NovelToon NovelToon
Kau Lupa Anak Istri

Kau Lupa Anak Istri

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Komedi / Tamat / Suami Tak Berguna
Popularitas:570.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Buna Seta

Kartika Sari, di tinggal suaminya sejak pernikahannya yang baru berjalan enam bulan. Terlebih, saat itu Kartika baru mengandung tiga bulan.

Alasan ekonomi yang membuat Kartika merelakan suaminya pergi. Namun, tidak disangka bagi Kartika bahwa suaminya tidak pernah memberi kabar.

Hari berganti bulan, bahkan tahun. Angga tak kunjung pulang.

Kartika harus membesarkan anaknya seorang diri, walaupun dalam keadaan sulit. Hingga Jenita berumur enam tahun Kartika mencari Angga suaminya di rantau orang. Namun kenyataannya suaminya telah menikah lagi.

Akan kah Kartika mempertahankan rumah tangganya? atau justeru sebaliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Hari-hari terlewati begitu gigihnya Rangga ingin mencairkan hati cinta pertamanya kembali. Yaitu hatinya Kartika yang sudah lama membeku.

Hampir setiap hari mengikuti langkah Kartika kadang menahan cemburu ketika Kartika diantar oleh Devan.

Saat ini Angga mengikuti Kartika ternyata Kartika menjemput Jenita ke sekolah. Yees. Hanya Jenita lah yang akan dijadikan Rangga sebagai jembatan agar mereka bisa berkumpul.

"Tumben. Bunda jemput, memang lagi libur ya?" Jeni keluar pagar sedang di gandeng Kartika. Terlihat binar di mata bulatnya akan kehadiran bunda.

"Memang nggak boleh? kalau Bunda jemput?" Kartika pura-pura merengut.

"Bukan begitu bunda, senenglah... seneng banget malah. Kalau bunda sempat, Jeni mau dijemput tiap hari." keduanya terkekeh.

"Ya nggak bisa seenaknya begitu dong, bunda kan kerja."

Keduanya kemudian berdiri di pinggir jalan. Kartika akan memesan taksi sekali-sekali lah naik taksi sama Jeni, sekalian ingin ke supermarket. Sedangkan Anisa tadi sudah dijemput Arumi.

"Ciuuut" mobil berhenti di depanya. Rangga dengan cepat turun dari mobil menghampiri. "Kalian menunggu taksi ya? tidak usah pesan taksi, kamu aku antar," Rangga menawarkan diri, sambil berdoa dalam hati. Ingin diberi kesempatan untuk bisa jalan bertiga dengan istri dan anaknya.

"Nggak perlu!" ketus Kartika membuang muka kasar.

"Om ganteng..." Jeni langsung menyambar punggung tangan Rangga menempelkan dihidung dan bibir.

"Assalamualaikum..." tangan kekar Rangga mendarat lembut dikepala Jeni. Hati keduanya memang sudah menyatu selayaknya Ayah dan anak.

Kartika menatap anak dan suaminya terkesiap, tanpa dia ketahui ternyata keduanya sudah begitu akrab. Ya jelas akrab, karena tanpa Kartika ketahui Angga selalu menemui anaknya.

Yang menjadi pertanyaan Kartika adalah; mengapa Rangga tidak terkejut ketika Jeni bersamanya? apakah Angga sudah tahu, jikaJeni adalah darah dagingnya?

Oh tidak! Jeni tidak boleh sedekat ini, Rangga sudah menolak kehadiran anaknya.

Kartika tertegun melihat keduanya tertawa bahagia. Hati Kartika dipenuhi kebimbangan. Segitu kejamkah jika Kartika ingin memisahkan, Jeni dengan Ayahnya?

Sedangkan selama ini dialah yang berjuang untuk anaknya. Kartika tidak rela. Dengan mudahnya Rangga mendapatkan cinta Jeni.

"Bunda... ayo kita naik mobil bareng Om." Jeni menarik-narik tangan Kartika. Namun Kartika bergeming.

"Bunda... ayo..." rengek Jeni.

"Kita naik taksi saja Nak, kan sudah berapa kali bunda bilang, nanti ada yang marah kalau kita dekat dengan Om itu,"

"Nggak! mau," wajah Jeni memerah ingin menangis.

"Sudah... jangan nangis dong cantik... ayo kita naik" Angga langsung membopong tubuh Jeni mendudukkan di depan, lalu menutup pintu.

"Ayo dong Tik... demi anak kita," kata Angga lembut menarik pelan lengan Kartika.

"Anak Kita?!" Kartika menatap horor. Mendorong dada suaminya.

"Tik please..." Mata Angga berkabut.

"Bunda ayo, kalau bunda nggak mau ya udah Jeni turun." ucapnya kecewa.

"Kamu tega sama Jeni Tik."

Kartika mlengos kesal, berjalan cepat menabrak lengan Rangga kemudian masuk kedalam mobil duduk di belakang.

Yes! Rangga tersenyum samar masuk kedalam mobil. Mobil pun melesat pergi.

"Mau kemana dulu ini?" Rangga memecah keheningan.

"Kata bunda mau ke supermarket dulu Om,"

"Iya kan? bunda." Jeni menoleh Kartika ke belakang yang sedang fokus dengan handphone.

"Iya" Kartika mengangguk.

Rangga menuju swalayan, sepanjang jalan Jeni hampir tidak berhenti bicara dengan Ayahnya. Apapun iya ceritakan kadang membuat keduanya terbahak-terbahak.

Sedangkan Kartika membisu, sibuk dengan handphone di tanganya. Kartika tidak tahu, bahwa Angga memperhatikan wajah cantiknya dari kaca spion.

Sampai tempat yang di tuju, mereka jalan bertiga, Jeni tidak pernah melepas tangan Rangga sedikit pun.

Kartika ambil keranjang dan menuju tempat dimana wewangian tersusun rapi di rak. Kartika ambil satu persatu yang dibutuhkan.

"Kita cari mainan yuk" Rangga mengajak Jeni yang sedang melihat kunciran berwarna warni.

Dengan sigap Kartika menarik kasar lengan Rangga. Berbicara pelan agar tidak terdengar Jeni.

"Jangan memanjakan anak saya! kamu pikir saya bangga! kamu memanjakan Jeni dengan uang istri mu!" Kartika menatap devil.

"Kamu harus tahu! saya medidik Jeni agar tumbuh menjadi anak yang kuat, bekerja keras, tidak manja,"

"Jika dia ingin sesuatu harus bekerja keras, tidak instan mendapatkan. Seperti yang anda lakukan dengan menghalalkan segala cara!" Kartika melepas tangan Rangga kemudian kembali memilih belanjaan.

Rangga terperangah, serasa ada sayatan di hatinya. Namun Rangga tetap sabar kali ini hanya diam mengikuti anak dan istrinya dibelakang.

Setelah mendapatkan yang dicari. Kartika menuju kasir.

"Aku yang bayar ya" Angga mengeluarkan ATM.

Dengan cepat Kartika membayar tunai belanjaan. Tanpa menyahut kata-kata Rangga.

Rangga lagi-lagi merasa tertampar, sepanjang dia jalan bertiga apa yang ingin ia lakukan di tolak Kartika mentah-mentah.

"Bunda... Jeni mau main wahana" rengek Jeni.

"Oh iya ayo" Kartika menuntun Jeni menuju wahana, memesan tiket lalu membiarkan Jeni bermain. Rangga sudah tidak berani menawarkan apapun, karena sudah pasti ditolak.

"Bunda menunggu disini ya nak"

"Iya bunda." Jeni bermain bersama anak-anak yang lain.

Kartika duduk di kursi kecil memijit betisnya, terasa pegal-pegal sebab, dari tadi berjalan terus.

"Capek?" tanya Rangga lalu ikut duduk di sebelah Kartika.

"Nggak usah sok perhatian! untuk apa anda mengikuti kami, saya nggak mau ada salah paham dengan Bu Diana." Kartika bersungut kesal.

"Tik, apa yang bisa aku lakukan, untuk meminta maafmu? sungguh Tik, ini diluar skenario, semua tidak seperti yang kamu pikirkan." Rangga menarik nafas panjang.

"Gampang sekali anda meminta maaf, anda bertahun-tahun menyakiti saya, dan anakmu. Pergi tanpa kabar, dan yang lebih menyakitkan anda dengan mudah menikahi wanita lain, hanya orang bodoh yang masih bisa memaafkan."

Angga hanya diam, tidak mengeluarkan kata sepatah pun, Angga menggigit kuku jemari ingin menjelaskan seperti apa rasanya buntu.

"Saya akan mengurus surat perceraian, agar anda bebas dengan Wanita sombong itu."

"Tika... tolong Tik, aku nggak mau cerai dari kamu aku rela kehilangan apa pun, asal jangan kehilangan Jeni dan kamu."

"Lihat Jeni Tik, dia membutuhkan kita" Rangga menggenggam tangan Kartika.

"Percaya diri sekali anda! Jeni bukan anak anda." Kartika menarik tanganya.

"Jeni anak kita, aku sudah melakukan tes DNA."

"Apa?!" Kartika menatap nyalang Rangga.

"Lancang sekali anda!" Tuding Kartika. Bulir air mata mengalir. Rasanya sakit sekali hatinya. Segitu tidak percaya bahwa Jeni adalah; anaknya. Hingga melakukan check DNA tanpa minta izin.

"Maafkan aku tik, aku melakukan ini bukan tidak percaya kepadamu," Rangga tidak kuat menatap mata Kartika bila sedang menangis.

"Tetapi, waktu baru mengenal Jeni banyak orang yang mengatakan bahwa kami mirip sekali,"

"Sebenernya aku ingin bertanya kepadamu tapi kamu tidak pernah memberi aku kesempatan."

1
pecahan_misteri
apa sih Angga itu egois
Hajjah Hartini Effendi
Alhamdulillah ikut bahagia tour
Hajjah Hartini Effendi
Alhamdulillah semoga segera bersatu lagi mereka tour kasian jgn menderita trus Kartika dan Angga
Hajjah Hartini Effendi
Alhamdulillah
Hajjah Hartini Effendi
Alhamdulillah aman Linda adalah teman bunda nya jeni
Hajjah Hartini Effendi
persatukan mreka lagi tour Tika dan Angga,, kasian
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
bagus
Elok Pratiwi
tidak menarik .... tidak suka cerita dg karakter pemeran utama wanita nya lemah tidak punya pendirian
Hajjah Hartini Effendi
ternyata memang Angga suami Tika, tapi seperti nya Angga pura² tidak mengenal Tika

sedih banget, sabar y Tika
Misaza Sumiati
Diana yang nyulik
Misaza Sumiati
tinggalin aja Diana , tidak tegas rangga
Shaa Erahh
Luar biasa
Samaniah
kena pnyakit saraf kyknya🤣🤣🤣
Mama Gezkara
ayah kak othor
Mama Gezkara
kq bude kak... Tante dong
Martha Amelia Susanti
Bagus ceritanya, tapi ingin tahu cerita adiknya Jeni. sukses selalu ya Buna🙏🏼💐
Rajwaa Hafizhah
percuma lu nangis orang kek jin begitu udah jahat banget nyet
Tining Revi
ceritanya bagus dan ber urutan.
Dewi Kasinji
kalo itu bukan bukti cinta ngga ...tapi nafsu
Dewi Kasinji
enak banget ya si Angga ... ternyata si Kartika gampang banget luluhnya . si Angga kyk gak ada perjuangannya 😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!