Syok, begitu tau dia hamil, itulah yang Dinda rasakan saat ini. Apa lagi mengetahui kalau Nicko, ayah dari anak yang Dinda kandung telah pergi begitu saja tampa pamit.
Dinda, harus kuat meskipun harus menanggung malu, hinaan dan juga ejekan dari teman-temannya.
Dinda, juga berharap tidak mau lagi bertemu dengan Nicko Raharja, pria yang sudah membuat hatinya terluka, tapi takdir berkata lain. Dinda dan Nicko kembali di pertemukan lagi dengan Nicko yang sudah memiliki tunangan.
apakah Nicko akan kembali bersama Dinda lagi, karena mereka sudah memiliki anak.
* * *
Penasaran dengan kisah Dinda dan Nicko, langsung baca yuk👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faijha.asr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Orang terdekat dalangnya
Nicko bertemu dengan Fatan di kafe biasa, saat ini dua pria itu sudah terlibat pembicaraan yang cukup serius.
"Kau yakin?" Tanya Nicko, menatap pria itu dengan serius.
"Yakin banget, dan ini adalah informasi yang aku dapatkan untuk sementara ini," Fatan memberikan, berkas pada Nicko dan langsung di ambil oleh Nicko dan membuka berkas itu.
Nicko membaca semua yang ada di dalam berkas itu, dan bertapa kagetnya Nicko saat membaca isi berkas bagian tengah.
"Orang ayahnya Dinda, dulu bersahabat dengan papa," ucap Nicko, yang langsung mendapatkan anggukan kecil dari Fatan.
"Benar, bahkan mereka sempat membicarakan perjodohan antara kamu dan Dinda, jika kalian sudah besar nanti, tapi karena insiden kecil yang menimbulkan kesalahpahaman, membuat tuan Nigel marah besar, karena sudah mengira dalang di balik hampirnya tuan Nigel meregang nyawa adalah ulah Leksi ayahnya Dinda."
"Apa kau sudah menemukan, siapa dalang di balik semua ini?"
"Belum, saya baru menemukan fakta yang itu saja sekarang, tapi saya curiga, dalang di balik semua ini, tidak lain adalah orang terdekat tuan Nigel," ucap Fatan, yang semakin membuat Nicko heran.
"Orang terdekat papa, siapa?"
"Itu yang juga harus kita selidiki sekarang, karena orang itu yang sudah menyembunyikan fakta yang sesungguhnya."
"Almarhum ayahnya Dinda, meninggal karena di tembak oleh seseorang, pada saat ini mereka sedang berada di suatu tempat bersama tuan Nigel juga."
"Aku masih belum paham, dalang di balik masalah ini."
"Kau tenang saja, saya akan mencari informasi-informasi lain lagi, tentang siapa yang sudah menembak ayahnya Dinda, dan secapatnya akan saya kabarkan," ucap Fatan, yang mendapat anggukan dari Nicko.
Nicko melihat jam saat ini sudah menunjukan pukul tujuh malam, Nicko harus pulang ke rumah, karena kalau tidak papanya pasti akan marah padanya.
Nicko dan Fatan berpisah di parkiran kafe, Nicko masuk ke dalam mobil dan pergi dari sana, sedangkan Fatan mengendarai sepeda motor milik juga.
Tidak membutuhkan waktu lama, mobil yang di kendarai oleh Nicko, tiba di halaman rumah besar bak istana itu, dengan wajah lelah. Nicko berjalan masuk dengan langkah gontai.
Kedua mata pria itu, melihat Alika yang sedang mengobrol bersama nyonya Amelia di rumah tengah.
"Sayang, kamu udah pulang?"
"Iya ma, papa mana?"
"Papa lagi di ruang kerja, lagi ngomong sama paman kamu."
"Paman? Paman siapa ma?"
"Paman Noval, yang mengurus perusahaan kita di sini," ucap nyonya Amelia, membuat kening Nicko mengernyit heran.
"Kalau gitu, Nicko ke kamar dulu, mau mandi gerah."
Nyonya Amelia, hanya mengangguk dan melihat kepergian putranya, menyapa Alika pun tidak, membuat gadis itu menunduk sedih.
"Kamu yang sabar ya sayang."
"Sakit Tante, kalau di cuekin terus sama Nicko," ucap wanita itu, dengan kedua mata berkaca-kaca, membuat nyonya Amelia, langsung memeluk Alika dengan sayang.
* * *
Sementara itu, di ruangan kerja tuan Nigel. Saat ini pria baya itu sedang berbicara dengan serius.
"Val, kamu akan di pindah tugaskan untuk memimpin perusahaan di luar kota, dan untuk perusahaan pesut biar di ambil ahli oleh Nicko putraku."
"Apa Nicko, sudah bisa di percaya untuk memimpin perusahaan sebesar itu kak, takut nanti malah bermasalah lagi."
"Nicko sudah lulus kuliah dengan prestasi terbaik di luar negeri, tidak mungkin anak itu gagal dalam memimpin perusahaan, lagi pula sudah saatnya perusahaan di ambil alih oleh Nicko, apa lagi sekarang aku sudah sakit-sakitan seperti ini."
"Iya aku mengerti, yang mana terbaik untuk kakak, aku akan selalu ikut," ucap pria itu, yang mendapat anggukan dari tuan Nigel.
"Terimakasih, karena kamu sudah mau memimpin perusahaan, selama kami berada di Italia."
"Sama-sama kak, sudah jadi tugas aku sebagai adik, untuk membantu kakak, untung saja kakak tidak menjadi korban dari Leksi waktu itu."
Tuan Nigel, terdiam mendengar apa yang di katakan oleh adiknya itu, ingatan pria itu menerawang jauh ke masa lalu, di mana seorang pria sedang memegang pistol ke arahnya, dan untung sang adik dari arah belakang langsung melesetkan tembakan ke arah pria itu, sehingga mengenai dadanya.
"Biarkan itu sudah menjadi masa lalu, aku juga tidak menyangka, kenapa Leksi bisa jadi penghianat, padahal kami sudah berteman cukul baik," ucap tuan Nigel.
Sedangkan pria yang duduk di depan tuan Nigel, tersenyum penuh arti, tampa tuan Nigel sadari.
Dan dari balik pintu ruangan kerja tuan Nigel, Nicko mendengar percakapan terakhir sang papa dan pria yang tidak lain adalah pamannya.
Nicko yang baru saja selesai membersihkan diri, dan akan menemui sang papa, karena Nicko pikir pamannya sudah pergi, tapi Nicko salah, saat akan membuka pintu, Nicko tidak sengaja mendengar obrolan kedua, meskipun tidak semua tapi Nicko sudah menaruh kecurigaan pada pamannya itu.
"Apa yang di maksud Fatan, dalangnya orang terdekat itu adalah paman Noval."
Bersambung....