NovelToon NovelToon
Pernikahan Yang Tak Diinginkan

Pernikahan Yang Tak Diinginkan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Cintamanis / Patahhati
Popularitas:37.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: MeeGorjes

Apa yang terjadi jika lelaki yang menjadi calon suami melarikan diri bersama sahabatmu sendiri tepat di hari pernikahan ?

Setelah terlambat satu setengah jam dari jadwal akad nikah, akhirnya seseorang menjemput Sabina dari kamar hotelnya untuk menemui lelaki yang baru saja membacakan ijab kabulnya.

Sabina terkejut luar biasa ketika yang berada disana bukanlah Andre yang menjadi kekasihnya selama ini. Melainkan Gibran yang merupakan sahabat dari calon suaminya dan juga kekasih Amanda sahabatnya. Bahkan Minggu lalu Sabina membantu Gibran untuk memilihkan cincin yang akan digunakan Gibran untuk melamar Amanda.

Tapi sekarang cincin pilihannya itu melingkar indah di jari manisnya sendiri, tak ada nama Gibran dalam lingkarannya. Mungkin memang sudah takdir ia terikat dengan lelaki yang tidak mencintainya.

Bagaimana nasib pernikahan yang tak diinginkan keduanya ini ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeeGorjes, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berusaha Saling Mengenal

Happy reading ❤️

Apa maksudmu ?" Amanda kembali bertanya dengan gusar.

"Kamu pikir aku gak tahu kamu nangis karena liat dia sama Sabina ?" Jawab Andre lirih dan kemudian pergi meninggalkan Amanda sendirian.

Amanda terdiam, apa yang Andre ucapkan benar adanya. Tubuhnya terasa panas karena merasa seolah telah tertangkap basah. Tapi Amanda tak bisa biarkan ini semua, Andre tak boleh mengetahui perasaan yang sebenarnya. Ia akan kehilangan lelaki itu padahal semua keinginannya belum tercapai.

Sadar akan kehilangan tambang emasnya Amanda pun bergegas menyusul Andre ke dalam kamar mereka.

"Apa yang kamu pikirkan tentang aku itu salah," ujar Amanda pada Andre yang bersiap untuk merebahkan kembali tubuhnya di atas ranjang.

"Apa yang salah ?"

"Benar aku menangis, tapi bukan karena itu alasannya." Amanda mendekati Andre kekasihnya.

"Aku menangis... Patah hati karenamu, Sayang. Tahukah kamu Andre ? Aku sedih kamu masih memikirkan si cacat itu bukan aku. Aku patah hati karena ternyata kamu masih belum juga melupakannya." Jelas Amanda dengan air mata berhamburan di wajah cantiknya.

Andre diam membeku, ia menatap Amanda yang menangis tersedu di hadapannya.

"Percayalah padaku Sayang... Aku hanya mencintaimu, hanya kamu Andre..." Amanda kembali tersedu.

"Maaf...," Ucap Andre pada akhirnya.

"Aku dan Sabina telah bersama dalam waktu yang lama. Tak semudah itu menghilangkan dia dari hidupku."

"Padahal aku hanya cinta sama kamu," ucap Amanda bohong. Ia hanya ingin Andre merasa bersalah.

"Maaf, Sayang. Tapi telah aku memilihmu Amanda, maka aku akan melupakan Sabina. Berikan aku waktu."

"Aku akan terus menunggu hingga hatimu hanya untukku" jawab Amanda lirih.

Andre pun mendudukkan tubuhnya, ia menarik tubuh Amanda dan memeluknya.

"Maaf," gumam Andre dan kemudian menyatukan bibir mereka dengan sempurna.

Amanda membalas ciuman itu dengan memejamkan matanya. Bayangan Gibran kembali menghantuinya.

Ciuman Andre semakin panas dan menuntut. Amanda tahu apa yang kekasihnya itu inginkan, ia pun kembali menyerahkan dirinya dengan sukarela.

***

Gibran berjalan tepat di belakang Sabina sembari menjinjing sebuah keranjang belanjaan. Kini mereka tengah berada di sebuah minimarket sejuta umat untuk berbelanja makanan ringan yang akan menemani mereka selama menonton film malam ini.

Ya mereka akan berencana untuk menghabiskan waktu bersama dengan menonton film di ruangan tv yang berada diantara kamar mereka.

Sabina mengambil dan meletakkan beberapa makanan ringan dalam keranjang yang Gibran bawa. Suaminya tersenyum setiap melihat apa yang Sabina pilih.

"Kamu lebih suka rasa coklat atau rasa buah ?" Tanya Gibran.

"Coklat," jawab Sabina cepat.

"Kopi atau teh ?" Tanya Gibran lagi.

Sabina menolehkan kepalanya sembari tertawa. "Teh," jawabnya.

"Panas atau dingin ?"

"Dingin." Jawab Sabina.

"Coklat atau keju ?"

"Mmmm... Aku tak bisa memilih karena suka keduanya." Sabina berpikir untuk sesaat.

"Permen buah atau mint?" Tanya Gibran lagi sembari menyodorkan 2 jenis permen yang kebetulan ada di hadapan mereka saat ini.

"Mint," jawab Sabina seraya mengambil permen mint yang Gibran sodorkan.

Gibran pun tertawa melihat yang Sabina lakukan. Mereka terus berjalan mengelilingi minimarket itu.

"Coklat atau matcha ?" Tanya Gibran lagi sembari kembali menyodorkan 2 jenis minuman.

"Keduanya," Jawab Sabina sembari mengambil keduanya dari tangan Gibran.

"Soda atau kopi?" Kini Sabina yang bertanya.

"Tentu kopi," jawab Gibran.

"Kopi atau teh ?" Sabina kembali bertanya.

"Kopi lagi."

"Panas atau dingin ?"

"Tergantung suasana," jawab Gibran.

"Rasa buah atau coklat ?"

"Buah," jawab Gibran lagi.

"Nasi atau roti ?"

"Keduanya," jawab Gibran dan itu membuat Sabina kembali tertawa.

"Bakso atau mie ayam ?" Tanya keduanya berbarengan.

Sabina dan Gibran pun tertawa bersama-sama karena tak menyangka akan menanyakan hal yang sama.

"Ayo jawab bersamaan dalam hitungan ketiga," ucap Gibran.

"Ayo ! Siapa takut," tantang Sabina.

"1..2..3,"

"Bakso !!!" Jawab keduanya bersamaan dan kembali tertawa.

Sabina tersenyum ia senang dengan apa yang Gibran lakukan, berusaha untuk lebih saling mengenal satu sama lain dengan cara yang menyenangkan.

Setelah selesai berkeliling dan memilih mereka berjalan ke arah kasir untuk membayar. Malam ini Gibran membayar semua yang telah di beli. Meskipun Sabina telah menawarkan diri untuk membayar namun Gibran menolak dan Sabina menghormati itu. Ia mengerti sebagai lelaki Gibran tak mau harga dirinya terluka.

"Ini," Gibran menyerahkan satu kantong penuh yang berisikan makanan dan kantong lain ia pegang sendiri.

Sabina meraihnya dari tangan Gibran.

"Coba lihat," ujar Gibran. "Apa semua sesuai dengan apa yang kamu suka ?" Lanjutnya lagi.

Sabina pun melihat isi kantong belanjaannya dan ia terkejut mendapati beberapa barang yang tak ia pilih namun memiliki rasa yang Sabina suka. Terdapat berbagai jenis coklat, minuman teh, makanan ringan dengan rasa keju dan beberapa permen rasa mint.

"Terimakasih," ucap Sabina dengan mata berbinar. Sabina tertawa senang mendapatkan itu.

Melihat tawa Sabina membuat Gibran mengeluarkan benda pipih dari saku celananya dan ia pun mengambil gambar istrinya yang sedang tertawa itu dengan ponselnya.

"Tapi jangan terlalu banyak makan yang begitu ya, harus lebih banyak makan buah dan sayur," ucap Gibran mengingatkan.

"Siap Pak dokter !" jawab Sabina sembari mengangkat tangannya membuat gerakan menghormat pada suaminya itu.

"Kalau gak nurut, aku hukum nanti." Ucap Gibran.

"Hukuman apa Pak dokter?" Tanya Sabina.

"Cukup ciuman di pipi aja lah," jawab Gibran dan kontan membuat wajah Sabina memerah.

"Aku bercanda, Bina. Tak mungkin aku melakukan itu," ujar Gibran yang kini merasa malu.

"Ayo kita pulang," ajak Gibran.

Sabina menganggukkan kepalanya dan berjalan mengikuti Gibran. Hatinya kembali berdebar lebih kencang dari sebelumnya.

Sepanjang perjalanan pulang mereka kembali melakukan tanya jawab seperti ketika berada di mini market.

Kini sedikit banyak keduanya saling mengetahui apa saja yang mereka suka atau tidak.

Sesampainya di rumah, keduanya membersihkan diri dan berganti pakaian tidur.

Gibran duduk di sofa besar yang menghadap televisi dan Sabina datang dengan makanan yang telah mereka beli sebelumnya.

"Gagal diet deh aku," keluh Sabina sembari mendudukkan tubuhnya di sebelah Gibran namun terpaut cukup jauh.

Gibran tertawa mendengar itu. "Jangan lupa olahraga yang giat, Bina."

"Baik pak dokter," jawab Sabina.

"Kalau gak nurut pak dokter suntik," ancam Gibran dan sukses membuat Sabina terdiam.

Sadar Sabina tak bersuara Gibran pun menatap dalam istrinya itu.

"Kamu takut disuntik ?" Tanya Gibran.

Dengan perlahan Sabina pun mengagungkan kepalanya sebagai jawaban.

"Ya ampun Bina, maaf..."

"Its oke, itu sudah berlalu," jawab Sabina yang kini menjadi pertanyaan dalam hati suaminya.

"Sudah berlalu ?" Batin Gibran. Ia tak berani bertanya lebih jauh karena sepertinya Sabina enggan membahas itu.

"Oke, kita mau nonton film apa ?" Tanya Sabina mencairkan suasana.

"Apa aja yang gak bikin ngantuk,"

"Horor atau thriller ?" Tanya Sabina.

"Kamu lebih suka yang mana?" Gibran balik bertanya.

"Horor deh," jawab Sabina sembari mulai memilih film.

Film pun telah berjalan lebih dari satu jam. Sesuai dengan yang Gibran tebak sebelumnya Sabina pasti akan ketakutan dan itulah yang terjadi saat ini. Sabina sedang bersembunyi di balik selimut dengan kepala menyender pada bahu Gibran.

Yang pada awalnya mereka duduk berjauhan tapi kini tak ada jarak diantara mereka. Bahkan beberapa kali Sabina memeluk Gibran tanpa sadar ketika ia merasa takut, wangi bunga yang menguar dari rambut Sabina memanjakan indra penciumannya. Anehnya Gibran sangat senang dengan hal itu.

" Tentu saja senang, karena Sabina menjadi teman dalam rasa sedihmu ini," batin Gibran berkata. Ia mencari alasan untuk dirinya sendiri.

Beberapa puluh menit kemudian film itu pun selesai di putar, waktu telah menunjukkan hampir jam 1 malam. Sabina telah beberapa kali menguap karena rasa kantuknya mulai datang.

"Gibran, mmm...," Ucap Sabina ragu.

"Kenapa ?" Tanya Gibran, tapi Sabina tak jua menjawab.

"Kamu takut ? Kalau takut nanti tidur di kamar aku aja. Pintunya tak pernah aku kunci."

"Terimakasih," jawab Sabina. Ia senang Gibran mengerti apa yang Sabina maksud.

"Aku tidur ya, selamat malam." Ujar Sabina yang kemudian memasuki kamar tidurnya. Gibran menunggu sesaat sebelum memasuki kamarnya. Ia menunggu sebentar, Gibran khawatir Sabina masih merasa takut.

Setelah menunggu beberapa saat, namun Sabina tak jua keluar dari kamarnya. Akhirnya Gibran memutuskan untuk tidur.

Gibran hendak meletakkan ponselnya diatas nakas, namun ia teringat kembali akan photo Sabina yang tadi ia ambil melalui benda pipih itu. Gibran pun segera membuka galeri ponselnya dan memandang photo Sabina yang sedang tersenyum.

"Cantik," gumam Gibran.

Gibran membuka laman Instagramnya dan memposting photo istrinya itu. Ia memandangnya sebentar sebelum meletakan ponselnya dan berusaha untuk tidur.

***

Amanda mengambil ponselnya ketika mendengar nada notifikasi. Ia mengusap layar dan melihat nama Gibran membuat postingan baru di laman Instagramnya.

Ini adalah postingan pertama Gibran setelah ia meninggalkan lelaki itu.

Mata Amanda membulat sempurna ketika melihat layar ponselnya, ia merasa geram luar biasa dengan apa yang dilihatnya.

thanks for reading ❤️

jangan lupa scroll ke atas untuk like bab sebelumnya soalnya biasanya pada lupa kalo di kasih update 2 bab gini. wkkwkwkwkwkw

yang suka novelnya vote yaaa

thank you ❤️❤️❤️❤️❤️

1
Sumar Sutinah
Luar biasa
Nurjana Bakir
mantap
mbak mimin
sekali tamak y ttp tamak
Anisatul Azizah
eleh eleh... amnesia pak, masih deg2an habis dicium Manda di klinik?
Andre g smp sentuhan fisik intim lho sm Bina
Anisatul Azizah
kalo aku jd kamu Bina, aku usut sampai tuntas mengenai "merayunya" ini🤣
Anisatul Azizah
jelasin juga donk, kalo kamu jg pgn kembali menjalin hubungan dg Gibran... dasar!
Putri Matahari
Luar biasa
Maya Lara Faderik
cerita yang menarik sudah berapa kali membacanya pun tak pernah bosan
buat pengetahuan untuk diri sendiri banyak pelajaran dalam cerita ini..
tQ Thor idea yang bernas..semoga sentiasa sihat selalu.. tetap menyokong selalu sukses selalu ya Thor..
Herwendi Januari
Luar biasa
Adelina Simatupang
aku padamu gibran
Adelina Simatupang
yee, akhinya kata cinta keluar juga dari mulut Sabrina, otw malam pertama gibran....
Nina Nurhasanah
Kecewa
Nina Nurhasanah
Buruk
Fera Susanti
ga pernah bosen mengulang membaca nya..
Phoobe Pudji
Luar biasa
MeeGorjes🍌Peak_fam😜: terimakasih kak ♥️
total 1 replies
Ika Savitrie
Menarik ❤❤
MeeGorjes🍌Peak_fam😜: terimakasih kak ♥️
total 1 replies
Sri Sulis
meski udah berkali kali tamat sll pingin ngulang baca lagi .... mksh kak mee.... sukses sll
Muza
aku udah bc semua karyamu thor, di aplikasi
sebelah aku jg udah bc semua, aku tunggu karya terbarumu thor, semangat berkarya
𝓐𝔂⃝❥🍁●⑅⃝ᷟ◌ͩṠᷦụᷴfᷞi ⍣⃝కꫝ🎸❣️
gitu dong baru laki2 gibran huhu. semoga direstui yaa.
𝓐𝔂⃝❥🍁●⑅⃝ᷟ◌ͩṠᷦụᷴfᷞi ⍣⃝కꫝ🎸❣️
dasar gibran wkwk bukan berkas yg tertinggal tapi hatinya bina wkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!