NovelToon NovelToon
Larasati & Pak Bupati

Larasati & Pak Bupati

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perjodohan
Popularitas:18.3M
Nilai: 5
Nama Author: Mak Nyak

Ayu Larasati, seorang dokter spesialis kejiwaan yang lebih senang tidur di rumah sakit daripada harus pulang ke rumahnya. Ada sebab nya dia jarang pulang ke rumah. Apalagi jika bukan drama ibunya yang menginginkannya menikah dan segera memberikannya cucu.
Ibunya memaksa ingin menjodohkan dirinya dengan seorang laki-laki.
Duta Wicaksana, seorang bupati yang amat disegani di kota Magelang. Dia amat pintar mengelola kota nya sehingga kota nya bisa menjadi kota maju. Tapi sayangnya belum memiliki pendamping. Dirinya pasrah ketika akan dijodohkan oleh orang tuanya dengan seorang perempuan.
Mereka dipertemukan dalam ta'aruf. Mungkinkah cinta mereka akan bersemi?
Atau mungkinkah bunga cinta itu akan layu sebelum waktunya?
Mari kita simak perjalanan kisah cinta mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mak Nyak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Minta Sama Allah

"Waalaikum salam warahmatullah"

Duta mengakhiri panggilannya dan mengusap mukanya kasar. Farid mengetahui bos nya sedang tidak baik-baik saja.

"Pak, ada apa?" tanya Farid lembut.

"Gak ada apa-apa bang. Yuk dilanjutkan lagi kerjaannya, besok masih harus ke Pati" jawa Duta.

"Jangan bohong pak" jawab Farid.

"Bohong gimana bang?"

"Pak, saya ini kenal sama bapak bukan sejak kemarin sore. Saya ini kenal bapak sudah dari 3 tahun yang lalu. Jadi saya hapal sikap bapak jika sedang berbohong ataupun jujur"

"Hahaha, ketahuan dong. Abang tahu perempuan tadi kan?"

Farid mulai antusias saat akan membahas perempuan yang tadi dibawa Duta ke proyek.

"Iya, kenapa pak?"

"Itu dokter jiwa mamah, yang dijodohkan dengan saya"

"Lalu?"

"Tadi saat saya mengantarnya pulang ke rumahnya Abi nya bertanya kapan saya datang melamar dan menikahi nya. Saya siap-siap aja kalau disuruh cepat. Masalahnya si perempuannya ini. Dia masih ragu. Dia minta waktu seminggu dan akan memberikan jawaban ke saya"

"Bapak bukannya tidak menginginkan perjodohan ini?"

"Awalnya begitu, tapi saya merasa kalau saya jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan saya merasa dia memiliki rasa yang sama terhadap saya. Sayangnya dia gak mau berkata jujur"

"Cewek memang gitu pak, dideketin jual mahal, dijauhin bilang nya kita yang playboy. Kan jadi serba salah"

"Hahahah, yang saya takutkan apakah dia merasa ilfeel ketika melihat saya trauma dan menjadikannya lebih ragu lagi"

"Hmmm, saya gak bisa kasih jawaban itu pak, karena bukan saya cewek itu. Tetap berjuang pak kalo memang cinta"

"Kalau dia menolak saya gimana?"

"Ya usaha biar gak ditolak lah pak"

"Caranya? Ini aja dia pasrah sama takdir. Biar takdir yang bekerja, gitu katanya"

"Heheheh, minta sama Allah pak, dia penguasa segalanya. Termasuk rasa di hati"

Duta diam memikirkan ucapan Farid. Memang benar Allah lah yang paling berkuasa dan berkehendak.

"Udah yuk, lanjut lagi" jawabnya mengakhiri obrolan. Raganya memang sedang mengerjakan laporan tapi pikirannya? Pikirannya sedang tidak disana. Pikirannya melayang entah kemana.

Duta mengakhiri pekerjaannya pukul 10 malam. Dia langsung mengistirahatkan dirinya di ranjangnya. Dia melihat ponsel nya sebentar. Melihat foto Laras yang diambilnya secara diam-diam.

"Bikin pusing aja kamu Ay. Ya Allah, semoga memang dia jodoh hamba. Semoga" ujar Duta dan menutup matanya.

Laras bangun tengah malam untuk tahajud. Dia melaksanakan sholat sunah istikharoh untuk meminta petunjuk atas perasaan Duta.

"Ya Allah, berikanlah hamba pilihan yang terbaik dari yang baik menurut Mu ya Allah. Yakinkan rasa yang ada pada hati hamba. Yakinkan ya Allah, yakinkan. Berikanlah hamba jawaban atas perjodohan ini. Aamiin"

Laras merebahkan tubuhnya dan membuka ponselnya. Dia kembali meletakkannya. Dia mencoba memejamkan mata tapi tak bisa.

"Kenapa suara kamu terngiang terus mas?" Dia kembali membuka ponselnya dan melihat foto Duta saat berfoto bersama dirinya.

"Bang Dutaaa" Dia menyimpan ponsel nya di depan dada nya dan memejamkan mata.

.

Laras sudah berada di ruangannya. Ais yang baru selesai shift ke ruangannya.

"Pagi adek sayang, kakak pinjem ranjang kamu yaaaa, tulang punggung kakak rasanya mau patttaaahhh" ucap Ais sembari mengoletkan tubuhnya.

"Kakak ni kebiasaan, baru selesai shift tu bersih-bersihdiri dulu kek, biar cantik"

"Eits, sejak kapan kamu peduli kecantikan? Bukannya kata kamu aura kecantikan akan terpancar dengan sendirinya karena kejujuran hati kita?" sanggah Ais.

"Iya sih, tapi kan perawatan perlu jugaaa"

Saat sedang berbincang Nina yang diikuti oleh dokter Arjun datang dan ikut bergabung. Laras langsung dengan sigap mengambil jas dokternya dan berpamitan.

"Maaf semuanya, aku lupa harus kunjungan bangsal. Sudah lama juga tidak berbagi cerita dengan Riana" ucapnya untuk menghindari dokter Arjun.

"Dia kenapa sih?" tanya Arjun kepada Ais.

"Mana aku tahu, aku mau tidur lagi. Bye Arjun" ucap Ais sembari masuk ke ruangan khusus milik Laras dan tidur disana.

Dokter Arjun meninggalkan ruangan Laras dengan kesal dan kembali ke ruangannya.

Laras menemui Riana, pasien yang mengalami gangguan mental akibat ulah orang tuanya. Riana mengalami depresi karena orang tuanya selalu bertengkar karena masalah pekerjaan. Riana yang sudah stress karena kuliahnya, masih harus melihat orang tuanya bertengkar membuat mentalnya benar-benar down. Dibanding dengan pasien lain, Riana lebih mampu untuk diajak komunikasi. Dia seorang mahasiswi jurusan farmasi. Dia bisa menghapalkan rumus-rumus kimia, meracik obat, tapi jika sudah dijenguk oleh orang tuanya dia akan histeris. Riana hanya akan minum susu dan ayam. Dia tidak mau memakan makanan selain itu karena akan mengingatkan kepada orang tuanya.

"Assalamualaikum Riana" ucap Laras mendekatinya.

"Waalaikum salam, ngapain dokter kesini? Aku kan gak nakal. Dokter, aku kapan boleh pulangnya? Aku tuh mau ujian semester lho" Jawab Riana dengan repetab pertanyaannya

"Sabar dong, nanti ada waktunya untuk pulang. Kamu sudah minum susu?" tanya Laras.

"Sudah, tapi kalau dokter mau kasih lagi aku mau"

"Riana, kamu masih takut dengan orang tua kamu?"

"Mereka hanya akan bertengkar, aku tak tahan dengan mereka. Suruh mereka pergi dari sini dokter. Aku gak mau lihat mereka"

"Iya, dokter udah nyuruh mereka pergi. Ri, dokter mau cerita bisa?"

"Asalkan dokter gak panggil mamah dan papah aku siap dengerin"

"Gak ada, mamah papah kamu lagi sibuk"

Riana melihat Laras dengan seksama. Menautkan alisnya dan tertawa.

"Dokter lagi galau ya?" tanya Riana.

"Sok tahu kamu, belum juga dokter cerita. Kamu punya pacar?"

"Punya gak ya? Lupa. Hahaha"

"Haish, mau cerita sama kamu yang ada dongkol sendiri saya. Nih susu buat kamu, cepetan abisin sebelum suster Dila melihatnya" Laras memberikan susu kotak itu.

"Si perawan tua jaga dokter?"

"Hush, tahu darimana kamu istilah itu. Jangan begitu Riana. Dia kan baik sama kamu"

"Baik dari mana nya? Dia itu baik jika ada dokter! Aku gak suka sama dia"

"Udah, dokter kembali ke ruangan ya, cepet sembuh Riana sayang. Kembali menjadi diri kamu yang dulu ya. Hilangkan beban itu. Ikhlaskan"

"Dokter tunggu, kalau aku sembuh papah mamah bakalan bertengkar lagi gak? Aku takut dokter"

"Riana, sayang. Dengar dokter, mereka tidak akan memarahi Riana. Riana mau coba? Perlahan saja. Besok kita bertemu mamah dulu. Mau?"

Riana mengangguk. Laras tersenyum dan memeluknya. "Cepat sembuh sayang. Dokter pamit dulu ya"

Riana mengangguk. Laras meninggalkan Riana yang duduk termenung menghabiskan susunya. Dia menuju nurse station untuk berbicara dengan Dila.

"Assalamualaikum semua nyaaa" sapa Laras kepada semua perawat jaga disana.

"Waalaikum salam dokter Laraaaaasss" jawab mereka semua kompak.

"Suster Dila, saya ingin bicara sebentar"

"Oh, mari ke ruangan saya dokter" Dila menunjuk ruang kosong untuk tempat istirahat para perawat.

"Sus, tolong hubungi mamah Riana. Mari kita coba lagi mempertemukan mereka. Semoga Riana tak sehisteris waktu itu"

"Dokter yakin?" tanya Dila

"Yakin sus, Riana sendiri yang ingin sembuh"

"Baiklah dokter nanti akan saya hubungi dokter kembali" ucap Dila.

Laras berpamitan kepada semuanya dan kembali ke ruangannya.

.

.

.

Like

Vote

Komen

Tip

Maaf baru up, semalam ketiduran. Happy new year gaes. Up nya nanti malam lagi ya. Author harus memindahkan beberapa barang.

1
Erna M Jen
suka ceritanya
Erna M Jen
semoga jodoh dokter laras sama pak bupati
Erna M Jen
mampir juga
Julia Juliawati
mampir
budak jambi
enak y ngomong nybrama tu.coba dia yg di posisi mm aini apa rela jg dia kl duta yg meninhgal .dasr dak punya otak rama...coba dia alami kecelakaan dan yg meninggal ank ny gama apa bisa shila terima itu kecelakaan
budak jambi
otak dak di pakai kyk gitu la si arjun egois
Len's Sky
seruu..
Acha Askhatalah
Kecewa
Acha Askhatalah
Lumayan
Gina Savitri
Ngakak sih pas adegan ini 😂😂😂
Gina Savitri
Rena malu klo diledek laras punya hubungan sama mantan musuh
😂😂😂
Gina Savitri
Klo di jawa yg keluar terakhir sulung ya, jadi yg cowok sulung..
Gina Savitri
Sulungnya cewek malah cowok bontot
Gina Savitri
Emang kadang orang tua jadi penghancur rumah tangga anak sendiri gara2 omongan 🙄
Gina Savitri
Mau nyogok cuma 30rb 😂😂😂 buat makan 1 keluarga sehari aja kagak cukup apalagi buat beli suara selama 5tahun..wkwkwk
Gina Savitri
cie..cie..mas ari jodohnya dateng sendiri ke rumahnya tanpa harus di cari 😁
Gina Savitri
Mana ada sibuk sampai lupa sama acara 4 bulanan 🙃
Gina Savitri
Nina menghindar karna punya rasa sama dirga kayanya, bnr kata nina gak ada pertemanan antara perempuan dan laki2 pasti salah satunya ada yg suka lebih dulu atau sama2 suka 😁
Gina Savitri
Kirain arjun mantan nya dini 😂 ternyata ada 2 orang berbeda yg ngasih teror
Gina Savitri
Jangan2 arjun mantan pacarnya dini, masa bisa kenal dan tau klo abang duta dulu pacar dini..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!