NovelToon NovelToon
Dendam Membawa Bencana

Dendam Membawa Bencana

Status: tamat
Genre:Misteri / Desas-desus Villa / TKP / Tamat
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Gemini 75

Di desa kandri yang tenang, kedamaian terusik oleh dendam yang membara di hati Riani. karena dikhianati dan ditinggalkan oleh Anton, yang semula adalah sekutunya dalam membalas dendam pada keluarga Rahman, Riani kini merencanakan pembalasan yang lebih kejam dan licik.

Anton, yang terobsesi untuk menguasai keluarga Rahman melalui pernikahan dengan Dinda, putri mereka, diam-diam bekerja sama dengan Ki Sentanu, seorang dukun yang terkenal dengan ilmu hitamnya. Namun, Anton tidak menyadari bahwa Riani telah mengetahui pengkhianatannya dan kini bertekad untuk menghancurkan semua yang telah ia bangun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Gemini 75, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pusaran Rahasia

Setelah Dyah dibawa Mbak Marni masuk ke dalam rumah, Anton merasakan sedikit ketenangan. Entah mengapa, setiap kali melihat Dyah, hatinya selalu diliputi kegelisahan. Perasaan itu seperti ombak yang tak pernah berhenti menghantam dadanya.

Saat Anton masih bergumul dengan kegusarannya, sebuah notifikasi pesan masuk ke ponselnya.

"Aku ingin kita bertemu di tempat biasa,"

Tertulis nama Riani di layar.

"Oke," balas Anton singkat.

Setelah membalas pesan dari Riani, Anton bergegas bersiap-siap untuk pergi.

"Mau kemana, Mas?" tanya Dinda, yang melihat Anton hendak keluar rumah.

"Aku ada janji dengan teman sebentar!" jawab Anton singkat, tanpa sedikit pun memperdulikan Dinda. Ia segera melangkah pergi, meninggalkan Dinda yang menatap kepergiannya dengan tatapan kosong.

Anton langsung menuju ke Desa Wisata Kandri, tempat yang sudah menjadi saksi bisu pertemuan rahasianya dengan Riani. Tempat itu, dengan segala keindahan alamnya, justru menjadi latar belakang bagi intrik dan rencana gelap yang mereka rajut.

Sesampainya di tempat yang dituju, Anton melihat Riani sudah menunggunya di salah satu gazebo yang menghadap ke hamparan sawah hijau. Angin sepoi-sepoi bertiup, membawa aroma tanah basah dan dedaunan. Namun, suasana damai itu tidak mampu menenangkan hati Anton yang dipenuhi kecemasan.

"Ada apa kok kamu ngajak aku ketemuan?" tanya Anton, setelah duduk di hadapan Riani. Tatapannya menyelidik, mencoba membaca pikiran wanita di depannya.

Riani menghela napas panjang sebelum menjawab. "Aku cuma mau tanya... Aku lihat semalam Maya, istri Bima, datang. Terus tengah malam aku lihat Maya pergi, dan tak berapa lama kemudian Bima menyusul. Ada apa sebenarnya?"

Anton terdiam sejenak, menimbang-nimbang apakah ia harus menceritakan semuanya kepada Riani. Namun, ia tahu bahwa Riani adalah sekutunya, orang yang selama ini membantunya dalam segala rencana.

"Maya datang marah dan kecewa dengan Bima. Maya tahu masa lalu Bima, bahwa Bima pernah punya hubungan dengan Gita, dan punya anak perempuan bernama Tiara. Sekarang usia anak itu kira-kira lima tahun. Entah dari mana Maya tahu soal itu!"

Riani tersenyum tipis, senyum yang tidak sampai ke matanya. "Rupanya Gita sudah menemui Maya dan mengatakan semuanya. Bagus. Tak lama lagi rumah tanggamu dengan Maya pasti akan hancur, Bim," batinnya dengan nada sinis.

"Ada apa, Riani? Kok sepertinya ada sesuatu?" tanya Anton, yang melihat Riani terdiam dengan ekspresi aneh.

"Ah, nggak ada apa-apa. Cuma aku lagi banyak pikiran," jawab Riani, berusaha menyembunyikan kegembiraannya.

"Sebenarnya, aku mengajakmu ketemuan karena aku ingin tahu soal Pak Rahman. Apa guna-guna Ki Sentanu masih berpengaruh terhadap Pak Rahman?"

"Masih kok. Malah tadi ketika aku menyuruh Mbak Dyah masuk, dia tidak marah. Malah menyuruh Mbak Marni agar cepat membawa Dyah masuk," jawab Anton.

"Baguslah kalau begitu. Tapi sebenarnya, akan lebih baik kalau salah satu keluarga Pak Rahman mati. Akan berkurang penghalangmu untuk menguasai harta Pak Rahman. Sayang, aku sekarang sudah nggak bisa membantu lagi untuk menyingkirkan Dyah. Soalnya, waktu aku memberikan minuman yang berisi racun, ketahuan oleh si Marni itu. Jadi gagal usahaku meracuninya. Sekarang malah semakin ketat pengawasannya kepadaku," keluh Riani dengan nada kesal.

"Sebenarnya, riskan juga Ri kalau membunuh Dyah atau yang lain dengan racun. Bisa-bisa kita berurusan dengan polisi," jelas Anton, mengingatkan Riani akan risiko yang terlalu besar.

Riani mendengus. "Iya, aku tahu. Tapi aku sudah kehabisan akal. Aku harus segera mendapatkan harta Pak Rahman, Anton. Aku sudah terlalu lama menunggu."

Anton mengangguk mengerti. Ia tahu betul ambisi Riani yang begitu besar terhadap harta warisan Pak Rahman. Ambisi yang sama yang juga membakar dirinya.

"Kita harus memikirkan cara lain. Cara yang lebih aman, dan tidak meninggalkan jejak," kata Anton, matanya menatap lurus ke arah Riani.

Riani terdiam, berpikir keras. Tiba-tiba, matanya berbinar. "Aku punya ide," katanya dengan nada misterius.

Anton menaikkan alisnya, menunggu Riani melanjutkan kalimatnya.

"Kita bisa memanfaatkan orang lain untuk melakukan semua ini. Orang yang tidak ada hubungannya dengan kita, sehingga jika terjadi apa-apa, kita tidak akan terseret," jelas Riani.

"Siapa yang kau maksud?" tanya Anton, penasaran.

Riani tersenyum licik. "Ada satu orang yang sangat membenci keluarga Pak Rahman. Dia memiliki dendam yang sangat dalam, dan dia bersedia melakukan apa saja untuk membalas dendamnya."

"Siapa dia?" desak Anton.

"Kamu akan tahu nanti. Yang jelas, kita harus mendekati orang ini dan menawarkan bantuan. Kita bisa memberikan informasi dan dukungan yang dia butuhkan untuk melaksanakan rencananya," jawab Riani, masih enggan menyebutkan nama orang tersebut.

Anton terdiam, mencerna kata-kata Riani. Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Riani. Namun, ia tidak punya pilihan lain selain mempercayai wanita itu.

"Baiklah. Aku setuju. Tapi ingat, Riani, kita harus berhati-hati. Jangan sampai rencana ini bocor ke telinga orang lain," kata Anton dengan nada memperingatkan.

Riani mengangguk. "Tentu saja. Aku selalu berhati-hati. Ini adalah hidupku, Anton. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menghancurkannya."

Mereka berdua terdiam sejenak, larut dalam pikiran masing-masing. Angin sepoi-sepoi masih bertiup, membawa aroma tanah basah dan dedaunan. Namun, suasana damai itu tidak mampu menutupi kegelapan yang menyelimuti hati mereka.

Di Desa Wisata Kandri yang indah itu, sebuah rencana jahat sedang dirancang. Rencana yang akan membawa malapetaka bagi keluarga Pak Rahman, dan mengubah hidup semua orang yang terlibat di dalamnya.

 

*********

1
SitiGemini75
aku selalu update kok kak bahkan tidak cuma satu bab bahkan 4 bab
SitiGemini75
ya oke kak tunggu
Mari🧝‍♀️16
Gimana nih thor, update-nya kapan dong?
SitiGemini75: secepatnya kakak
total 1 replies
Donny Chandra
Bikin penasaran!
SitiGemini75: makasih ya kak
total 1 replies
StarJustStar
Thor, aku tunggu cerita selanjutnya, kasih kabar dong.
SitiGemini75: oke siap 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!