SEMUA GARA-GARA PARIJI
Ini Novel harusnya horor, tapi kenapa malah komedi, saya yang nulis juga bingung, tapi pasti hororlah.
KOK dengan huruf yang terbalik, ya semua serba terbalik di dalam novel ini, tidak ada yang sesuai dengan semestinya, dan jangan berpikir dengan nalar, karena nggak akan masuk di otak kita.
Jangan dipikir dengan otak normal, karena akan bikin kram otak.
kebalikan adalah keasikan, ingat baliklah hidup kalian agar mengalami sesuatu yang luar biasa!
KOK,
Kalok dibilang time travel kok rasanya nggak jugak, tapi ada yang hilang dan bertambah di dalam diriku.
KOK gini rasanya, KOK aku ada disini, KOK aku diginiin, KOK aku harus ada di sini, KOK sakit gini, KOK KOK KOK KOK semua harus KOK.
Jangan takot, gitu kata orang yang aku temui, tapi KOK rasanya takot tapi enak dan menyenangkan..
Itulah KOK yang dibalik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Bashi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. KOK GILA GINI!
“Astaga ini kan pak Ruslan!”
Bagian hidung keatas memang belum bersih benar dari tanah, tapi sudah jelas yang ada di depanku ini dosenku pak Ruslan.
Mayat dengan mata terpejam dan….. Yang mengerikan adalah sebuah kuntila raksasa yang masuk hingga ke mulutnya, itu benar-benar dosenku.
Aku mulai nderedeg, tanganku bergetar ketika membersihkan sisa tanah yang ada di wajah pak Ruslan, aku sampai nggak kepikiran siapa yang mengajar kami di kampus apabila mayat pak Ruslan ada disini.
“Ji, liaten itu yang ada di dalam mulut pak Ruslan, bukankah itu juga kuntila seperti punyak ente itu?” gumam Celenk pelan
“Iya Lenk, tapi kuntilanya masuk hingga ke mulutnya”
“Kalok ini mayat pak Ruslan, lalu yang ngajar kita itu siapa JI?”
“Yah memang itu mayat Ruslan anak-anak, ayo sekarang bersihkan bagian wajahnya hingga benar-benar bersih”
“Ayo cepat jangan ngobrol aja..... bersihkan dia nak” bentak mbah Wito
“Duuh, akuh udah nggak tahan!......Nanti kita pulang ke rumah ya ganteng” gumam mbah Wito tiba-tiba dengan nada suara yang endel
Eh lhadalah, kok ada kalimat mengerikan yang keluar dari mulut mbah Wito, yancok aku kok merasa ada yang nggak beres disini.
Nggak beresnya bertubi-tubi, sekarang makin nggak karuan nggak beresnya, aku rasanya wis pasrah dengan keadaan yang ada sekarang.
Kulihat Celenk, ternyata dia kayaknya juga merasakan ada yang janggal dengan kalimat yang barusan diucapkan oleh mbah Wito.
“Tapi mbah…..”
“Sudah jangan banyak tanya nak, nanti mbah akan ceritakan apa yang terjadi di dengan Ruslan, tapi kalau mbah nggak males cerita ya hihihih!”
“Eh mbah…..kok gitu” potong celenk
“Apanya sih yang gitu hihihihih, emang kamuh ciapah hihihihi” jawab mbah Wito
Yancok, cara bicara mbah Wito kok jadi aneh gini, agak endel ethes gitu cara dia tadi barusan bicara yang diakhiri dengan tertawanya yang agak gimana gitu.
Sepertinya Celenk juga merasa aneh dengan cara mbah Wito bicara barusan, tapi ya sudah tetap saja kami ikuti cara permainan ini saja.
Aku sudah tidak takut dan nggak ndredeg lagi, kuanggap mayat yang ada di depanku ini adalah patung pak Ruslan, dan kuanggap mbah Wito ini orang yang mungkin kurang waras.
Aku berdiri untuk melemaskan kakiku yang pegal karena dari tadi jongkok….
“Dik Pariji, nanti kalau wajah Ruslan sudah bersih, tolong ujung kelamin dik Pariji usapkan ke wajah Ruslan yach…” bisik mbah Wito di telingaku
Yancoook, onok opo maneh iki, kenapa aku kok dipanggil dik, tapi aku diam saja….. Aku nggak jawab apa yang barusan dikatakan mbah Wito, tapi yang pasti orang tua ini makin aneh saja.
Makin gila aja orang tua ini, rasanya geli sekali dengar suara lakik yang berbisik di telingaku, rasanya asyu sekali.
Tanah yang mengotori wajah Ruslan sudah bersih, tinggal beberapa lagi yang tersisa di keningnya. Tapi yang kami bersihkan kan hanya bagian depannya saja, untuk bagian kepala belakang pasti masih kotor.
Tinggal si celenk yang masih membersihkan sisa tanah yang ada di rambutnya pak Ruslan.
“YANCOOOK AAAAAAAHHHH!” teriak Celenk tiba-tiba
“MATAMNYA… MATANYA PAK RUSLAN!” teriak Celenk yang terjengkang ke belakang
Darahku rasanya berhenti ketika kulihat mata pak Ruslan terbuka lebar seperti melotot.
“Udah minggir kalian sanah!, sekarang biarkan embah saja yang urus, Ruslan sudah datang, kalian minggir dulu ajah”
“Saat ini biar mbah aja yang ambil alih, nanti tugas kalian adalah menggandeng Ruslan, di kanan kiri kalian paham!”
“Kamu nak Pariji, nanti mbah kasih tanda apabila mbah butuh bantuanmu”
“Sementara mbah akan atur agar Ruslan tetap ada disini dulu” suara mbah Wito terdengar lebih tegas daripada yang endel dan ethes tadi
“Maksudnya gimana mbah?” tanya Celenk
“Jangan banyak tanya nak Celenk!” bentak mbah Wito tiba-tiba
Aku mundur beberapa langkah, begitu juga Celenk yang agak menjauh dari lubang yang berisi mayat Ruslan yang melotot matanya.
Mbah Wito berjalan mendekati lubang dangkal yang berisi mayat dosen kami si Ruslan, kemudian dia menoleh kepada kami dan memberi tanda dengan mengibaskan tangannya, sepertinya dia menyuruh kami untuk menjauh.
Aku nggak tau apa yang dilakukan mbah Wito, tapi dari sudut netraku aku bisa melihat kegiatan seperti orang yang sedang bercumbu.
Aku merasa bahwa bahaya sekarang sedang merayap, yang aku tau adalah mayat si Ruslan entah sudah hidup atau apalah namanya, tapi yang pasti aku merasa hidupku akan berakhir kalau tidak segera pergi dari sini.
Kukasih tanda si Celenk agar kita mundur lebih jauh dari mbah Wito yang entah sedang apa dengan mayat Ruslan.
Kami berdua semakin jauh jaraknya dengan mbah Wito yang sepertinya masih sibuk bercumbu dengan Ruslan.
“Ssssstttttt kalian kemari cepat” bisik sebuah suara yang berasal dari belakang kami
“Tak butak, awakmu dengar nggak tadi ada yang manggil kita dari belakang?”
“Iyo Lenk aku dengar… tapi aku nggak berani noleh ke belakang Lenk”
seru ,...
mimpi yang sangat panjang ya ji.... mimpi yang nggak pernah bangun-bangun...
Hendrik dalam bahaya dong....
asal nebak hhhhh😁
operasi dimana bisa nyembul gede sana sini...???🤣