CEO dingin Ardan Hidayat harus bertunangan dalam tiga bulan demi warisan. Ia memilih Risa Dewi, gadis keras kepala yang baru saja menghancurkan kuenya, untuk kontrak pertunangan palsu tanpa cinta. Tapi saat mereka hidup bersama, rahasia keluarga Risa sebagai Pewaris Tersembunyi keluarga rival mulai terkuak. Bisakah kepura-puraan mereka menjadi kenyataan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ᴛʜᴇ ꜱᴀᴅɪᴇ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rahasia di Balik Topeng
Risa kembali ke penthouse, tetapi kali ini, ia membawa beban yang tak terlihat. Senyum Ardan, pelukannya, dan bahkan kata-kata cintanya terasa seperti topeng tipis yang menyembunyikan masa lalu yang gelap. Leo Jaya telah menanamkan keraguan yang sangat beracun: tunangan yang menghilang.
Malam itu, Risa berjuang untuk bertindak normal. Mereka makan malam bersama, Ardan menceritakan tentang perkembangan kesepakatan Taiwan, sementara Risa hanya mengangguk, pikirannya dipenuhi pertanyaan.
"Kau baik-baik saja, Risa? Kau terlihat sedikit jauh," tanya Ardan, tangannya meraih tangan Risa di meja.
Risa memaksakan senyum. "Saya hanya lelah. Pekerjaan proyek sangat menuntut."
"Kau harus istirahat. Jangan terlalu memaksakan diri," kata Ardan, ekspresinya dipenuhi kekhawatiran yang tulus.
Kekhawatiran Ardan yang nyata hanya membuat keraguan Risa semakin rumit. Bisakah seseorang yang begitu baik padanya menyembunyikan rahasia seburuk itu?
Investigasi Rahasia
Risa tahu ia tidak bisa bertanya langsung pada Ardan. Jika itu adalah kebohongan, Ardan akan menyangkalnya. Jika itu adalah kebenaran, itu akan menghancurkan kepercayaan yang baru saja mereka bangun.
Risa memutuskan untuk menggunakan aksesnya sebagai istri Ardan. Ia mulai menyelidiki. Tempat pertama yang ia cari adalah arsip pribadi Ardan di ruang kerjanya, yang biasanya terkunci.
Malam berikutnya, saat Ardan sedang menghadiri rapat dewan direksi yang mendesak, Risa masuk ke kantornya. Risa menggunakan kunci darurat yang diberikan Ardan, tetapi ia merasa bersalah.
Risa mengobrak-abrik dokumen lama, mencari apa pun yang berhubungan dengan kehidupan Ardan sebelum ia mengambil alih perusahaan. Ia mencari foto, kontrak, atau bahkan surat kabar lama.
Setelah mencari selama hampir satu jam tanpa hasil, Risa menyadari ada sebuah kotak baja kecil yang tersembunyi di balik buku-buku tebal di rak paling atas. Kotak itu dikunci dengan kode empat digit.
Risa mencoba tanggal lahir Ardan. Gagal. Tanggal pernikahan mereka. Gagal.
Ia kemudian mencoba tanggal kematian kakek Ardan, hari di mana Ardan mengambil alih Hidayat Group. Klik. Kotak itu terbuka.
Di dalamnya, Risa menemukan beberapa surat yang terikat pita usang dan sebuah foto kecil.
Risa meraih foto itu. Itu adalah Ardan yang jauh lebih muda, tersenyum lebar dan tulus, dengan lengan melingkari seorang wanita muda yang cantik, berambut panjang dan mata yang ceria. Risa merasakan sengatan kecemburuan dan ketakutan.
Wanita itu jelas bukan Risa.
Risa membuka surat-surat itu. Itu adalah surat cinta, ditujukan kepada 'Ardanku', dengan tanda tangan 'Sofia'. Surat-surat itu berbicara tentang rencana masa depan, tentang mimpi bersama, dan tentang pernikahan yang sudah dekat.
Risa membacanya dengan hati yang sakit. Surat-surat itu berakhir sekitar satu bulan sebelum kakek Ardan meninggal dan ia menjadi CEO. Setelah itu, tidak ada apa-apa. Sofia menghilang, persis seperti yang dikatakan Leo.
Risa merasa dikhianati dan marah. Ardan tidak hanya menyembunyikan masa lalu, tetapi ia juga menyembunyikan sebuah kisah cinta yang mendalam, yang tiba-tiba berakhir tanpa jejak. Apakah Ardan menyingkirkan Sofia demi kekuasaan? Apakah wanita ini menghilang karena ia tahu terlalu banyak?
Tiba-tiba, suara pintu penthouse dibuka terdengar dari lantai bawah. Ardan kembali.
Risa panik. Ia buru-buru mengembalikan surat-surat itu ke kotak, menguncinya, dan meletakkannya kembali di balik rak. Ia hampir tidak sempat merapikan rambutnya sebelum ia keluar dari kantor, mencoba terlihat tenang.
Ardan berdiri di depan pintu, menatap Risa yang terengah-engah.
"Kau ada di sini? Kukira kau sudah tidur," kata Ardan, matanya menyelidik.
"Saya... saya hanya mencari buku arsitektur di kantor Anda. Saya tidak bisa tidur," Risa berbohong, merasakan rasa bersalah yang menusuk.
Ardan mengangguk, tampak percaya, tetapi ia tidak melepaskan pandangannya dari Risa. "Ayo. Kau terlihat pucat."
Di kamar tidur, Ardan memeluk Risa. Risa membalas pelukannya, tetapi pikirannya dipenuhi gambar Sofia. Ia kini memegang rahasia Ardan, rahasia yang jauh lebih gelap daripada rahasia Risa tentang Pak Jaya.
Risa tahu ia tidak bisa melanjutkan hidup dengan kebohongan yang mengerikan ini. Ia harus menghadapi Ardan. Tapi ia harus melakukannya dengan hati-hati.
Saat Risa tertidur, ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan mencari tahu apa yang terjadi pada Sofia, bahkan jika kebenaran itu menghancurkan pernikahannya.
