NovelToon NovelToon
Ketika Cinta Bersemi

Ketika Cinta Bersemi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Cumi kecil

Di sebuah universitas yang terletak kota, ada dua mahasiswa yang datang dari latar belakang yang sangat berbeda. Andini, seorang mahasiswi jurusan psikologi yang sangat fokus pada studinya, selalu menjadi tipe orang yang cenderung menjaga jarak dari orang lain. Dia lebih suka menghabiskan waktu di perpustakaan, membaca buku-buku tentang perilaku manusia, dan merencanakan masa depannya yang penuh dengan ambisi.

Sementara itu, Raka adalah mahasiswa jurusan bisnis. raka terkenal dengan sifatnya yang dingin dan tidak mudah bergaul, selalu membuat orang di sekitarnya merasa segan.

Kisah mereka dimulai di sebuah acara kampus yang diadakan setiap tahun, sebuah pesta malam untuk menyambut semester baru. Andini, yang awalnya hanya ingin duduk di sudut dan menikmati minuman, tanpa sengaja bertemu dengan Raka.

Yuk guys.. baca kisah tentang perjalanan cinta Andini dan Raka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24 RASA LAMA YANG TETAP NYAMAN.

Langit sore itu cerah, dihiasi semburat jingga yang mulai merayap di ujung cakrawala. Andini mengenakan dress santai berwarna biru muda, rambutnya dikuncir setengah. Raka menjemputnya dengan motor, bukan mobil atau kendaraan mewah, tapi justru itu yang selalu Andini suka.

Mereka tidak pergi ke mall atau restoran mahal. Tujuan mereka sore itu. danau kecil di pinggiran kota, tempat yang dulu pernah Raka sebut sebagai tempat pelariannya dari hiruk-pikuk dunia.

Sesampainya di sana, mereka duduk di atas tikar kecil, membawa bekal sederhana. roti isi buatan Andini dan dua botol minuman dingin dari kafe Raka.

“Aku kangen suasana kayak gini,” kata Andini sambil menatap danau yang tenang. “Nggak ada laptop, nggak ada file yang harus dikirim ulang.”

Raka menoleh, menatap wajahnya dari samping. “Kamu tahu, Din? Kamu bersinar di kantor, tapi di tempat kayak gini… kamu justru paling bercahaya.”

Andini tertawa pelan. “Gombal kamu meningkat sejak kejadian kemarin ya?”

“Belajar dari yang terbaik,” jawab Raka sambil menyentuh ujung hidung Andini dengan jari telunjuknya. “Dari kamu.”

Setelah makan, mereka jalan kaki menyusuri tepi danau. Raka menggenggam tangan Andini erat, seperti tak ingin waktu bergerak terlalu cepat.

“Besok kita balik ke kampus ” Kata Raka " Besok, aku juga akan kembali ke asrama "

Andini mengangguk. “ Kita masih ada sisa semester. Tapi aku bakal tetap datang ke kafe. Nggak bisa jauh dari aroma cokelat buatan kamu.”

Raka tersenyum. “ Aku akan temani kamu Dan… kalau kamu kangen tempat ini, tinggal bilang. Kita datang lagi.”

Dan sore itu, dunia seolah melambat. Tak ada deadline. Tak ada kecemasan. Hanya dua orang yang saling mencintai, menikmati detik-detik sebelum kembali ke realita.

Dan di antara langit senja dan bisikan angin danau, Raka berbisik.

“Mau kamu sibuk seberapa pun nanti… aku bakal selalu ada di tempat kamu pulang.”

ASRAMA.

Langkah Andini terasa ringan saat ia melewati lorong panjang asrama. Di depan pintu kamarnya, terdengar suara berisik, celetukan khas yang langsung ia kenali.

“Eh, eh, kayaknya itu suara langkahnya Andini deh!”

“Serius?! Buka pintunyaaa!”

Begitu Andini membuka pintu, dua sosok langsung menyambutnya seperti kembang api meledak.

“DINIIIIIIIII!”

Nana melompat ke pelukannya, diikuti oleh Sofi yang membawa bantal dan langsung menampar pelan punggung Andini. “Kenapa kamu nggak bilang pulang lebih awal? "

“Pakai acara Rahasia-rahasiaan segala "

Andini tertawa sambil merangkul mereka. “Biar dramatis. Biar ada adegan slow motion.”

Mereka bertiga tertawa, lalu duduk di kasur berantakan yang penuh cemilan. Sofi membuka toples keripik, Nana langsung mengangkat alis penuh selidik.

“Jadi? Ceritain dong. Dari kantor. Dari Raka. Dari... semuanya!”

Andini menghela napas panjang, lalu tersenyum. “Kalian nggak bakal percaya, tapi... semua yang aku alamin bikin aku sadar satu hal. kadang, tempat paling nyaman itu bukan cuma di rumah. Tapi di tengah orang-orang yang percaya sama kita.”

Sofi dan Nana terdiam sebentar, lalu tersenyum lembut.

“Kami bangga sama kamu, Din,” ucap Nana pelan.

“Kamu keren banget. Tapi tetep... kalau cowok kamu nyakitin kamu, satu kata. kita hajar bareng-bareng,” tambah Sofi sambil mengepalkan tangan.

Andini tertawa, merasa hatinya hangat. Di sanalah ia tahu. di balik segala kesibukan dan cinta yang ia jalani, rumah sejatinya tetap ada di tengah tawa dan pelukan dua sahabatnya.

Dan malam itu, mereka mengobrol hingga larut. Cerita, tawa, gosip, bahkan air mata haru mengalir. Karena di kamar kecil asrama itu, Andini kembali jadi dirinya sepenuhnya.

PAGI HARI.

Andini dan Raka kembali ke dunia kampus. Tapi kali ini, semuanya terasa… berbeda. Bukan karena tempatnya berubah, tapi karena mereka sudah tumbuh.

Andini melangkah masuk ke area fakultas sambil membawa tote bag penuh catatan. Raka, dengan ransel hitam dan kemeja kasual, berjalan di sebelahnya sambil nyuapin roti sobek dari plastik.

“Mau?” tawarnya sambil ngunyah pelan.

Andini menahan senyum. “Kamu tetap nggak berubah ya, makan roti jalan.”

“Justru ini caraku tetap waras di tengah kuliah dan tugas-tugas yang bakal nyerang.”

Mereka masuk ke kelas, disambut tatapan teman-teman yang langsung heboh.

“Woi! Pasangan magang hebat balik!”

“Andini, kamu keren banget kemarin!”

" Raka, katanya kamu bikin menu baru gara-gara Andini?”

Andini tertawa, Raka cuma senyum sambil nunduk sedikit. Mereka nggak suka jadi pusat perhatian, tapi hari itu… mereka memang layak disambut seperti itu.

DI KANTIN.

" Eh, Sofi, kamu yakin bukan mahasiswi komunikasi?” tanya Irfan sambil nyengir.

Sofi melirik tajam. “Kenapa emangnya?”

“Soalnya kamu jago banget… komunikasiin rasa rindu di hatiku.”

Nana hampir tersedak jus mangga-nya. Denis langsung nyeletuk, “Nggak usah diladenin, Fi. Dia tuh tiap liat cewek cakep langsung ngegombal, tapi giliran disuruh jawab soal tugas kuliah… hilang arah.”

Andini dan Raka tertawa. Suasana mereka benar-benar hangat, kayak keluarga kecil yang tumbuh bareng di antara tumpukan tugas dan kelas dosen killer.

Sambil makan makanan yang mereka pesan. mereka mulai membahas masa depan, skripsi, usaha Raka yang mulai serius cari investor, sampai mimpi Nana buat jadi penulis buku, dan Sofi yang diam-diam daftar beasiswa ke luar negeri.

“Dulu aku pikir hidup tuh kayak deadline tugas. Tapi sekarang, aku sadar… yang bikin semua ini berharga itu karena kita nggak ngelewatin sendirian,” ucap Andini sambil bersandar di bahu Raka.

“Dan aku bersyukur banget… bisa ngelewatin fase ‘remaja tanggung ke dewasa’ bareng kalian,” tambah Raka sambil melirik satu-satu sahabatnya.

Dan malam itu, mereka tahu dunia kampus nggak cuma soal nilai, tapi tentang momen yang bikin mereka jadi versi terbaik dari diri sendiri.

1
Kim Bum
titip sandal ya kak. nanti kalo udah rame balik lagi😁
Marchel: Terimakasih kak, sudah mampir 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!