Demi mendapatkan uang untuk biaya operasi transplantasi ginjal ibunda tercinta, Arini rela menjadi teman ranjang atasannya, Sean, selama setahun.
Selama menikah dengan Arini, Sean bersikap sesuka hati tanpa memikirkan perasaan Arini sedikit pun. Arini terbelenggu oleh beragam aturan yang diberikan Sean, dilecehkan dan dihina, termasuk oleh Monica, kekasih Sean.
Sedihnya, setelah semua pengorbanan yang sangat menyakitkan, sang ibunda justru berpulang dan Arini terus diperbudak oleh Sean. Entah sampai kapan. Mungkin sampai hati Sean melembut tersentuh oleh cinta yang datang tanpa diundang? Atau, sampai Arini cukup kuat untuk melawan dan melarikan diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecurigaan Daffa
"Kamu semalam kenapa mabuk?" tanya Arini lalu duduk di sisi Sean.
"Stres," jawab Sean singkat
Arini menatap Sean dengan bingung, "Kenapa stres?" tanya Arini lagi
Sean nampak kesal "Kamu ini kenapa banyak tanya," omel Sean memalingkan wajah dari Sean
"Ya sudah, pergilah mandi. Ayo kita berangkat ke kantor," kata Arini
Sean menurut, dia bergegas mandi dan bersiap.
Sepanjang perjalanan baik Sean dan Arini sama-sama terdiam. Mereka masih kalut dengan pikiran masing-masing.
Seperti biasa Arini turun terlebih dahulu dan berjalan menuju kantor. Asik berjalan tiba-tiba ada sebuah mobil yang berhenti di depannya.
"Arini," sapa Daffa
"Eh pak Daffa," sahut Arini
Daffa turun dan memintanya untuk masuk ke dalam mobil, namun Arini menolak dengan alasan kantor sudah dekat.
Akhirnya Daffa duluan ke kantor Sean.
"Pak Daffa sumpah cakep dan baik banget tidak seperti Sean si Monster kampret itu." Arini membandingkan antara Daffa dan juga Sean.
********
Di ruangannya, Sean menyuruh Nick untuk mempersiapkan materi saat meeting,
"Hari ini banyak investor akan datang jadi buat mereka terpukau sehingga mereka tidak salah invest di perusahaan kita," kata Sean.
"Pasti pak," sahut Nick lalu dia pun pamit undur diri
Tak selang beberapa lama, Daffa masuk ke dalam ruangan Sean. Daffa akan menghadiri meeting mengenai kerja sama yang saat ini sedang mereka kerjakan.
Daffa mengucurkan dana yang lumayan fantastis untuk bekerja sama di Bryan Corp. Kerja sama mereka saat ini adalan pembangunan apartemen megah di tengah kota.
Beberapa investor lain juga hadir dalam rapat pagi ini,
Nick mempresentasikan materi yang sudah disiapkannya. Di depan layar nampak apartemen megah di tengah kota yang bernama Bryan Park Apartemen,
"Jadi BPA (Bryan Park Apartemen) terletak di tengah kota, di kembangkan dengan konsep TOD (transit development oriented) sehingga cocok untuk pengguna kendaraan umum.
Berkat penerapan konsep itu BPA berintegrasi dengan berbagai sarana dan prasarana transportasi.
Fasilitas yang kami tawarkan juga hight premium, seperti lapangan golf, kolam renang, sekolah, supermarket, restoran, taman dan lain-lain.
Harga yang kami tawarkan cukup terjangkau menurut ukuran dan fasilitas per unit, harga berkisar mulai dari 750.000.000 hingga 3.000.000.000
Dari harga segitu tentu murah bukan sebanding sekali dengan fasilitas yang di dapat," jelas Nick dengan gamblang membuat seluruh peserta meeting bertepuk tangan.
Dua jam berlalu, meeting pun selesai. Sean, Daffa beserta Nick dan Shane membicarakan proyek mereka di ruangan Sean.
Menjelang jam makan siang, Daffa dan Shane pamit keluar, sedangkan Sean memerintahkan Nick untuk membeli bunga dan cincin buat Arini.
Sean yang mendapatkan informasi kalau Arini senang sekali menyendiri di rooftop setiap jam makan siang ingin menemui Arini di sana untuk itu dia menyiapkan bunga serta cincin untuk Arini, rencananya dia akan mengutarakan perasaanya pada Arini.
"Arini, i love you," kata Sean
Arrgggghhhh, "Kaku sekali," Sean bermonolog dengan dirinya sendiri.
Dia mengulangi adegan mengutarakan perasaan berkali-kali.
"Susah sekali, biasanya sangat mudah bilang gombal dan cinta pada wanita kenapa dengan Arini terasa susah sekali, bahkan lebih susah daripada ujian negara," gumam Sean.
Nick kembali dengan bunga dan cincin yang dipesan Sean.
Sean pun bersiap membuat Arini klepek-klepek.
Dengan senyum ceria dia menuju rooftop dan betapa kagetnya Sean melihat Daffa dan Arini saling bercanda di sana.
Sean meremas bunga yang dibawanya "Brengsek kalian," umpatnya lalu pergi.
Dia mengirim pesan pada Arini kalau dia harus ke ruangannya sekarang juga.
Arini yang mendapatkan pesan dari Sean harus menghela nafas karena dia sedang asik bercanda bersama Daffa.
"Pak Daffa saya pamit dulu, karena pak Sean memanggil saya," pamit Arini
"Tumben, ada apa? biasanya kalau ada apa-apa dia menyuruh asistennya," tanya Daffa heran
"Mungkin ruangannya kotor," jawab Arini asal
Arini segera bergegas ke ruangan Daffa, sedangkan Daffa masih bingung dengan Sean yang mengirim pesan sendiri pada Arini.
Arini mengetuk pintu, lalu masuk setelah mendapat izin dari pemilik ruangan.
Aura dingin Sean sangat terasa, bahkan Arini merasa ketakutan.
"Ada apa tuan?" tanya Arini lirih
Sean melemparkan tatapan tajamnya pada Arini dengan perlahan dia mendekati Arini yang berdiri dengan menatapnya.
Kedua tangan Sean memegangi kedua pundak Arini
"Apa hubunganmu dengan Daffa!" tanya Sean dengan berteriak
Arini mencoba melepas tangan Sean,
"Aku tak ada hubungan apa-apa, memangnya kenapa?" tanya Arini
"Kenapa-kenapa kamu kan tau kalau kamu adalah istriku kenapa masih dekat-dekat pria lain," jawab Sean dengan sorotan mata yang siap membunuh siapa pun.
Arini tersentak kaget, "Apa selama ini kamu menganggap aku istrimu?" tanya Arini yang membuat Sean melepas tangannya.
"Jawab!" bentak Arini
Sean terdiam, dia tidak bisa menjawab pertanyaan Arini karena memang dia tidak pernah terang-terangan menganggap Arini sebagai istrinya.
Arini menitikkan ari mata, dia sungguh bingung dengan sikap Sean.
Sean mendekati Arini lalu memeluknya "Maafkan aku Arini, aku hanya tidak suka kamu dekat-dekat dengan Daffa," bisik Sean
"Aku sayang padamu Arini," batin Daffa
Tanpa Arini sadari, dia merasa nyaman dengan pelukan Sean.
Daffa yang hendak mengambil berkas yang tertinggal harus terpaku di ambang pintu.
"Apa hubungan kalian?" batin Daffa lalu keluar, dia mengurungkan niatnya untuk mengambil berkas yang tertinggal.
Sepanjang perjalan kembali ke perusahaannya Daffa hanya melamun, dia memikirkan apa yang dia lihat tadi.
Saat di rooftop dia sudah mulai curiga, dan kecurigaannya terbukti saat Sean memeluk Arini tadi.
"Akan aku selidiki apa hubungan kalian," gumam Daffa.
Arini yang sudah merasa tenang melepas pelukan Sean. Dengan tidak senonohnya dia menggunakan jas Sean untuk menghapus ingus dan air matanya.
"Arini!" seru Sean kesal
"Yang membuat aku menangis kan dirimu jadi kamu harus bertanggung jawab," sahut Arini
Sean hanya geleng-geleng kepala, Arini sungguh cerdik sekali membantah dan membolak-balikan kata Sean.
"Arini tetaplah di sini bersamaku," pinta Sean
"Aku harus bekerja, nanti kepala cleaning service marah padaku," sahut Arini
"Itu tanggung jawabku," timpal Sean
Arini membulatkan matanya, dia sungguh tak percaya Sean mau bertanggung jawab.
"Kamu yakin tuan suami?" tanya Arini meyakinkan
"Yakinlah," jawab Sean
"Baiklah, sekarang bekerjalah aku akan menunggu sambil rebahan di sofa," kata Arini
Sean yang gemas memeluk istrinya dari belakang, berkali-kali dia mengecup Arini.
"Arini, aku sayang padamu," bisik Sean
Tubuh Arini mematung, dia bingung harus bagaimana karena dia belum merasakan apa-apa selain nyaman pada saat-saat tertentu.
Sean melepas pelukannya dan membalik tubuh Arini.
"Tatap aku Arini," pinta Sean
Arini melaksanakan perintah Sean dengan menatapnya, memang nampak cinta di mata Sean.
"Kenapa kamu mencintaiku?" tanya Arini
apakah mantan nya Nick
kulit bersentuhan ada efek sampingnya
eh Sean malah frustasi lihat kelakuan nya Arini pada hantu🤣🤣