Cerita ini mengisahkan tentang diri seorang pendekar muda bernama Lin Tian. Seorang pendekar pengawal pribadi Nona muda keluarga Zhang yang sangat setia.
Kisah ini bermula dari hancurnya keluarga Zhang yang disebabkan oleh serbuan para pendekar hitam. Saat itu, Lin Tian yang masih berumur sembilan tahun hanya mampu melarikan diri bersama Nona mudanya.
Akan tetapi sepertinya keberuntungan sedang tidak berpihak kepada pemuda itu. Lin Tian terpaksa harus berpisah dengan sang Nona muda demi menyelamatkan nyawa gadis tersebut.
Dari sinilah petualangan Lin Tian dimulai. Petualangan untuk mencari sang Nona muda sekaligus bertemu dengan orang-orang baru yang sebagian akan menjadi sekutu dan sebagian menjadi musuh.
Kisah seorang pengawal keluarga Zhang untuk mengangkat kembali kehormatan keluarga yang telah jatuh.
Inilah Lin Tian, seorang sakti kelahiran daerah Utara yang kelak akan menggegerkan dunia persil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adidan Ari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Permasalahan Keluarga Xiao
"Tenanglah istriku." Ucap Xiao Li menenangkan istrinya.
"Huf...maafkan aku."
Lin Tian tentu saja terkejut melihat Xiao Mei yang tiba-tiba membentak. Dirinya menjadi merasa tidak enak telah menanyakan hal tersebut. Tapi mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur, dia tidak bisa menarik ucapannya kembali.
"Maafkan istriku Lin Tian. Tetapi benar kata Mei'er barusan, bagaimana kau bisa tau tentang kabar itu Lin Tian." Tanya Xiao Li dengan menampilkan raut wajah yang sulit diartikan.
"Maafkan aku juga yang telah berlancang mulut Tuan. Saya tidak sengaja mendengar kabar tersebut dari warga sekitar tadi."
Setelah Lin Tian menjawab pertanyaan Xiao Li, keadaan di ruang makan itu menjadi hening. Hal ini tentu saja membuat Lin Tian merasa canggung dan jengah, ia merasa bersalah telah menanyakan hal itu kepada Xiao Li.
Setelah beberapa menit terjebak dalam kecanggungan, akhirnya Xiao Li membuka suaranya, "Hah...Mei'er, sepertinya masalah itu sudah tidak bisa kita sembunyikan lagi."
Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Xiao Mei, begitu juga dengan para putrinya. Mereka hanya menundukkan muka sambil memasang ekspresi sedih. Lin Tian tambah bingung melihat semua ini, sebenarnya ada apa dengan keluarga Xiao dan Hu ini? Begitulah pikirnya.
"Lin Tian, jujur saja sebenarnya ini adalah masalah internal keluarga kami dan bersifat rahasia. Tetapi jika kau bisa mengetahuinya dari warga sekitar, itu artinya masalah ini sudah tersebar dan bukan menjadi rahasia lagi." Xiao Li berkata dengan lemah, kemudian ia menghela nafas setelah menyelesaikan ucapannya.
"Mungkin tidak apa-apa jika kau mengetahuinya." Lanjutnya.
"Mohon maaf Tuan, jika memang bersifat rahasia, lebih baik saya tidak tahu-menahu soal permasalahan ini."
"Tak apa Lin Tian, sudah kukatakan tadi jika ini bukan rahasia lagi dan memang sudah tidak bisa disembunyikan lagi."
Tanpa menunggu balasan dari Lin Tian, Xiao Li kemudian menceritakan soal permasalahan keluarganya dan keluarga Hu. Dia berkata jika dirinya akan bergabung dengan keluarga Hu bukanlah tanpa alasan.
"Semua ini adalah salahku..." Xiao Li berkata sambil menengadahkan kepalanya menatap langit-langit ruangan.
Dia bilang semenjak dahulu ketujuh keluarga penguasa selalu hidup berdampingan dan saling menghormati satu sama lain. Hingga tiga bulan lalu ketika pemimpin keluarga Hu yang tiba-tiba meninggal secara misterius, kemudian digantikan oleh adiknya yang bernama Hu Kai. Tentu saja hal ini membuat seluruh kekaisaran Chu menjadi gempar, pasalnya pemimpin sebelumnya sudah memiliki seorang anak yang sudah cukup umur untuk menjadi pemimpin, tetapi ternyata yang menggantikan posisinya adalah adik kandungnya.
Akan tetapi keluarga lain bahkan kaisar sendiri tidak mau ikut campur dalam permasalahan tersebut, mereka berpikir bahwa itu merupakan masalah pribadi keluarga Hu dan sudah menjadi hak bagi keluarga Hu untuk memilih pemimpinnya.
"Namun disitulah letak kesalahan kami, andai saja waktu itu kami mampu memberi teguran kepada keluarga Hu, mungkin semuanya tidak jadi berantakan seperti sekarang ini." Ucap Xiao Li dengan nada yang semakin lemah dan sedih.
Kemudian pria itu melanjutkan ceritanya. Tepat ketika tiga bulan sesudah Hu Kai memimpin keluarga Hu, ada kabar yang beredar bahwa anak dari pemimpin sebelumnya bergabung dangan aliansi golongan hitam yang akhir-akhir ini meresahkan warga. Setelah mendengar kabar itu, langsung saja keenam keluarga lain mengirim perwakilannya masing-masing menuju ke keluarga Hu untuk mengonfirmasi kebenaran berita tersebut.
Tetapi tentu saja Hu Kai menyangkal keras berita itu, dia mengatakan bahwa anak kandung pemimpin sebelumnya adalah seorang yang berbudi baik. Namun mereka semua tidak percaya dan diam-diam mengawasi keluarga Hu dari jauh.
Hingga tujuh hari kemudian, keluarga Hu memanggil keenam keluarga lain untuk mengadakan pertemuan. Pertemuan yang membuat keenam keluarga terkejut setengah mati, pasalnya dalam pertemuan itu Hu Kai mengatakan jika dirinya melihat langsung anak pemimpin sebelumnya sedang melakukan hubungan gelap dengan seorang wanita cantik di hutan belakang keluarga Hu.
Dan yang jadi masalah yaitu wanita cantik itu adalah salah satu dari pendekar golongan hitam yang berjuluk 'Si Cantik Setan Kembar'. Mereka merupakan dua orang perempuan kembar yang menjadi anggota Pilar Neraka.
Lalu dalam pertemuan itu Hu Kai mengatakan ketika dirinya memergoki mereka berdua, si wanita itu terkejut dan langsung kabur sedangkan anak dari pemimpin sebelumnya malah mengejarnya dan hendak membunuhnya. Tentu saja untuk membela diri, Hu Kai melakukan perlawanan hingga akhirnya anak pemimpin itu tewas ditangannya.
Jadi intinya, dalam pertemuan itu Hu Kai ingin menyampaikan permohonan maaf kepada keenam keluarga lain, dan sebagai kompensasi, keluarga Hu memberikan sejumlah emas dan perhiasan yang cukup banyak untuk mereka.
"Bukankah keluarga Hu sudah melakukan tindakan yang benar? Mereka mengakui kesalahan dan memberikan kompensasi atas kesalahan tersebut. Kupikir tidak ada masalah dengan itu?"
"Memang benar, tapi semua itu baru saja dimulai."
Xiao Li melanjutkan ceritanya. Setelah keenam keluarga kembali dari pertemuan itu, secara aneh semua perwakilan keluarga diserang oleh bandit gunung, tak terkecuali keluarga Xiao.
Perjalanan dari keluarga Xiao ke keluarga Hu membutuhkan waktu kurang lebih tiga hari perjalanan, dan ketika pertemuan itu mereka semua menginap di sana selama satu hari satu malam. Sehingga perwakilan keluarga Xiao yang waktu itu adalah Xiao Mei dan kedua putrinya pergi dari Kota Batu selama satu minggu.
Pada hari ketujuh, Xiao Li mendapat sebuah surat yang dikirimkan oleh seekor burung merpati dari kelima keluarga lain, isinya menyatakan bahwa dua hari lalu perwakilan mereka sudah dibunuh oleh seseorang yang diduga adalah gerombolan bandit, mereka juga bertanya apakah perwakilan keluarga Xiao baik-baik saja.
Mengetahui kabar ini, Xiao Li menjadi sangat takut dan khawatir tetapi dirinya merasa lega saat siang hari itu istri dan anak-anaknya baik-baik saja.
Akan tetapi tidak berhenti sampai disitu, malam harinya keluarga Xiao didatangi oleh seseorang yang mengaku menjadi utusan keluarga Hu, dia berkata jika dirinya ingin bertemu dengan pemimpin keluarga dan akan berunding.
"Lalu, setelah itu....?" Tanya Lin Tian penasaran yang melihat Xiao Li menghentikan nafasnya dan menghela nafas panjang.
"Kami memang berunding akan tetapi...utusan keluarga Hu itu lebih condong ke sikap mengancam daripada berunding." Jawab Xiao Li yang tanpa sadar mengepalkan tangannya.
"Maksud anda?"
"Sulit untuk menjelaskan detailnya, intinya semua pernyataan yang dikemukaan olehnya selalu memojokkanku dan memaksaku untuk menyetujui usulan darinya."
"Dan usulan itu adalah untuk menggabungkan keluarga Xiao dan keluarga Hu?"
"Tepat sekali, hah...andai saja aku tidak mengijinkan orang itu masuk, mengapa malam itu aku tidak sedikitpun merasa curiga atas kedatangannya...?" Ucap Xiao Li dengan wajah kesal menyesali kebodohannya sendiri.
Sekarang Lin Tian sudah mengerti akar permasalahannya, dia juga paham akan perasaan Xiao Li yang tidak bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Memang benar, jika tepat pada malam hari setelah kepulangan Xiao Mei dan putrinya lalu utusan itu datang, sungguh tidak masuk akal padahal perjalanan dari keluarga Xiao menuju keluarga Hu memakan waktu tiga hari perjalanan.
Yang paling masuk akal adalah, utusan ini sudah mengikuti rombongan keluarga Xiao semenjak pertama kali mereka meninggalkan wilayah keluarga Hu. Seharusnya Xiao Li sudah curiga akan hal ini, tapi inilah letak kesalahan fatalnya.
"Hah...kenapa anda tidak mengusirnya saja Tuan?" Tanya Lin Tian yang menyesalkan tindakan pemimpin keluarga Xiao itu.
"Itulah kebodohanku Lin Tian, karena aku terlalu senang dengan kembalinya keluargaku, sehingga membuat aku menjadi lengah dan ceroboh." Jawabnya lesu.
"Juga karena aku berpikir kalau keluarga Hu itu sudah memberikan harta yang demikian banyaknya kepada kami, membuatku menjadi asal percaya saja padanya. Inilah kebiasaanku, dari kecil dahulu aku memang sangat ceroboh, akan tetapi kecerobohanku kali ini benar-benar membawa malapetaka." Lanjutnya, tanpa sadar pemimpin keluarga ini meneteskan air mata.
"Suamiku!" Ucap Xiao Mei yang langsung memeluk Xiao Li. Tindakannya ini malah membuat tangis Xiao Li semakin pecah.
"Mei'er, Lian'er, Niu'er, kalian maafkanlah aku..."
"Ayah...." Xiao Lian dan Xiao Niu berkata bersamaan, tak terasa air mata pun turun menghiasi wajah cantik mereka.
Lin Tian mengelus dagunya, keningnya berkerut dalam tanda bahwa dirinya sedang berpikir keras. Jika keluarga Hu itu ingin menggabungkan keluarga Xiao dengan keluarga mereka hanya untuk tujuan bekerja sama, itu masih tak mengapa. Akan tetapi agaknya hal itu sangat tidak mungkin, mereka ingin menggabungkan keluarga Xiao adalah untuk menguasainya!!
Hal ini dibuktikan dengan rencana diangkatnya Tuan muda dari keluarga Hu untuk menggantikan posisi pemimpin keluarga Xiao. Jika hanya ingin menggabungkan, untuk apa berganti pemimpin? Jelas sekali disini bahwa keluarga Hu ingin mengendalikan keluarga Xiao sesuka hatinya.
"Sebenarnya aku sudah merasa sangat curiga kepada Hu Kai dalam pertemuan itu." Kali ini Xiao Mei berkata di tengah isak tangisnya.
"Yang anda maksud dengan kaburnya salah satu Si Cantik Setan Kembar itu setelah dipergoki oleh Hu Kai?" Tanya Lin Tian yang sudah bisa menebak maksud perkataan Xiao Mei. Pemuda ini juga merasa aneh ketika mendengar ada anggota Pilar Neraka yang kabur setelah dopergoki melakukan hubungan gelap.
Memang dirinya belum pernah bertemu dan baru mengetahui sedikit informasi tentang mereka, akan tetapi Lin Tian percaya jika kedelapan anggota Pilar Neraka adalah orang-orang yang sangat sakti. Sehingga ketika wanita itu kepergok oleh Hu Kai, mengapa tidak menggunakan kesaktiannya saja untuk membunuh Hu Kai agar tutup mulut?
"Ya kau benar Lin Tian...Mengapa pula anggota Pilar Neraka yang begitu kuat dan saktinya bisa ketakutan dan kabur. Aku percaya dia sedang berbohong, akan tetapi karena waktu itu sedang berada di wilayah keluarga Hu, membuatku tidak berani menyangkal perkataannya." Jelasnya.
"Disana aku juga membawa anak-anakku, aku takut jika terjadi sesuatu kepada mereka sehingga aku hanya diam saja." Sambungnya yang masih menangis sedih.
"Tapi sangat tidak mungkan jika hanya anda yang menyadari hal tersebut, aku yakin semua yang hadir di sana juga merasa aneh dan curiga. Mengapa pula tidak ada satupun yang berani mengatakannya?" Tanya Lin Tian yang sedikit kesal kepada para perwakilan itu.
"Mungkin mereka berpikiran sama sepertiku. Andai kau tau Lin Tian, waktu itu jika keluarga Hu mengingkan untuk membunuh kami semua, hal itu sangat mudah untuk dilakukan seperti membalikkan telapak tangan. Kami di sana hanya sebagai perwakilan sehingga kami datang tanpa membawa banyak kekuatan, sedangkan mereka yang sebagai tuan rumah masih memiliki banyak pendekar sakti yang cukup untuk membinasakan kami semua."
"Hal ini dibuktikan dengan tewasnya seluruh perwakilan dari kelima keluarga lainnya. Andai saja dirimu tidak menolong kami di hutan itu, aku yakin aku dan kedua anakku sudah mati dan kebohongan ini tidak akan pernah terungkap. Aku yakin, para bandit itu adalah orang-orang suruhan keluarga Hu yang ingin menutup mulut kami agar cerita dongeng Hu Kai tidak menyebar." Jelas Xiao Mei yang masih menenangkan suaminya.
Lin Tian membolatkan kedua matanya, dia sudah benar-benar paham sekarang. Jadi kemungkinan besar seorang utusan itu memang sudah disiapkan oleh keluarga Hu untuk mengikuti masing-masing rombongan keluarga. Dan jika ada keluarga yang selamat, utusan itu akan datang dan mengajak 'berunding' dengan keluarga tersebut.
Berpikir sampai disini, Lin Tian mengepalkan tangannya menahan amarah yang memuncak. Mungkin jika dirinya tidak ingat sedang berada di rumah orang, meja di depannya ini pasti sudah hancur menjadi pelampiasan kemarahannya.
Sudah jelas semua ini adalah rekayasa keluarga Hu. Mereka mengundang keenam keluarga bukan untuk mengadakan pertemuan, akan tetapi untuk melakukan semacam seleksi tentang keluarga mana yang akan dikuasai terlebih dahulu. Dan tentang emas dan perhiasan pemberian mereka, mungkin itu hanya sekedar 'Cari muka' kepada keluarga yang selamat dari pengeroyokan bandit agar keluarga tersebut merasa sungkan dan mengijinkan sang utusan untuk masuk.
Namun jika seandainya seluruh perwakilan keluarga habis dibantai oleh bandit, apa yang terjadi?? Hal inilah yang tidak mampu Lin Tian pecahkan, yang jelas dirinya yakin jika seandaninya hal itu terjadi, pasti keluarga Hu memiliki rencana yang lebih mengerikan lagi.
"Maaf Tuan, apakah anda sudah membalas surat dari kelima keluarga lainnya."
"B-belum Lin Tian." Jawab Xiao Li yang masih menucurkan air mata.
"Kalau begitu jika aku boleh memberi saran, lebih baik balas surat mereka sekaligus undang mereka kemari untuk menyelesaikan permasalahan ini."
"Ya kau benar, aku memang sudah berencana untuk melakukan hal itu. Hah...aku ingin istirahat dulu." Setelah itu Xiao Li langsung bangkit dan hendak pergi meninggalkan ruang makan.
Tetapi tiba-tiba pria ini berhenti dan berkata, "Lin Tian, tinggalah di sini selama beberapa hari. Kau sudah menyelamatkan keluargaku, aku harus mengucapkan banyak terimakasih padamu."
"Sekalian untuk menemani Niu'er." Lanjutnya sambil berusaha tersenyum.
"Maaf Tuan, sepertinya aku tidak bisa." Tolak Lin Tian halus yang merasa sungkan kepada tuan rumah.
Kemudian Lin Tian merasa betapa tangan kirinya digenggam seseorang, ketika menoleh ternyata orang itu adalah Xiao Niu yang duduk di sebelahnya. Gadis kecil ini memandang kearah Lin Tian dengan menampakkan ekspresi memelasnya. Sangat menggemaskan, pikir Lin Tian.
"Hah...baiklah, aku akan disini selama tiga hari kedepan." Akhirnya Lin Tian mengalah.
"Satu minggu." Xiao Niu menjawab cepat.
"Hah...."
Hanya helaan nafas dan anggukan kepala saja yang menjadi jawaban Lin Tian.
|•BERSAMBUNG•|