NovelToon NovelToon
Hot Duda Dan Perawan Tua

Hot Duda Dan Perawan Tua

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perjodohan / Duda
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Reetha

Bagaimana jika perawan tua dan seorang duda tampan dipertemukan dalam perjodohan?

Megan Berlian yang tajir melintir harus mengakhiri kebebasanya di usia 34 tahun dengan menikahi Morgan Erlangga, seorang dokter bedah tulang
yang sudah berusia 42 tahun dan memiliki dua anak remaja laki-laki.

Megan, gadis itu tidak membutuhkan sebuah pernikahan dikarenakan tidak ingin hamil dan melahirkan anak. Sama dengan itu, Morgan juga tidak mau menambah anak lagi.

Tidak hanya mereka, kedua anak Morgan yang tidak menyambut baik kehadiran ibu sambungnya juga melarang keras pasangan itu menghasilkan anak.

Megan yang serakah rupanya menginginkan kedua anak Morgan untuk menjadi penerusnya kelak. Tidak peduli jika keduanya tidak menganggapnya sama sekali.

Ikuti kisah mereka, semoga kalian suka ya...🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reetha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mereka Milikku

Malam, di Miami.

Suasana tenang di vila ini rupanya mampu mengubah suasana hati Erick Erlangga. Saat ini dia sedang memgobrol santai dengan sang nenek. Beberapa kali mereka tampak tersenyum dan terdengar tawa sesekali.

Megan hanya memantau saja dulu, biarkan Erick merasa nyaman bersama mama Monic.

Beberapa kali ia menatap layar ponselnya, namun tidak ada apapun di sana.

Drrrrt drrrt drrrrt.

Seolah tahu Megan sedang menantikannya untuk berdering, layar ponselnya itu menyala dan menunjukkkan ada panggilan Video disana.

Pak Dokter memanggil.

Sungguh ponsel yang pengertian. Pikirnya.

Demi apapun, Megan merasa jantungnya seakan copot dari tempatnya.

Megan sengaja tidak langsung menjawab sebelum dirinya tiba di kamar.

Klik, Megan menggeser tombol hijau untuk menjawab, tentu setelah dirinya mengambil posisi yang pas dan nyaman.

[Hai!] sapa Morgan. Pria itu terlihat masih tampan. Kebetulan ia sedang mengenakan jas putih kebanggaannya.

[Hai, Dok.] jawab Megan.

[Bagaimana cuaca Amerika serikat saat ini?]

Bukannya menanyakan bagaimana kabarku tapi dia lebih ingin tahu kabar cuaca.

[Karena disini waktu malam jadi terasa cukup dingin, dok]

[Lalu bagaimana denganmu? Apa kau sehat, nona Megan?]

Apa dia punya indra ke enam? Dia bisa membaca suara hatiku.

[Aku baik-baik saja. Apa pak dokter sudah menghubungi Erick atau mama?] Megan balik bertanya.

[Belum. Oia, Nona Megan, aku baru saja mentransfer semua gajiku bulan ini ke rekeningmu.]

Degh...

Megan tertegun.

[Kenapa begitu?] Megan terlihat tidak enak hati.

[Karena memang begitu. Seorang istri tugasnya mengatur keuangan suami. Atukah kau lupa sudah jadi seorang istri?]

Megan tersenyum senang mendengarnya. Senyum kemenangan yang tentu tidak terlihat oleh Morgan karena Megan sengaja menghindar dari kamera.

Rupanya dia mulai menganggapku.

[Trima kasih, Dok. Aku akan membaginya dengan mama dan anak-anak.]

[Tidak perlu berikan ke mama. Dia punya dana pensiun setiap bulan dan itu cukup untuk dirinya sendiri. Gunakan saja untuk membeli bahan makanan disana. Itu tidak seberapa. Kuharap kau mengerti karena aku hanya seorang dokter, bukan pemilik rumah sakit ini.] jelas Morgan panjang lebar.

Morgan sangat sadar bahwa pendapatannya sangat tidak sebanding dengan apa yang dihasilkan oleh sang istri per detik.

Namun disini bukan lagi tentang siapa yang pendapatannya lebih banyak akan tetapi semata tentang tanggung jawab seorang suami.

[Iya, Pak Dokter. Aku mengerti. Aku akan menggunakannya dengan baik. Terima kasih, Dok. Aku merasa bahagia kau menganggap pernikahan ini nyata.] ucap Megan.

[Jadi kau pikir dalam beberapa hari ini aku sedang bermimpi? Aku menikahimu dengan kesadaran penuh.]

[Jangan marah, Dok. Aku hanya bercanda.]

[Aku tidak marah, untuk apa aku memarahimu?]

--- "Morgan, ini teh-mu. Minumlah selagi hangat"--- terlihat jelas oleh Megan pada layar ponselnya, seorang wanita datang menghampiri Morgan membawakan segelas teh. Dan ini sangat mengganggu pemandangan. Megan tidak suka melihatnya.

---"Terima kasih Lena, aku akan meminumnya."---

---"Apa kau lelah, Morgan, aku bisa memberimu pijatan."---

---"Tidak perlu, Lena. Terima kasih. Aku sedang mengobrol dengan istriku."---

---"Istrimu? Oh, maaf. Tapi dimana dia?"---

Wajah Megan tidak lagi terlihat pada layar ponsel. Entah menghilang kemana dia, Morgan juga tidak tahu. Ia pun memanggil nama sang istri beberapa kali setelah kepergian wanita yang bernama Lena.

Kemana dia?

[Maaf, Dok, aku tadi sedang bicara dengan pelayan.]

Terlihat Morgan mengangguk lalu menyerup segelas teh.

[Pak Dokter sarapanlah. Aku ... mau istirahat.]

Sambungan Video berakhir. Megan menarik napasnya dalam-dalam.

"Tenang Megan, ini bukan apa-apa."

Megan kemudian keluar dari kamar yang tiba-tiba terasa pengap. Di ruang tengah sudah tidak tampak lagi mama dan Erick. Kakinya diarahkannya menuju kamar putra sambungnya itu.

"Jadi ... kau lebih menyukai dokter Lena menjadi ibumu?"

Megan termenung di depan pintu ketika tak sengaja mendengar percakapan nenek dan cucunya itu.

"Iya. Dokter Lena sangat menyayangi kami. Kurasa ... ayah tidak menikahinya karena aku menolak ibu tiri. Tapi dari pada kak Megan, dokter Lena lebih terlihat seperti seorang ibu."

Megan tak lagi sanggup melangkahkan kakinya untuk masuk. Bahkan untuk pergi dan menghindar agar tidak mendengar pembicaraan ini kakinya seakan tertahan tak bisa bergerak.

"Apa dokter Lena dan ayahmu berkencan?"

"Aku tidak tahu, Nek. Yang aku tahu mereka sudah terbiasa dekat dan sangat akrab. Kalau saja aku tahu ayah mau menikah, aku akan membiarkan itu terjadi dengan dokter Lena."

"Jangan bilang begitu ... apapun alasannya, bunda Megan adalah istri ayahmu sekarang."

"Tapi mereka hanya melakukan pernikahan bod*oh karena perjodohan, Nek. Kak Megan bukan tipe yang disukai ayahku."

degh degh

degh degh

Megan cukup paham akan situasi dan siapa yang sedang jadi topik pembahasan saat ini.

Dokter Lena yang sedang diperbincangkan oleh Erick adalah orang yang sama dengan nama Lena si penyuguh Teh untuk Morgan beberapa saat lalu. Wanita itu terlihat manis, lembut bahkan menawarkan pijatan pada dokter Morgan.

"Apa aku telah merebut pria milik wanita lain?"

Merasa bersalah dan tertuduh, Megan lantas membalik tubuhnya lalu melangkah kembali ke kamar miliknya.

"Jika demikian, apakah aku harus mengembalikannya?"

Megan berusaha menetralkan detak jantungnya yang berpacu dengan laju. Perkataan Erick yang lebih menginginkan dokter Lena, kini perkeliaran dalam pikirannya.

"Tidak. Mereka Milikku sekarang. Milikku tidak akan berpindah ke tangan orang lain. Kepada orang yang tepat sekali pun, itu tidak akan terjadi."

Megan coba mempercayai apa kata hatinya. Morgan beserta dua remaja itu sudah diikat dalam satu dokumen yang bernama Kartu Keluarga dengannya.

Salah satu dari ketiganya tidak akan Megan biarkan lepas dari genggamannya.

.

.

Satu minggu berlalu.

David bersiap mengikuti ujian kelulusan selama beberapa hari ke depan.

Selain dengan persiapan belajar yang maksimal, remaja itu juga memiliki kesiapan mental yang sangat cukup. Mendapatkan perhatian dari ayah dan nenek buyut membuatnya lebih bersemangat dan fokus dalam belajar. Dan satu lagi, Megan yang berada jauh di belahan dunia lain pun tidak pernah lupa memberinya dukungan.

Meskipun awalnya ia merasa tidak suka, tapi lama kelamaan, perhatian sang bunda sambung melalui pesan singkat atau pun panggilan telepon adalah sesuatu yang tanpa sadar selalu dia tunggu-tunggu.

[Nak, semangatlah berjuang, ya... bunda tahu, kau pasti bisa]

David tersenyum membacanya lalu dengan singkat menyimpan kembali senyumannya.

[Tante, bolehkah aku menyusul ke Miami setelah ujian berakhir?]

Untuk pertama kali David mengirim pesan sepanjang itu kepada Megan yang berisi kalimat tanya.

[Tentu saja boleh, datanglah bersama ayah akhir pekan nanti.]

David bertambah semangat. Jalan-jalan ke benua lain adalah salah satu impiannya.

"Baik, aku akan mengikuti ujian dengan baik."

David keluar dari mobil setelah supirnya ikut memberinya semangat. Cukup menegangkan untuk hari ini. Ujian hari pertama akan di mulai.

.

.

Yuk semangat guys... jangan lupa dukungannya ya...🥰

1
Dwi Sarmila
astaga 3dini hari sudah pkai seragam /Facepalm/
Dwi Sarmila
huh Terajana terajana/Facepalm/
D_Mayanti
Luar biasa
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
ya ampun kocak sangking gak mau punya anak/Sob/
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
gws kak
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
mantapppp
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
keren kk
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
knpa David marah
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
anjayyy ranjang cussss lh
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
uuuhhhhh
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
/Scowl//Scowl//Scowl/
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
keren ihhhh kak.... beda nich dari yg lain
dita18
akhirnya happy ending ikut bahagia dg keluarga Morgan & Megan😍,,, tp ada sedih nya krn crta nya sdh berakhir😢😢
dita18
nenek buyut😭😭😭😭
dita18
kuharap jodoh nya Erick bkn Rana ya thoorrr 😂
dita18
ku harap Tino ini gak sama kyk bini nye sifat nya ya
dita18
duh akhirnya pak dokter belah duren jg😂😂😂tp knp mulut nya dokter satu ini pedas sekali 😥
dita18
kpn nih ya si dokter belah duren nya🙈😂😂
Reetha: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
dita18
Luar biasa
dita18
aku emg udh nikah Megan,, tp sayang nya msh blm di karuniai anak😊😩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!