Pendekar Hantu Kabut

Pendekar Hantu Kabut

Bab 1. Lin Tian

"Nona tunggu"

"hahaha"

Sore itu disebuah hutan terdengar suara seorang anak laki laki dan perempuan, si gadis terlihat sedang mengejar seekor kucing putih yang berlari dengan sangat gesit, sedangkan si lelaki agaknya berusaha untuk mengejar gadis itu yang ia panggil Nona.

"kena kau!...ahahaha" gadis itu nampak sangat senang setelah berlari lari akhirnya dapat juga menyusul si kucing.

"hah...hah...Nona...anda berlari terlalu cepat."

"Hehe maaf Lin Tian, aku terlalu bersemangat hingga meninggalkanmu."Jawab gadis cilik itu dengan terkekeh, memperlihatkan deretan giginya yang putih berkilau bagai mutiara.

"Mari kita kembali Nona, ini sudah terlalu jauh dari rumah."

"Hmph...tidak mau, kenapa kau buru buru untuk pulang? ini masih sore, bahkan matahari pun belum terbe-."Belum sempat ia menyelesaikan perkataannya, kucing yang berada dalam gendongannya sudah melompat dan lari memasuki hutan lebih dalam.

Gadis itu terkejut dan cepat menggerakkan kakinya untuk mengejar kucing tersebut. Bocah lelaki yang ternyata bernama Lin Tian itu hanya berdiri bengong memandang kepergian Nonanya, diam diam ia mengeluh dalam hati dan tak ada pilihan lain, untuk kedua kalinya ia kembali kejar kejaran dengan gadis cilik itu.

Siapakah mereka berdua? Seperti yang diketahui, anak lelaki itu bernama Lin Tian, dia adalah seorang anak yatim piatu dari keluarga miskin di sebuah desa. Dan orang yang ia panggil nona tadi bernama Zhang Qiaofeng, seorang putri tunggal keluarga Zhang, salah satu keluarga bangsawan.

Lalu, mengapa seorang anak yatim piatu seperti Lin Tian bisa berada bersama seorang putri keluarga bangsawan? Jadi, dahulu Lin Tian merupakan seorang anak petani yang tinggal di sebuah desa kecil, namun suatu saat keluarga bersama seluruh warga di desanya dibantai habis oleh segerombolan perampok, waktu itu ia sedang berada di hutan dekat desa karena disuruh ibunya untuk mencari kayu bakar.

Saat dirinya pulang dari hutan, betapa terkejutnya dia melihat pemandangan yang sangat mengerikan terpampang di depan matanya, Lin Tian melihat orang orang desa bergeletak disana sini dalam keadaan mandi darah dan dengan tubuh yang tak utuh lagi. Teringat akan kedua orang tuanya, Lin Tian langsung lari menuju rumahnya, dan ketika ia membuka pintu, disitu sudah terlihat ayah bundanya tergeletak di lantai dengan kondisi yang tak jauh berbeda dari warga desa.

Karena ayahnya dahulu seorang pendekar, lelaki ini meninggal dalam keadaan memegang sebuah golok, namun agaknya perlawanan yang dilakukan ayah Lin Tian ini tidak berarti banyak.

Ketika ia menolehkan kepala memandang ke arah ibunya yang tergeletak di atas meja makan, ia terkejut, pasalnya ibunya itu meninggal dalam keadaan yang bisa dibilang lebih baik dari ayahnya. Seorang ibu muda ini meninggal tanpa adanya darah sedikitpun di tubuhnya. Walaupun jasadnya tak berdarah sedikitpun, namun ketika dia melihat ibunya hatinya serasa dibakar oleh api kemarahan dan dendam, bagaimana tidak, ibunya meninggal dalam keadaan telanjang tanpa busana sedikitpun! Lin Tian tidak tahu apa yang terjadi kepada ibu tersayangnya itu, namun entah kenapa ia merasa bahwa keadaan ibunya jauh lebih buruk daripada ayahnya.

Sore hari itu, Lin Tian yang baru berumur 8 tahun, hanya bisa menangis hingga larut malam dan akhirnya anak malang itu pingsan di dekat mayat ayah bundanya.

Keesokan harinya, pagi pagi sekali dia menguburkan semua orang desa termasuk ayah ibunya. Ketika selesai menguburkan semua orang, saat itulah ia bertemu dengan salah seorang anggota keluarga Zhang.

Orang itu mengenalkan dirinya sebagai Zhang Jun. Setelah mengetahui semua kejadian yang terjadi di desa kecil itu dari cerita Lin Tian, karena Zhang Jun merasa kasihan, akhirnya lelaki tua itu mengajak Lin Tian menuju ke kediaman keluarga Zhang.

Singkat cerita Lin Tian diterima oleh pemimpin keluarga dan dipekerjakan sebagai seorang pembantu. Setelah beberapa bulan, ketika rombongan keluarga Zhang pergi menuju kota raja untuk menghadiri perayaan ulang tahun kaisar. Karena ayah Lin Tian seorang pendekar sudah wajar jika anaknya pun sedikit banyak tahu akan ilmu silat, maka ia ditugaskan untuk membantu menjaga persediaan makanan selama perjalanan.

Namun dalam perjalanan, Lin Tian menunjukkan sesuatu hal yang luar biasa dan membuat semua orang tercengang. Saat perjalanan, rombongan ini diserang oleh sekelompok bandit gunung, ketika penyerangan terjadi Lin Tian ikut membantu para pengawal menghadang gerombolan bandit yang mencoba mencelakakan mereka. Tetapi yang membuat mereka terkejut adalah bahwa Lin Tian menyerang para bandit itu hanya menggunakan sebuah balok kayu! Ya, sebuah balok kayu sepanjang satu meter dengan garis tengah seukuran lengan orang dewasa.

Walaupun hanya sebuah balok kayu, akan tetapi serangan Lin Tian tidak main main, sekali ia ayunkan senjatanya itu terdengar suara nyaring akibat tulang tulang patah dari lawan yang dihadapinya.

Kebetulan nona muda Zhang Qiaofeng melihat semua kejadian itu dan langsung meminta kepada ayahnya untuk menjadikan Lin Tian sebagai pengawal pribadinya.

Awalnya ayahnya menolak keinginan itu, namun karena paksaan dari Zhang Qiaofeng dan ketika ia meceritakan hal ini kepada istrinya, ibu satu anak itu hanya setuju-setuju saja, akhirnya pria paruh baya ini menyetujui permintaan Zhang Qiaofeng dan mengangkat Lin Tian menjadi pengawal pribadinya.

Dan sekarang sudah 1 tahun semenjak Lin Tian menjadi pengawal Zhang Qiaofeng. Demikianlah sedikit riwayat hidup mengenai Lin Tian, seorang bocah pengawal nona muda keluarga Zhang.

Setelah sekian lama mereka berlari lari dihutan itu, akhirnya Zhang Qiaofeng berhenti di sebuah sungai yang tidak terlalu lebar.

"Nona Muda....hah....hah hari sudah sore, tolong-"

"Ihhh, kucing nakal." Ucap Zhang Qiaofeng memotong perkataan Lin Tian, gadis ini berkata sambil membanting banting kaki kanannya ke tanah. Dia terlihat sebal karena merasa betapa sulitnya menangkap kucing liar itu.

"Lihat, dia malah lari menyebrangi sungai ini." Dia berkata sambil menunjukkan jari telunjuknya ke arah seberang sungai.

Lin Tian yang masih kelelahan hanya mampu menjawab "Karena itulah nona...lebih baik kita kembali sekarang.

Sontak Zhang Qiofeng langsung memelototkan mata indahnya itu ke arah Lin Tian dan membentak "Kau dan kucing itu agaknya sama saja!! kucing itu yang hanya ingin kupegang selalu melarikan diri, kau sebagai pengawal yang seharusnya membantuku daritadi malah rewel terus minta pulang, kalian sama-sama menjengkelkan!!" Memang begitulah sifat nona muda ini, jika menginginkan sesuatu, dia akan terus berusaha untuk mendapatkan hal itu. Seorang gadis yang keras kepala.

Lin Tian terus berusaha untuk membujuk nona mudanya ini, akan tetapi dasar gadis kepala batu, Zhang Qiaofeng tidak mendengar perkataan Lin Tian dan tetap memutuskan untuk menyebrang. "Nona, kau tau? menurut pendapatku, kau sama menjengkelkannya dengan kucing itu." Tentu saja Lin Tian tak berani mengatakan pendapatnya ini.

"Sudahlah jika tak mau membantu, lebih baik kau pulang dan siapkan aku secangkir teh hangat!" perintah Zhang Qiaofeng dengan kesal karena bujukan Lin Tian. Lalu tanpa ragu ragu ia melangkahkan kakinya ke sebuah batang pohon yang melintang di atas sungai untuk menyebrang, batang pohon itu pulalah yang dijadikan jembatan oleh si kucing. Sepertinya 'jembatan' itu dulunya merupakan sebuah pohon tinggi yang tumbang akibat terjangan badai atau semacamnya.

Sungai itu tidak terlalu besar, namun agaknya cukup dalam. Karena khawatir akan keselamatan nona mudanya, akhirnya Lin Tian ikut melangkahkan kaki ke atas 'jembatan' yang hanya berdiameter sebesar paha orang dewasa itu. Dia berjalan perlahan di belakang nona mudanya, namun karena ilmu meringankan tubuhnya belum sebaik Zhang Qiaofeng, Lin Tian tak mampu menahan keseimbangan dan tergelincir, hampir saja ia tercebur ke sungai di bawahnya jika tidak ada tangan yang tiba tiba memegang pergelangannya.

"Kau ini, berhati hatilah!! sungai di bawah kita ini lebih dari cukup untuk menelan tubuhmu." Tegur Zhang Qiaofeng dengan suara sabar, sungguh berbeda dari nada bicaranya beberapa saat lalu. Ternyata gadis inilah pemilik tangan yang memegangi pergelangan Lin Tian.

Saking terkejutnya, Lin Tian mengeluarkan seruan tertahan dan tanpa sadar ia sudah menggerakkan kedua lengannya menggenggam tangan kiri Zhang Qiaofeng yang tadi gadis itu gunakan untuk menahan dirinya agar tidak jatuh ke sungai. Zhang Qiaofeng terkejut, namun tak lama ia pun tersenyum dan berkata "Berjalanlah perlahan dan ikuti langkah ku." Lin Tian hanya menganggukan kepala sebagai jawaban sambil melirik kebawah dengan tubuh agak gemetar.

Setelah beberapa saat, mereka tiba di seberang sungai. Lin Tian masih memandang ngeri ke arah sungai itu tanpa sadar bahwa kedua tangannya masih menggenggam tangan nona mudanya. Zhang Qiaofeng hanya tersenyum membiarkan hal itu terjadi.

Tak berapa lama, Lin Tian tiba tiba tersentak kaget dan sadar akan kekeliruannya, langsung ia lepaskan genggaman tangan itu dan menjatuhkan diri berlutut di depan nona mudanya sambil berkata gelagapan "N-nona Muda, a-a-ampunkan saya yang telah kurang ajar."

Zhang Qiaofeng hanya tersenyum kecil dan mengangkat bahu Lin Tian menyuruhnya untuk bangun." Tak apa, bangunlah, kenapa kau begitu canggung? bukankah sudah kubilang jika hanya kita berdua kau boleh memanggilku kakak?" Ucapnya disertai senyuman manis yang menghias wajahnya.

"Saya tak berani." Ucap Lin Tian sambil menundukkan muka.

"Sudahlah, lebih baik kita lanjutkan tujuan awal kita kemari, ayo!!"

Mereka kembali melanjutkan mencari kucing liar itu, tetapi setelah matahari hampir terbenam mereka sama sekali tidak menemukan apa apa. "hah...disini juga tidak ada" Ucapan ini keluar dari mulut Zhang Qiaofeng dengan nada putus asa. Tiba tiba saja gadis ini berseru keras hingga membuat Lin Tian terlonjak kaget. "Ah...disaat seperti ini, pasti disana akan terlihat indah. Lin Tian ayo ikut aku!!" tanpa banyak cakap, gadis ini langsung menggerakkan kakinya menuju sebuah bukit kecil.

Lin Tian tak paham akan maksud ucapan gadis itu namun ia hanya menuruti ucapan nonanya dan segera menyusul menaiki bukit kecil tersebut.

Setelah sampai di atas, Zhang Qiaofeng menghentikan langkahnya, saat Lin Tian sampai didekatnya, alangkah terkejutnya ia melihat pemandangan luar biasa yang berada didepannya. Terlihat jauh di ufuk barat sana sebuah lingkaran besar berwarna merah kekuningan yang memancarkan cahaya jingganya memenuhi angkasa, di sekitar bola raksasa itu terlihat hamparan awan bagaikan sekumpulan kapas lembut yang bergulung gulung berwarna kuning bercampur biru cerah dari langit sore hari.

Seolah olah pemandangan itu seperti sebuah lukisan diatas kanvas raksasa yang disebut sebagai 'Langit'.

Melihat semua ini Lin Tian tak mampu berkata kata lagi dan hanya mampu berdiri kaku mengagumi keindahan pemandangan matahari terbenam didepannya.

"Bagaimana? Indah bukan?" Tanya Zhang Qiaofeng yang sama sama mengagumi tamasya alam sore hari itu.

Lin Tian tak membalas perkataannya, ia malah teringat dengan ayah bundanya. Seingatnya dia pernah menyaksikan pemandangan ini bersama ayah bundanya beberapa tahun lalu, namun sekarang ia sadar bahwa ayah ibunya sudah pergi jauh dan tak pernah kembali lagi. Mengingat hal ini, tak terasa dua butir air mata menetes jatuh dari kelopak mata Lin Tian.

Zhang Qiaofeng bukan tidak tahu akan hal ini, memang sudah menjadi watak bawaan setiap manusia bahwa seorang wanita cenderung lebih 'peka' daripada pria. Karena itulah gadis ini lalu mendekati Lin Tian dan langsung mengulurkan tangan kirinya merangkul kepala pengawalnya itu, sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk mengelus lembut rambut kepala Lin Tian.

"Hmm...Tian'er adikku, kenapa kau menangis?" Ucapan Zhang Qiaofeng ini mengandung nada penuh kasih sayang, seperti ucapan seorang kakak perempuan yang sedang menenangkan adik kecilnya.

"N-Nona?" Ucap Lin Tian dengan gugup karena tak pernah menyangka akan mendapat perlakuan seperti ini dari nona mudanya, dan Tian'er? adik? apakah sungguh gadis yang sedang merangkulnya itu memang menganggapnya sebagai seorang adik?

"Ssstt...apa kau sudah lupa? sudah berapa kali kukatakan bahwa jika hanya kita berdua, jangan ragu untuk memanggil dan menganggapku kakakmu?. Tian'er kau belum menjawab pertanyaanku, kenapa kau menangis?" Kembali Zhang Qiaofeng menanyakan pertanyaan yang sama.

Mendengar pertanyaan itu, air mata Lin Tian jatuh semakin deras sampai membasahi baju Zhang Qiaofeng. Semua kejadian ini sama persis dengan yang pernah dialaminya beberapa tahun silam, hanya bedanya dahulu yang menemani dan memeluknya seperti ini adalah ayah bundanya. Sekarang mereka sudah tiada dan perlakuan Zhang Qiaofeng saat ini menambah kesedihan dan rasa rindu akan kasih sayang orang tua yang selama ini selalu ia pendam jauh di lubuk hatinya.

"Ayah....ibuu..."

Mendengar ini, makin eratlah pelukan Zhang Qiaofeng. Ia sadar bahwa bagaimanapun Lin Tian akan menyembunyikan kesedihannya namun dia tetaplah seorang anak yang masih membutuhkan kasih sayang kedua orang tua. Makin prihatin rasa hati Zhang Qiaofeng mengingat bahwa lelaki ini telah melihat sebuah peristiwa yang sangat mengerikan di depan kedua matanya.

"Tian'er dengar...saat ini, kau sudah menjadi bagian dari keluarga Zhang, walau hanya menjadi pengawal namun kau adalah pengawal untuk seorang nona muda! tak ada orang yang akan merendahkanmu, kalaupun memang ada, aku sendirilah yang akan membelamu, dan jika andaikata semua orang di keluarga Zhang membencimu hanya karena kau berasal dari keluarga rakyat jelata...." Dia menghentikan perkataannya sejenak untuk menarik nafas panjang.

"Ingatlah Lin Tian!! Aku Zhang Qiaofeng sampai kapanpun akan selalu berada disisimu, kau bisa memegang perkataanku!!" Pernyataan ini diucapkannya penuh penekanan dan dengan nada sungguh sungguh.

Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Lin Tian, yang terdengar hanyalah isak tangis memilukan dari seorang pengawal setia ini.

"Terima kasih....kakak." Setelah beberapa menit berlalu, hanya inilah yang mampu diucapkan oleh Lin Tian ditengah isak tangisnya.

Zhang Qiaofeng semakin terharu dan tanpa sadar sebutir air mata telah lolos dari tempatnya. "Tenang saja Lin Tian, disini kau tidak akan merasa kesepian." Sambil tersenyum nona muda ini mengecup lembut ujung kepala Lin Tian dengan penuh kasih sayang.

Sore itu lebih tepatnya dihari tujuh bulan tujuh, Lin Tian meluapkan semua kesedihannya selama ini di bawah cahaya matahari terbenam ditemani langsung oleh nona mudanya, Zhang Qiaofeng yang tak pernah berhenti menggerakkan tangannya mengelus kepala Lin Tian.

|•BERSAMBUNG•|

Terpopuler

Comments

Viers

Viers

Ciyeee

2024-08-27

1

Viers

Viers

keren

2024-08-27

1

Solar Lardi

Solar Lardi

mantap 👍👍

2023-10-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Lin Tian
2 Bab 2. Keluarga Zhang
3 Bab 3. Tragedi Keluarga Zhang
4 Bab 4. Tragedi Keluarga Zhang 2
5 Bab 5. Tragedi Keluarga Zhang 3
6 Bab 6. Pelarian
7 Bab 7. Pelarian 2
8 Bab 8. Pegunungan Tembok Surga
9 Bab 9. Menjadi Lebih Kuat
10 Bab 10. Goa
11 Bab 11. Turun Gunung
12 Bab 12. Kota Batu
13 INFORMASI
14 Bab 13. Informasi
15 Bab 14. Keluarga Xiao
16 Bab 15. Membuat Pedang
17 Bab 16. Keluarga Xiao 2
18 Bab 17. Permasalahan Keluarga Xiao
19 Bab 18. Berlatih Bersama
20 Bab 19. Berlatih Bersama 2
21 Bab 20. Hao Yu
22 Bab 21. Dendam dan Kebencian
23 Bab 22. Pedang Dewi Salju
24 Bab 23. Pertemuan
25 Bab 24. Meninggalkan Kota Batu
26 Bab 25. Kota Sungai Putih
27 Bab 26. Pengacau
28 Bab 27. Pria Misterius
29 Bab 28. Penderitaan Sang Tuan Muda
30 Bab 29. Penderitaan Sang Tuan Muda 2
31 Bab 30. Berkunjung
32 Bab 31. Kebulatan Tekad
33 Bab 32. Pembebasan Para Tahanan
34 Bab 33. Pembebasan Para Tahanan 2
35 Bab 34. Bebas!!
36 Bab 35. Hal Yang Tak Terduga
37 Tolong Dibaca!!
38 Bab 36. Awal dari Perubahan
39 Bab 37. Lin Tian yang Sesungguhnya?
40 Bab 38. Perang Saudara
41 Bab 39. Keganasan Pedang Dewi Salju
42 Bab 40. Bantuan
43 Bab 41. Akhir Pertempuran
44 Bab 42. Pengangkatan Pemimpin Baru
45 Bab 43. Ayah dan Anak
46 Bab 44. Ayah dan Anak 2
47 Bab 45. Wajah Lin Tian
48 Bab 46. Saudara
49 Bab 47. Bajak Sungai
50 Bab 48. Pendekar Hantu Kabut
51 Bab 49. Ramalan
52 Bab 50. Musuh Lama
53 Bab 51. Penyelamat
54 Bab 52. Zhang Hongli
55 Bab 53. Mengangkat Seorang Murid
56 Bab 54. Pemimpin Keluarga Hu
57 Bab 55. Pemimpin Keluarga Hu 2
58 Bab 56. Murid
59 Bab 57. Buku Ketenangan Batin
60 Bab 58. Asosiasi Gagak Surgawi
61 Bab 59. Masalah
62 Bab 60. Masalah 2
63 Bab 61. Masalah 3
64 Bab 62. Pertandingan Perguruan Tongkat Bambu Kuning
65 Bab 63. Guru Murid Pengacau
66 Bab 64. Kekacauan
67 Bab 65. Dua Hantu dari Utara
68 Bab 66. Tokoh Tua
69 Bab 67. Masalah Baru
70 Bab 68. Asal Bicara
71 Bab 69. Kedai Makan Pelancong
72 Bab 70. Sastrawan Sakti
73 Bab 71. Desa Daun Semanggi
74 Bab 72. Kabar Yang Mengejutkan
75 Bab 73. Pertemuan Pahit
76 Bab 74. Hidup dan Mati
77 Bab 75. Berkumpul
78 Bab 76. Petualangan Baru
79 Bab 77. Rumah Baru
80 Bab 78. Kunjungan Kaisar
81 Bab 79. Tepukan Maut
82 Bab 80. Seorang Utusan
83 Bab 81. Penyerangan Orang Gunung
84 Bab 82. Kesepakatan
85 Bab 83. Tujuh Gadis Pelayan
86 Bab 84. Latih Tanding
87 Bab 85. Rahasia Ilmu Ketenangan Batin
88 Bab 86. Pria Murah Senyum
89 Bab 87. Pilar Neraka
90 Bab 88. Ujian
91 Bab 89. Perasaan Zhang Qiaofeng
92 Bab 90. Malam Kelam
93 Bab 91. Kehidupan Baru Putri Lu
94 Bab 92. Malapetaka
95 Bab 93. Firasat yang Tidak Nyaman
96 Bab 94. Salah Paham
97 Bab 95. Salah Paham 2
98 Bab 96. Kelembutan Hati
99 Bab 97. Hal di Luar Dugaan
100 Bab 98. Tujuh Pasukan Besar
101 Bab 99. Kejanggalan
102 Bab 100. Penyamaran
103 Bab 101. Kekacauan
104 Bab 102. Elang Salju
105 Bab 103. Kurang Enam Lagi
106 Bab 104. Batu Misterius
107 Bab 105. Penolong
108 Bab 106. Zhi Yang
109 Bab 107. Keputusan Nona Zhang
110 Bab 108. Musuh Lama
111 Bab 109. Kota Emas Dalam Bahaya
112 Bab 110. Dua Orang Gagah Perkasa
113 Bab 111. Sian Yang
114 Bab 112. Lolos Lagi!
115 Bab 113. Semoga Mimpi Indah Kawan
116 Bab 114. Topeng Baru
117 Bab 115. Teror
118 Bab 116. Bukit Pedang
119 Bab 117. Jebakan
120 Info
121 Bab 118. Jebakan 2
122 Bab 119. Penderitaan Zhi Yang
123 Bab 120. Pengusiran Racun
124 Bab 121. Gudang Kitab
125 Bab 122. Kemajuan
126 Bab 123. Akhir Yang Tak Begitu Buruk
127 Bab 124. Iblis Tiada Banding
128 Bab 125. Bubar!
129 Bab 126. Kelompok Baru
130 Bab 127. Penyelidikan
131 Bab 128. Sergapan Malam Hari
132 Bab 129. Orang-Orang Sakti
133 Bab 130. Orang-Orang Sakti 2
134 Bab 131. Orang-Orang Sakti 3
135 Bab 132. Kesombongan
136 Bab 133. Kakek Pengemis
137 Bab 134. Kim Chao
138 Bab 135. Tujuh Cakar Harimau
139 Bab 136. Nona Zhang Diculik
140 Bab 137. Kemarahan Lin Tian
141 Bab 138. Kemarahan Lin Tian 2
142 Bab 139. Kedatangan Golok Penghancur Gunung
143 Bab 140. Pertempuran di Gerbang Kota
144 Bab 141. Pertempuran di Gerbang Kota 2
145 Bab 142. Api Pelahap Mega dan Naga Salju Menari
146 Bab 143. Menjadi Nonaku!!
147 Bab 144. Song Qian dan Fen Lian
148 Bab 145. Perubahan Xiao Li
149 Bab 146. Markas Perkumpulan Bunga Teratai
150 Bab 147. Sebuah Rahasia
151 Bab 148. Adu Silat
152 Bab 149. Jadilah Saksi
153 Bab 150. Aku Telah Berkhianat
154 Bab 151. Kegelisahan
155 Bab 152. Keadaan Genting
156 Bab 153. Dua Orang Sahabat
157 Bab 154. Bunuh Diri
158 Bab 155. Dua Orang Pengawal
159 Bab 156. Terima Kami Nona
160 Bab 157. Neraka
161 Bab 158. Kedatangan Pasukan Musuh
162 Bab 159. Markas Iblis Tiada Banding
163 Bab 160. Pria Bercaping
164 Bab 161. Surat
165 Bab 162. Kakek Aneh
166 Bab 163. Kakek Aneh 2
167 Bab 164. Pembebasan dan Fitnah
168 Bab 165. Kesaksian
169 Bab 166. Kematian Hu Tao
170 Bab 167. Topeng Hitam
171 Bab 168. Lautan Darah
172 Bab 169. Naga Raksasa
173 Bab 170. Sepasang Naga Putih Kalah?
174 Bab 171. Sejarah
175 Bab 172. Pembalasan Song Qian dan Fen Lian
176 Bab 173. Jatuh
177 Bab 174. Keterpurukan
178 Bab 175. Gejolak Utara
179 Bab 176. Berpamit
180 Bab 177. Selamat
181 Bab 178. Berlatih Ilmu Pedang
182 Bab 179. Ilmu Pedang Teratai Putih
183 Bab 180. Pendekar Sejati
184 Bab 181. Ular dan Tanah Licin
185 Bab 182. Peti
186 Bab 183. Keluarga Ling
187 Bab 184. Nasib Xiao Niu
188 Bab 185. Orang Yang Ditunggu
189 Bab 186. Wang Ling Xue
190 Bab 187. Latihan Menghimpun Hawa Sakti
191 Bab 188. Hambatan
192 Bab 189. Kemajuan
193 Bab 190. Naga Salju Menari
194 Bab 191. Kesedihan Tak Berujung
195 Bab 192. Nona Kita Gila
196 Bab 193. Gadis Setengah Gila
197 Bab 194. Hawa Sakti Panas
198 Bab 195. Distrik Merah
199 Bab 196. Dewi Yan Cu
200 Bab 197. Rumah Mungil
201 Bab 198. Pertolongan yang Tak Terduga
202 Bab 199. Kakek Kang Lim
203 Bab 200. Apakah Itu Dirimu?
204 Bab 201. Pengintaian
205 Bab 202. Pembersihan
206 Bab 203. Bayangan Hitam
207 Bab 204. Kekuatan Asli Pendekar Sejati
208 Bab 205. Keluh Kesah
209 Bab 206. Hantu dan Kabut
210 Bab 207. Adu Tenaga
211 Bab 208. Teman Baru
212 Bab 209. Konflik Kecil
213 Bab 210. Mengunjungi Markas Para Pejuang
214 Bab 211. Kamar
215 Bab 212. Pengemis
216 Bab 213. Pertolongan Kecil
217 Bab 214. Pengemis Pembuat Onar
218 Bab 215. Adu Cepat
219 Bab 216. Meminta Bantuan
220 Ban 217. Racun Pukulan Tapak Api
221 Bab 218. Kepulangan
222 Bab 219. Pedang Lin Tian
223 Bab 220. Pemuda Aneh
224 Bab 221. Kakakku Yang Pemalu
225 Bab 222. Dua Kakakku Tersayang
226 Bab 223. Kembalinya Pendekar Hantu Kabut
227 Bab 224. Pengintai
228 Bab 225. Menyerahkan Diri
229 Bab 226. Anak Menteri
230 Bab 227. Siluman Rase
231 Bab 228. Salah Mangsa
232 Bab 229. Kebenaran Yang Disembunyikan
233 Bab 230. Lalat Pengganggu
234 Bab 231. Pendapat Zhang Qiaofeng
235 Bab 232. Rencana Zhang Qiaofeng
236 Bab 233. Nasib Sial Nona Zhang
237 Bab 234. Kepulangan Nona Zhang
238 Bab 235. Xin Kiu
239 Bab 236. Desa Nelayan
240 Bab 237. Berkunjung ke Pulau Tulang Naga
241 Bab 238. Pertemuan Setelah Sekian Lama
242 Bab 239. Awal Fitnah
243 Bab 240. Nasib Sepasang Naga
244 Bab 241. Setan Tak Berbayang
245 Bab 242. Topeng A Xin
246 Bab 243. Domba Cantik
247 Bab 244. Geger
248 Bab 245. Boneka-Boneka Lin Tian
249 Bab 246. Siasat
250 Bab 247. Tanda Pengenal Zhang
251 Bab 248. Kerja Sama
252 Bab 249. Ledakan
253 Bab 250. Sosok Bersenjata Rantai
254 Bab 251. Matinya Chan Fan
255 Bab 252. Mengambil Keuntungan Dalam Kesempatan
256 Bab 253. Surat Untuk Fu Hong
257 Bab 254. Surat Untuk Sung Hwa
258 Bab 255. Perjumpaan Dua Bidadari
259 Bab 256. Pukulan Nafas Salju
260 Bab 257. Bentroknya Dua Perkumpulan
261 Bab 258. Bentroknya Dua Perkumpulan 2
262 Bab 259. Satu Dibunuh Satunya
263 Bab 260. Matinya dua Pemimpin
264 Bab 261. Tugas Lin Tian
265 Bab 262. A Yin
266 Bab 263. Pertarungan Lin Tian
267 Bab 264. Aku Membunuhnya!
268 Bab 265. Kedok A Xin
269 Bab 266. Percakapan
270 Bab 267. Kegagalan
271 Bab 268. Ketegangan di Atas Perahu
272 Bab 269. Awal Mula dari Perang
273 Bab 270. Kepulangan Xin Kiu
274 Bab 271. Kucing-Kucingan
275 Bab 272. Rutinitas
276 Bab 273. Rindu? Benci?
277 Bab 274. Delapan Pendekar Sejati
278 Bab 275. Lima Lawan Lima
279 Bab 276. Kombinasi Serangan
280 Bab 277. Babak Terakhir
281 Bab 278. Penentuan
282 Bab 279. Saya Sudah Bangun
283 Bab 280. Lamaran
284 Bab 281. Hari Ketujuh
285 Bab 282. Murid Baru [TAMAT]
286 Pengumuman
Episodes

Updated 286 Episodes

1
Bab 1. Lin Tian
2
Bab 2. Keluarga Zhang
3
Bab 3. Tragedi Keluarga Zhang
4
Bab 4. Tragedi Keluarga Zhang 2
5
Bab 5. Tragedi Keluarga Zhang 3
6
Bab 6. Pelarian
7
Bab 7. Pelarian 2
8
Bab 8. Pegunungan Tembok Surga
9
Bab 9. Menjadi Lebih Kuat
10
Bab 10. Goa
11
Bab 11. Turun Gunung
12
Bab 12. Kota Batu
13
INFORMASI
14
Bab 13. Informasi
15
Bab 14. Keluarga Xiao
16
Bab 15. Membuat Pedang
17
Bab 16. Keluarga Xiao 2
18
Bab 17. Permasalahan Keluarga Xiao
19
Bab 18. Berlatih Bersama
20
Bab 19. Berlatih Bersama 2
21
Bab 20. Hao Yu
22
Bab 21. Dendam dan Kebencian
23
Bab 22. Pedang Dewi Salju
24
Bab 23. Pertemuan
25
Bab 24. Meninggalkan Kota Batu
26
Bab 25. Kota Sungai Putih
27
Bab 26. Pengacau
28
Bab 27. Pria Misterius
29
Bab 28. Penderitaan Sang Tuan Muda
30
Bab 29. Penderitaan Sang Tuan Muda 2
31
Bab 30. Berkunjung
32
Bab 31. Kebulatan Tekad
33
Bab 32. Pembebasan Para Tahanan
34
Bab 33. Pembebasan Para Tahanan 2
35
Bab 34. Bebas!!
36
Bab 35. Hal Yang Tak Terduga
37
Tolong Dibaca!!
38
Bab 36. Awal dari Perubahan
39
Bab 37. Lin Tian yang Sesungguhnya?
40
Bab 38. Perang Saudara
41
Bab 39. Keganasan Pedang Dewi Salju
42
Bab 40. Bantuan
43
Bab 41. Akhir Pertempuran
44
Bab 42. Pengangkatan Pemimpin Baru
45
Bab 43. Ayah dan Anak
46
Bab 44. Ayah dan Anak 2
47
Bab 45. Wajah Lin Tian
48
Bab 46. Saudara
49
Bab 47. Bajak Sungai
50
Bab 48. Pendekar Hantu Kabut
51
Bab 49. Ramalan
52
Bab 50. Musuh Lama
53
Bab 51. Penyelamat
54
Bab 52. Zhang Hongli
55
Bab 53. Mengangkat Seorang Murid
56
Bab 54. Pemimpin Keluarga Hu
57
Bab 55. Pemimpin Keluarga Hu 2
58
Bab 56. Murid
59
Bab 57. Buku Ketenangan Batin
60
Bab 58. Asosiasi Gagak Surgawi
61
Bab 59. Masalah
62
Bab 60. Masalah 2
63
Bab 61. Masalah 3
64
Bab 62. Pertandingan Perguruan Tongkat Bambu Kuning
65
Bab 63. Guru Murid Pengacau
66
Bab 64. Kekacauan
67
Bab 65. Dua Hantu dari Utara
68
Bab 66. Tokoh Tua
69
Bab 67. Masalah Baru
70
Bab 68. Asal Bicara
71
Bab 69. Kedai Makan Pelancong
72
Bab 70. Sastrawan Sakti
73
Bab 71. Desa Daun Semanggi
74
Bab 72. Kabar Yang Mengejutkan
75
Bab 73. Pertemuan Pahit
76
Bab 74. Hidup dan Mati
77
Bab 75. Berkumpul
78
Bab 76. Petualangan Baru
79
Bab 77. Rumah Baru
80
Bab 78. Kunjungan Kaisar
81
Bab 79. Tepukan Maut
82
Bab 80. Seorang Utusan
83
Bab 81. Penyerangan Orang Gunung
84
Bab 82. Kesepakatan
85
Bab 83. Tujuh Gadis Pelayan
86
Bab 84. Latih Tanding
87
Bab 85. Rahasia Ilmu Ketenangan Batin
88
Bab 86. Pria Murah Senyum
89
Bab 87. Pilar Neraka
90
Bab 88. Ujian
91
Bab 89. Perasaan Zhang Qiaofeng
92
Bab 90. Malam Kelam
93
Bab 91. Kehidupan Baru Putri Lu
94
Bab 92. Malapetaka
95
Bab 93. Firasat yang Tidak Nyaman
96
Bab 94. Salah Paham
97
Bab 95. Salah Paham 2
98
Bab 96. Kelembutan Hati
99
Bab 97. Hal di Luar Dugaan
100
Bab 98. Tujuh Pasukan Besar
101
Bab 99. Kejanggalan
102
Bab 100. Penyamaran
103
Bab 101. Kekacauan
104
Bab 102. Elang Salju
105
Bab 103. Kurang Enam Lagi
106
Bab 104. Batu Misterius
107
Bab 105. Penolong
108
Bab 106. Zhi Yang
109
Bab 107. Keputusan Nona Zhang
110
Bab 108. Musuh Lama
111
Bab 109. Kota Emas Dalam Bahaya
112
Bab 110. Dua Orang Gagah Perkasa
113
Bab 111. Sian Yang
114
Bab 112. Lolos Lagi!
115
Bab 113. Semoga Mimpi Indah Kawan
116
Bab 114. Topeng Baru
117
Bab 115. Teror
118
Bab 116. Bukit Pedang
119
Bab 117. Jebakan
120
Info
121
Bab 118. Jebakan 2
122
Bab 119. Penderitaan Zhi Yang
123
Bab 120. Pengusiran Racun
124
Bab 121. Gudang Kitab
125
Bab 122. Kemajuan
126
Bab 123. Akhir Yang Tak Begitu Buruk
127
Bab 124. Iblis Tiada Banding
128
Bab 125. Bubar!
129
Bab 126. Kelompok Baru
130
Bab 127. Penyelidikan
131
Bab 128. Sergapan Malam Hari
132
Bab 129. Orang-Orang Sakti
133
Bab 130. Orang-Orang Sakti 2
134
Bab 131. Orang-Orang Sakti 3
135
Bab 132. Kesombongan
136
Bab 133. Kakek Pengemis
137
Bab 134. Kim Chao
138
Bab 135. Tujuh Cakar Harimau
139
Bab 136. Nona Zhang Diculik
140
Bab 137. Kemarahan Lin Tian
141
Bab 138. Kemarahan Lin Tian 2
142
Bab 139. Kedatangan Golok Penghancur Gunung
143
Bab 140. Pertempuran di Gerbang Kota
144
Bab 141. Pertempuran di Gerbang Kota 2
145
Bab 142. Api Pelahap Mega dan Naga Salju Menari
146
Bab 143. Menjadi Nonaku!!
147
Bab 144. Song Qian dan Fen Lian
148
Bab 145. Perubahan Xiao Li
149
Bab 146. Markas Perkumpulan Bunga Teratai
150
Bab 147. Sebuah Rahasia
151
Bab 148. Adu Silat
152
Bab 149. Jadilah Saksi
153
Bab 150. Aku Telah Berkhianat
154
Bab 151. Kegelisahan
155
Bab 152. Keadaan Genting
156
Bab 153. Dua Orang Sahabat
157
Bab 154. Bunuh Diri
158
Bab 155. Dua Orang Pengawal
159
Bab 156. Terima Kami Nona
160
Bab 157. Neraka
161
Bab 158. Kedatangan Pasukan Musuh
162
Bab 159. Markas Iblis Tiada Banding
163
Bab 160. Pria Bercaping
164
Bab 161. Surat
165
Bab 162. Kakek Aneh
166
Bab 163. Kakek Aneh 2
167
Bab 164. Pembebasan dan Fitnah
168
Bab 165. Kesaksian
169
Bab 166. Kematian Hu Tao
170
Bab 167. Topeng Hitam
171
Bab 168. Lautan Darah
172
Bab 169. Naga Raksasa
173
Bab 170. Sepasang Naga Putih Kalah?
174
Bab 171. Sejarah
175
Bab 172. Pembalasan Song Qian dan Fen Lian
176
Bab 173. Jatuh
177
Bab 174. Keterpurukan
178
Bab 175. Gejolak Utara
179
Bab 176. Berpamit
180
Bab 177. Selamat
181
Bab 178. Berlatih Ilmu Pedang
182
Bab 179. Ilmu Pedang Teratai Putih
183
Bab 180. Pendekar Sejati
184
Bab 181. Ular dan Tanah Licin
185
Bab 182. Peti
186
Bab 183. Keluarga Ling
187
Bab 184. Nasib Xiao Niu
188
Bab 185. Orang Yang Ditunggu
189
Bab 186. Wang Ling Xue
190
Bab 187. Latihan Menghimpun Hawa Sakti
191
Bab 188. Hambatan
192
Bab 189. Kemajuan
193
Bab 190. Naga Salju Menari
194
Bab 191. Kesedihan Tak Berujung
195
Bab 192. Nona Kita Gila
196
Bab 193. Gadis Setengah Gila
197
Bab 194. Hawa Sakti Panas
198
Bab 195. Distrik Merah
199
Bab 196. Dewi Yan Cu
200
Bab 197. Rumah Mungil
201
Bab 198. Pertolongan yang Tak Terduga
202
Bab 199. Kakek Kang Lim
203
Bab 200. Apakah Itu Dirimu?
204
Bab 201. Pengintaian
205
Bab 202. Pembersihan
206
Bab 203. Bayangan Hitam
207
Bab 204. Kekuatan Asli Pendekar Sejati
208
Bab 205. Keluh Kesah
209
Bab 206. Hantu dan Kabut
210
Bab 207. Adu Tenaga
211
Bab 208. Teman Baru
212
Bab 209. Konflik Kecil
213
Bab 210. Mengunjungi Markas Para Pejuang
214
Bab 211. Kamar
215
Bab 212. Pengemis
216
Bab 213. Pertolongan Kecil
217
Bab 214. Pengemis Pembuat Onar
218
Bab 215. Adu Cepat
219
Bab 216. Meminta Bantuan
220
Ban 217. Racun Pukulan Tapak Api
221
Bab 218. Kepulangan
222
Bab 219. Pedang Lin Tian
223
Bab 220. Pemuda Aneh
224
Bab 221. Kakakku Yang Pemalu
225
Bab 222. Dua Kakakku Tersayang
226
Bab 223. Kembalinya Pendekar Hantu Kabut
227
Bab 224. Pengintai
228
Bab 225. Menyerahkan Diri
229
Bab 226. Anak Menteri
230
Bab 227. Siluman Rase
231
Bab 228. Salah Mangsa
232
Bab 229. Kebenaran Yang Disembunyikan
233
Bab 230. Lalat Pengganggu
234
Bab 231. Pendapat Zhang Qiaofeng
235
Bab 232. Rencana Zhang Qiaofeng
236
Bab 233. Nasib Sial Nona Zhang
237
Bab 234. Kepulangan Nona Zhang
238
Bab 235. Xin Kiu
239
Bab 236. Desa Nelayan
240
Bab 237. Berkunjung ke Pulau Tulang Naga
241
Bab 238. Pertemuan Setelah Sekian Lama
242
Bab 239. Awal Fitnah
243
Bab 240. Nasib Sepasang Naga
244
Bab 241. Setan Tak Berbayang
245
Bab 242. Topeng A Xin
246
Bab 243. Domba Cantik
247
Bab 244. Geger
248
Bab 245. Boneka-Boneka Lin Tian
249
Bab 246. Siasat
250
Bab 247. Tanda Pengenal Zhang
251
Bab 248. Kerja Sama
252
Bab 249. Ledakan
253
Bab 250. Sosok Bersenjata Rantai
254
Bab 251. Matinya Chan Fan
255
Bab 252. Mengambil Keuntungan Dalam Kesempatan
256
Bab 253. Surat Untuk Fu Hong
257
Bab 254. Surat Untuk Sung Hwa
258
Bab 255. Perjumpaan Dua Bidadari
259
Bab 256. Pukulan Nafas Salju
260
Bab 257. Bentroknya Dua Perkumpulan
261
Bab 258. Bentroknya Dua Perkumpulan 2
262
Bab 259. Satu Dibunuh Satunya
263
Bab 260. Matinya dua Pemimpin
264
Bab 261. Tugas Lin Tian
265
Bab 262. A Yin
266
Bab 263. Pertarungan Lin Tian
267
Bab 264. Aku Membunuhnya!
268
Bab 265. Kedok A Xin
269
Bab 266. Percakapan
270
Bab 267. Kegagalan
271
Bab 268. Ketegangan di Atas Perahu
272
Bab 269. Awal Mula dari Perang
273
Bab 270. Kepulangan Xin Kiu
274
Bab 271. Kucing-Kucingan
275
Bab 272. Rutinitas
276
Bab 273. Rindu? Benci?
277
Bab 274. Delapan Pendekar Sejati
278
Bab 275. Lima Lawan Lima
279
Bab 276. Kombinasi Serangan
280
Bab 277. Babak Terakhir
281
Bab 278. Penentuan
282
Bab 279. Saya Sudah Bangun
283
Bab 280. Lamaran
284
Bab 281. Hari Ketujuh
285
Bab 282. Murid Baru [TAMAT]
286
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!