NovelToon NovelToon
Kubuang Dirimu Sebelum Kau Madu Diriku

Kubuang Dirimu Sebelum Kau Madu Diriku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Cintamanis / Janda / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika / Konflik etika / Selingkuh / Pelakor / Suami Tak Berguna
Popularitas:9.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Gresya Salsabila

Follow IG 👉 Salsabilagresya
Follow FB 👉 Gresya Salsabila

"Aku tidak bisa meninggalkan dia, tapi aku juga tidak mau berpisah denganmu. Aku mencintai kalian, aku ingin kita bertiga hidup bersama. Kau dan dia menjadi istriku."

Maurena Alexandra dihadapkan pada kenyataan pahit, suami yang sangat dicintai berkhianat dan menawarkan poligami. Lebih parahnya lagi, wanita yang akan menjadi madu adalah sahabatnya sendiri—Elsabila Zaqia.

Akan tetapi, Mauren bukan wanita lemah yang tunduk dengan cinta. Daripada poligami, dia lebih memilih membuang suami. Dia juga berjanji akan membuat dua pengkhianat itu merasakan sakit yang berkali lipat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresya Salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ancaman

Elsa Sayang : Mas, aku gagal terus. Semua kantor menolak lamaranku.

Berulang kali Jeevan membaca pesan yang dikirimkan Elsa, lantas memijit pelipis sambil berpikir keras.

"Melihat kinerja kami di kantor lama, harusnya nggak sulit mencari kerjaan baru. Tapi, kenapa sesusah ini. Apa jangan-jangan ... ini ulah Mauren?" batin Jeevan.

Karena telanjur kesal, Jeevan langsung menghubungi nomor Mauren. Tanpa memikirkan harga diri, dia akan meminta Mauren untuk membatalkan tindakan apa pun yang berdampak pada dirinya dan Elsa.

Panggilan pertama masih tak ada jawaban, tetapi di panggilan kedua sambungan telepon langsung terhubung. Suara merdu Mauren menyapa ramah sebelum Jeevan membuka suara.

"Mas Jeevan," panggil Mauren karena Jeevan tak jua menyahut.

"Mauren." Jeevan menjawab singkat.

"Ada apa, Mas?" tanya Mauren. "Kalau mau tanya tentang pengajuan cerai, data-datanya udah masuk, tapi belum diproses. Mungkin satu atau dua minggu lagi."

"Apa yang kamu lakukan?" Jeevan bertanya tanpa memedulikan ucapan Mauren.

"Apa memangnya? Kamu udah setuju, kan, kalau kita cerai?"

"Apa yang kamu lakukan padaku dan Elsa? Kami melamar kerja ke sana kemari, tapi nggak ada satu pun yang menerima. Pasti gara-gara kamu, kan? Keterlaluan kamu, Ren!" tuduh Jeevan dengan intonasi tinggi.

"Loh, kamu apa-apaan sih, Mas? Jangan nuduh sembarangan dong! Kamu pikir aku punya banyak waktu untuk ngurusin hal yang nggak penting. Asal kamu tahu ya, Mas, aku 'tuh sibuk banget di kantor. Kamu lupa kalau keuangan perusahaan kacau gara-gara kamu." Mauren mulai emosi.

"Kacau apa? Uangnya hanya kusimpan di rekening dan sekarang___"

"Kamu mau bilang rekeningnya udah kuambil, kan? Iya, memang benar. Tapi, jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah uang yang masuk dari kantor. Bisa kamu jelaskan yang lain ke mana, Mas? Sedikit pun aku nggak pernah kamu nafkahi loh, tapi uangmu raib gitu aja. Enak ya foya-foya sendiri, sedangkan kebutuhan rumah apa kata istri. Laki-laki macam apa kamu, Mas?" pungkas Mauren. Omelannya panjang lebar dan berhasil membungkam Jeevan.

Tanpa menyahut atau sekadar menggumam, Jeevan langsung memutus sambungan telepon. Dia membuang napas kasar dan mencengkeram ponselnya dengan erat. Dia kesal dan ingin marah, tetapi tidak tahu harus ke mana melampiaskannya.

"Ahhh!" geram Jeevan seraya mengacak-acak rambutnya dengan kasar.

Sementara di tempat lain, Mauren menatap ponselnya sambil tersenyum miring. Kedua alisnya terangkat saat membayangkan kesulitan Elsa dan Jeevan saat ini.

"Kalian terlalu memuja cinta, sampai lupa kalau uang yang lebih berkuasa. Memangnya siapa kalian, beraninya mengkhianatiku. Elsa, Mas Jeevan, ini baru permulaan, sebentar lagi ... aku akan membuat kalian makin hancur," batin Mauren.

Dia merasa puas karena usahanya tidak sia-sia. Dengan uang, Mauren berhasil meyakinkan beberapa pihak bahwa Jeevan dan Elsa tidak layak dijadikan karyawan.

"Selama masih tinggal di kota ini, aku pastikan kalian tidak bisa kerja kantoran. Nama kalian sudah masuk black list dan itu sangat sulit."

_______________

Pagi-pagi sekali Elsa sudah rapi dalam setelan formal. Dia duduk di sudut dapur sambil mengolesi roti tawar dengan selai cokelat.

"Mas Jeevan udah deal kerja jadi kurir di binatu, kayaknya ... aku juga harus kerja yang begitu deh. Susah banget soalnya ngelamar di kantoran. Daripada nganggur, bisa habis tabunganku," ucap Elsa seorang diri.

Sebenarnya, Elsa sudah berencana membuka usaha. Tabungan miliknya cukup untuk membangun butik kecil-kecilan. Namun, Elsa tidak akan menggunakannya sekarang. Dia akan menunggu sampai Jeevan benar-benar cerai dan mendapatkan harta gono-gini. Dengan begitu, ada tambahan dana untuk usahanya.

"Aku dan Mas Jeevan pasti bisa. Walaupun tidak sekaya Mauren, tapi kami akan sejahtera. Setelah menikah, hubungan kami pasti makin harmonis, terlebih setelah aku melahirkan keturunan Mas Jeevan. Hidup kami akan sempurna dan kupastikan Mauren akan cemburu dengan kebahagiaan itu," batin Elsa. Kesombongannya meningkat drastis hanya karena unggul dalam memikat Jeevan.

Detik berikutnya, Elsa terus mengulum senyum. Pikirannya dipenuhi dengan bayang-bayang indah pasca menikah, yang sebenarnya belum tentu terjadi. Pasalnya, banyak hal kelam yang Elsa lewatkan, yang tidak ia ketahui kapan akan menikam. Elsa terlalu percaya diri dan merendahkan kemampuan orang lain, tanpa sadar hal itu malah menjadi bumerang untuk diri sendiri.

Ketika Elsa masih sibuk menikmati roti dan secangkir teh hangat, tiba-tiba pintu diketuk dari luar. Elsa beranjak dengan kening yang mengernyit.

"Nggak biasanya ada tamu sepagi ini, apakah Mas Jeevan? Tapi, hari ini dia mulai kerja, masa masih sempat datang ke sini?" Elsa bicara sendiri sembari melangkah menuju ruang tamu.

Setibanya di sana, Elsa bergegas membuka pintu dan pandangannya langsung terpaku pada wanita anggun nan memesona. Wanita yang beberapa waktu lalu menyandang predikat sahabat—Mauren. Dalam balutan kemeja dan rok span, juga rambut yang diikat sebagian, kecantikan Mauren pagi ini nyaris tak ada duanya.

"Ngapain kamu ke sini?" tanya Elsa dengan sinis.

"Suruh masuk dulu dong, masa tamu dibiarkan berdiri di depan pintu," jawab Mauren dengan senyuman lebar.

Elsa tak menyahut, sekadar membuka pintu lebih lebar dan kemudian duduk di kursi ruang tamu. Mauren pun mengikutinya.

"Apa kabar, El? Udah seminggu kita nggak ketemu."

Lagi-lagi Elsa tak menjawab dan kali ini hanya memutar bola dengan jengah.

"Tidak usah basa-basi, katakan saja apa tujuanmu ke sini!" kata Elsa beberapa saat kemudian.

"Kenapa buru-buru, bukannya kamu punya banyak waktu?" Mauren menatap Elsa sekilas, kemudian kembali fokus dengan satu barang yang disimpan dalam tas selempang.

"Kamu salah. Aku sangat sibuk dan tidak bisa meladenimu jika tak ada hal penting." Elsa menyahut cepat.

Mauren tertawa renyah, "Baiklah. Karena kamu yang minta cepat, jadi aku nggak sungkan lagi untuk mengutarakan tujuanku."

"Cepat!"

Mauren tersenyum penuh kemenangan. Kemudian, dengan gerakan anggun tangannya terulur dan menyerahkan lampiran yang dilipat rapi.

"Selama bekerja di Victory kamu sangat cerdik, bahkan berhasil mengantongi uang dengan jumlah yang fantastis. Wow, sangat mengagumkan, El." Mauren menjeda kalimatnya dan menatap tangan Elsa yang gemetaran ketika membuka lipatan kertas.

"Karena sekarang kita bukan lagi sahabat, jadi sorry, mulai detik ini aku akan perhitungan, El," sambung Mauren.

"Ini apa?" tanya Elsa dengan perasaan yang tak menentu, antara gelisah dan juga takut. Bahkan saking takutnya, Elsa sampai tak berani membaca isi kertas itu.

"Itu adalah bukti korupsi kamu selama bekerja di Victory. Aku ke sini untuk meminta uang yang sudah kamu curi," jawab Mauren dengan santainya.

Elsa tersentak, matanya membelalak dan mulutnya pun tampak menganga. Dia tak menyangka Mauren akan mengetahui tindakan liciknya.

Setelah hatinya mulai tenang, Elsa kembali menatap selembar kertas yang sedari tadi digenggam. Lantas, keterkejutannya makin menjadi saat membaca nominal yang tertera di sana.

"Aku memberimu waktu satu minggu. Jika sampai jatuh tempo kamu belum membayar minimal separuh, maka ... masalah ini akan kubawa ke ranah hukum. Kamu ... siap-siap saja menua di penjara," ucap Mauren dengan nada datar dan dingin.

Bersambung...

1
Vivian Kimberly
Lumayan
Enovia Harnita
tak semudah itu ferguso🤣🤣
Fitri Try Ramayani
Luar biasa
#ayu.kurniaa_
.
guntur 1609
rasain kau.. makanya jangan jd oenghianat
guntur 1609
hahah mati kamus kau kan
guntur 1609
masih kebanyakan mimpi
guntur 1609
air laut rasanya asin. ya jauh beda lah Rendra sm kau. Rendra setia... kau penghianat
Rendra kaya kau kismin
guntur 1609
pasti Rendra pengen memberikan kejutan tk mu mauren
guntur 1609
brti betul kalau Rendra bukan anaknya deri
guntur 1609
pa mamanya Rendra pernah selingkuh dan perbuatan deri hanya pelampiasan ya pada perbuatan istrinya. atau Rendra juga bukan anaknya deri
guntur 1609
ngomong kayak ketut. ada suara tapi meresahkan org
guntur 1609
ohh. andika rupanya Rendra. brti Rendra sepupunya andika. yg mau nyelamati mauren dari elsa
guntur 1609
borgol
guntur 1609
sempurna..??? dengkulmu. kau hanya sampah dan seorang penghianat
Tiur Lina
pengen ikut jambal Elsa sekalian nginjak itu nya 😀😀
IG👉Salsabilagresya: Itu apa kak🤣🤣
total 1 replies
guntur 1609
kau ja yg bidoh
guntur 1609
jangan bilang tu ulah mauren. rasain kalian penghianat. gak akan mudah mauren melepaskan manusia laknat sprti kalian berdua
guntur 1609
dasar kau bodoh. gak tahunya yg atur kau sm ezra tu adalah mauren.. dasar begok
Tiur Lina
dalam berumah tangga..ada 2 hal yang tidak bisa saya ampuni.
pengkhianatan dan kdrt.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!