Orang Tua meninggal, Jatuh Miskin dan Dikhianati Orang terdekat, Apalagi hal lebih buruk yang akan menimpanya? Kematian?
Ya, Dia mati setelah ditikam Mantan Sahabat dan Pacarnya, benar benar hidup yang menyedihkan. Tapi tunggu...
Ah, Dia kembali bangun! Dunia yang penuh keajaiban dan Misteri, Dunia dimana Kekuatan menjadi kunci utama apakah di Dunia ini Ia akan kembali menjadi sampah?
Ya, Dia sampah sebelumnya, sampah yang kemudian berubah menjadi Berlian yang tak ternilai berharga, menjadi tokoh utama Dunia ini. Bersama Istri mungilnya, menaklukan segala rintangan, menggetarkan seluruh Dunia, membinasakan musuh yang menghadang dan mengubah takdir yang berjalan.
Semua itu berkat dirinya yang terlahir kembali dan berkat...
The System!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon T-Riq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekesalan Rara
Alam Batin
"Yap, itu adalah Dewa kematian," ucap Kaisar Iblis, Feng menganga, Anak kecil? Dewa Kematian?.
"Hahaha... Aku tau Kau pasti terkejut saat tau Dewa kematian adalah Anak Kecil, begitu juga diriku," tawa Kaisar Iblis melihat wajah terkejut Feng.
[Ding! Tuan, Nona saat ini sedang menuju ke arah Rombongan Patriak Sekte Matahari Barat]
Feng langsung diam dengan wajah serius, Kaisar Iblis terkejut dengan perubahan ekspresi Feng yang secara tiba tiba.
"System, siapa Mereka dan seberapa kuat?" tanya Feng pada System.
[Ding! Mereka adalah Patriak, Tetua Satu, Dua dan Tiga Sekte Matahari Barat, Tingkat Patriak Mereka di Emas lapis 8 sedangkan 3 Tetuanya di Emas lapis 5 dan 4.]
Feng menghela nafas lega, Setidaknya Rara lebih kuat dari Mereka jadi Ia bisa tenang.
[Tapi Tuan]
Suara System kali ini membuatnya kembali serius.
"Ada Apa?" tanya Feng.
[System dapat mendeteksi semacam barang atau jurus terlarang dari Mereka yang kekuatannya tak dapat dihitung.]
Kali ini Feng sudah kembali panik, Kaisar Iblis yang disebelahnya bahkan bingung melihat wajah Feng yang berubah rubah.
"Hei, Ada apa denganmu?" tanya Kaisar Iblis bingung.
"Kaisar Iblis, kurasa Kita akan melanjutkan cerita ini lain kali, Aku harus membantu Istriku," ucap Feng menutup matanya lalu keluar dari ruang batin.
Kaisar Iblis sendiri masih terbengong mendengar ucapan Feng tadi.
"Istri? astaga, semuda itu Ia telah menikah."
...- - -...
Tengah Desa
"Katakan! siapa dan dimana yang menyerang Tuan muda tadi?!"
Semua Warga diam tak ada yang berani menjawab, Tetua dua lalu dengan element Anginnya menarik salah satu Warga mendekat lalu mencekik lehernya.
"Katakan! siapa yang Menyerang Tuan muda tadi?!" bentak Tetua dua, Warga yang dicekik tadi komat kamit karna sulit bernafas.
"D...Dia... A..ada...Di...Rumah.. Nenek... ter...kutuk," ucap Warga itu terbata bata.
Krek...
Tetua dua langsung membunuh Warga tersebut tanpa peduli teriakan Keluarganya yang menangis.
"Siapa lagi yang tak mau ber-" ucapan Tetua terhenti saat suara teriakkan terdengar menggema.
"SIAPA SIH YANG BERISIK, GANGGU RARA AJA DEH!" Suara teriakkan Anak kecil sukses membuat suasana langsung sunyi.
Kemudian seorang Anak Gadis berumur 12 tahun datang ke depan Tetua dua dari atas atap salah satu Rumah, semua Orang menganga.
Gadis imut dengan jubah putih berumur 12 tahun itu berani berteriak seperti tadi didepan Patriak dan Tetua Sekte Matahari Barat.
Mata Tetua dua menatap Gadis itu dengan tatapan aneh, bagaimana tidak seorang Gadis yang berada pada tingkat Perunggu lapis 3 berani berteriak didepan Mereka.
Mereka tak tau saja bahwa Gadis Kecil didepan Mereka telah berada ditingkat Bumi lapis 3, hanya karna disamarkan saja makanya Mereka tak tau.
Patriak Sekte Matahari Barat yang melihat Gadis imut didepannya langsung mendidih darahnya karna nafsu apalagi saat melihat tubuh Rara yang mulai tumbuh.
"Siapa Kau? Beraninya berteriak didepan Kami!" bentak Tetua satu, Rara menutup kupingnya mendengar suara bentakkan Tetua satu.
"Kakek, Kakek sudah Tua, tak baik berteriak teriak nanti gigi Kakek cepat rontok kalau sering teriak teriak," ucap polos Rara, semua Orang disana ada yang menganga ada juga yang langsung menutup mulutnya menahan tawa.
"Pfft... Hahaha...." tawa Tetua tiga sukses mengundang tatapan tajam Tetua satu, Tetua satu kini wajahnya memerah, berani sekali Gadis Kecil didepannya ini mempermalukannya didepan seluruh Orang.
"Kau..," Tetua satu langsung mengarahkan Aura pada Tingkat Emas lapis 5 nya ke Rara, namun Ketiga Tetua dan Patriak terkejut saat melihat Rara masih berdiri tegak seperti biasanya.
Tiga Tetua langsung memasang mode waspada, Patriak juga sedikit serius sekarang.
"Bocah Perempuan pasti Kau yang menyakiti Anakku, Aku dapat memaafkanmu asal Kau mau menemaniku tidur semalam saja," ucap Patriak sambil menjilat bibirnya menatap Rara penuh nafsu.
"Ish... Paman kek Anak kecil aja padahal udah Tua lho, masa tidur aja harus ditemani, Rara aja berani tidur sendiri," ucap Rara membanggakan dirinya sendiri, Patriak menggertakkan giginya geram karna ucapan Rara yang mempermalukannya.
"Baiklah, tapi jangan salahkan Aku kalau bermain kasar nanti malam," ucap Patriak dengan marah dan nafsu.
"Tetua tiga, tangkap Anak itu," perintah Patriak Li, Tetua tiga mengangguk lalu melesat maju melayangkan tinjunya pada Rara.
Rara menggeser tubuhnya sedikit sehingga tinju Tetua tiga mengenai udara kosong, lalu Rara meletakkan dua tangannya pada tangan Tetua tiga yang terjulur lalu naik dengan tangannya sebagai tumpuan.
Dengan gerakan cepat tangan Rara kini telah pindah ke bahu Tetua tiga lalu dengan tepat memutar tubuhnya dan menendang pinggang Tetua dua hingga tersungkur kedepan.
Tetua satu dan dua melotot karna terkejut melihat kehebatan Rara, Patriak Li juga terkejut melihat aksi Gadis kecil di depan Mereka.
Tetua tiga sendiri wajahnya sudah merah karna marah, Ia lalu berdiri lalu menatap Rara dengan tatapan emosi berbeda dengan Rara yang menatap Tetua tiga dengan tatapan polos.
"Kau..," Tetua tiga menutup matanya kemudian dari tubuh Tetua tiga keluar siluet seekor Monyet Raksasa dengan tangan yang penuh Api menyala.
Monyet Tangan Api!
Tetua Tiga memiliki Roh Bela Diri Monyet tangan Api yang berada di tingkat Langit, dalam Dunia ini pun Hewan Buas Monyet Tangan Api ada yang berada pada Tingkat Tinggi.
Rara mundur beberapa langkah lalu menatap Tetua tiga masih dengan tatapan polosnya.
"Kau telah berani melawanku jadi bersiaplah untuk mati!" teriak marah Tetua tiga.
"Tinju Api Membara," teriak Tetua Tiga langsung melayangkan Tinju dengan Api ditangannya, Rara kali ini tak menghindar, Ia memasang kuda kuda lalu ikut melayangkan tinjunya.
Semua Tetua, Patriak dan bahkan Warga terkejut melihat Rara berani melawan Tinju Api Membara Tetua tiga dengan Tinju tangan kosong, karna setau Tetua dan Patriak Tinju Api Membara merupakan keterampilan tingkat Mengah yang sangat kuat.
BOOOM!!!
Dua Tinju beradu menciptakan ledakkan besar hingga membuat lubang serta debu berterbangan, emua yang disana menunggu debu hilang dengan was was karna ingin melihat hasilnya.
Semua Orang disitu membuka matanya lebar lebar saat debu debu hilang dan menampakkan seorang Gadis Kecil yang duduk diatas Seorang Pria Tua yang terebah tanpa suara.
Mati!
Semua Orang menelan ludahnya melihat hal tersebut, bahkan Tetua Satu, Dua dan Patriak Li juga begidik ngeri melihat kekejaman Gadis kecil tersebut.
"Hmph! siapa suruh bikin Rara kesel!" kesal Rara sambil menggembungkan pipinya gemas.
...- - -...