NovelToon NovelToon
Doris Hart 2

Doris Hart 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perperangan / Cinta Murni
Popularitas:954
Nilai: 5
Nama Author: Febby Sadin

Sebuah kisah tentang seorang yang telah dikutuk menjadi Tua sejak lahir. Dimana segala yang melekat dalam dirinya mengandung misteri di balik apa yang membuatnya berbeda.....

Novel Doris Hart 2 ini merupakan kelanjutan kisah dari Doris Hart yang pertama.

Kutukan, Sihir dan Cinta selalu berkecimpung di dalam kehidupannya.....

Dapatkah Doris hidup dengan Uzda Masson seorang yang telah membuatnya berubah menjadi sosok manusia yang sesuai dengan usianya seperti sekarang ini?

Uzda yang di cintai nya belum pernah dapat bersama dengan Doris karena banyak hal yang menghalangi keduanya. Apakah itu? dan bagaimana kah Doris menghadapi nya?

Baca kisahnya sampai tamat! tinggalkan jejak kalian yang membaca kisah ini dengan cara dukung author melalui vote, nilai, like, subscribe, follow dan komentar.

Disarankan untuk membaca Doris Hart yang pertama dulu ya 😊

happy reading 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perempuan Itu

Tangan melambai ke tengah jalan, saat terlihat angkutan umum hendak melintas di depannya, lalu dia pun menaiki angkutan umum itu dengan penuh harapan. "Semoga kau masih saja naik angkutan umum yang sama...." ucapnya dalam hati.

Dia tahu telah lama dia tidak melihat orang yang dia maksud. Tapi baginya tidak menutup kemungkinan harapannya menjadi nyata. Meski dia bisa menggunakan segala kekuatan untuk mengubah keadaan sesuai keinginan, tapi dia tak mau. Terlebih setelah kemarin dia membaca buku terbitan terbaru yang ditulis oleh orang yang dia harapkan, berkali dia menggelengkan kepala dan tersenyum-senyum sendiri. Bukan karena sampul dari buku yang disebut Novel itu yang membuatnya tiada henti terkagum, tapi karena cerita dari novel itulah yang membuatnya begitu tak percaya, terlebih lagi saat dia tahu tertera di sampul belakang cerita itu adalah kisah nyata.

"Kau memang mengagumkan!" pekiknya dalam hati, sambil menatap luar jendela angkutan umum.

Dan seketika itu pula tatapannya berbinar, karena dia masih sangat ingat dimana orang yang dia harapkan itu menghentikan laju angkutan umum.

"Inikan apartemen dia?" namun saat dia sadari angkutan umum tak ada yang menghentikan. Dia langsung lemas. "Tapi.... Mengapa dia tak ada?!" pekiknya lagi. Dan seketika itu dia yang menghentikan angkutan umum, turun tepat di depan apartemen orang yang dia harapkan.

...****************...

Tepat saat matahari naik sepenggalan, setelah melaksanakan solat duha, Doris dan Herman berpamitan pada Cloe dan pada seluruh penduduk hutan Montrose. Saat Doris dan Herman diantarkan sampai dengan terowongan, saat itu pula Doris berkata, "Ingatlah! Aku akan segera kembali, dan apabila ada salah satu dari kalian yang memiliki masalah, maka musyawarahkan lah pada Jenderal Cloe! Apabila ada sesuatu yang kalian pertanyakan, tanyakan lah pada Jenderal Cloe! Dan apabila ada musuh yang datang, bersatulah dan perangilah!!! Percayalah kemenangan ada ditangan kalian!!!"

Lalu dengan sempurna Doris dan Herman ditelan oleh gelapnya terowongan yang ada.

Di dalam perjalanan Doris maupun Herman, masing-masing terdiam. Melayangkan pikiran pada khayalan. Herman yang berharap misteri hilangnya Josef akan segera terungkap, sedangkan Doris pun tak jauh dari apa yang diharapkan Herman. Namun disisi lain dia juga berharap dapat bertemu kembali dengan sang pujaan hati.

Perjalanan yang ditempuh mereka berdua begitu menghabiskan waktu, lama dalam perjalanan juga dalam pencarian. Setiap sudut desa mereka telusuri, kota pun mereka kelilingi, hingga keringat dingin tak mereka tahu telah berapa yang bercucuran.

"Kota terakhir..." sambil melihat peta yang dibuatnya, Herman melanjutkan ucapannya.

"Adalah kota Komberg!"

Mendengarnya, Doris langsung menoleh dan berucap dengan begitu lirih, "Komberg ...?" seolah bertanya pada diri sendiri. Sedangkan Herman menatap Doris sambil mengangguk.

"Mengapa tidak sampai kota tempat tinggal ku?" tanyanya.

"Sengaja!"

"Apa?!"

"Maaf, Raja! ... Oh Raja, aku tak ingin kaubterus teringat tentang sepupuku .... aku ingin kau temani ku dulu, karena bila kau teringat saja sama dia, kau akan lupa dengan janjimu untuk menemaniku!"

"Dia menghilang!!" sahut Doris dengan cepat.

Herman langsung terdiam. Doris melanjutkan, "Dia menghilang tak tahu kemana... telah satu tahun aku tak melihatnya! Jadi, bila kau mengajakku ke kota Oak Park, Illinois. Pun aku tidak akan melupakan janjiku, karena tujuanku hanya untuk bertemu ayahku... Aku juga sangat merindukannya..."

Herman benar-benar terdiam, dia tak lagi berani berkata. Karena kini dia tahu, semua yang dilakukan Doris ada maksud tulus dari hati.

Setibanya di Komberg, tepat di Masjid Al-Ardli. Masjid tempat Doris bertemu lagi dengan Uzda setelah dulu Uzda menghilang. Mereka datang ke masjid untuk melepas lelah dan terutama melaksanakan solat.

Tak sedikit jamaah di masjid itu saat solat dilaksanakan. Dan kebanyakan jama'ahnya adanya orang-orang yang datang hanya untuk berkunjung.

Seusai solat Doris keluar lebih dulu dari dalam Masjid, dia ingin duduk di serambi Masjid sambil menatap langit sore yang begitu biru cerah ditaburi burung-burung.

Bruk!!!

Tiba-tiba Doris tidak sengaja bertubrukan dengan seorang perempuan, tepat saat dia hendak duduk. Hingga membuat buku-buku yang dibawa perempuan itu jatuh ke lantai.

"Maaf, saya tidak sengaja... Kesalahan saya tidak melihat saat berjalan..." ucap Doris dengan segera, sambil membantu mengemasi buku-buku perempuan itu yang berserakan. Namun seketika itu, perempuan itu menolak dengan lembut.

"Tidak apa.... hanya dua..." ucap perempuan itu, cepat-cepat mengemasi dua buku yang dia maksud.

Lalu perempuan itu beranjak dari hadapan Doris, sedangkan Doris mengikuti dari belakang, dia masih merasa bersalah. Saat perempuan itu duduk di serambi masjid, Doris langsung menghentikan langkah dan menatap lekat perempuan itu.

"Sepertinya memang dia tak ingin ku ganggu...." ucap Doris dalam hati.

Kemudian Doris pun duduk di serambi juga, tak jauh dari tempat duduk perempuan itu. Sambil menatap kebiruan langit yang dihiasi burung-burung yang mengarungi cakrawala. Doris pun mulai berkata-kata, dengan sangat lirih, dia nikmati sendiri. Namun dia tak tahu, seorang perempuan yang duduk tak jauh darinya itu mampu mendengar tiap kata-katanya.

"Kau pujaan ku dimana..

Ku sakit harus menunggu lama...

Merana hati merana...

Dalam rindu aku bertanya..."

Dan tanpa terasa diujung matanya setetes air mata jatuh ke pipi, Doris pun segera menghapusnya. Lalu melanjutkan,

"... Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku..

Menghadapi kehidupan tanpa cinta

Kau tak akan mengerti segala lukaku

Karena cinta telah sembunyikan pisau mu

Membayangkan wajahmu adalah siksa

Kesepian adalah ketakutan dan kelumpuhan

Engkau telah menjadi racun dalam darahku

Apabila aku dalam kangen dan sepi

Itulah berarti

Aku tungku dan api"

Saat itu pula suasana bagi seorang perempuan yang tanpa sengaja mendengar kata-kata Doris pun bagaikan air yang mengalir jauh membawa air dan seketika pula seolah angin menembus kulit jauh hingga ke dalam kalbunya. Dan seolah terbawa aliran kata-kata Doris, perempuan itu pun duduk mendekat pada Doris.

"Seperti apakah seorang yang kau bicarakan itu, bila aku boleh tahu?"

Sejenak Doris menatap perempuan yang duduk disamping kanannya itu, lalu kembali menatap langit dengan tersenyum.

"Tatap matanya biru bak langit yang menenangkan, senyumnya cerah bagai untai intan, sejuk bagai salju, semerbak harumnya seperti musik, wajahnya seperti dinar, dan ujung jarinya lentik bagai ranting pohon. Saat dia di dekatku dinya bagaikan bulan purnama bahkan lebih sempurna, disaat itu hati gundah gulana, pikiran terbang melayang tak tentu arah." jawab Doris, pada orang tak dikenalnya.

Sedangkan seketika itu orang yang tak dikenal Doris langsung tercengang mendengarnya, dalam hati dia berkata, "Benarkah itu kau?!" pekiknya. Pada Doris dia pun bertanya lagi, "Pernahkah kau memikirkan tentang kelahiran mu dan kematian mu nanti?"

Sambil menggeleng, "Saya tak mengerti tentang kematian, tetapi mengerti sekali tentang diri...." Doris diam sejenak, sambil menatap perempuan disampingnya, lalu melanjutkan, "Tak mengenal benar akan kelahiran, tapi sadar akan cinta...."

Dengan tersenyum ramah, perempuan itu langsung mengulurkan tangan, "Glynn...."

Namun saat Doris hendak menerima uluran tangan Glynn, Herman memanggil.

"Doris!! ....ayo kita berangkat lagi!"

Membuat Doris seketika langsung berdiri dari duduknya, dengan sedikit berlari dia menghampiri Herman. Dan Doris tak lagi terlihat oleh kedua matanya. Meski begitu, Glynn tetap tersenyum, karena tanpa Doris menyebutkan namanya pun, Glynn telah bisa menebak bahwa nama Doris adalah Doris Hart. Glynn masih ingat saat dulu Uzda menceritakan padanya.

Saat dalam hati dia menyebut nama Uzda, tanpa sengaja Uzda kembali di ingatnya. Bagaimana saat ucapan terakhir Uzda sebelum dia datang ke masjid Al-Ardli. Dia masih sangat mengingat, dia pun membiarkan memorinya memutar ingatan tentang Uzda.

...****************...

1
Sholahuddin Bara
bagussss
Sholahuddin Bara
mantap
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
baguss author 👍🏻👍🏻
Sholahuddin Bara
bagus
Sholahuddin Bara
mantap
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjut author 👍🏻👍🏻
Sholahuddin Bara
bagus
Sholahuddin Bara
👍👍 bagus author
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjut author 😊
Sholahuddin Bara
bagus banget
Sholahuddin Bara
bagus banget author
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
bagus author 👍🏻👍🏻
Sholahuddin Bara
bagus banget 🤗
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
bagus author 👍🏻
Sholahuddin Bara
sangat bagus author👍
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjut author Semakin penasaran nihh/Hey/
Sholahuddin Bara: wkwkwkwk pdo
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂: gk seh GK tak Moco🤭🤭
total 3 replies
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
lanjut author 👍🏻👍🏻👍🏻😊
𝑩𝒆𝒓𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒎𝒂𝒕𝒂
bagus author👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻♥️
Sholahuddin Bara
😎👍👍👍
Sholahuddin Bara
bagus author👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!