Seorang gadis berusia 20 tahun, yang bekerja sebagai pelayan di sebuah Mension mewah milik keluarga Angkasa.
Suatu hari, gadis bernama Dara itu, tak sengaja di nodai oleh putra satu-satu tuan Angkasa, yang menyebabkan ia hamil.
Karena kehamilannya, ia terpaksa di nikah sirihkan oleh laki-laki yang telah menodainya.
Ayo ikuti kisahnya, apakah Dara mampu bertahan dalam rumah tangga menjadi istri sirih sekaligus istri simpanan? Apakah dia bisa melalui ujian rumah tangga yang di penuhi banyaknya rintangan? Ataukah ia akan memilih pergi saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KONTRAK PERNIKAHAN
Melihat tulisan besar yang menyebutkan kontrak pernikahan, Dara kembali melihat ke wajah Adam, kemudian kembali membaca kontrak itu.
1 pihak pertama Adam Mahardika.
2 pihak kedua Dara Mustika.
Pihak kedua tidak di benarkan ikut campur dalam urusan pihak pertama, entah itu umum, atau pribadi.
Dan pihak pertama juga tidak akan mencampuiri urusan pihak kedua.
Pihak kedua, tidak berhak melarang pihak pertama untuk menikah lagi.
Pernikahan ini hanya terjadi sehingga pihak kedua melahirkan, jika pihak kedua sudah melahirkan. Mak pihak pertama akan menceraikan pihak kedua. Dan pihak kedua dengan suka rela untuk di ceraikan oleh pihak pertama.
Anak yang akan di lahirkan oleh pihak kedua, akan di jaga dan di asuh oleh pihak pertama.
Membaca poin terakhir itu, Dara mengangkat semula pandangannya.
"Tidak! Saya tidak setuju dengan perjanjian ini, saya tidak masalah dengan poin yang lainnya, tapi poin yang terakhir, saya tidak menyetujuinya," Dara membantah keras kemahuan Adam untuk mengambil anak dalam kandungannya setelah anak itu lahir nanti.
Adam tersenyum miring. "Kau tidak punya hak untuk menolak ke inginanku, karena aku berhak menentukan apa pun yang aku inginkan," tegas Adam.
"Tapi tidak dengan cara merugikan aku!" Dara sedikit meninggikan nadanya.
"Kau sama sekali tidak di rugikan Dara, kalian sudah mengambil uang sebenar 2 miliar dariku, uang sebenar itu, sudah termasuk peraturanku, kau tidak punya hak lagi untuk mengutarakan keinginanmu," kata Adam melihat arlogi yang melingkar mewah di tangannya.
"Tandatangani surat ini cepat, aku harus segera pergi dari sini, ku rasa kau juga tau bukan? Tiga hari lagi aku akan menikah, jadi aku akan sangat sibuk, dan jangan membuang-buang waktuku," kata Adam benar-benar tak memiliki simpati sedikitpun pada Dara.
Wanita itu terdian dengan bola mata yang berkaca-kaca, ia memikirkan, sama saja ia sedang menjual anak yang berada dalam kandungannya saat ini. Laki-laki di depannya itu sangat keterlaluan, dan tak punya hati.
Melihat Dara hanya diam, Adam kembali mengeluarkan satu kartu ATM-nya.
"Pakai ini untuk kebutuhanmu, meski bagaimanapun, kau itu adalah istriku, anggap saja itu uang nafkah dariku," memberikan kartu pada Dara yang diam seperti manekin.
Air mata wanita itu terjatuh. Tapi secepat kilat ia menepisnya, mengambil pulpen, dan langsung menandatangani surat kontrak perjanjian itu.
Selesai menandatangani surat kontrak tersebut, Dara tak berniat mengambil kartu ATM yang di berikan Adam, ia mengabaikannya dan langsung ingin keluar dari mobil.
Tapi lagi-lagi laki-laki itu menahannya. "Ambil ini,"
"Aku tidak membutuhkan uang darimu!" Terdengar sangat tak bersahabat nada gadis itu.
Adam yang tak terima penolakan Dara. Menarik kasar dagu wanita itu sehingga membuat Dara meringis kesakitan.
"Munafik! Kau jangan mencoba untuk melawanku Dara! Karena aku tidak akan segang-segan untuk menyakitimu," melepas kasar dagu Dara.
"Kaluar!" Sentak Adam mengusir Dara. Ia tak suka dengan sikap Dara yang sering melawannya.
Dara keluar dari mobil, dan langsung masuk ke dalam rumahnya menuju kamar, tiba di kamar, ia langsung menumpahkan air matanya.
Ia tak menyangka, bagaimana bisa ia menikah dengan laki-laki arogan seperti Adam.
,,,
Tiba saatnya hari yang di tunggu-tunggu.
Hari ini adalah hari pernikahan Adam dan Anim.
Acara pernikahan mereka di langsungkan dengan lancar tanpa ada sedikitpun gangguan.
Anim terlihat sangat bahagia, lain halnya dengan Adam yang merasa hatinya sama sekali tak tenang.
Semenjak ia menikahi Dara, ia tak pernah lagi di teror oleh bayi dalam mimpinya.
Tapi entah mengapa, hatinya seperti sering gelisah dan tidak tenang. Tapi ia sama sekali tak tau apa yang menyebabkan ia tak tenang seperti itu.