NovelToon NovelToon
My Husband, I Love You

My Husband, I Love You

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Balas Dendam / CEO / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah
Popularitas:805k
Nilai: 4.8
Nama Author: Afifatun Nasobah

Kalila Wulandari, seorang Office Girl disebuah perusahaan ternama.

Suatu hari presdir dikantornya digantikan oleh penerus berikutnya. Seketika Kalila langsung terkagum oleh ketampanan presdir baru itu, rasa kagumnya berubah menjadi cinta.

Hingga suatu hari, Kalila melupakan satu angka yang berakibat membuatnya menikah sang presdir.

Bagaimana satu angka mengubah hidup Kalila?

Kesalahpahaman terjadi karena siasat yang meleset dari orang ketiga.

Siapakah orang ketiga itu?

Yuk simak kisah Kalila Wulandari dan Keenan Alvaro Pradipta, Presdir baru yang membuat Kalila jatuh hati dalam sekali pandangan.

Penuh teka-teki karena balas dendam orang dimasa lalu...


NB : Kalau tidak halangan, akan UP tiap jam 12.00

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afifatun Nasobah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dipecat

" Hei lihat tuh, wanita mura*an datang."

" Berani juga dia nongol, benar-benar gak tau diri."

" Ya mungkin dia bangga kali bisa tidur sama pak presdir. Dia kira bisa jadi kaya mendadak kalau bisa tidur sama orang kaya."

" Dasar orang miskin gak tau diri, cuma OB aja belagu."

" Aku yakin banget kalau pak presdir dijebak sama dia."

" Iya-iya bener banget. Gak mungkin presdir kita yang perfectsionis itu tertarik sama gadis kampungan kaya gitu kalau bukan karena dikasih obat."

Bisik-bisik hinaan terus terdengar di telinganya. Kalila berusaha tak menghiraukan, meski nyatanya, air mata kesedihan sudah jatuh dari pelupuk mata.

' Aku harus kuat, semua yang mereka tuduhkan tidak benar. Aku bukan wanita seperti itu, aku harus buktikan jika kata-kata mereka tidak benar.'

Ia terus berjalan melewati para karyawati penggosip itu. Ia menebalkan telinga, mereka hanya menilai apa yang mereka lihat, dan itu adalah wajar.

Yang harus dilakukannya adalah bertahan, hingga ada waktu yang menunjukkan kebenarannya.

Karena ia tahu...Tuhan maha adil.

Kalila berusaha bekerja seperti biasa, dia hanya perlu pura-pura tak mendengar setiap cacian karyawan.

' Dimana Eva dan Siska, apa mereka...yah mungkin saja mereka juga menilai seperti kebanyakan orang.' Batinnya sedih, sedari tadi ia tak melihat Eva ataupun Siska. Sahabatnya sejak bekerja disini.

Saat Kalila tengah bekerja dengan pikiran tak fokus, tiba-tiba Bu Tati memanggilnya.

" Lila!."

" I-iya bu?." Kalila menoleh dengan gugup melihat tatapan tak bersahabat dari kepala OB nya itu.

" Kepala bagian personalia memanggil kamu."

" Ada apa ya bu?."

" Kamu yang tau pasti kenapa bisa sampai bisa dipanggil." Ujar Bu Tati sinis, membuat Kalila menyadari, jika tak ada satupun orang dikantor yang percaya padanya. Mengingat dua sahabatnya sendiri pergi darinya disaat seperti ini.

" Ada apa ya Pak?." Tanya Kalila saat sudah berada diruangan personalia.

" Kamu pasti tau berita yang sudah menyebar, bukan hanya kantor, tapi seluruh negri. Karena kamu, perusahaan mengalami penurunan saham secara drastis. Itu sebabnya saya memanggil kamu kesini."

Kalila sudah tau arah pembicaraan kepala personalia, ia sudah siap dipecat, karena ia tahu kesalahannya sangatlah besar. Ia meremas jari jemarinya berusaha agar menghilangkan perasaan takutnya sekarang.

" Sekretaris pak presdir sendiri yang meminta saya memecat kamu. Ini, uang pesangon kamu, untungnya kamu adalah pekerja yang rajin, jadi masih beruntung mendapat pesangon." Ujar kepala personalia menyerahkan amplop muda padanya.

" Te-terima kasih pak." Ujar Kalila sembari menerima gaji terakhirnya di perusahaan itu.

...

Kalila tengah berbaring diranjangnya, seharian bekerja membuatnya lelah, bukan hanya lelah tubuh, tapi juga hati. Rasanya ia ingin pergi saja dari sini.

Pergi?

Ya, sepertinya itulah yang harus ia lakukan. Keberadannya tidak membuat mereka percaya padanya. Ingin menjelaskanpun akan percuma. Lagipula dia sudah dipecat, tak ada lagi yang memberatkannya untuk pergi.

Tadinya ia ingin bertahan, setidaknya masih berada dikota yang sama, namun nyatanya mengatakan tak semudah mempraktekan. Ia tak sekuat itu menahan segala hinaan dan cacian dari orang-orang.

Mungkin akan lebih baik jika dia pergi saja, pergi sejauh yang ia bisa.

Apalagi laki-laki itu pasti kini sangat membencinya. Dia sudah membuat Keenan mendapat masalah besar.

Ia tidak ada alasan tetap berada dikota ini, perusahaan tempatnya bekerja adalah perusahaan yang besar. Semua orang mengenal presdir Angkasa Grup.

Ia yakin, bukan hanya hubungan Keenan dan Alin yang berada diujung tanduk, tapi nama besar perusahaan Angkas Grup juga pasti ikut tercemar.

Kenapa? Kenapa ia harus melupakan sesuatu disaat yang tidak tepat.

" Aku harus pergi dari sini, walau aku harus mencari pekerjaan baru dikota yang asing, setidaknya aku jauh dari masalah ini." Mencoba tetap bersemangat.

Hanya pergilah jalan satu-satunya yang ia punya, memang terdengar pengecut, karena meninggalkan masalah.

Tapi ia yakin, jika kelurga Pradipta akan mampu menyelesaikan masalah ini tanpa dirinya.

Jika suatu hari ia dicari untuk menyelesaikan masalah ini, maka ia siap untuk melakukannya.

" Maafkan aku tuan Keenan, sudah menjadi duri dalam hubunganmu dan nona Alin, serta merusak kepercayaan keluargamu padamu. Aku janji akan menghilang dari hidupmu, aku tak akan muncul lagi dihadapanmu. Maaf sudah menjadi masalah besar untuk kehidupanmu." Gumamnya mengingat setiap pertemuannya dengan Keenan.

Baginya, bisa mengenal pria sempurna seperti Keenan saja sudah menjadi pengalaman indah baginya.

Apalagi, perasaan cinta yang bersarang dihatinya semakin menyemangati hidupnya. Dia harus menjauh untuk kebahagian pria itu.

Kalila bangkit dari tempat tidurnya, ia membuka lemari dan mulai mengepak pakaiannya. Ia harus pergi secepatnya, namun karena hari sudah petang, ia memutuskan pergi esok hari.

Seperti yang direncanakan, hari ini Kalila sudah siap dengan tas kopernya untuk segera pergi dari rumah ini.

Kalila menghela napas pelan, kenangan demi kenangan berputar dikepalanya bagaikan film. Ia mengingat hari-harinya dengan sang ibu. Semua kenangan berada disini, bahkan kepergian ayahnya yang menyakitkan pun berada dirumah ini.

Dan kini, ia harus meninggalkan tempat tinggalnya sejak kecil itu. Dan semua, karena satu nomor yang ia lupakan.

Setelah selesai membereskan pakaiannya, ia memesan ojek online.

Sembari menunggu ojeknya datang, Kalila juga membereskan rumahnya. Menyimpan semua barang-barang seperti foto ke lemari. Jika suatu hari ia kembali, ia ingin semua benda dirumahnya masih bersih. Walau ia sendiri tak yakin, apa dia akan kembali kerumah ini.

Tak lama kemudian ojek yang dipesannya datang, Kalila sekali lagi menghela napas, mencoba menguatkan tekadnya untuk pergi. Setelah merasa yakin, ia naik keatas motor yang akan membawanya ketempat baru yang ia sendiri belum tau dimana.

" Tujuan kemana neng?." Tanya bang ojek saat berada dalam perjalanan.

" Emm, gak tau mas." Jawabnya jujur.

Ia memang keluar dari rumahnya tanpa tujuan yang pasti. Ia tak tau harus kemana. Sebenarnya ia teringat kedua sahabatnya, tapi rasa-rasanya ia tak mungkin tetap berteman dengan mereka.

Bahkan kemarin saja ia tak melihat satupun dari mereka. Ia yakin mereka akan malu punya sahabat seperti dirinya.

" Eh, kok gak tau, terus ini mau muter-muter terus gitu. Bisa tekor saya Neng." Ujar bang ojek terdengar kesal.

" Ya udah mas, antar saya ke terminal saja." Ucap Kalila akhirnya. Mana mungkin ia terus naik ojek tanpa kepastian seperti ini. Setidaknya dengan keterminal, mungkin ia akan punya kota tujuan.

" Nah...gitu dong."

' Semoga keputusanku ini adalah keputusan yang tepat.'

" Ini mas, terima kasih." Ujar Kalila membayar ongkos saat mereka sudah sampai diterminal.

" Sama-sama Neng." Jawab bang ojek tersenyum lebar kemudian pergi dari sana.

Kalila kemudian duduk sebentar di kursi yang tersedia. Ia memikirkan kemana ia harus pergi saat ini.

Tiba-tiba ponsel jadulnya berdering, Kalila memilih mendiamkannya saat melihat nama sahabatnya.

Rasanya ia terlalu malu bicara pada Eva. Mungkin saja sahabatnya itu menelpon untuk memutuskan hubungan pertemanan mereka.

Suara deringan ponselnya berhenti, Eva sudah berhenti menelponnya. Namun, tak berapa lama ponselnya kembali berdering dengan nama yang sama, hal itu terjadi berulang-ulang.

Hingga akhirnya, Kalila memutuskan untuk mengangkatnya dengan menguatkan hati jika Eva benar-benar ingin memutus pertemanan mereka.

" Halo Va."

" Halo Lil, kamu baik-baik aja kan? Aku lihat berita itu ditv..Kantor juga udah ramai ngomongin kamu..." Eva terdengar merasa bersalah.

Mendengarnya Kalila merasa lega, ternyata dugaannya salah jika Eva membencinya.

" Iya aku baik-baik aja, makasih udah khawatirin aku." Ucapnya mulai menangis. Walau kejadian itu tak pernah terjadi, ia tahu ini adalah masalah yang tak sepele.

***

1
Cinta Aini
cembura ya mas kenan
Helena Martini
cerita nya bagus banget
Dhea Rosady
buat kalila ,knapa masih brtahan ,udh tinggalin aj tuan muda nya ,dri pda trus mnderita ,😅
Tatik R
❤❤❤❤
Sumarni Al Fa
👍👍
ousky
lanjutkan thor seri
ousky
next
ousky
seru lanjutkan thor
ousky
akui alin klai itu anak devan
ousky
kalila buka lembaran baru
ousky
apa maksd kenan
ousky
kalila sabar y
ousky
jahat keenan
ousky
ceruita yg bagus
ousky
kenan bukalah mata hati mu
ousky
Kalila ini babak baru dlm hidup mu
ousky
kasihan lila
ousky
lanjutkan thor
ousky
bagus cerita nya thor
Selin Tari
👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!