NovelToon NovelToon
Petualangan Mistis

Petualangan Mistis

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Mata Batin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Awan Biru

El-Syakir namanya. kehidupannya biasa saja sama seperti manusia pada umumnya. hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan dan akhirnya ia dapat melihat mereka yang tidak terlihat

mata batinnya terbuka dan bahkan banyak dari mereka yang meminta bantuan padanya. berbagai rangkaian kejadian ia alami.

ia bertemu dengan hantu anak remaja laki-laki yang akan mengikutinya kemanapun ia pergi.

"bantu aku mencari siapa pembunuhku dan aku akan membantumu untuk menolong mereka yang meminta bantuan"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 18

"Mita, apa saja jadwalku hari ini...?" tanya Zidan

"bapak akan mengadakan rapat sebentar jam 10, jam 13.00 bertemu dengan pimpinan perusahaan Wisma Mulia yang akan membahas kerja sama yang pernah dibatalkan sebelumnya dan setelah itu 15.30 bapak harus memeriksa proyek yang sebentar lagi akan kelar di kota S" jawab Mita sekretaris Zidan

"rapat sebentar suruh Ridwan yang menggantikanku, termasuk bertemu dengan pimpinan perusahaan Wisma Mulia dan untuk pemeriksaan proyek akan aku periksa lain waktu" ucap Zidan

"tapi pak, tidak kah sebaiknya untuk bertemu dengan pimpinan perusahaan Wisma Mulia harus bapak sendiri. mengingat waktu lalu yang merencanakan semuanya adalah bapak sampai harus membatalkan kerja sama. setidaknya itu akan menghargai pimpinan perusahaan Wisma Mulia dari pada harus Ridwan yang pergi menemuinya" timpal Mita

"kita harus mengadakan kerjasama dengan mereka pak, dan sebaiknya bapak sendiri yang mengambil alih. jangan sampai pembatalan kerjasama terulang lagi. maaf pak kalau aku lancang, tapi sebaiknya bapak bisa menahan sedikit rasa kesal kepada bos perusahaan itu" lanjut Mita

"kita sangat membutuhkan kerjasama dengan pihak Wisma Mulia. kerugian kita yang lalu dapat tertutupi kalau kita bisa bekerjasama sama dengan mereka. ingat pak bahkan gaji karyawan yang pernah kita tunda sampai sekarang belum kita berikan"

"tolong bapak pikirkan itu. maaf kalau aku lancang"

"hah...kamu benar Mita. semuanya karena aku dan aku harus memperbaikinya meskipun aku malas sekali bertemu dengannya" Zidan bersandar di kursinya

"baiklah untuk nomor 1 dan 2 jalankan sesuai jadwal tapi untuk nomor 3 ganti dengan hari yang lain" ucap Zidan

"baik"

Mita keluar dari ruangannya bosnya untuk menyiapkan rapat yang sebentar lagi akan dilaksanakan.

sementara Zidan, dirinya menutup matanya. terlalu banyak yang ia pikirkan, terlebih lagi Dirga selalu ada dalam kepalanya.

(aku harus ke wilayah B) batin Zidan

seperti yang telah di jadwalkan, Zidan melakukan rapat. setelah selesai, masih ada 1 jam lagi untuk bertemu dengan pimpinan Wisma Mulia. ia pergunakan waktu itu untuk beristirahat sebentar.

"paman"

"D-Dirga...itu kah kamu...?"

Dirga tersenyum hangat ke arah Zidan. Zidan ingin menghampirinya namun rasanya sulit sekali. kakinya sangat berat untuk ia angkat

"Dirga" panggil Zidan

Dirga tidak bergerak dari tempatnya. senyuman tidak luntur dari bibirnya. sesaat kemudian dari belakangnya muncullah seseorang yang tidak terlihat wajahnya. ia berdiri di samping Dirga

perlahan mereka berdua menghilang dengan sekumpulan asap yang banyak.

"Dirga"

"Dirga.... Dirga"

"pak bangun pak...pak Zidan"

"hah...hah...hah" Zidan bangun dengan nafas memburu

(jadi tadi itu hanya mimpi) batin Zidan

"pak...bapak tidak apa-apa...?" tanya Mita

"aku baik-baik saja. ada apa...?" Zidan mengusap kasar wajahnya

"sudah waktunya bapak bertemu dengan pimpinan Wisma Mulia" jawab Mita

Zidan melihat jam tangannya, benar saja sudah waktunya. hanya lewat beberapa menit saja.

"baiklah, aku mau bersih-bersih dulu. dimana tempat bertemunya...?"

"dia menginginkan bertemu di restoran dimana waktu itu kalian bertemu"

(ck... restoran itu tempat mengesalkan untukku) batin Zidan

"aku akan bersiap"

Mita keluar, sementara Zidan membersihkan dirinya di kamar khusus yang disediakan di ruangannya.

"maaf membuat anda menunggu lama" ucap Zidan. ia langsung duduk di tempatnya

"kamu memang selalu seperti itu tuan Zidan Sanjaya" ucap seorang wanita

"baiklah, bisa kita mulai pembicaraannya...?" ucap Zidan

"kenapa buru-buru sekali. sudah lama kita tidak bertemu. setidaknya kita saling menanyakan kabar dulu"

"kalau aku lihat keadaan mu sekarang, sepertinya kamu baik-baik saja. jadi aku tidak perlu bertanya" ucap Zidan

"kamu masih saja dingin Zidan, sedingin es. itulah mengapa aku sangat ingin mencairkan es itu" ia tersenyum manis

(memuakkan) batin Zidan

"aku lapar. kita makan dulu ya. kamu mau pesan apa...?"

"aku tidak lapar"

"baiklah biar aku saja yang memesan" ia memanggil pelayan restoran

"tolong bawakan aku makanan yang ini dan minumannya yang ini" tunjuknya ke buku menu

"baik. kalau tuan tidak ingin memesan sesuatu...?" tanya pelayan

"tidak" jawab Zidan dingin

pelayan itu mengambil buku menu dan meninggalkan mereka berdua.

"bisa kita mulai, aku tidak punya banyak waktu" ucap Zidan

"kamu sibuk sekali ya...atau memang sedang berusaha untuk menghindariku...?"

"Vania Larissa, aku tidak punya banyak waktu untuk bertele-tele. kalau tidak ingin bicara maka kita batalkan saja kerjasamanya" ucap Zidan

"kamu yakin akan membatalkan untuk kedua kalinya. dulu kamu rugi besar karena membatalkan secara sepihak dan kali ini apa kamu ingin rugi lagi...?" tersenyum santai

(dia menggunakan itu untuk menjeratku. dasar wanita) batin Zidan dengan tatapan dingin

"baiklah, akan aku mulai. penawaran ku masih saja sama seperti dulu"

(sudah ku duga) batin Zidan

"perasaan tidak bisa dipaksakan Vania" ucap Zidan

"apa aku perlu melakukan kekerasan agar kamu mau menerima tawaranku...?"

"ini masalah perusahaan kita bukan masalah hati. jangan sangkut pautkan dengan masalah perasaanmu" timpal Zidan

"justru dengan begini, aku bisa memilikimu. selanjutnya biar kamu saja yang memilih. mau rugi besar dan bangkrut atau menikah denganku"

(sepertinya aku tidak punya pilihan lain) batin Zidan

"pak kita sangat membutuhkan kerjasama dengan pihak Wisma Mulia. kerugian kita yang lalu dapat tertutupi kalau kita bisa bekerjasama sama dengan mereka. ingat pak bahkan gaji karyawan yang pernah kita tunda sampai sekarang belum kita berikan"

"tolong bapak pikirkan itu. maaf kalau aku lancang"

perkataan Mita terngiang di telinganya. membuat Zidan serasa pusing tujuh keliling. masalah perusahaan kakaknya saja sudah membuatnya sangat pusing di tambah lagi dengan kehilangan Dirga. saking terlalu fokus ke perusahaan kakaknya, ia sampai lupa mengurus perusahaannya sendiri. ia menghela nafas panjang dan menatap dingin wanita yang ada di depannya.

"baiklah aku terima tawaranmu" ucap Zidan

"akhirnya kamu mengalah juga" Vania tersenyum senang

*******************************************

Vino memegang tangan El, kemudian Leo dan starla mengikutinya. mereka perlahan menutup mata. nenek tua itu meletakkan tangannya di atas tangan mereka.

"Bu aku pergi kerja dulu ya" Rian mencium tangan ibunya

Rian adalah anak yang sangat menyayangi ibunya. setelah ayahnya tiada saat dirinya masih berusia 10 tahun, dialah yang menjadi sandaran bagi ibunya. kini hidup mereka tidak semenderita dulu, itu karena kerja keras Rian dan doa tulus dari ibunya.

namun siapa sangka hidup ibunya malah semakin menderita saat putranya itu menikah.

"hati-hati ya. kalau pulang ibu titip kue bolu kesukaan ibu"

"tentu saja. mah papa berangkat dulu ya" Rian mencium kening istrinya dan juga mencium putranya yang sedang asyik bermain dengan makanannya

"hati-hati pah" ucap istri Rian

Rian meninggalkan keluarganya berangkat kerja. kini di rumah hanya tinggal istri, ibu dan anaknya.

"heh nenek tua, ayo cepat selesaikan makananmu. lelet banget" bentak istri Rian kepada ibu Rian

"sabar Rima, ibu sedang menghabiskannya ini" jawab ibu Rian

Rima adalah istri Rian. saat Rian berada di rumah, maka ia akan berlaku manis kepada mertuanya. namun saat Rian tidak ada, ia jadikan mertuanya seperti babu.

"jangan lupa bersihkan semua piring kotor. jangan taunya hanya tadah mulut tiap hari" ucap Rima

"iya" jawab ibu Rian pelan

"bagus. Bayu, ayo ikut mama sayang" Rima menggendong anaknya meninggalkan ibu Rian sendiri di meja makan

dengan tubuh rentanya, ibu Rian membersihkan piring kotor dan juga melap meja. namun sayang, saat mencuci piring, tidak sengaja tangan licinnya membuat piring di tangannya terlepas dan jatuh di lantai.

praaaaang.....

"ya ampun ibuuuuu...bisa kerja nggak sih. piring aku jadi pecah gitu" teriak Rima menghampiri mertuanya

"m-maaf Rima, ibu tidak sengaja" ucap ibu Rian gemetar

"tidak sengaja tidak sengaja. ibu benar-benar bikin Rima muak tau nggak. sini nggak kamu" Rima menarik paksa ibu Rian dan menghentakkan tubuh renta itu ke lantai

"sakit Rima" ibu Rian mulai menangis

"ibu harus diberi pelajaran. kerja nggak becus. dasar benalu"

byuuurrr....

Rima menyiramkan air ke tubuh ibu Rian.

"rasakan ini, biar mati kedinginan kamu" Rima terus menyiram ibu Rian

"ampun Rima... ampun" ibu Rina berteriak meminta dikasihani

"nenek" panggil Bayu. tubuh mungil itu berlari memeluk neneknya

"mama Janan, kacian nenek" ucap cadel Bayu

"minggir sayang. mama mau membuat nenek kamu jerah" Rima menarik paksa Bayu

"ndak mau. kalau mama telus silam nenek, Bayu aduin sama papa" ucap Bayu

Rima jadi kalang kabut, jangan sampai Bayu melaporkan perbuatannya kepada suaminya.

"kali ini ibu Rima ampuni, tapi awas saja nanti" Rima melengos pergi meninggalkan anak dan mertuanya

"nenek ndak apa-apa...?" Bayu menangkup wajah neneknya itu

"tidak apa-apa sayang. terimakasih sudah menyelamatkan nenek" ibu Rian memeluk cucunya dengan penuh kasih sayang dan deraian air mata

begitu seterusnya, setiap hari ibu Rian mendapat perlakuan kasar dari menantunya dan hal itu tidak di ketahui oleh Rian karena Rima mengancam akan melakukan sesuatu yang menyeramkan kalau seandainya ibu Rian berani buka mulut.

hingga suatu hari Rima mempunyai rencana licik kepada mertuanya itu.

"Bu...ikut Rima jalan-jalan yuk" Rima bersikap manis

"jalan-jalan kemana...?" tanya ibu Rian

"kemana saja. Rima bosan di rumah. ibu ganti baju ya, Rima juga mau siap-siap"

ibu Rian terlihat senang, ia berpikir menantunya itu telah berubah dan bersikap baik padanya. namun tanpa ia tahu ada udang di balik batu.

ibu Rian memilih pakaian bagusnya untuk ia kenakan. perasaan bahagia menyelimuti hatinya karena baru kali ini Rima bersikap baik padanya.

"ibu sudah siap...?" tanya Rima

"sudah" jawab ibu Rian

mereka keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil. Bayu telah Rima titipkan kepada baby sitter. hari ini ia hanya pergi berdua dengan ibu Rian.

pertama Rima mengajak ibu Rian ke mall untuk belanja pakaian. tentu saja hal itu membuat ibu Rian senang karena pakaiannya di rumah adalah pakaian yang sudah usang.

pakaian mahal Rima belikan untuk mertuanya. kemudian mereka ke toko perhiasan untuk membelikan ibu Rian perhiasan.

setelah rasa cukup. ibu Rian mengatakan kalau dirinya lapar. Rima segera mengajaknya mencari makan. bukan di restoran yang ada di mall, melainkan ke tempat jauh yang bahkan jauh dari tempat tinggal mereka.

"ayo turun Bu, kita makan di sini saja" ucap Rima

Rima keluar dari mobil begitu juga ibu Rian. mereka masuk ke dalam warung makan dan memesan makanan yang banyak. alasan Rima adalah agar ibu Rian dapat makan dengan lahap.

"Bu...ibu tunggu Rima di sini ya. Rima mau keluar sebentar menelpon" ucap Rima

"iya"

Rima keluar dari warung makan itu. tentunya dengan membayar terlebih dahulu. setelah itu ia masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan warung makan yang masih ada ibu Rian di sana.

sudah lama ibu Rian menunggu namun Rima tidak kunjung kembali. bahkan hari sudah sore namun tetap saja Rima tidak kembali.

perasaan khawatir menyelimuti ibu Rian. ia keluar dari warung makan untuk mencari Rima namun ia tidak menemukan menantunya itu.

"Rima...kamu kemana...?" ibu Rian melihat sekelilingnya

ibu Rian berjalan tertatih menyusuri jalan raya. naasnya hari itu adalah hari terakhirnya. sebuah mobil menabrak dirinya dan menyeretnya hingga beberapa meter. wajahnya hancur dan kakinya sebelah patah.

Rima pulang ke rumah dengan perasaan senang telah menyingkirkan benalu di rumahnya.

saat Rian pulang, ia menanyakan keberadaan ibunya namun Rima berkata bahwa ibunya keluar untuk mencari angin namun tidak kembali.

Rian panik, ia segera mencari ibunya namun tidak menemukannya.

Rima menutup mulut baby sitter anaknya dengan uang yang cukup banyak agar tidak melaporkan kepada suaminya apa yang telah ia lakukan.

hingga berbulan-bulan Rian mencari bahkan sudah melaporkan ke polisi namun tetap saja ia tidak menemukan ibunya.

1
Mey Ana
Luar biasa
Nggenk Topan
next
Anonymous
alur berantakan...
Nggenk Topan
melati kan adik kelas sm dgn alana, skrg kok sekelas dgn Leo dkk...?
Rifandi Ahmad
Luar biasa
Nggenk Topan
cerita yg bagus... lanjut thorrrr
Nggenk Topan
Luar biasa
Suliani Ani
Kecewa
Rudi Fahrudin
Luar biasa
Bunda Silvia
astaga jangan2 anak vania buat tumbal ratu sri dewi secara baharudin kan pasanganya
Bunda Silvia
aduh jangan sampai buat wadah baru jin ratu sri dewi
Bunda Silvia
bocah2 smbrono
Doni Gunawan
cerita yg bagus ada tawa cenda sedih dan horor juga sebuah persahabatan yg erat dan perjuangan yg hebat
Doni Gunawan
selamat ya adam yg konyol akhirnya kau dapatkn cinta mu
Doni Gunawan
lanjut
Doni Gunawan
lanjutkan
Doni Gunawan
selamat ya adam
Doni Gunawan
selanjutnya
Doni Gunawan
lanjut
Doni Gunawan
lanjut lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!