Seorang gadis cantik bermata bulat besar secara tidak sengaja menabrak seorang pria bernama Saga, gadis itu dalam keadaan mabuk.
Dalam keadaan lampu yang redup, Saga bisa merasakan kulit sang gadis yang terasa begitu halus dan lembut saat tangan Saga menyentuh lengan sang gadis tersebut yang melingkar di pinggang Saga.
" kau sangat tampan " ucap gadis tersebut sambil tersenyum dan mendongkakkan kepalanya untuk melihat wajah Saga yang saat ini tengah menunduk dan melihat kearah sang gadis.
Gadis tersebut mengeluarkan lidahnya dan menjilati bibirnya yang pink alami tanpa polesan lipstick ataupun lip balm.
" Lepaskan ..!! " ucap Saga dingin dan berusaha untuk melepaskan lengan gadis tersebut, namun semakin Saga mencoba untuk melepas makin erat gadis itu memeluknya.
" emm.. tidak mau.. kau sangat tampan aku sangat menyukaimu "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anila Nabastala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 33
CUP..
Nayla mencium pipi Saga secara spontan, seketika Saga membeku mendapat serangan seperti itu, entah perasaan seperti apa yang harus digambarkan saat ini oleh Saga, yang jelas dia begitu bahagia, padahal itu hanya ciuman dipipi saja.
Nayla terkejut saat menyadari apa yang telah dilakukan secara spontan oleh dirinya terhadap Saga, dia memukul mukul bibirnya dan dengan mata yang tertutup, dia merasa gemas dan kesal diwaktu bersamaan pada dirinya.
" ma.. maafkan saya, sudah kebiasaan " ucap Nayla gugup, seketika raut wajah Saga berubah masam, dan apa katanya sudah kebiasaan, berarti ini bukan pertama kali gadis itu mencium orang lain.
" kebiasaan.... maksud kamu apa ' kebiasaan ' ?? " nada bicara Saga mulai tidak enak.
" itu.. maksudnya aku sudah biasa jika mendapatkan sesuatu yang menyenangkan kita akan berpelukan dan saling cium pipi kiri atau kanan " ucap Nayla dengan pelan, takut dia salah ucap lagi.
" kita... maksud kamu siapa dengan sebutan ' kita ' ?? "
" Rina dan teman temannya perempuan sekolah lainnya, emang kenapa sih, tuan terus bertanya seperti itu, emang ada yang salah ?? " ucap Nayla dengan sedikit kesal.
" tentu saja salah, kamu itu seorang perempuan jangan sembarangan mencium orang " Saga mulai menaikan ritme bicara nya dengan lebih tinggi.
" tapi mereka kan teman temanku, dan mereka juga seorang perempuan bukan laki laki " ucap Nayla yang juga ikut menaikan nada bicara nya.
" mau laki laki atau perempuan itu sama saja, tidak boleh mencium sembarangan, yang boleh kamu cium hanya aku " Nayla mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan Saga, sementara Saga sendiri menjadi salah tingkah, sebenarnya apa yang terjadi pada diri Saga, apa dia sedang merasakan cemburu ?? Kalau iya, itukan tidak masuk akan masa dengan perempuan saja cemburu.
" tapi kan mereka.... "
" jangan membantah, ingat tidak boleh mencium orang lain selain aku " ucap Saga dengan penuh ketegasan.
" kenapa kamu seperti itu, kamu itu kan bukan siapa siapaku, kamu hanya bos di jam kantor selebihnya hanya orang lain saja " ucap Nayla denagn pelan, namun masih dapat didengar oleh Saga yang membuat kembali emosi.
" karena aku bilang jangan ya jangan.. kamu jangan membantah apa kamu ingin dihukum, dengan cara dipukul atau dipotong gaji ?? " mendengar ucapan Saga, Nayla secara spontan Nayla membulatkan matanya, apa katanya dipukul, melihat dia yang memukuli preman yang kuat sampai terluka, apalagi dia yang bertubuh kecil bisa bisa hancur badannya, dan hal itu membuat Nayla begidik ngeri. Nayla mengelengkan kepalanya jika mengingat akan hal itu, sebaiknya dia harus mencari jalan aman, dan yang paling mudah adalah dengan menurut dan tidak mencium sembarangan orang lain lagi.
Nayla merasa mobil yang di tumpangi melaju semakin kencang, dan dia menoleh kearah Saga, terlihat raut wajah yang seram menurut Nayla sekarang, apakah dia marah ?? Kalau ya bahaya, bisa bisa dia dihukum, apakah dia akan dipukuli..
" tuan... " ucap Nayla pelan, mendengar Nayla memanggil dia tuan, membuat Saga lebih emosi lagi, dia menaikan kembali kecepatan mobilnya.
" tuan... tolong jangan ngebut aku takut " ucap Nayla dengan ketakutan, sedikit demi sedikit Saga menurunkan kecepatan mobilnya, dia sadar kalau dia sudah dikuasai oleh emosi nya, ketika mendengar Nayla mencium orang lain selain dirinya.
Dibawah arahan Nayla, Saga menjalankan mobilnya menuju rumah Nayla, namun dia hanya bisa mengantarkan Nayla sampai depan gang, karena untuk masuk kerumah Nayla harus melewati gang yang kecil, yang hanya cukup untuk motor saja.
Seketika hati Saga miris ketika melihat keadaan sekitar lingkungan tempat tinggal Nayla, gadis itu tumbuh dilingkungan yang seperti ini, rumah rumah yang berdempetan, bahkan jalanan nya pun rusak ada banyak lubang dimana mana, yang pastinya jika hujan akan ada banyak air yang mengenang.
" terima kasih sudah menolong ku dan mengantarkan ku, sampai jumpa di kantor tuan " Nayla masih saja menyebutnya tuan padahal Saga sudah melarangnya. Nayla keluar dari mobil dan Saga mengikutinya, dan hal itu membuat Nayla merasa heran.
" tuan kenapa anda turun?? Anda tidak perlu mengantar saya sampai depan rumah, sampai sini saja " namun Saga tidak memperdulikan ucapan Nayla, tapi dia malah menarik lengan Nayla dan mendorong tubuh Nayla hingga merapat ke pintu mobil Saga dimana tadi Nayla keluar dari pintu tersebut.
" aww.. tuan kenapa seperti ini " ucap Nayla kaget, Saga mengunci pergerakan Nayla, dia mendekatkan wajahnya ke wajah Nayla.
" tuan.. sebenarnya apa yang mau tuan katakan, dan lagipula anda tidak perlu berlaku seperti ini, jika ada orang yang melihat nanti tidak enak tuan " ucap Nayla dengan gugup, dari jarak yang begitu dekat Nayla bisa melihat wajah tampan Saga, sungguh jika dia serius dengan hubungannya tidak menjadikan dirinya sebagai ' mainan ' mungkin Nayla akan sangat mau untuk menjadi pacarnya, apalagi dia sudah tidak bisa mengharapkan kakak kelasnya lagi, karena dia sendiri sudah berpacaran.
" Nayla... "
" ke... kenapa.. "
" aku sudah menyelamatkan mu, dan mengantarkan mu tengah malam begini, seharusnya kamu berterima kasih dengan cara yang benar " suara Saga pelan dan juga serak, seperti diliputi hasrat yang menggelora.
" hah... maksudnya?? Apa tuan ingin imbalan, tapi saat ini saya tidak punya uang banyak tuan " Nayla mulai salah tingkah karena Saga terus memandang dirinya dengan intens
" kamu fikir aku orang kekurangan uang ?? " ucap Saga pelan
" lalu anda mau apa tuan ?? " ucap Nayla dengan sedikit bingung dengan permintaan Saga.
" cium aku ... " Nayla terkejut mendengar permintaan dari bos nya tersebut.
" hah.. apa ?? Apa katamu ?? " ucap Nayla dengan tergagap.
" cium aku sebagai balasan rasa terima kasihmu " ucap Saga dengan tatapan yang dapat diartikan.
" tidak.. tidak boleh, mana ada balasan rasa terima kasih dengan Ciuman, tidak boleh.. " ucap Nayla dengan gugup, dia berusaha untuk memalingkan pandangannya dari Saga karena sudah terlalu gugup.
" baiklah kalau kamu tidak mau menciumku, maka... aku yang akan menciummu " Saga meraih tengkuk Nayla dan menahannya, dia makin mendekatkan wajahnya kearah wajah Nayla, dan mengikis jarak antara mereka.
Saga mencium Nayla dengan sangat lembut membuat Nayla terbuai hingga tak sadar Nayla menutup mata nya, menikmati lumatan demi lumatan dari bibir Saga, yang terasa memabukan bagi Nayla.
Menyadari respon positif dari Nayla, Saga merasa senang, tangannya mulai menjelajah hingga sampai di gundukan kembar Nayla dan meremasnya pelan membuat Nayla terkejut dan dengan cepat mendorong Saga hingga ciuman itu terlepas dan Saga mundur beberapa langkah darinya.
Nayla berlari menuju gang yang akan kerumahnya.
" Nayla.. !! " pekik Saga yang tak terima Nayla pergi begitu saja. Nayla berhenti dan melirik kearah sekitar seolah takut ketahuan oleh orang lain, lalu dia menoleh ke arah Saga dengan tatapan tajam.
" sstt... diam jangan keras keras, nanti ada banyak orang yang mendengar ini sudah malam, nanti para tetangga marah dan mendatangi kita " ucap Nayla seperti teriak namun lebih banyak menekan perkataan nya.
Saga mendekati Nayla, memandanginya dan tersenyum dengan memperlihatkan gigi nya yang putih.
" ciuman mu sangat buruk " ucapnya yang membuat Nayla menjadi tambah kesal.
" pergi sana.. !! " usir Nayla kemudian, dengan mendorong Saga agar sedikit menjauh darinya. Saga tertawa jahat melihat reaksi Nayla dan melihat pipinya yang memerah seperti tomat.
" meskipun ciumannya buruk tapi... rasanya manis.. " Nayla membeku mendengar ucapan Saga, dengan rona merah pipinya.
" ini sudah malam, cepat pergi.. aku akan tetap masuk kalau pun kamu tidak pergi " ucap Nayla sambil membalikan tubuh Saga dan mendorongnya untuk cepat pergi dari tempatnya.
Saga tertawa kecil melihat Nayla yang salah tingkah, sungguh mengemaskan.
" baiklah aku akan pergi, kalau begitu besok aku akan menjemptmu " seketika Nayla membulatkan matanya, apa lagi ini kenapa mesti ada drama penjemputan segala.
" hah.. untuk apa menjemputku ?? Kamu tidak diijinkan untuk menjemputku, dengar tidak !!?? " ucap Nayla
" kenapa tidak di ijinkan menjemputmu ?? Disini yang jadi bos nya siapa kamu atau aku ?? " nada suara Saga sedikit arogan, dan membuat Nayla sedikit menciutkan keberaniannya.
" I.. ini tentu saja kamu.. kamu bos nya. Tapi kan besok.. "
" aku akan menjemputmu jam setengah delapan, ingat jangan sampai terlambat " ucap Saga tanpa ingin mendengar bantahan lahi dari Nayla. Tentu saja hal ini membuat Nayla tambah kesal.
" apa.. setengah delapan tapi itukan masih pagi, untuk apa kamu datang cepat "
" tentu saja untuk mengajakmu sarapan diluar "
" merepotkan saja, itu tidak perlu, lagipula aku sudah terbiasa tidak sarapan pagi "
" pergi sarapan denganku atau aku akan bilang pada ayahmu, kalau kamu memaksa ku untuk tidur denganmu pada malam itu "
" ka..kamu.. kenapa kamu begitu kejam "
" aku tidak kejam, aku hanya ingin mengajakmu sarapan bersama, apa itu salah ?? "
" oke ... oke besok kita pergi sarapan bersama dan jemput aku jam setengah delapan, dan sekarang cepat kamu pulang, aku juga akan pulang sekarang " setelah mengatakan hal itu, dengan secepat kilat Nayla berlari menuju rumahnya yang tak jauh dari tempat dimana Saga memarkirkan mobilnya, tanpa melihat kearah Saga kembali.
Saga melihat Nayla yang berlari, dia tersenyum mengingat peristiwa barusan, dia sendiri tidak menyangka kalau dia akan jatuh cinta pada gadis remaja yang bahkan usia nya belum gelap delapan belas tahun, apalagi mengingat gadis itu adalah anak dari seseorang yang dia benci selama ini.
aihhh utong lu aja main masuk lobang Mulu ,,masa kawin busehhh kata itu kaya buat bintang masa kawin