Duke Arland.
Seorang Duke yang dingin dan kejam. Selama menikah, dia mengabaikan istrinya yang sangat menyayanginya, hingga sebuah kejadian dimana dirinya harus berpisah dengan istrinya, Violeta.
Setelah kepergian istrinya, dia bertekad akan mencari istrinya, namun hasilnya nihil.
......
Violeta istri yang sangat mencintai suaminya. Selama pernikahannya, ia tidak di anggap ada, hingga sebuah kenyataan yang membuatnya harus pergi dari kediaman Duke.
Kenyataan yang membuatnya hancur berkeping-keping. Violeta yang putus asa pun mencoba bunuh diri, sehingga jiwa asing menemani tubuhnya.
Lima tahun kemudian.
Keduanya di pertemukan kembali dengan kehidupan masing-masing. Dimana keduanya telah memiliki seorang anak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemukannya
Malam harinya,
Duke Aland dan Aronz di sambut dengan hangat di ruang makan itu. Kaisar Fictor begitu senang dengan sikap dinginnya Duke Aland dan tegasnya Duke Aland. Hal itu ilah yang paling dia sukai. Selesai makan malam, Duke Aland berdiri di depan jendela ruangan itu, ruangan tamu yang khusus untuknya. Sedangkan kamar Aronz berada di samping kamarnya, namun anak itu ingin tidur dengannya. Entahlah, mungkin karena merasa kurang nyaman.
"Violeta, bagaimana kabar mu? apa kamu masih mengingat ku. Ah iya, kamu pasti mengingat semua keburukan ku, kan."
Duke Aland memijat pelipisnya, air matanya keluar merambat di pipinya. Ia begitu merasa kehilangan Violeta, seandainya ia bisa memutar waktu, ia akan mengatakan lebih dulu dan tidak melakukan hal bodoh.
"Tuhan, berikan saya kesempatan. Kesempatan kedua, jika saya melanggar, Engkau boleh menghukum saya." Duke Aland memejamkan matanya, merasakan hembusan angin menerpa wajahnya yang telah basah.
Aronz membuka matanya, sejak tadi ia tidak tidur. Ia hanya merasa tak nyaman dan butuh sang ayah di sampingnya, tetapi, melihat sang ayah yang lagi bersedih, ia merasa bersalah. Seandainya tidak ada dirinya, mungkin sekarang Ayahnya, Duke Aland akan bahagia. Ini salahnya yang hadir, ini salahnya. Aronz memejamkan matanya, air mata itu pun terjatuh.
tok
tok
tok
"Maaf mengganggu Yang Mulia Duke Aland. Baginda sedang menunggu kedatangan Yang Mulia Duke di ruang kerjanya."
Duke Aland seger berlari ke arah pintu, di buka pintu itu dengan wajah yang berbinar, pasti Kaisar Fictor memanggilnya karena telah menemukan informasi Violeta.
"Selamat malam Yang Mulia Duke. Silahkan Tuan, Baginda sudah menuggu kedatangan Tuan."
"Aku kesana." Duke Aland menutup pintu kamarnya dengan hati-hati, langkah kakinya pun mengikuti sang kesatria dan pelayan di depannya.
Violeta, aku menemukan mu.
Sesampainya di ruangan kerja Kaisar Fictor, kesatria itu membuka pintu bercat cokelat itu. Matanya hanya tertuju pada sosok yang sedang melihat beberapa document di depannya.
"Baginda."
Kaisar Fictor tersenyum, "Duduklah, Yang Mulia Duke." Kaisar Fictor menyodorkan sebuah Document. "Ini informasinya," ucapnya.
Duke Aland membuka satu Ducument itu, mata dan bibirnya bergerak secara bersamaan, membaca setiap kata demi kata tulisan di kertas itu. Semua informasinya sama persis dengan informasi istrinya, ia pun membuka lembaran dan terlihat sebuah lukisan wajah istrinya. Air matanya mengalir deras, tangannya gemetar menahan sesak yang menggoroti hatinya. "Violeta, kamu masih hidup."
Kaisar Fictor menarik salah satu alisnya. "Masih hidup?"
"Sebenarnya ada apa Yang Mulia Duke? maaf saya tidak bermaksud ikut campur."
"Dia istri saya, Duchess Violeta."
Kaisar Fictor menganga, Duchess? jadi selama ini nyonya yang terkenal di Kekaisarannya adalah seorang Duchess. Saat mendengarkan namanya, sebenarnya ia ragu, apakah itu Violeta sang pembisnis atau bukan, karena namanya Violeta dan ia hanya tahu Violetanya saja. Ia tidak terlalu peduli dengan dunia luar dan wajahnya pun dia tidak tahu.
"Ini, istri saya. Ini kesalahan saya karena telah mengecewakannya. Terima kasih banyak Baginda, karena telah membantu saya. Akhirnya saya menemukannya."
Kaisar Fictor tak tahu harus menjawab apa, tapi ia senang, Duke Aland sudah bertemu dengan istrinya. "Cobalah lihat lagi, di bawah itu masih ada kertas yang harus Yang Mulia Duke tahu."
Kaisar Fictor menatap lekat tangan Duke Aland yang menaruh lukisan itu. Senyum tipisnya terbit, mana kala dia melihat seorang anak kecil yang berumur enam tahun. Wajahnya yang cantik, hidung mancung dan matanya yang bulat serta rambut hitamnya yang berkilau dan bergelombang. Entahlah, melihat lukisan itu suasana hatinya seakan sejuk. Ah, pikirannya mesumnya berkelana. Dia memang memiliki banyak istri, tapi tidak ada yang membuatnya tertarik. "Dia Aleta dan di bawah itu Alfred. Putra dan putrinya."
"Terima kasih Baginda, malam ini aku akan menemuinya." Duke Aland bangkit dan memberikan hormat.
"Apa tidak menunggu besok, ini sudah larut malam."
"Tidak Baginda, saya harus melihatnya. Baru hati ini akan tenang."
"Oh, baiklah. aku tidak akan memaksa."
Setelah kepergian Duke Aland, Kaisar Fictor mengetuk mejanya dengan jari telunjuknya, pikirannya terus menerus memikirkan lukisan anak kecil itu. "Aku berumur 20 dia 6 tahun, itu artinya aku harus menunggu 14 tahun, ah salahnya. Aku harus menunggu 17 tahun, itu artinya umur ku 36 tahun atau 35 tahun, kira-kira aku masih tampan tidak. Berarti mulai saat ini aku harus menjaga ketampanan ku. Ya harusnya, wajahnya sangat menggemaskan, begitu dewasa dia pasti sangat cantik."
Kesatria yang berada di sampingnya, bulu kuduknya tiba-tiba merinding, ia mendengarkan gumaman Kaisar Fictor, sang penguasa yang juga begitu dingin tiba-tiba tersenyum. Dunia seakan mau hancur melihat senyumannya.
akoh mampir Thor