NovelToon NovelToon
Istri Siri Om Majikan

Istri Siri Om Majikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Tanpa gaun putih, tanpa restu keluarga, hanya akad sunyi di balik pintu tertutup.
Aku menjalani hari sebagai pelayan di siang hari… dan istri yang tersembunyi di malam hari.

Tak ada yang tahu, Bahkan istri sahnya yang anggun dan berkelas.

Tapi apa jadinya jika rahasia itu terbongkar?
Saat hati mulai berharap lebih, dan dunia mulai mempertanyakan tempatku…

Istri Siri Om Majikan adalah kisah tentang cinta yang lahir dari keterpaksaan, tumbuh di balik status yang tak diakui, dan perjuangan seorang perempuan untuk tetap bernapas dalam cinta yang ia tahu tak pernah boleh ada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 17

Saat Matahari masih malu-malu, Cahaya pagi menyelinap malu-malu dari celah gorden yang belum sepenuhnya ditarik. Udara di ruang kerja masih terasa dingin, bercampur aroma kopi yang sudah lama mendingin di atas meja.

Syifa mengerjap pelan, matanya perlahan membuka, menyesuaikan diri dengan cahaya yang mulai menembus pandangan. Ia mengedarkan pandangannya, mencoba mengingat di mana ia berada.

“Sofa ruang kerja.” gumamnya.

Dan saat kepalanya menoleh ke kanan, ia mendapati Jordan. Duduk di kursi putar tak jauh dari sofa. Tangan kirinya menyangga dagu, matanya yang tampak lelah menatap ke arah jendela. Tapi ketika menyadari Syifa sudah terbangun, ia langsung mengalihkan pandangannya.

"Hmm... maaf. Aku ketiduran," gumam Syifa pelan, buru-buru duduk dan merapikan rambutnya yang berantakan.

Jordan mengangguk kecil, lalu berdiri sambil memungut mug kopinya. “Nggak apa-apa. Kamu pasti capek.”

Suaranya terdengar datar, tapi tidak dingin. Ada sesuatu di balik nada itu, entah perhatian yang ditahan atau keraguan yang tak terucap.

Syifa menatap punggungnya yang berbalik. “Tuan muda nggak pulang semalam?” tanyanya, ragu-ragu.

Jordan berhenti sejenak, tapi tak menoleh. “Nggak bisa tidur.”

Kembali sunyi lagi, hanya suara detak jam dinding yang terdengar mengisi ruangan itu.

Syifa menatapnya,”Tuan muda sering begini?”

“Begini gimana?” tanyanya balik.

“Menunggu atau mungkin menjaga diam-diam?” suara Syifa nyaris berbisik.

Jordan akhirnya menoleh, tatapannya tajam tapi tak menusuk. “Aku nggak nunggu siapa-siapa. Cuma. kadang lebih gampang diam di ruang kerja daripada balik ke rumah yang kosong.”

Mereka saling menatap dalam diam. Tak ada yang tertawa, tak ada basa-basi, hanya kejujuran yang menggantung di udara seperti embun yang belum sempat jatuh.

Syifa menarik napas dalam-dalam. “Kalau tuan Muda lelah boleh bicara, Tuan Muda tahu itu, kan?”

Jordan diam, tetapi kali ini, ia menatap Syifa dengan mata yang tak bisa berbohong.

“Aku nggak tahu mulai dari mana,” jawabnya akhirnya.

Syifa tersenyum kecil, meski matanya sendu. “Kadang, cukup dengan bilang ‘aku lelah’ aja, itu udah lumayan.”

Jordan menunduk, seolah kalimat itu menusuk bagian paling sunyi dalam dirinya.

Dan pagi itu, di antara dua orang yang sama-sama kelelahan tapi belum sepenuhnya hancur, ada satu benang tak kasat mata yang mulai terbentuk pelan, rapuh, tapi nyata.

Pagi itu, setelah Syifa menuruti permintaan suaminya, Jordan kembali menuntut haknya dan menuntut agar Syifa membahagiakannya sebelum ia berangkat ke kantor.

Tak ada penolakan dari perempuan muda itu. Meski tanpa cinta, Syifa tahu perannya. Mereka kembali larut dalam adu peluh, tubuh mereka menyatu dalam ritme yang hanya bisa dipahami oleh dua insan yang menyembunyikan hubungan mereka dari dunia.

Ruangan kamar dipenuhi oleh erangan tertahan, napas memburu, dan suara-suara samar yang seperti tak ingin didengar oleh siapapun selain mereka berdua.

Jordan membelai, menyentuh, menciumi setiap inci tubuh Syifa seakan tak ingin ada bagian yang terlewat. Lenguhan panjang keluar dari bibir lelaki keturunan Belanda itu, menandai puncak kebersamaan pagi itu.

“Kamu semakin mampu membuatku bertekuk lutut, wanitaku,” ucapnya lirih sambil menatap wajah Syifa yang berkeringat tapi tetap tenang.

Syifa hanya tersenyum kecil. “Terima kasih, Tuan Muda. Aku akan terus berusaha membuatmu bahagia.”

Ia meraih jubah mandi, menutupi tubuh polosnya, sementara Jordan melilitkan handuk ke pinggangnya.

“Kamu tahu bagaimana memanjakanku. Gaya kamu makin nakal, makin bikin aku melayang,” puji Jordan lagi, kali ini sambil mencubit pelan dagu istrinya.

Alih-alih selesai, keduanya kembali terseret dalam gairah kali ini di kamar mandi. Tak ada keluhan dari Syifa, tak ada raut lelah di wajahnya. Justru sebaliknya, ia tampak begitu bertenaga. Itulah yang membuat Jordan selalu kembali padanya.

“Cukup. Aku harus berangkat. Nanti malam kita lanjutkan,” ujar Jordan sambil menahan tangan Syifa yang mulai kembali berulah.

Syifa tertawa kecil, lalu berdiri, menuruti perintah. Ia segera mempersiapkan pakaian kerja suaminya. Jordan, meski tegas, tak pernah membentak atau memarahinya selama setahun pernikahan rahasia mereka.

Setelah Jordan berpakaian rapi, Syifa membereskan kamar sambil mendengarkan instruksi dari suaminya.

“Aku sudah transfer uang jatah bulananmu. Hati-hati dengan Mami Laura dan Cassandra. Jangan sampai hubungan kita terbongkar,” tegasnya.

“Terima kasih, Tuan. Aku akan berhati-hati,” balas Syifa patuh.

Jordan mengecup bibirnya sejenak, “Anggap ini bonus penyemangat kerja.”

Syifa malah melingkarkan tangan ke leher Jordan, memperpanjang ciuman mereka hingga Jordan terpaksa melepaskannya ketika waktu sudah menunjukkan pukul delapan.

Sementara itu, Cassandra menahan amarah dan kecewa. Ia berlari ke kamarnya dengan mata yang mulai basah, hatinya tercabik karena Jordan membentaknya di depan Syifa seorang pelayan. Harga dirinya runtuh.

“Andai bukan karena menyelamatkan bisnis Papa, aku takkan sudi menikah dengan pria berhati batu seperti Jordan!” gerutunya sambil membanting pintu kamar.

Bruk! Prang! Brak!

Erna yang kebetulan sedang membersihkan area itu terkejut bukan main. “Astaghfirullah... marahnya orang kaya kayak gitu, ya. Beda banget kalau orang miskin,” gumamnya lirih.

Cassandra menangis di atas tempat tidur, memukul bantal kosong di sampingnya. “Kalau aku bisa, aku akan minta cerai! Tapi Papa dan Mama melarang... Kalau aku minta cerai, bisnis keluarga akan hancur,” isaknya.

Malam harinya, semua keluarga besar makan malam bersama. Nyonya Laura diam-diam mengamati wanita muda yang berdiri anggun di belakang Jordan yaitu Syifa. Tatapannya tajam dan mengintimidasi, tapi Syifa tetap tenang, seolah tak terusik.

“Tidak mungkin wanita itu adalah selingkuhannya Jordan. Dia hanya pelayan. Kalau pun Jordan selingkuh, pasti dengan wanita yang lebih hebat dari Cassandra,” batin Nyonya Laura.

Pak Julian kemudian berbicara, “Jordan, bagaimana bulan madu kalian? Kalau tidak sibuk, kenapa tidak pergi keliling Eropa atau Asia?”

Jordan hanya menanggapi dingin, “Saya belum ada rencana.”

Cassandra menyambung, “Kami belum merencanakan bulan madu, Papi. Aku juga masih membantu Papa di perusahaan.”

Nyonya Laura tersenyum kecil, lalu menambahkan, “Mami dan Papi akan ke Singapura dan Shanghai selama sebulan. Jaga diri baik-baik, ya. Dan semoga sepulang mami, kalian sudah punya kabar baik.”

Ucapan itu membuat Jordan mengelap mulutnya, bangkit dari kursi, dan pergi tanpa sepatah kata pun. Syifa mengekor. Cassandra ikut di belakang, dan ketiganya naik lift bersama.

Saat lift berhenti, Cassandra berkata pelan, “Mbak Syifa, kalau sudah selesai, aku mau bicara. Tolong datang ke kamarku, ya.”

Syifa menatap Jordan sejenak lalu mengangguk. “Baik, Nona Muda.”

Malam itu, Syifa kembali melayani Jordan. Setelah ronde yang panjang, ia memijat suaminya hingga Jordan merasa kantuk berat menyerangnya.

“Pijitanmu selalu enak. Aku suka semua yang kamu lakukan, gadis kecilku,” lirih Jordan dengan mata terpejam.

“Alhamdulillah. Besok-besok aku akan lakukan yang lebih baik lagi,” balas Syifa lembut.

Sebelum terlelap, Jordan berpesan, “Ambil pakaian kotorku. Jangan sampai mengganggu pemandangan.”

Syifa tertawa kecil. “Baik, Tuan Muda.”

Ia pun beranjak mengumpulkan pakaian dan berjalan menuju ruang binatu, sebelum akhirnya tersadar...

“Ya Allah, hampir lupa! Aku janji mau ketemu Nona Cassandra!” ucapnya panik.

Saat hendak berbelok ke kamar Cassandra, Syifa berpapasan dengan Jayden.

“Hmph! Udah selesai melayani Tuan Muda pertama, ya?” sindir Jayden tajam.

Syifa menatap sekeliling sejenak, lalu menjawab tanpa ragu, “Kalau tak suka, protes saja langsung ke Tuan Muda pertama.”

Ia berjalan santai, meninggalkan Jayden yang tersenyum tipis. Dalam hati, Jayden mengakui Syifa berbeda dari wanita lain. Tegas, tak bisa dimanipulasi. Tak heran, abangnya memilih perempuan muda itu.

1
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
Ade Olif
sifa jgn jd oneng krn cinta, mn ada tunangan menyankan tunangannya jual diri, laki' ga benar itu si
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak sudah mampir kakak 🙏🏻😘

silahkan mampir baca novel aku yang lain kalo berkenan judulnya Candu Istri Simpanan
Istri Tersembunyi Om Kepsek
Candu Paman Sahabatku
total 1 replies
sunshine wings
kaaan.. suaminya udah naik darah.. 🤭🤭🤭🤭🤭
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak kakak 🙏🏻😘
sunshine wings: 👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼😍😍😍😍😍
total 3 replies
sunshine wings
👍👍👍👍👍
sunshine wings
Yesss!!! Tegaslah dalam menangani hatimu Tuan Muda.. I like.. 💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻
sunshine wings
😭😭😭😭😭
sunshine wings
Noooo..
sunshine wings
biar Tuan Muda Jordan semakin bucin dan gak mau jauh dari Syifa dan tumbuh benih² cinta antara keduanya.. 💪💪💪💪💪♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
mantan suami? 😅😅😅😅😅
sunshine wings
😂😂😂😂😂
sunshine wings
🤣🤣🤣🤣🤣
sunshine wings
good Syifa 💪💪💪💪💪
sunshine wings
marah sakit ati??? apa kabar yg kamunya anak beranak perlakukan Syifa seperti kepala keluarga!!! 😤😤😤😤😤
sunshine wings
😱😱😱😱😱🤣🤣🤣🤣🤣
sunshine wings
malunyaaa ya Allah 🫣🫣🫣🫣🫣😂😂😂😂😂
sunshine wings
Alhamdulillah.. 😍😍😍😍😍
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰💪💪💪💪💪
sunshine wings
Aamiin yra 🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
👍👍👍👍👍👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
sunshine wings
dalam mimpimu.. pemalas!!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!