Karina terjebak dalam pernikahan yang pahit dengan Ryan, sebuah ikatan yang dipaksakan untuk menyelamatkan keluarganya dari kebangkrutan. Namun, pernikahan itu hanya membawa kesedihan dan perselingkuhan yang menyayat hati.
Setelah berhasil melepaskan diri dari cengkraman Ryan melalui perceraian, Karina bertekad untuk memfokuskan diri pada karirnya. Namun, nasib memiliki rencana lain.
Karina dipertemukan kembali dengan Zaian, pria yang dulu jatuh cinta padanya dan kini telah bertransformasi menjadi seorang CEO sukses di tempat Karina bekerja. Pertemuan itu membuka kembali kenangan lama dan memicu konflik batin yang mengguncang hati Karina.
Apakah Karina akan memberi kesempatan kedua pada cinta atau memilih untuk mempertahankan kemandirian yang telah diraihnya dengan susah payah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arsiana 97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 13
Di pagi hari yang cerah dengan cicitan suara burung, membuat pagi ini menjadi sangat indah untuk memulai segala aktivitas.
Namun berbeda dengan karin yang hanya duduk termenung melamun, karin masih saja teringat kata-kata adiknya itu. Apakah sudah saatnya dia mendapatkan cinta itu, atau apakah dia harus melepaskannya lagi.
Kaysan yang melihat kebimbangan kakaknya itu berfikir bagaimana ia bisa membuat kakaknya itu kembali tersenyum.
"Kak, kakak gak bosan apa ngelamun terus," Ledek kaysan yang berusaha mencairkan suasana.
"Kakak masih kepikiran kata-kata kamu semalam Kay, tapi kakak masih bimbang buat memulai," Curhat karin.
"Gini aja, gimana kalau kita jalan-jalan aja dulu biar pikiran kakak bisa fresh, dan kakak bisa berfikir dengan jernih," Ucap kaysan memberi saran.
"Bagus juga ide kamu Kay, dengan begitu kakak juga bisa sekalian refresing, kamu tunggu kakak. Kakak mau siap-siap bentar dulu," Ucap karin sambil berlari ke kamarnya dengan buru-buru untuk bersiap.
Karin pun mulai bersiap-siap, sedangkan kaysan hanya perlu memakai jaket dan helemnya saja. Setelah menunggu sekitar 15 menit akhirnya karin telah selesai bersiap.
Mereka pun berangkat dengan menggunakan motor ducati milik kaysan, motor itu adalah motor kesayangan sekaligus motor satu-satunya milik kaysan karena motor itu ada motor yang di berikan oleh ayahnya saat ia berulang tahun.
Mereka melesat membelah kota dengan kecepatan, membuat adrenalin karin terpacu sehingga ia sangat bersemangat.
Setelah beberapa saat perjalanan mereka tiba di taman bermain, kaysan membawa kakaknya itu bermain beberapa permainan seperti roll Coster dan lain-lain. Karin sangat bahagia seketika ia melupakan berbagai masalahnya.
Setelah lelah bermain dan jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, kaysan mengajak karin untuk makan siang di restoran dekat taman bermain. Mereka masuk dan mulai memesan makanan.
"Setelah makan aku mau ajak kakak ke suatu tempat yang indah, aku biasanya kesana buat menghilangkan stres," Ujar kaysan.
"Kakak jadi penasaran nih, jadi gak sabar pengen cepat-cepat ke sana," Ucap karin yang sangat bersemangat.
"Permisi! Ini pesanan an.. da," Sahut pelayan wanita itu dengan terbata.
"Kamu!" Sahut kaysan kaget melihat sosok wanita pelayan itu yang tidak lain adalah teman kuliahnya.
"Kamu kenal dia Kay?" Tanya karin yang jadi penasaran.
"Dia teman kuliah aku," Jawab kaysan cuek
"Permisi nona ini pesanan anda," Ucap pelayan tadi sekaligus teman kuliah kaysan yang bernama bella.
"Jadi kamu teman kuliah kaysan, perkenalkan nama aku Karina, aku kakaknya kaysan kalau nama kamu siapa?"
"Nama saya bella kak," Sahut bella sambil bersalaman dengan karin.
"Nama yang cantik sana kaya orangnya, kamu duduk sini biar kita bisa cerita-cerita."
"Maaf tapi saya sedang bekerja," Tolak bella dengan lembut.
"Iya juga sih."
"Kalau begitu saya permisi dulu kak," Pamit bella dengan sopan.
"Iya." Balas karin sambil tersenyum ramah.
Setelah kepergian Bella, karin mulai menginterogasi adiknya itu.
"Kamu kenapa sih ketemu teman kok malah cuek gitu?" Tanya karin yang bingung dengan sikap kaysan.
"Ada apa dengan sikap aku, perasaan aku biasa-biasa aja."
"Aku itu kakak kamu jadi aku tahu kamu seperti apa."
"Udah ah kak aku lapar mau makan," Sahut kaysan menghentikan kakaknya yang sedang menaruh curiga terhadapnya.
Mereka pun mulai memakan pesanan mereka tadi, setelah selesai makan mereka mengobrol sedikit lalu membayar pesanan mereka.
Waktu telah menunjukkan pukul 13:30, mereka pun memulai perjalanan mereka menuju tempat yang di maksud kaysan tadi. Setelah menempuh satu jam lebih perjalanan mereka kini telah tiba di tempat yang kaysan maksud.
Tempat itu ternyata adalah pantai, namun pantai itu tidak seperti pantai biasanya. Pantai itu sangat indah bahkan ada beberapa taman di pinggir pantai itu.
Dan dari tempat itu juga bisa menjadi tempat untuk melihat matahari terbenam. Sesaat karin menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya, saat ini perasaan karin sedang Damai mendengar deru ombak dan diterpa hembusan angin sepoi.
Karin membuka sepatu tepleknyan dan menjadi kan alas untuk ia duduki di atas pasir. Karin duduk sambil menikmati pemandangan langit menuju terbenamnya matahari.
"Gimana indah kan?" Sahut kaysan yang duduk di sebelah karin.
"Indah banget, ini memang pantas di sebut pemandangan menghilangkan stres," Sahut karin.
Kedua adik kakak itu duduk bersama menikmati pemandangan laut, dan hanyut dalam fikiran masing-masing sampai karin memulai pembicaraan.
"Kakak masih penasaran sama bella, kakak yakin banget kalau kamu ada sesuatu sama dia iya kan?" Ujar karin mencurigai kaysan.
"Kakak sok tahu deh," Ujar kaysan berusaha mengelak.
"Kay, aku ini kakak kamu, kalau bukan kakak sama siapa lagi kamu akan menceritakan masalah mu."
Dengan helaan nafas panjang kaysan memberanikan diri untuk bercerita tentang Siapakah bella itu.
"Sebenarnya aku udah lama suka sama dia, tapi aku gak tahu cara buat bilang ke dia. Sampai suatu hari aku memberanikan diri buat nyatain cinta ke dia, tapi waktu aku mau masuk kelas buat bicara ke dia aku malah lihat dia udah di tembak sama cowok lain," Curhat kaysan.
"Terus, terus?" Tanya karin penasaran
"Setelah melihat itu aku langsung keluar dan mau gak mau aku harus kubur dalam-dalam perasaanku."
"Lah terus kenapa kamu cuek gitu sama dia?"
" Aku bukan cuek aku cuma..," Kata-kata kaysan menggantung ia ragu mengutarakan kata-katanya.
"Cuma apa Kau, cuma kamu masih sangat mencintainya tapi kamu gengsi buat jujur gitu."
Kaysan hanya bisa terdiam mendengarkan karin karena apa yang karin ucapkan adalah kebenaran.
"Kalau kamu memang cinta sama dia, kamu harus berani utarakan perasaan kamu. Mau dia Terima atau tidaknya itu belakangan yang penting kamu udah jujur sama perasaan kamu," Ucap karin memberi saran.
"Tapi dia udah punya pacar, kalau aku jujur tentang perasaan aku itu sama aja aku lagi mempermalukan diri sendiri."
"Engga apa-apa yang penting kamu udah jujur, pokoknya kalau kita balik kamu harus langsung ketemu sama dia di cafe tadi."
"Tapi aku malu kak."
"Engga ada tapi-tapi."
Waktu sudah menunjukan pukul 6 sore, mereka pun mulai berkendara untuk kembali ke rumah. Namun karin meminta agar kaysan harus kembali ke cafe tadi untuk bertemu bella, dengan terpaksa kaysan menuruti kakaknya itu.
Setelah berkendara kini mereka tiba di depan cafe tadi, karin pun turun dari motor dan mulai mencari keberadaan bella. Saat sedang mencari tiba-tiba saja bella keluar dari belakang cafe. Bella sudah berpakaian biasa karena sekarang sudah waktunya ia pulang.
Karin pun segera menghentikannya. "Bella, kaysan mau ngomong sesuatu yang penting sama kamu berdua aja boleh nggak?" Tanya karin sambil memegang tangan bella berharap bella tidak menolaknya.
"Boleh," Jawab bella canggung.
Karin pun memanggil kaysan, setelah kaysan datang karin mulai menjauh dari mereka. Karin berdiri agak jauh dari mereka agar mereka lebih leluasa.
"Maaf yah kalau kakak aku bikin kamu risi," Ucap kaysan canggung.
"Engga kok kata kakak kamu, kamu mah ngomong penting."
"Eemm.. Aku..mau.. Jujur.." Sahut kaysan dengan terbata-bata.
"Iya jujur apa," Tanya bella penasaran dengan apa yang akan di ucapkan kaysan.
"Eemm... Sebenarnya aku mau jujur, sebenarnya aku suka sama kamu tapi aku gak maksa kok buat kamu terima aku karena aku tahu kalau kamu sama senior udah pacaran. Aku cuma mau jujur aja tentang perasaan aku," Ujar kaysan dengan satu kali tarikan nafas karena tidak ingin menunda-nunda kata-katanya.
"Aku juga suka kamu, dan aku engga punya pacar. Jadi aku mau jadi pacar kamu," Ucap bella dengan malu-malu.
"Bukannya kamu sama senior kita di kampus udah pacaran?" Tanya kaysan penasaran karena ia melihat sendiri jika seniornya itu tengah mengungkapkan perasaannya.
"Oh yang waktu itu, tapi aku gak terima dia."
"Jadi..."
"Jadi apa?" Tanya bella
" Jadi kamu mau jadi pacar aku nih?" Tanya kaysan penasaran, yang hanya dijawab dengan anggukan oleh bella.
"Yes, yes, yes!"
Saking bahagianya kaysan iya tidak sadar jika ia tengah memeluk bella, saat sudah sadar dengan tindakannya ia pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Karin yang dari kejauhan melihat reaksi kaysan yang seperti orang mendapatkan jecpot sudah paham jika adiknya itu sudah mendapatkan cintanya. Karin terharu karena adiknya sudah bisa mendapatkan orang yang ia cintai tapi berbanding terbalik dengannya, ia mencintai Zaian walapun cinta itu terbalas namun sayangnya tidak bisa bersatu.
Ia berjalan mendekati mereka yang sedang berbunga-bunga. "Ekhem, ekhem! cie cie yang lagi berbunga-bunga sampai lupa kalau ini udah malam," Ledek karin yang membuat kaysan dan bella menjadi malu.
"Kami pulang dulu yah bel, kamu nanti sering-sering main kerumah yah," Sahut karin.
"Iya kak, kapan-kapan kalau ada waktu aku pasti main kerumah."
"Kalau gitu kami pulang dulu yah bel," Ucap kaysan kepada bella dengan senyuman ramah penuh cinta membuat karin geli dibuatnya.
Mereka pun kembali pulang, setibanya mereka dirumah karin pun langsung naik ke kamarnya, saat tiba di kamarnya karin baru sadar jika seharian tadi ia tidak membawa ponselnya. Saking bahagianya ia sampai melupakan ponselnya, karin memeriksa ponselnya yang seharian tidak ia bawah.
Saat ia menyalakan layar ponselnya, karin di buat kaget dengan banyaknya notifikasi yang masuk.
"Yah ampun 57 panggilan tak terjawab dari Zaian, 72 pesan masuk. Kayanya dia memang gila deh," Ucap karin geleng-geleng kepala dengan kelakuan zaian.
Karina kembali meletakkan ponselnya karena ia mau mandi dulu setelah seharian berjalan-jalan.
Setelah 20 menit berada dikamar mandi, karin pun keluar.
Dring! Dring! Dring!
Suara ponsel karin menandakan panggilan masuk, saat melihat nama kontak yang menelfonnya ternyata zaian. Ia bingung apa yang harus ia katakan.
"Hallo," Ucap karin menjawab telfon itu.
'Kamu kemana aja seharian, aku hubungi ponsel kamu tapi kamu gak angkat-angkat. Kamu sakit yah, kamu ada apa bilang biar aku kerumah kamu sekarang,' ujar zaian panik karena karin tidak menjawab pesan dan telfonnya seharian.
"Aku baik-baik aja."
"Tapi kamu gak masuk kerja, apa kamu sakit?"
"Engga kok aku seharian jalan-jalan sama kaysan terus lupa bawa ponsel, " Sahut karin menjelaskan.
"Aku kerumah kamu sekarang yah?" Tanya zaian
"Mau ngapain, ini udah malam aku juga capek seharian habis jalan-jalan sama kaysan."
"Aku rindu sama kamu," Ujar zaian dengan nada manjanya.
"Jangan manja deh zaian besok juga kita ketemu kok di kantor," Sahut karin, seolah-olah permasalahan di antara mereka tidak pernah ada.
"Iya deh...." Sahut zaian
"Yah udah aku mau tidur capek, aku matikan yah telfonnya."
"Iya babyku sayang."
Karin pun mematikan telfonnya, ia malas meladeni kekonyolan zaian.
'Aku akan berusaha agar kamu kembali padaku karina apa pun caranya aku pastikan kamu akan jadi istriku' bati zaian.