidaknya Kharis mau memaafkan semua kesalahannya.
******
Di rumah Sintia saat dia sampai hujan sudah redah dan dia melihat ada dua mobil asing terparkir di depan rumah nya. Dia melihat satu mobil yang tak asing dia lihat mengerutkan dahi. Sintia melipat jas hujan nya dan pergi masuk kedalam rumah.
Saat di dalam dia melihat sang ibu duduk bersama dengan sepasang suami istri dan seorang pemuda yang hanya menunduk saja. Sintia yang penasaran langsung mendekat kearah semua orang.
"Kenal kan jeng Risti ini putri ku nama nya Sintia! Sayang sini ini teman mama dan ini putranya." ucap Ibu Sintia.
Sintia hanya tersenyum melihat kearah teman dari ibu nya.
"Wah putri mu cantik Pit! Oh iya ya sayang ini putra tante dia baru pulang dari tugas nya nama nya Faris." ucap Risti.
Saat Faris dan Sintia saling menatap mereka terkejut saat tau siapa yang ada di hadapan mereka. Mata Sintia membulat saat tau pria yang tadi membuatnya kesal ada di hadapan nya.
"KAMU! " ucap mereka berdua.
Mendengar ucapan kedua anak mereka Risti dan Fitri saling tatap mereka berdua merasa heran.
"Kalian saling kenal?" tanya ibu mereka masing - masing.
"Gak!" ucap keduanya.
"Dia cewek yang Faris bilang tadi mah. pah." ucap Faris.
Sintia langsung menatap kearah Faris yang menurut nya begitu sombong dan menyebalkan.
"Dia yang bikin wajah Sintia kotor karena air di jalanan mah, saat motor Sintia mogok tadi." kesal Sintia.
"Wajah bearti kalian jodoh sayang! Sudah ganti baju mu dan temani nak Faris ngobrol." ucap sang ibu.
Mendengar ucapan ibu nya Sintia menatap Faris dengan tatapan kesal dan pergi masuk kedalam. Tak lama Sintia keluar dari kamar dengan pakaian yang berbeda.
"Faris sana pergi ngobrol dengan Sintia di luar siapa tau kalian cocok." ucap sang ayah Herman.
Sinta mengajak Faris keluar karena dia ingin mengembalikan uang yang di berikan oleh Faris tadi saat di jalan.
"Ambil ini, karena saya bukan pengemis! Dengar ya jangan mimpi saya bisa suka sama kamu walau mama bilang kita jodoh." kesal Sintia.
Kharis melempar uang itu kearah dada Faris dan Faris hanya menatap saja uang tersebut yang berserakan di tanah.
"Hei gadis sombong! Kamu pikir, kamu tipe saya. Mimpi saja kamu itu bukan selera saya. selera saya jauh lebih cantik dan manis. saya mau ngobrol sama kamu hanya menghormati keinginan kedua orang tua saya jadi jangan berharap lebih." ucap Faris.
"Kamu pikir saya suka sama cowok kayak kamu, amit - amit dah." kesal Sintia dengan mendekap kedua tangan nya.
Setelah mereka berdua berdebat karena saling tak suka. Di dalam kedua orang tua Faris ingin menjadi kan Sintia menantu mereka dan itu sudah menjadi keputusan kedua orang tua mereka.
"Bagaimana Fit apa kamu keberatan dengan perjodohan ini?" tanya ibu nya Faris.
"Saya sih gak keberatan Risti malah saya. senang jika mereka berjodoh Sintia akan ada yang jaga." ucap Ibu Sintia.
Setelah memutuskan semua nya kedua orang tua Faris pulang, Faris yang ingin menolak tak dapat menolak karena desakan oleh ke dua orang tuanya. Dia akan menolak dan mengatakan semua jika dia mencintai gadis lain.
Sedangkan Sintia terang - terangan menolak perjodohan tersebut ke sang ibu, tapi keputusan ibu Sintia tak bisa di ubah lagi.
"Sintia gak mau di jodoh kan mah! Sintia bisa cari sendiri." tolak Sintia.
"Kapan kamu akan mencari pendamping. Kamu hanya sibuk di butik terus. Ingat Sintia usia kamu sudah 23 tahun sudah pantas jika kamu menikah. Mama gak mau tau kamu harus mau menikah dengan Faris titik gak ada penolakan lagi." ucap sang ibu langsung pergi meninggalkan Sintia yang terdiam di ruang tamu.
Sedangkan dirumah Faris setelah sampai dia langsung mengutarakan penolakan nya terhadap apa yang di inginkan oleh kedua orang tuanya.
"Faris gak mau di jodohkan pah?"
Mendengar ucapan penolakan putranya membuat sang ayah Herman kesal dan menatap tajam kearah putra nya.
"Kamu gak bisa menolak Faris! Sintia gadis yang baik dia anak dari teman mama dan papa." ucap sang ayah.
"Tapi Faris mencintai gadis lain pah! Faris ingin menikah dengan gadis pilihan Faris sendiri." tolak Faris.
"Dengar Faris papa mohon nak! Jangan menolak penuhi keinginan kedua orang tua mu. Kami tak pernah meminta apa pun dari kamu, Kami hanya ingin yang terbaik untuk kamu." ucap sang ayah.
Faris terdiam saat mendengar ucapan sang ayah Dia terpaksa menerima keinginan kedua orang tuanya untuk menikah dengan gadis pilihan kedua orang tuanya dan mengubur cinta nya terhadap gadis yang ingin dia cari saat dia sudah sampai di tanah air.
******
Di rumah Kharis saat hujan sudah redah Soni pamit pulang. Kharis hanya menatap saja kepergian Soni. Soni pulang dengan hati yang senang. Senang karena kharis mau memberi dia kesempatan untuk dekat dengan dirinya.
Saat sampai di rumah dia melihat Raihan dan Karin ada di ruang tamu. Tapi yang membuat Soni menghentikan langkahnya adalah kedatangan orang yang tak dia kenal tapi dia mengenal gadis yang duduk di dekat sang ibu.
"Nah itu Soni sudah pulang." ucap Raihan dengan memeluk sang adik.
Karin menatap Soni dengan tatapan bahagia saat melihat kedatangan Soni.
"Ada apa?" Tanya Soni kearah kedua orang tuanya.
"Ini loh Son yang papa bilang anak teman rekan bisnis papa. Mereka datang untuk melamar kamu menjadi suami dari putrinya." ucap sang ayah.
Mendengar ucapan sang ayah membuat Soni kesal dia dengan tegas langsung menolak perjodohan tersebut.
"Maaf om tante saya menolak perjodohan tersebut. Karena Nindya tau saya tidak mencintai nya dan saya tidak bisa menikah dengan orang yang tidak saya cintai." tolak Soni.
Mendengar penolakan dari Soni membuat Karin bahagia itu artinya dia masih bisa mendekati Soni kembali. Walau dia tau dia akan menikah dengan Raihan dalam hitungan hari.
Sedangkan Nindya merasa tak terima dengan penolakan dari Soni. Sedang kan ayah Nindya langsung mengancam ayah Soni untuk menarik semua saham nya di perusahaan keluarga Pratama.
"Dengar Tuan Pratama jika putra mu menolak saya pastikan perusahaan anda akan mengalami kebangkrutan." Ancam ayah nindya.
Mendengar ancaman ayah Nindya membuat ayah Soni menatap kearah Soni yang pergi begitu saja setelah dia menolak perjodohan dengan putri rekan bisnisnya.
"Saya janji Soni akan menerima Nindya jadi istrinya. Beri saya waktu satu minggu." ucap ayah Soni.
Mendengar permintaan ayah Soni, ayah Nindya menyetujui memberi waktu 1 minggu untuk membujuk Soni agar mau menerima pernikahan dengan Nindya.
Sedangkan ibu Soni sudah terlanjur menyukai Nindya dan berencana untuk mendekatkan Nindya dengan putra nya bagaimana pun caranya.
Tapi tetep salah kalo ngajakin Kharis nikah lari, mending berjuang dapetin restu orang tua dulu Son