NovelToon NovelToon
Nikahi Aku, Kak!

Nikahi Aku, Kak!

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Perjodohan / Cintamanis / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Teen Angst
Popularitas:1M
Nilai: 4.5
Nama Author: Three Ono

FOLLOW IG AUTHOR 👉@author Three ono

Sebuah kecelakaan menewaskan seluruh keluarga Arin. Dia hidup sebatang kara dengan harta berlimpah peninggalan orangtuanya. Tapi meski begitu dia hidup dalam kesepian. Beruntungnya ada keluarga sekretaris ayahnya yang selalu ada untuknya.

"Nikahi Aku, Kak!"

"Ambillah semua milikku, lalu nikahi aku! Aku ingin jadi istrimu bukan adikmu."

Bagaimana cara Arin mendapatkan hati Nathan, laki-laki yang tidak menyukai Arin karena menganggap gadis itu merepotkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Three Ono, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Rezza menatap kepergian mobil Nathan dengan perasaan yang tidak bisa dilukiskan. Dia baru saja menganggap Arin dibutakan cinta tapi sekarang apa yang ia lakukan sama saja. Memang tidak ada orang yang waras karena cinta.

Sebenarnya bisa saja Rezza membawa Arin pergi saja, tidak usah menuruti perintah Arin untuk kembali ke kampus. Tapi nyatanya Rezza tidak bisa melihat wajah Arin yang bersedih. Tapi lihat sekarang, saat ini dirinyalah yang terlihat menyedihkan. Hanya bisa melihat dari kejauhan gadis yang ia sukai pergi dengan pria lain. Tidak bisa berbuat apa-apa. Apalagi saat melihat Arin tersipu-sipu tadi, rasanya sangat menyesakkan dada.

Shiiittt !!

Dan bodohnya lagi kenapa juga dia masih disana dan menyaksikan itu semua. Kenapa juga Rezza tidak pergi saja setelah Arin turun dari mobilnya.

Dia juga Aneh, padahal ada banyak gadis yang menyukainya tapi malah dia sukanya pada Arin yang jelas-jelas sudah ada rasa pada pria lain. Itu namanya cari penyakit sendiri, tapi tidak bisa mengalahkan siapa-siapa. Jatuh cinta memang terkadang tidak bisa memilih pada siapa, cinta bisa saja datang pada orang yang tidak terduga.

Kembali pada Arin dan Nathan yang sedang dalam perjalanan.

Baru sekarang rasanya menjemput Arin jadi hal yang menyenangkan bagi Nathan, coba kalau dulu. Dia sudah pasti ogah-ogahan dan lebih banyak menyuruh Jodi. Tapi sekarang dia terus tersenyum.

"Maaf membuat kakak menunggu lama," ujar Arin.

"Hah ... tidak apa-apa, lebih lama lagi juga tidak masalah," kata Nathan tanpa sadar.

"Iya, apa kak?" Arin takut salah dengar. Apa baru saja pria itu mengatakan tidak apa-apa. Bukankah biasanya Nathan akan mengomel kalau dibuat menunggu.

Nathan langsung menormalkan ekspresinya, tidak ingin Arin melihatnya yang konyol. "Tidak." Menoleh ke samping kanan lalu tersenyum diam-diam.

Sesuai rencananya tadi, Nathan pun membelokkan mobilnya ke arah lain. Tanpa bilang pada Arin biar saja jadi kejutan.

"Kak kita mau kemana?" tanya Arin. Setahunya itu bukan jalan ke arah rumah ataupun ke kantor Nathan. Jadi mereka mau kemana.

"Aku ada janji dengan klien sebentar, kau ikut saja. Tidak ada waktu lagi kalau harus kembali ke rumah lebih dulu." Nathan berbohong, dia tentu gengsi kalau harus mengatakan mau mengajak Arin jalan-jalan. Lebih baik begitu saja.

Sampai di sebuah pusat perbelanjaan. Mereka turun dan langsung naik ke lantai dua tepatnya ke sebuah restoran yang ada di dalam mall itu.

"Kau mau pesan apa? Sekalian saja kita makan siang disini," ujar Nathan setelah mereka duduk di salah satu meja.

"Katanya kak Nathan mau bertemu klien, dimana orangnya? Apa dia belum datang?" tanya Arin sambil celingukan.

"Ohh, itu. Mungkin masih dalam perjalanan." Nathan melihat kearah lain, tidak mau ketahuan sedang berbohong.

Mereka makan siang hanya berdua. Makan makanan kesukaan masing-masing seperti saat masih sekolah, restoran itu salah satu restoran favorit yang mereka sering datangi kalau ke mall. Makanannya cukup enak, Arin suka. Ya hanya karena alasan Arin suka makanya Nathan mengatakan kalau itu restoran favorit mereka. Tanpa sadar pria itu juga menyukai dunia Arin.

"Kak, kok klien kakak belum datang juga. Apa jangan-jangan terjadi sesuatu di jalan," tanya Arin merasa aneh. Mereka sudah sampai habis makanannya tapi orang yang ditunggu belum datang juga dan anehnya lagi Nathan terlihat santai saja. Seperti tidak marah ataupun cemas. "Memangnya kakak janjian jam berapa? Coba tanya kak, takutnya terjadi apa-apa."

Nathan yang sedang menikmati makanannya jadi terganggu oleh kebawelan Arin. Kenapa gadis itu harus banyak bertanya, kenapa tidak diam saja dan makan. Kan Nathan jadi harus cari alasan lagi. "Nanti akan kakak coba hubungi, kau makan saja habiskan makananmu," kata Nathan.

Arin pun menurut, dia kembali makan. Matanya tidak sengaja melihat seseorang di yang duduk di meja sebelahnya sedang memakan es krim. Kelihatannya segar sekali makan es krim siang-siang begini, apalagi cuaca di luar begitu terik. Sangat cocok makan yang dingin-dingin seperti es krim. Nanti sajalah dia beli kalau sudah selesai makan, dia tidak akan merepotkan Nathan lagi dengan menyuruh-nyuruh pria itu.

Setelah mereka selesai makan, Nathan pamit keluar sebentar untuk menelpon klien katanya. Tidak ingin terus-terusan membuat Arin curiga. Nathan pura-pura menempelkan ponselnya pada telinganya seperti sedang menelepon seseorang padahal tidak ada siapa-siapa di sana.

Setelah selesai Nathan kembali pada Arin.

"Bagaimana kak?"

"Mereka tidak jadi datang katanya, ada acara mendesak," ujar Nathan.

"Ohh, lalu sekarang bagaimana? Kita pulang."

"Tunggu disini, aku akan kembali sebentar lagi." Nathan pergi lagi.

"Ehh kak, mau kemana?" Arin bingung. Dia memilih duduk saja di sana. Tapi dia semakin bingung saat melihat Nathan pergi ke gerai yang cukup ramai dan menjual es krim. Pria itu mengantri di belakang pembeli lainnya. Perasaan baru pernah Arin melihat seorang Nathan mengantri.

"Kak Nathan, kenapa tiba-tiba membeli es krim." Arin bergumam sendiri. Dia tidak ingin kepedean dengan mengira pria itu membeli es krim untuknya, mungkin pria itu juga merasa kepanasan dan ingin makan es krim.

Setelah hampir seperempat jam menunggu akhirnya Nathan kembali dengan dua cup es krim ditangannya. "Nih," katanya sambil menyodorkan satu cup rasa vanilla kesukaan Arin.

"Ini untukku Kak?" Wajah Arin berbinar-binar kesenangan.

"Iya, tadi aku ingin makan ini jadi sekalian belikan untukmu." Ada-ada saja alasannya. Bilang saja kalau dia sengaja membelikan es krim untuk Arin karena tadi melihat gadis itu terus memandangi orang yang sedang memakan es krim. Ehh hampir lupa kalau Nathan terlalu gengsi untuk mengakuinya.

"Terimakasih Kak," ujar Arin senang sekali. Tidak peduli apapun alasannya, yang penting dia bisa makan es krim yang tadi dia inginkan.

Nathan makan perlahan karena giginya ngilu kena es krim yang dingin. Kalau tidak demi mencari alasan dia akan beli satu saja karena dia sebenarnya tidak suka makanan dingin. Sepertinya mulai sekarang Nathan harus ganti merek pasta gigi agar tidak ngilu lagi saat makan es krim.

Berbeda dengan Arin yang sangat menikmatinya es krim rasa vanillanya. Baginya makanan manis adalah obat dari segala obat. Makannya sangat lahap tidak ngilu seperti Nathan. Bahkan es krim milik Arin sudah mau habis. Makannya juga belepotan seperti anak kecil tapi malah lucu bagi Nathan. Pria senyum-senyum melihat Arin.

"Kenapa Kak? Kenapa es krimnya tidak dimakan. Nanti meleleh loh," kata Arin.

Nathan langsung memasang wajah sedingin es krim saat hampir ketahuan sedang melihat Arin.

"Itu karena kamu makan seperti anak kecil, aku jadi terganggu," cicitnya.

Arin semakin tidak mengerti dengan pria itu, dia kembali melanjutkan makan es krimnya sebelum meleleh.

Sesuatu sangat menggangu mata Nathan...

1
marti 123
Kecewa
marti 123
Buruk
💗vanilla💗🎶
ijin mampir ya thor
Safa Almira
yey
Edah J
terimakasih atas karyanya yang sangat bagus 👍👍 semoga makin sukses terus😉
Edah J
ikut senang melihat kalian bahagia 😉🤗😘
Edah J
semoga kamu bahagia Dinda bukan hanya Arin saja yaa🤗
Edah J
duhh yg lagi kasmaran🥰🥰🥰huhuyyy
Edah J
he..he..he...si posesif on😁✌️
Edah J
yeyyy....Arin dilamar 👏🤗😘🥰
Edah J
cerita yg okk👍👍👍
Edah J
Dinda jd detektif dulu😉
Edah J
Itu ulah si boss Rezza😁😁😁
Edah J
wihhh berbunga"hati neng Abanggg😁😁😁
Edah J
Arin dan Dinda punya kesedihan yg sama ditinggal orang tua walau dgn cara yg berbeda😭
Edah J
hahayyy... Rezza nihh 😁😁😁
Edah J
sedih bangett 😭😭🤧
Edah J
semoga kebahagiaan segera menghampirimu Dinda😉
Edah J
Rin jangan memancing kasian Nathan nya😁
Edah J
pada akhirnya yg dibawah yg mengalah🙁dan itu jg terjadi di dunia nyata🙁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!