Petualangan seorang pemuda tampan melaksanakan tugas dari sang guru gaib
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tantangan dan Terluka
Bima makin serius dan ketat dalam latihannya, ia tak mau ada kejadian seperti saat mengobati pak Yogi yang mana ia hampir pingsan karena kehabisan tenaga. Rutinitas Bima hanya latihan dan latihan, ia juga mendalami lagi pengobatan nya, tak ada hari tanpa latihan bagi Bima, kecuali malam minggu, itu jatah ngapel ke Intan.
Sony, Dika dan Yanto pun sekarang sudah mulai latihan, Bima memberi satu stel baju silat nya pada yanto, dan Sony serta Dika memberi pemberat kaki dan tangan membuat Yanto merasa hangat dan terharu.
Di rumah Idrus saat ini sedang berkumpul, mereka membayar beberapa preman yang sudah terkenal punya beladiri yang telah mencapai tingkat tinggi, keluarga Idrus pun menyewa beberapa pengawal untuk anak-anak, membuat anak-anak nya semakin arogan dan sombong
" jadi bagaimana rencana memancing Bima?? Tanya Hendra pada preman yang di sewa nya.
" bagaimana kalau kita tantangan duel, di tempat sepi bos" ucap Mat Pelor salah satu preman pasar bawah yang di sewa Hendra" nanti di tempat sepi baru kita habisi beramai ramai, " sambungnya.
" boleh juga saran loe, nanti gw pikirin " kata Hendra
" bos kita sewa ahli silat dari perguruan lain kalau ga??" Ucap Memed, salah satu preman rajabasa yang ikut di sewa Hendra.
" begitu juga boleh, tapi ada yang tau di mana perguruan yang mau?" tanya Hendra
" seinget gw ada di kalianda, perguruan yang seperti itu ." Ucap Memed lagi
" ya udah, loe gw tugasin nyari ahli silat yang mau bekerja sama dengan kita," Hendra mengeluarkan kartu atm pada Memed, " di dalamnya ada 100 juta, pin nya 1212." Lanjut Hendra
Ia belum merasa puas sebelun Bima cacat, apalagi saat melihat adiknya Idrus , yang kini kalau berjalan dengan bantuan tongkat.
Hendra menyusun rapi agar bisa membalas sakit hatinya
Sedangkan Bima saat ini sedang melatih jari jari tangannya , agar bisa melakukan totokan, yang mana totokan itu bisa untuk mengobati orang dan bisa juga untuk melumpuhkan lawan, Bima berlatih dengan menusukan jari jarinya pada pasir panas . Bima juga mendalami titik titik urat syaraf pada tubuh manusia. Banyak syaraf di tubuh manusia, ada titik bisu ada titik sakit dan masih banyak lagi titik tersebut di dalam tubuh manusia, setelah sebulan melatih jari jari tangan nya dan memahami titik syaraf Bima melanjutkan dengan latihan pukulan jarak jauh, yang mana Bima di haruskan bisa melontarkan tenaga dalam nya, sesuai dengan sasaran nya.
Saat sedang asik latihan Asep menerobos ke tempat latihan dengan terengah engah, Bima melototi Asep yang mengganggu latihannya. Asep yang di plototin Bima menjadi dingin punggung nya, dengan cepat ia menyerahkan sepucuk surat
" surat dari siapa?" Tanya Bima dan mengambil surat itu, Asep menggelengkan kepala tanda tak tau surat dari mana
Bima membuka surat itu yang ternyata surat tantangan
Kalau kamu jago ayo duel 1 lawan 1, di hutan Tanjung bintang, datang sendiri dan apabila kamu tidak datang aku akan mengganggu orang orang terdekatmu.
Di tunggu minggu pagi ini jam 9 denah lokasi ada di bawah.
Bima meremas surat itu setelah mengetahui lokasi duel nya.
" gmana Bim? " Tanya Asep penasaran
" ini pasti dari keluarga Idrus, dia mengancam akan menyakiti orang orang terdekat ku bila aku tak datang." Jawab Bima. Masih ada 4 hari lagi dari duel tantangan itu, pastinya banyak anggota pengawal yang akan ikut walau di surat dia datang sendiri, Bima menyuruh Asep membuat tusuk gigi yang agak besar dari tusuk gigi biasa. Itu sebagai alat rahasia Bima bila keluarga Idrus berlaku curang, Bima mengisi hari sebelum duel dengan mendalami titik syaraf manusia dan latihan melempar tusuk gigi nya agar akurat lemparannya. Ia juga melumuri tusuk gigi dengan getah tumbuhan yang sangat gatal, jadi walau tak kena titik syaraf rasa gatalnya akan mengganggu daya tempur lawannya
Hari duel pun tiba, Bima minta anter Asep sampai batas hutan lindung di Tanjung Bintang, sebelum masuk ia berdoa dan membuka mata batinnya melihat situasi sekitar, benar saja Bima melihat lebih dari 40 orang yang mengepung tempat duel Bima juga melihat Hendra dan bapaknya berdiri di sisi tanah yang agak lapang, di temani 2 orang yang satu bagai preman, dan satu lagi dengan pakaian silat, sepertinya ini yang akan berduel dengan Bima, Bima melepas alat alat pemberat yang di bawanya, karena dia akan membutuhkan kecepatan saat melawan para bawahan keluarga Idrus
Bima melangkah dengan tenang setelah melepas semua pemberat badan dan kakinya, sesampainya di sana benar saja Hendra dan bapaknya telah menunggu,
" siapa yang akan melawan gw" teriak Bima keras,
dari sisi kanan dan kiri para bawahan Hendra keluar dari dalam hutan dan mengepung Bima, Bima hanya tersenyum tipis dari sekian banyak bawahan Hendra hanya ada 5 orang yang mempunyai tenaga dalam. Dan hanya yang di sisi hendra yang agak besar tingkat tenaga dalam nya.
" sudah ku duga , dasar pengecut" cibir Bima
" Eh bocah , gw yang jadi lawan loe, kenalin gw Dira dari perguruan bayangan hitam" teriak pak tua yang di sebelah Hendra , Bima melirik sekilas
" majulah"ucap Bima
Bima memasang kuda kuda, dan mengerahkan tenaga dalam sebesar 50 bagian ke kedua tangannya, melihat jumlah lawannya ia ingin segera mengakhiri pertarungan.
" hiaaat " Dira melompat dan menyerang Bima dengan tendangan terbang, Bima mengegos ke samping, di lihat nya
" buuk" pukulan Bima mendarat telak di perut kiri Dira
" aaaargkh " Dira terpental dan menyemburkan darah dari mulutnya, ia jatuh di depan hendra dan pingsan
" sialan , semuanya seraaang" teriak hendra, para bawahan yang di bawa hendra serentak mengangkat senjata, ada yang membawa kayu , pipa besi, kunci roda , dan lain sebagainya
Bima mengerahkan semua tenaga dalamnya , kini gerakan nya semakin cepat, ia melempar tusuk gigi mengarah ke titik syaraf para penyerang nya
" syuut"
lemparan tusuk gigi yang di lakukan Bima mengeluarkan siur angin tajam
" jeb, jeb,jeb "
terdengar suara menancap saat tusuk gigi Bima mengenai sasaran nya, sambil menghindari serangan Bima terus melumpuhkan satu persatu lawan nya, dan tak lama berselang para preman yang di bawa hendra berteriak mengaduh sambil menggaruk badan di sekitar yang terkena tusukan tusuk gigi, ternyata racun gatal yang di olesi getah tanaman berhasil dengan baik
Bima kini mendekati Hendra dan ayahnya yang masih bengong kaget melihat kekuatan Bima. Dengan gerak cepat Bima melesat dan menotok urat di belakang kepala hendra, ia ingin melumpuhkan hendra yang selalu mengancam keselamatan teman-temannya.
" tuk"
" aaaargkh "
Hendra menjerit sesaat sebelum jatuh dan pingsan
" Dor"
Tiba-tiba ayahnya hendra mengeluarkan pistol dan langsung menembak Bima, Bima yang tak tahu bila ayahnya hendra membawa pistol berusaha menghindar
" aah"
Bahu Bima terkena lesatan peluru , ia terjatuh tak jauh dari hendra. Ia melihat ayahnya hendra masih mengarahkan pistol nya ke arah Bima, Bima melihat sekeliling, di sisi tangannya ada sebuah batu sebesar kepalanya tangan, diambil batu itu diam-diam dan di aliri tenaga dalam, darah masih mengalir di bahu kiri Bima
" hari ini kamu pasti mati"
Teriak ayahnya Hendra, ia sangat marah melihat Hendra terluka, ia menarik pelatuk
"Dor"
letusan pistol terdengar Bima berusaha menghindar sambil melempar kan batu di tangannya,
"Wuuut"
"Buught"
" aaargh"
batu itu menghantam dada ayahnya Hendra
" bluugh "
Bima juga terjatuh tembakan tadi mengenai paha Bima, Bima meringis sudah ada 2 peluru di tubuhnya ia bisa mengobatinya lukanya tapi ia belum bisa mengeluarkan peluru yang bersarang di tubuhnya. Tiba-tiba terdengar langkah banyak orang yang tergesa gesa menuju ke arahnya, Bima terkesiap kalau itu musuh dia pasti mati di hutan lindung ini
" Bimaaaa" teriak seseorang saat melihat Bima tergeletak dengan darah di sekujur badan Bima.
Saat kesadarannya hampir menghilang ia melihat , Asep , Intan , pak rt , pak Handoko beserta polisi berdatangan setelah itu semuanya menjadi gelap. Bima tak sadarkan diri karena kekurangan darah.
" Bima "
Satu suara yang dikenalnya memnuatnya terbangun suara itu suara sang guru kakek Surya, ia membuka matanya dan melihat kakek Surya di sebelah nya
" Guru "
Bima bangun dan menyalami sang guru. Bima baru sadar kalau dia di alam bawah sadarnya.
" kamu sudah ceroboh Bima"
tegur kakek surya, Bima menundukan kepalanya.
" maaf guru , Bima salah, Bima tidak waspada dengan situasi sekitar, Bima hanya terfokus pada satu orang dan tak mewaspadai yang lainnya " ucap Bima penuh sesal
" lain kali , perkuat batin mu, untung saja hanya bahu dan paha kamu yang terkena tembakan, kalau kena kepala kamu, kamu Innalillahi " tegur kakek lagi
" ya guru, terima kasih sudah mengingatkan aku" ucap Bima tulus, Bima dan kakek Surya terus berbincang dan sesekali kakek Surya memberi petunjuk pada hal yang belum di mengerti oleh Bima.
Sedangkan di rumah sakit, para sahabat dan kekasih Bima sedang berkumpul, mereka menunggu Bima bangun dari koma nya, peluru yang bersarang di dada dan paha Bima sudah di keluarkan, lukanya pun telah di balut.
" sayang, cepat bangun sayang" Intan menangis melihat kondisi Bima, yang sudah 2 hari belum bangun dari koma nya, pak Handoko hanya bisa membujuk Intan agar tak larut dalam kesedihan. Ruangan Bima di jaga dengan beberapa polisi, itu atas permintaan pak Yogi. Sekedar berjaga jaga , terlihat jemari Bima bergerak, Intan mengelus pipi Bima
" sayang " ucap nya saat melihat Bima membuka matanya
" sayang, aku di mana??" Tanya Bima setelah benar benar tersadar
" kamu di rumah sakit sayang, kamu tertembak, dan kekurangan darah " jawab Intan
" aku sudah berapa hari di sini??" Tanyanya lagi
" 3 hari sama ini sayang" melihat Bima sudah sadar semuanya mendekat ke ranjang Bima
Bima meraih tangan ibunya, dan mencium nya
" maafin aku yah bu, aku sudah membuat ibu dan yang lainnya khawatir " ucap Bima
" lain kali kamu ga boleh begini lagi, kalau ada apa apa, musyawarah kan dulu dengan ibu dan yang lainnya" tegur sang ibu
" iya bu, Bima ga tau kalau akan begini jadinya, dan Bima ga menduga jika ayahnya Idrus punya senjata api " terang Bima
" iya ibu tau kamu ga mau orang orang terdekat mu di celakai, tapi kamu lihat , semua teman-teman kamu ,apalagi Intan khawatir, setiap hari Intan kesini menunggui mu, dan menangis terus" tutur sang ibu , Intan tertunduk malu , Bima meraih tangan Intan dan mencium tangan mungil itu
" terima kasih sayang" ucap bima intan tersenyum,
" sama-sama sayang , lain kali bilang yah, untung Asep cepat ngasih tau " kalau telat saja kamu kehabisan darah" ucap Intan, yang ternyata Asep setelah mengantarkan Bima ia langsung memberitahukan surat tantangan tersebut pada Intan , pak rt dan juga murid murid perguruan, mereka sangat marah melihat surat tantangan yang menantang Bima sambil mengancam akan mencelakai orang orang terdekat Bima, hanya ibu Bima yang tak di beritahu, karena takut kaget, pak Handoko dan pak rt yang geram melaporkan pada polisi yang langsung di tanggapi oleh pihak kepolisian, pak rt juga tak lupa memberi kabar pada adiknya pak Yogi, mereka langsung berangkat menuju lokasi yang di bagikan oleh Asep.
Untung tidak terlambat saat mereka di sana , saat mereka mendekat terdengar suara tembakan , Asep dan Intan panik takut Bima kenapa napa, sedangkan pihak kepolisian langsung berpencar mengepung asal suara tembakan, tapi saat sampai pihak kepolisian kaget melihat banyaknya para preman yang sedang mengaduh sambil menggaruk badan nya, di sisi lain Bima, hendra dan ayahnya hendra tergeletak. Para preman di angkut dengan mobil tahanan, sedangkan Bima, hendra dan ayahnya di bawa kerumah sakit terdekat.
" Asep mana sayang,?" Tanya Bima saat melihat tak ada Asep di antara mereka yang datang,
" oh , Asep lagi beli bubur di depan " ucap intan , tak lama aasep datang ia melihat Bima sudah sadar langsung berteriak
" bimaaa, loe udah sadar" teriak nya keras , tapi ia langsung meringis karena di jewer oleh Ratna yang datang bersamanya,
" jangan teriak teriak, mengganggu pasien yang lain" ucap ratna mengingatkan. Asep melihat sekeliling, di lihat nya semua yang ada memandang nya, dan asep menelan kasar ludah ya saat melihat suster di sana memplototinya
" he he he, maaf" kata Asep tak merasa berdosa, ia mendekati Bima
" terima kasih yah Sep, atas inisiatif loe gw bisa selamat " ucap Bima tulus.
" santai aja bro , Asep gitu loh" Jawab asep sombong, dengan suara agak keras, Bima menepuk tangan Asep membuat Asep tersentak kaget
" jangan kenceng kenceng suaranya, ini di rumah sakit" tegur Bima " nanti di gunung sulah loe boleh teriak teriak sama kembaran loe" lanjut Bima terkekeh pelan
" ah sue , baru juga sadar udah ngeledek lagi aja" gerutu Asep yang di sambut tawa semuanya
" sayang boleh pulang hari ini ga?? Tanya Bima pada Intan, Intan melihat pada papanya dan pak rt,
" nanti kita tanyakan pada dokter yah" jawab Intan, Bima melihat ke arah pak Yogi, pak Yogi tahu Bima meminta bantuannya untuk keluar dari rumah sakit hari ini, pak Yogi memberi kode tangan oke, pak Yogi sadar dengan kemampuan pengobatan Bima, lebih cepat penyembuhan di rumah, kalau Bima mengobati dirinya di rumah sakit pasti rumah sakit akan heboh, akan tingkat regenerasi kesembuhan Bima.
" ada kabar ga dari keluarga Idrus Pak?? Tanya Bima pada pak rt,
" yang terakhir bapak dengar, ayahnya idrus mengalami perdarahan di paru paru dan tidak selamat, sedangkan hendra Ia seperti hilang ingatan,ia seperti orang idiot sekarang " ucap pak rt. Saat sedang berbincang dengan pak rt, beberapa polisi datang
" selamat siang, kami dari Polresta Bandar Lampung, ingin menanyakan beberapa hal terkait dengan kejadian di hutan lindung Tanjung bintang " ucap polisi itu
" Silakan pak," Jawab Bima sambil duduk di ranjang nya
" apa saudara Bima mengenal semua orang yang ada di hutan kemarin??" Tanya penyidik itu
" mengenal semua tidak pak , tapi untuk Hendra dan ayahnya, saya memang ada perselisihan dengan keluarga iti" Jawab Bima jujur
" beberapa preman yang ada di hutan kemarin ada beberapa residivis, yang menjadi buronan pihak kepolisian " ujar polisi penyelidik itu.
" se tahu saya mereka di bawa oleh hendra sebagai orang bayaran pak, dan untuk pistol itu milik ayahnya Hendra" kata Bima
" untuk senjata api iya dari hasil penyelidikan terdapat sidik jari orang itu, yang saya bingung bagaimana saudara bisa menggunakan tusuk gigi sebagai senjata?? Tanya polisi itu lagi" apa kamu memakai panah tangan , bila iya di sembunyikan di mana?? Tanya nya penasaran
" susah untuk menjelaskan pak, tapi saya tidak menggunakan alat untuk tusuk gigi itu." Terang bima
" maksud kamu??? Polisi itu terus mencecar Bima, Bima meminta sebuah sumpit pada Asep, ia mematahkan ujungnya.
" seperti ini pak" ucap Bima sambil melempar kan ke patung anatomi tubuh di sudut kamar
" bleep", patung itu tertancap sumpit pas di dahinya
Para polisi dan yang ada di sana pada kaget .
" mungkin dengan cara ini bapak bisa melihat jikalau saya tidak menggunakan alat, dan ini di sebut tenaga dalam" terang bima
" baik nak Bima, saya percaya sekarang, ini hanya formalitas penyelidikan, untuk kasus nya saudara Bima hanya membela diri, dan kami dari pihak kepolisian berterima kasih karena telah membantu menangkap para buronan polisi " terang polisi itu
" sama sama, yah pak " ucap Bima tulus
" oh iya , bisa ga kami berlatih tenaga dalam seperti saudara bima" pinta polisi itu
" bisa saja pak, tapi tenaga dalam itu harus di pupuk sedikit demi sedikit, dengan giat berlatih, dan mungkin memakan waktu " tutur Bima, " dan lagi di perguruan kami ilmu yang di dapat tidak boleh di pakai untuk kejahatan apalagi menindas , kalau ada yang melanggar saya akan melumpuhkan ilmunya, ga mandang siapa dan keturunan apa, bersalah di hukum, tentunya menghukum nya juga harus ada bukti murid itu melanggar janji nya" lanjut Bima kemudian, polisi mengangguk tanda mengerti dan tak lama mereka pun permisi.
" Eh Bim kalau pihak kepolisian ikut latihan gmana, ??? " Tanya Asep ia ragu jikalau harus melatih para anggota polisi
" anggap murid seperti yang lain jangan di beda bedakan," Jawab bima santai, " mau siapapun dia kalau masuk dalam perguruan ia harus ikut peraturan perguruan " tegas Bima. Asep dan yang lainnya menganggukan kepala , mereka setuju dengan perkataan Bima, bila murid ada yang di bedakan pasti memicu rasa tidak puas, dan murid yang di bedakan pun akan bersikap sombong nantinya.
lanjutkan bang dhani, semoga menjadi yang terbaik.. 👍
salam santun 🙏