Seorang gadis mafia bernama liu Mei-yin yang terkenal kejam dan sadis pada abad ke 22, kini harus meregang nyawa ditangan musuh bebuyutannya dalam suatu pertarungan. yang dimana dia melawan ratusan orang sementara disisinya hanya seorang diri.
Namun, itu belum sepenuhnya jalan akhir dari Liu Mei yin melainkan awal dari kisah hidup dan perjuangannya di dunia baru, untuk mencari orang tuanya dan keluarganya.
setelah kematiannya dia ditakdirkan untuk bangkit kembali, sebagai anak yang terlantar dan hidup sebatang kara di tengah hutan kematian yang penuh dengan siluman dan monster menyeramkan lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dakilerr12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab.22
***
Liu Mei yin dan Liu Zao ying saat ini sedang berjalan beriringan mencari penginapan, karena hari sudah mulai sore.
"Mei Mei sebaiknya kita mencari penginapan, karena hari sudah sore sebentar lagi malam" ucap Liu Zao ying, Liu Mei yin hanya mengangguk lalu mereka melanjutkan perjalanan berdua.
Kota Wei adalah kota yang cukup makmur, karena kota ini yang paling dekat dengan hutan kematian yang terkenal dengan kesuburannya tumbuhannya.
Seorang raja bernama Wei Yuan yang memimpin pemerintahan kota Wei cukup terkenal, karena memiliki kultivasi tingkat Nascent Soul tingkat awal yang dimana tingkat tersebut sudah termasuk tingat tinggi di antara para kultivator pada umumnya.
Di kota Wei ini selain terkenal dengan kota makmur, juga terkenal dengan perdagangan terbesarnya di negeri timur karena banyak para kultivator yang menjual dan membeli hasil buruan disini, baik itu spirit stone maupun tumbuh-tumbuhan. ada juga yang menjual daging siluman tapi tak terlalu banyak seperti spirit stone dan tumbuh-tumbuhan, karena tekstur daging yang agak keras berbeda dari daging hewan ternak biasa, tapi tetap saja banyak kultivator yang mencari daging siluman untuk menambah kekuatan fisiknya.
***
Sesampai di depan penginapan Liu Mei yin dan Liu Zao ying memasuki penginapan, Liu Mei yin memesan dua kamar untuknya dan juga untuk gegenya yang ternyata berada di lantai dua, Setelah mengambil kunci kamar mereka berpisah dan masuk ke dalam kamar masing-masing.
Didalam kamar Liu Mei yin duduk sebentar di atas kasur, lalu pergi kekamar mandi untuk membersihkan dirinya Setelah membersihkan dirinya, Liu Mei yin berganti pakaian dengan hanfu berwarna putih, ntah kenapa Liu Mei yin sangat senang menggunkan hanfu berwarna hitam dan juga putih.
Setelah itu Liu Mei yin keluar kamar dan bersamaan dengan Liu Zao ying yang juga sedang keluar kamar.
"Mei Mei apakah kau lapar?" Tanya Liu Zao ying kepada adiknya.
"Iya, ayo kita turun makan malam" ucap Liu Mei yin lalu keduanya turun ke lantai satu untuk makan malam yang sudah di siapkan oleh penginapan, setelah makan malam keduanya memutuskan untuk langsung istirahat karena sudah malam.
Saat didalam kamar Liu Mei yin memikirkan sesuatu yang selalu mengganjal fikirannya akhir-akhir ini, dia ingin melupakannya sejenak tapi semakin dia berusaha melupakan semakin dia mengingatnya, akhirnya dia hanya bisa menghela nafas.
Liu Mei yin sebenarnya memikirkan isi Surat yang di tinggalkan oleh si pemuda idiot Yuwen, yah itulah sebutan Liu Mei yin kepada yuwen, Isi surat yang membuatnya terus terusik siang dan malam, dia melamun dengan pandangan lurus kedepan.
'ku tebak kau pasti mencari dan mengkhawatirkan ku, suatu saat kita akan bertemu kembali, ketika saatnya tiba kau akan tau siapa diriku sebenarnya dan saat itu juga aku akan memberitahumu sesuatu tentang kalung yang kau kenakan.....dari calon suamimu'
kira-kira begitulah isi surat yang dibaca oleh Liu Mei yin, awalnya dia kesal karena pemuda tersebut terlalu berfikir tinggi tentang dirinya dan mengaku-ngaku jadi calon suaminya, tapi dia tak bisa pungkiri dia sangat penasaran dengan informasi yang akan Yuwen beritahukan kepadanya, terutama tentang kalung yang menjadi satu-satunya tanda untuk mencari kedua orangtuanya.
"Ku harap kita akan segera bertemu" ucap Liu Mei yin bermonolog pada dirinya sendiri.
Di suatu tempat yang cukup jauh dari tempat Liu Mei yin berada, seorang pemuda menyunggingkan senyum termanisnya dia menatap jauh kedepan "ku harap kau segera datang bertemu denganku, Mei yin" ucapnya dengan tatapan mendamba.
***
"Tuan, apakah kau sedang bersedih?" Tanya Qiulong yang ikut merasakan perasaan tuannya yang campur aduk.
"Tidak, aku hanya teringat sesuatu" jawab Liu Mei yin lewat telepati.
"Jika ada sesuatu yang menggangu pikiranmu kau beritahukan juga kepadaku tuan, walaupun aku tidak pandai menghibur seseorang setidaknya itu mengurangi beban pikiran tuan" ucap Qiulong lagi.
"Hmm" ucap Liu Mei yin lalu memutus telepatinya dengan Qiulong, dia akan tidur karena hari sudah sangat malam.
Namun saat Liu Mei yin akan menutup mata pintu kamarnya tiba-tiba di ketuk,
Tok tok tok......
Suara ketukan dari luar pintu.
Liu Mei yin beranjak dari ranjangnya dan membuka pintu kamarnya dengan wajah datarnya, dia melihat ternyata gegenya yang mengetuk pintu.
"Ada apa ge?" Ucap Liu Mei yin dengan nada datar walaupun sudah menjadi gegenya Liu Mei yin masih belum sepenuhnya percaya dengan Liu Zao ying.
"Mei-mei bolehkan Gege masuk?" Tanya Liu Zao ying meminta izin kepada Liu Mei yin.
Liu Mei yin melihat gegenya seperti gelisah dia berfikir sebentar, lalu mengizinkan kakaknya masuk kamarnya, di zaman ini tata Krama dalam bertamu harus di perhatikan walaupun itu adalah saudara ataupun keluarga sekalipun.
"Ada apa ge?" tanya Liu Mei dia melihat gelagat kakaknya yang tak biasa dan menunggu alasan kenapa tiba-tiba kakaknya bertamu malam-malam begini.
"Emm...Gege boleh berbicara dengan Mei Mei sebentar?'"" Tanya liu Zao ying agak ragu karena sudah mengganggu waktu tidur adiknya.
"Masuk ge" ucap Liu Mei yin mempersilahkan, lalu keduanya memasuki kamar dan duduk di kursi yang ada di kamar Liu Mei yin.
"Ada apa ge?" Tanya Liu Mei yin
"Mei Mei, gege ingin meminta sesuatu kepadamu, hmm bolehkan gege melihat situasi keluarga lan sebelum mengikuti Mei Mei berpetualang, apa.. apakah boleh?" ucap Liu Zao ying ragu takut jika adik barunya ini tak setuju.
"Baiklah" ucap Liu Mei yin singkat.
"Terimakasih Mei Mei yakinlah aku tak akan lama" ucap Liu Zao ying dengan bahagia.
Liu Mei yin yang melihat itu ikut bahagia tapi ekspresinya masih datar tak ada senyum yang diperlihatkan di wajahnya, setelah itu tak ada pembicaraan lagi keduanya diam.
Namun beberapa menit berlalu tiba-tiba Liu Zao ying memecah keheningan dengan sebuah pertanyaan.
"Apakah kau tak menyesal sudah menjadikanku Gegemu?" Tanya Liu Zao ying lalu menatap adiknya meminta jawaban.
"Kenapa?" Bukan jawaban yang Liu Mei yin ucapkan melainkan sebuah pertanyaan kembali.
Liu Zao ying tak menuntut Liu Mei yin untuk menjawab pertanyaannya "Aku hanya tidak ingin selama perjalanan kita nanti, aku menjadi beban bagimu apalagi kultivasiku masih rendah, aku takut tak bisa melindungimu sama seperti kedua orangtuaku" ucap Liu Zao ying dengan tatapan sendu namun dia tetap mengutarakan apa yang menjadi penyebab dia uring-uringan seharian, baru sekarang dia bisa berbicara kepada Liu Mei yin.
"Tidak" jawab Liu Mei yin singkat.
"Haa?" Tanya Liu Zao ying tak mengerti dia menatap Liu Mei yin dengan bingung "Aku tidak keberatan sama sekali, asalkan kau tak pernah melarangku melakukan sesuatu yang menjadi kesenanganku" ucap Liu Mei yin dengan nada datarnya.
Setelah mendengar jawaban pasti dari Liu Mei yin, akhirnya beban fikirannya kini sedikit hilang "Kau tenang saja Mei Mei selama itu tak membahayakanmu, aku tidak akan pernah melarangmu, aku sangat senang akhirnya memiliki seorang adik perempuan, ketika kamu memintaku menjadi gegemu ada perasaan kaget dan bahagia, ku harap aku bisa menjadi gegemu yang selalu melindungimu kapanpun dan di manapun" ucap Liu Zao ying dengan sungguh-sungguh menatap penuh arti kepada Liu Mei yin.
Liu Mei yin yang melihat tatapan kakaknya mencari kebohongan tapi tak menemukannya sedikitpun, akhirnya dia yakin akan keputusannya untuk menjadikan lan Zao ying sebagai kakaknya, yang kini mengubah marganya menjadi Liu Zao ying.