Nur Aini seorang gadis piatu yang beragama muslim yang di asuh oleh nenek dan kakeknya, dan sudah di lamar oleh kakak seperguruan tempatnya belajar ilmu agama islam. tapi karena berahli asuh ketangan Pamannya, Aini di bawa ke negara Prancis dan dipaksa pindah agama oleh pamannya, membuat Aini harus memutuskan hubungannya dengan tunangannya.
Setelah kecelakaan, Aini melupakan memori tentang tunangan masa kecilnya, dan kembali ke Indonesia, disinilah Aini bertemu dengan seorang pemuda tampan yang sholeh, sekaligus pengusaha yang terkenal lalu di pinang olehnya yang bernama Ammar Abqori.
Tapi siapa sangka pernikahanya yang baru 2 hari harus merelakan suami tercinta menikah dengan sehabat suaminya.di malam pertamanya. Bagaimana perasaan seorang istri ketika mengijinkan suaminya menikah lagi? bagaimana kisah kehidupan poligami Aini..? Apakah Aini akan kembali ingat dengan tunangannya.. yang bernama Al..?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anggi (@ngie_an), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Kekonyolan Ernata
"Non makan nasi dulu yuk non, sedikit saja non dari tadi pagi non cuma minum susu aja, bibi kawatir sama non" ucap bik Sumi
Ernata hanya duduk terdiam di samping jendela sambil melihat keluar jendela, Melihat anaknya hanya sedikit makan sehabis pulang dari rumah sakit 2 hari yang lalu membuat Robbet sedih harus melakukan apa supaya Ernata mau makan.
Robbet memundurkan jadwal penerbangannya ke Prancis karena mementingkan kondisi Ernata dan juga pertemuannya dengan PT Abqori Energi yang sempat tertunda.
" Robbet apa gak sebaiknya kamu kasih tau si Ammar tentang kabar Ernata yang saat ini susah untuk makan? "
" Ammar lagi di luar kota mom,untuk melihat langsung Proyek bisnis Robbet dan Ammar disana" ucap Robbet
Setelah pulang dari rumah sakit ke esokkan harinya Robbet dan Ammar membahas kerja sama, antara perusahaan Lior dan PT Abqori Energi.
"Ya siapa tau kalau Ammar datang, Ernata jadi semangat lagi. " Ucap Grandma
Panggilan masuk 📲 Calon Mantu
" Robbet tinggal sebentar ya mom, Ammar telephone" ucap Robbet yang menjauh dari Grandma.
" Hallo nak Ammar, ya bagai ? " ucap Robbet yang terpotong karena kaget dengan Ernata yang tiba tiba memasang kuping ke ponsel ayahnya.
Mendengar ayahnya menyebutkan kata Ammar Ernata langsung semangat dan berlari ke arah ayahnya,
" Halo yah ? Ya Ammar sudah mengeceknya, in sya allah nanti sore Ammar akan balik ke Jakarta, jadi besok ayah sudah bisa lihat hasilnya,
Ernata langsung menengok ke arah ayahnya dengan tatapan sinis, karena mendengar Ammar memanggil Robbet dengan sebutan ayah.
" Oh god job Ammar, ahh begini tidak usah besok, karena jadwal dateline saya padat, bagaimana kalau nanti malam kamu langsung ke rumah ayah untuk membahas Proyek kerja sama kita dan juga ada yang ingin saya sampaikan ke kamu. bagaimana? apakah bisa? " ucap Robbet yang melihat Ernata tersenyum malu.
" In sya allah yah. saya akan usahakan nanti malam bisa sampai di Jakarta, tapi sesuai janji ayah ya?"
" Ok saya akan menepati janji saya"
" Ok yah"
Tuut tut tut tut... sambungan terputus.
Ernata menatap dalam dalam mata ayahnya seakan banyak pertanyaan yang ingin di keluarkan.
" Ya... dia yang meminta, ayah hanya menyetujuinya saja, lagian dia akan datang nanti malam, kamu bisa bebas bertanya sebanyak yang kamu mau dan juga dandan yang cantik buat dia bertekuk lutut sama kamu" goda Robbet kepada putri semata wayangnya.
" Ayyyaaaahhhh... " ucap Ernata yang malu lalu memeluk ayahnya.
"Terimakasih ayah" ucap Ernata. Grandma tersenyum senang melihat Ernata sudah tak murung lagi, karena selama ini tidak mendapatkan kabar Ammar selama 2 hari membuat Ernata kehilangan semangatnya.
Selama 2 hari ini juga Shandy terus terusan datang dan meminta maaf kepada Ernata, hanya saja Ernata sudah memaafkannya tetapi masih belum siap menemui Shandy.
🌹
Pukul 08 : 15 pm...
Dengan wajah yang sedikit cemberut Ernata menunggu Ammar dengan mata yang mengantuk akhirnya Ernata tertidur di ruang Tv.
Ting tong... suara bel pintu rumah Ernata
" Tuan, non Ernata tertidur di ruang TV" ucap Bik Sumi.
" Yah tidak apa apa, ambilkan selimut untuknya dan bantal, jangan sampai membangunkannya, biarkan saya yang membukanya. "
" Tapi tuan? " ucap bik Sumi, karena selama ini belum pernah sekali pun tuannya membukakan pintu untuk tamu.
"Tidak apa apa bik" uca Robbet.
Ceklekk.
" Sorry Anda siapa? " tanya Robbet ternyata bukan Ammar yang datang.
"Oh saya Pratama Wijaya dan ini adalah istri saya Ningsih dan ini " ucap Pratama dan langsung membalikan badan ke Robbet
" Shandy.? " ucap Robbet
" Ya, saya dan istri saya berniat ingin menengok ke adaan Ernata sekaligus ingin membicarakan tentang anak kami si Shandy." ucap Pratama.
"Oh ya silahkan masuk kalau begitu." ucap Robbet
"Terimakasi"
Setelah keluarga Shandy masuk, mereka mengutarakan niat untuk meminta maaf secara langsung kepada Ernata. karena atas sikap tidak sopan Shandy terhadap Ernata.
Robbet pun menirima permintaan maaf dari Shandy dan keluarganya, Shandy juga sudah menerima keputusan Ernata yang hanya bisa sebagai teman saja, walaupun berat untuk Shandy.
" Ya puji syukur, kalau dari keluarga Ernata dan Ernata memaafkan kesalahhan anak saya. Oia ini ada sedikit hadiah untuk nak Ernata sebagai tanda maaf dari kami keluarga Shandy. "ucap Pratama dan menyuruh asistennya membawakan beberapa bingkisan untuk Ernata dan keluarga.
"Wah tidak usah repot repot Pak Pratama "
" Tidak apa apa, ini hanya sebagian kecil hadiah dari saya untuk Ernata sekaligus hadiah karena Ernata salah satu mahasiswi terpintar di mata kuliah saya."
Ada sekitar 50 bingkisan Hadiah untuk Ernata yang di bawa masuk kedalam rumah bersama 10 orang yang membawakannya.
Membuat Robbet tak habis pikir ternyata kelurga Shandy termasuk orang kaya yang tidak bisa di pertanyakan karena melihat barang barang mewah dari keluarga Shandy.
" Permisi tuan, ada den Ammar di luar" ucap bik sumi. membuat Robbet terkejut karena asisten Pratama masih mondar mandir membawa barang bingkisan untuk Ernata
" Wah kebetulan sekali, suruh masuk saja bik" ucap Robbet ternyata Shandy masih cemburu dengan Ammar.
" Wah nak Ammar akhirnya datang juga, ayo masuk" sambut Robbet, Ammar hanya terpaku dan bingung karena banyak orang yang membawa bingkisan seperti seserahan atau lamaran. apalagi ketika melihat Shandy dan kedua orang tuanya.
Deg.... jatung Ammar berdenyut kencang.
" Apakah Shandy mau melamar Ernata? " ucap batin Ammar.
" Pak Pratama kenalkan ini Pak Ammar salah satu Patner bisnis saya sekaligus sudah saya anggep sebagai anak saya."
"Ammar" sambil berjabat tangan dengan Pratama dan dengan isri Pratama. Ammar hanya meletakan kedua tanganya bersamaan.
" Wah Maaf ni sepertinya saya datang di waktu yang tidak tepat. " ucap Ammar agak sedikit bergetar dengan suaranya.
"Ya emang saharusnya loe gak usah datang" ucap Shandy membuat Pratama malu.
"Shandy..." ucap Ningsih
"Gak apa apa tante biasa anak muda emosinya masih labil" ucap Ammar
" Oh iya yah Ernata sama Grandma kemana yah? " ucap Ammar
" Ayah... kok berisik banget sii? Kak Ammar udah datang belom si yah? lama banget Ernata sampe ngan... tuk" ucap Ernata yang sambil mengucek ngecek matanya.
Muka yang masih ngantuk dan rambut pendek yang sedikit berantakan yang tak tertutup cupluk, baju yang sedikit mengangkat sehingga hampir terlihat perut nya yang seksi. Begitu cantik dan mempesona seorang wanita bangun tidur, membuat mata Ammar dan Shandy terpanah tanpa mengedip.
"Astagfirullah " ucap Ammar dan langsung menunduk dan memegang d*da nya yang berdegup kencang.
" Akkhh, Astagfirullah " Ernata sambil menutup mukanya dan tak sengaja beristigfar sambil berlari ke arah tangga dan masuk ke kamarnya.
" Hahahahahaha... " tawa Pratama dan istrinya.
Ammar langsung melepar bantal sofa ke Shandy agar tak melihat Ernata dengan penuh n*fs*.
" Hahahaha itulah anak saya terkadang kekonyolannya bikin saya geleng geleng kepala". ucap Robbet
"Itulah yang membuat anak saya jatuh cinta sama Ernata, dan terkadang juga membuat saya tertawa dengan tingkah Ernata setiap kali di kelas". Ucap Pratama
" Ya Pak Robbet Ernata juga anaknya baik, apalagi kalau suka main kerumah membuat isi rumah penuh dengan warna" ucap ningsih karena anak Pratama dan ningsih semuanya cowo dan sudah pada menikah tinggal Shandy.
" Maaf apabila anak saya selalu membuat repot di keluarga Pak Pratama"
" Gak apa apa, malah saya senang, saya tadinya berharap nak Ernata bisa menjadi Menantu saya, tapi apa boleh buat kalau tuhan tidak mengijinkannya" ucap Ningsih
"Ooooooh bukan acara lamaran ternyata, alhamdulillah aman aman aman." ucap batin Ammar yang lega.
" Oh ya, apakah semua barang barangnya sudah ambil semua?" ucap Pratama ke asistennya.
" Sudah Pak"
"Ya sudah kalau begitu Pak Robbet, sudah larut malam kami semua pamit dulu, semoga Ernata suka dengan hadiah yang kami berikan dan bermanfaat. maaf sudah menganggu waktu luang Pak Robbet". ucap Pratama yang berjabat tangan dengan Robbet dan juga Ammar.
" Ya tidak apa apa, ya terimakasi atas hadiah dari keluarga Pratama ini sungguh luar biasa, oh iya tunggu sebentar, Ernata...? Shandy mau pulang nih, ayo turun, " ucap Robbet dan Ernata pun turun dengan penapilan yang sudah rapih dan memakai cupluknya.
Ernata langsung memeluk ibu Shandy. karena memang mereka sudah akrab. Pratama juga mengusap kepalanya.
" Maaf tante, maaf ya Prof tadi Ernata kurang sopan"
"Tidak apa apa sayang, kami pulang dulu ya"
"Ya tante, oh iya terimakasi tante hadiahnya Ernata suka" ucap Enata dan melepaskan pelukannya.
" Syukurlah kalau kamu suka, kami senang mendengarnya," ucap Pratama
" Hai dyer? eh maksud ku nat"
" Hai juga Shan.. "
" Boleh kita ngobrol sebentar 5 menit saja" ucap Shandy.
Orang tuanya nya pun memberikan waktu ke Shandy dan masuk duluan kedalam mobil sedangkan Robbet masuk kedalam sedangkan Ammar hanya berdehem.
Ernata hanya melirik ke arah Ammar yang tidak menjauh dari mereka berdua. akhirnya Shandy dan Ernata yang mengalah untuk menjauh lebih sedikit dari Ammar.
" Awas ada Set*n" ucap Ammar yang di abaikan.
" Yuah di kacangin" ucap Ammar yang masih berdiri didepan pintu sambil memperhatikan Ernata dan Shandy.
"Boleh pinjem tangan kamu? " ucap Shandy.
"Bukan mukhrim" ucap Ammar yang di abaikan lagi
" Buat apa?"
" Kamu percaya kan? " ucap Shandy
Ernata menjulurkan tangannya sambil melihat Ammar.
" Ini sebagai tanda permintaan maaf aku yang tulus dari dalam hati, begitu juga cinta ini untuk kamu tulus" ucapa Shandy yang memberikan gelang buatan Shandy sendiri dari bahan khusus gelang dan di lapisi Emas dan berlian sebagai pemanisnya.
"Walaupun tidak seberapa berharga, tapi aku minta sama kamu bolehkan kita masih tetap berteman? , aku sudah merelakan kamu. tapi kalau kamu terluka aku harap kamu datang ke aku, aku siap buat kamu Nat" ucap Shandy yang meneteskan air mata.
" Terimaksi Shan, gelang nya bagus aku suka, ya kita masih bisa berteman kok, dan aku sudah memaafkan kamu." ucap Ernata yang dari tadi gelisah melirik ke arah Ammar.
" Apa kamu menyukainya? " ucap Shandy tanpa menyebut nama Ammar.
" Ahh... " ucap Ernata yang tersadar dengan ucapan Shandy.
" Aku merestui kamu bila memang dia pilihan kamu yang selerahnya sudah tua" ucap Shandy dengan tertawa.
" Shandy... " ucap Ernata yang ikut tertawa juga. membuat Ammar semakin cemburu.
" Ya sudah akau balik dulu ya, good nigth, bye" ucap Shandy.
" Good nigth too" ucap Ernata sambil mengantar Shandy.
"Jaga dia baik baik broo... kalau sampai loe buat dia nangis jangan salahin gue, kalau gue langsung bertindak. " ucap Shandy ke Ammar langsung pergi.
Ernata dan Ammar melihat mobil Shandy sudah menjauh.
" Good nigth, good nigth too" ledek Ammar ke Ernata. sambil menirukan gaya Shandy.Ernata melihatnya langsung tertawa.
" Hahahah kabur ahhhh ada yang terbakar api cemburu... hahahah" ucap Ernata yang langsung masuk kedalam.
Bersambung...
intip karyaku juga ya..