Sepulang dari pelantikan setelah lulus jadi PNS dengan perjuangan yang berat taxi online yang mengantar Reina pulang dari kantor gubernur kembali ke rumah sang ibu ditabrak oleh truk semen berwarna merah.
Reina kehilangan kesadaran nya dan saat dia membuka matanya yang di lihatnya pertama kali langit langit mewah dengan ukiran berwarna gold dan silver, rumah sakit mana yang memiliki dekorasi mewah dengan kasur yang terasa sangat empuk ini.
"Sakit..." rintih Reina tapi yang keluar malah suara anak kecil selembut bulu.
"Nona muda apa anda sudah sadar..??"
tanya sekelompok wanita bergaun hitam dengan hiasan apron putih dan bandana putih khas pakaian maid abad pertengahan mengelilingi Reina.
"Siapa nona muda, dimana ini...??" tanya Reina dengan wajah ketakutan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chykara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Setelah acara sakral pengesahan oleh biro pernikahan kerajaan acara langsung di lanjutkan dengan pesta dansa dan jamuan makan buat para tamu bangsawan yang datang dari berbagai kawasan yang di undang secara eklusif oleh keluarga Winfrey.
Karena ini juga acara keluarga kekaisaran bisa di bilang tingkat kehadiran tamu yang di undang mencapai seratus persen.
Saat matahari mulai turun ke peraduan nya acara jamuan utama di mulai, dengan latar belakang keindahan semburat senja itu lah sepasang pengantin baru membuka acara dengan menjadi pembuka dansa pertama sebagai sepasang suami istri.
lorong penuh bunga dan deretan kursi yang tadi di duduki para tamu saat melihat acara seremonial telah menghilang dan berganti total dengan cepat jadi ruang tanpa kursi dengan lantai dansa luas berbentuk bundar.
Kerja keras dan kerja cepat para pelayan menghasilkan ruangan dengan dekorasi kan merah yang di sulam dengan benang emas, memberi kesan mewah.
Di bagian tepi dinding berderet beberapa jenis makan dan kue kue yang di populerkan oleh Beatrice melalui cafe nya yang sangat populer di kalangan wanita bangsawan dan rakyat jelata di wilayah nya, hingga kue kue "ciptaan" nya populer sampai ke ibu kota
Saat ini beatrice telah memiliki empat cafe, selain dua cafe yang di bangun di awal beatrice membangun dua cafe lagi di ibu kota dan saat ini sudah jauh lebih populer di banding cafe nya yang di daerah.
Untuk cafe di ibukota akhirnya di serahkan pengurusan nya pada baron dan baroness Louis yang sudah resmi mengundurkan diri dari koki mansion dan menjadi rekan bisnis Beatrice dengan sistem bagi hasil.
Di lantai dansa yang berbentuk bulat besar di tengah ruangan Pangeran Arthur dan Melissa berputar indah memutari seluruh area lantai dansa dengan langkah terarah dan sangat anggun.
Rok putih mekar Melissa berputar indah mengikuti kecepatan gerakan mereka berdua.
Saat Lagu pertama sebagai lagu pembukaan berakhir melissa dan arthur saling tersenyum dan saling memberi hormat dengan tatapan penuh cinta.
Setelah jeda sebentar para pemain music memainkan lagu ke dua. Beberapa pasangan sudah turun ke lantai dansa,
"Tuan putri boleh kah ayah ini mendapatkan kehormatan untuk berdansa bersama tuan putri ayah" tanya Liam sambil menjulurkan tangan nya pada Melissa,
"Tentu saja ayah," jawab Melissa sambil menyambut tangan Melissa Liam, kedua ayah dan anak itu turun kelantai dansa, pangeran arthur turun ke lantai dansa bersama ibu kandungnya Yang mulia ratu sedangkan yang mulia raja berdansa bersama istri kedua nya yang mulia permaisuri, ibu kandung pangeran ke tiga.
Beatrice juga turun ke lantai dansa bersama Bian, mereka berdua bersama beberapa pasangan lain mulai berputar memutari lantai dansa.
"kak..." panggil Beatrice dengan suara sedikit di keraskan karena suara music yang lumayan keras memenuhi aula pernikahan tersebut.
"kenapa?" tanya Bian sambil menatap yang adik yang tinggi nya cuma sampai telinga nya saja.
"Kakak kapan nikah? Apa kakak udah punya pasangan? Kakak harus nyari calon marchioness untuk mendampingi kakak memimpin wilayah kita kelak, hari mansion kita tidak punya pemimpin rumah tangga nya, terpaksa selama ini kakak Melissa mengambil alih tugas nyonya rumah, hari ini kakak melissa telah menikah, dan akan pergi meninggalkan mansion, siapa yang akan mengambil alih tugas nyonya rumah" ucap Beatrice sambil dengan langkah nya yang ringan dan indah.
"Adik kakak kan nggak cuma melissa aja ada kamu juga, melissa pergi otomatis sekarang jadi tugas kamu" ucap Bian dengan santai.
"Aku nggak mau... mengatur rumah tangga pekerjaan berat, bikin pusing, kakak nikah aja biar kakak ipar yang mengambil alih semua tugas nya sebagai nyonya rumah" ucap Beatrice dengan santai,
Bian tertawa mendengar ucapan sang adik.
"Memang nya nyari istri segampang nyari baju kamu yang hilang di lemari?" tanya Bian sambil tertawa terbahak.
"Aku cariin mau nggak?" tanya Beatrice dengan tatapan menggoda.
"nggak usah kakak udah bisa ngebayangin siapa yang akan kamu jodohkan sama kakak, kalau nggak si Katherine pasti Mary ann," ucap bian sambil tertawa.
"Mary ann sudah di jodohkan oleh ayah, pertunangan mereka sudah si adakan secara kecil kecilan beberapa bulan yang lalu dengan putra kedua count. Mereka anak menikah dalam waktu dekat" jawab Beatrice.
"Jadi Katherine?" tanya Bian sambil tertawa.
"kenapa kakak tertawa? Memang apa kurang nya Katherine dai lebih cantik dari Alya Norway?" ucap Beatrice.
"Kenapa malah jadi bawa bawa perempuan jadi jadian itu" ucap Bian dengan tawa yang semakin terbahak.
"ya siapa tau aja kakak patah hati karena gagal nikah sama tuh ulat bulu" ucap Beatrice sambil tertawa.
Saat lagu berakhir satu persatu pasangan yang tadi asik berdansa mulai turun dari dance Floor.
Belasan pelayan pria dengan pakaian serba hitam berjalan dengan tangan membawa nampan kayu gelas kaca transparan dengan cairan berwarna warni di dalam nya, seperti berbagai macam wine mahal, tequila aneka warna hingga minuman dengan kadar alkohol tinggi seperti gin, wiski dan vodka.
Untuk yang tidak bisa meneguk alkohol ada juga beberapa jenis teh populer.
Beatrice mengambil satu cangkir teh dengan warna merah keemasan yang indah, dari warna nya Beatrice tau kalau itu adalah teh darjeeling, teh yang berasal dari timur jauh.
Beatrice sebenarnya ingin mencari kedua sahabatnya tapi kedua nya tidak terlihat batang hidung nya, karena itulah Beatrice memutuskan untuk berjalan menuju balkon yang di tutupi gorden tebal, karena ini adalah rumah nya tentu saja dia tau posisi tepat nya di mana letak pintu menuju balkon walaupun hampir seluruh dinding di tutupi kain tebal.
Balkon ini memiliki satu set sofa empuk dengan penerangan yan minim memberi kesan remang remang yang romantis dengan aroma bunga sedap malam yang menyapa indra penciuman.
Dengan masih memegang gelas teh nya Beatrice berjalan menuju sofa mendudukkan pantat nya lalu membuka sepatu nya yang lumayan tinggi. Karena tadi berdansa cukup lama dengan sang kakak kaki nya sedikit tergores karena sepatu nya yang masih baru.
"Akhir nya aku bisa meluruskan punggung juga... capek banget" ucap Beatrice sambil duduk dengan santai tanpa memikirkan tatakrama yang tidak berhenti dia terapkan sejak tadi.
"Suasana yang pas untuk pacaran, coba kalau aku punya pacar udah aku ajak ngedate kali di sini, suasana romantis gini mubazir banget kalau nggak punya pacar, gini amat nasib jomblo" ucap Beatrice sambil mengejek diri nya sendiri.
"Apa itu jomblo? bahasa mana itu?" sebuah suara datang dari sudut lain balkon tersebut. Beatrice terperanjat tapi suara berat pria itu terdengar sangat familiar di telinga nya. Untuk memastikan nya Beatrice dan memfokuskan pandangan nya ke sosok jangkung yang seperti nya dia kenal itu.
sosok itu berjalan mendekati nya Beatrice dengan jelas tequila di tangan kanan nya.
Beatrice akhir nya sedikit lega saat memastikan sosok siapa yang mendekati nya itu.
***