NovelToon NovelToon
Tolong Nikahi Aku, Paman !

Tolong Nikahi Aku, Paman !

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:12.8k
Nilai: 5
Nama Author: Black moonlight

Shanna Viarsa Darmawan melakukan kesalahan besar dengan menyerahkan kehormatannya pada Rivan Andrea Wiratama. Kepercayaannya yang begitu besar setelah tiga tahun berpacaran berakhir dengan pengkhianatan. Rivan meninggalkannya begitu saja, memaksa Shanna menanggung segalanya seorang diri. Namun, di balik luka itu, takdir justru mempertemukannya dengan Damian Alexander Wiratama—paman Rivan, adik kandung dari ibu Rivan, Mega Wiratama.

Di tengah keputusasaan, Damian menjadi satu-satunya harapan Shanna untuk menyelamatkan hidupnya. Tapi apa yang akan ia temui? Uluran tangan, atau justru penolakan yang semakin menghancurkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black moonlight, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Jahat

Gadis bernama Vanesa itu mulai menuangkan minuman di gelas Rivan sambil terus mendekatinya perlahan. Mengobrol ringan sampai memulai sentuhan sentuhan fisik yang membuat Rivan tergoda.

Gema memberikan kode anggukan, untuk membuat Vanesa melanjutkan merayu Rivan sampai dirinya bisa jatuh.

Diusia Rivan yang menginjak hampir 20 tahun, Rivan sudah bisa di bilang dewasa. Sebagai lelaki dewasa tentu Rivan sulit menolak godaan semacam ini. Sampai setelah dua jam bersama mulai dari mengobrol, minum sampai mengajak Rivan untuk turun ke area dance. Rivan mulai merasa nyaman.

"Kak disini bising, gimana kalo kita pindah." Bujuk Vanesa sambil berbisik.

"Kemana ?" Tanya Rivan bingung.

"Terserah, ke tempat yang lebih sepi aja biar enak ngobrolnya."

"Gue ada apartemen gak jauh dari sini." Seketika Rivan menawarkan tempat yang tak seharusnya mereka datangi berdua dalam keadaan seperti ini.

"Boleh aku kesana?" Tanya Vanesa dengan tatapan menggoda.

Rivan mengangguk yakin, dibawah pengaruh alkohol, tak ada yang dapat dipikirkannya lebih jauh. Yang Rivan tau dirinya hanya ingin bersenang senang kali ini.

Gema, Billy dan yang lainnya tetap berada di bar sedang Rivan membawa Vanesa ke apartemen nya.

Mereka berjalan keluar dari bar, dan suara riuh yang sebelumnya menyelimuti mereka mulai menghilang. Langkah mereka semakin menjauh dari keramaian, menuju apartemen Rivan. Di belakang, teman-temannya—Gema, Billy, dan yang lainnya—terus tertawa dan bersenang-senang, tanpa tahu apa yang sedang terjadi.

Rivan mulai merasa sedikit cemas, namun dia menepisnya dengan cepat. "Ini cuma malam yang menyenankan," pikirnya dalam hati. Ia berusaha menenangkan diri, mengalihkan perhatiannya dari keraguan yang mulai muncul.

Begitu mereka tiba di apartemen, Vanesa menggodanya lebih lanjut dengan sentuhan lembut di lengannya. Rivan membuka pintu apartemennya, masuk, dan membiarkan Vanesa mengikuti langkahnya. Begitu mereka berada di dalam, suasana berubah lebih intim. Rivan bisa merasakan ketegangan yang semakin meningkat di antara mereka, namun dia tak bisa lagi berpikir dengan jernih.

Vanesa mendekat dan mulai merayunya dengan gerakan halus. Di bawah pengaruh alkohol, Rivan semakin terbawa oleh suasana. Namun, di balik kegembiraan yang sementara itu, ada suara kecil yang mulai memanggilnya—suara yang mengingatkannya pada Shanna.

Tapi Rivan mengabaikannya. Malam ini adalah miliknya, dan ia tidak ingin ada yang menghalangi kesenangan sesaat ini. Namun, meski begitu, di kedalaman hatinya, ia tahu bahwa keputusan ini bisa mengubah segalanya. Apa yang ia lakukan malam ini bisa mengkhianati semua yang telah dibangunnya bersama Shanna.

Rivan merasa terjebak dalam perasaan yang bercampur aduk. Dia tahu bahwa di satu sisi, dia sedang melukai seseorang yang telah menjadi bagian besar dalam hidupnya, namun di sisi lain, ada dorongan yang kuat untuk menikmati kebebasan dan kenikmatan yang ditawarkan oleh Vanesa.

"Jangan khawatir Kak, kalau takut Kakak boleh pake pengaman. Aku bawa." Bisik Vanesa dengan suara berat di telinga Rivan membuatnya meremang.

"Hmm .." Rivan sedikit melenguh kala Vanesa mulai mengecup lehernya pelan.

"Jangan ditahan Kak. Aku dibayar buat nyenengin Kakak malam ini." Vanesa memainkan jarinya di dada Rivan.

Membuat hasrat itu semakin tak terbendung. Rivan menarik tubuh Vanesa jauh kedalam pelukannya, memberikan lumatan dalam yang tak pernah dilakukan sebelumnya dengan gadis manapun sekalipun pada Shenna.

Meski dalam pengaruh alkohol, Rivan masih cukup kuat untuk sekedar mengangkat tubuh Vanesa masuk ke kamarnya lalu melemparkannya disana.

Dengan nafas yang memburu Rivan melepaskan segala sesuatu yang melekat ditubuhnya hingga kini dirinya polos.

"Udah tegang Kak." Vanesa menatap Rivan berani.

"I want you." Rivan menindih Vanesa dibawah kekuasaannya.

Bergerilya menyentuh apapun yang di inginkannya atas tubuh Vanesa.

"Ah u so hot baby" Bisik Rivan yang ditangannya sedang meremas gundukan kenyal padat.

Vanesa meringis memohon untuk Rivan segera melakukannya. Setelah pemanasan yang cukup panjang, Rivan pun melakukan puncak permainannya.

AC di kamarnya sudah di setting di suhu terendah namun mereka berdua masih berkeringat saling menikmati pergulatan. Terlebih Rivan yang merupakan pengalaman pertamanya. Hingga ledakan itu pun terasa mengalir pada miliknya.

Rivan menjatuhkan diri di samping Vanesa, lelah dan pusing membuat Rivan seketika terlelap.

Pagi menjelang, cahaya yang masuk dari celah gorden membuat Rivan perlahan sadar. Ia membuka matanya lalu ditatapnya Vanesa yang masih terlelap disampingnya.

Ternyata apa yang dilakukannya semalam sangatlah nikmat dan memuaskan. Jujur saja Rivan merasa menyesal baru melakukannya sekarang. Ia merasa sudah terlalu lama menahan diri demi menjaga batasan dalam hubungannya dengan Shenna.

Suara ponsel Rivan membuyarkan lamunannya akan Shenna.

"Gimana bro? Sukses?" Tanya Gema dari sebrang suara.

"Gue harus akuin Lo yang terbaik." Jawab Rivan yang puas akan apa yang telah temannya berikan.

"Anggap hadiah dari gue haha. So apa yang gue omongin gak pernah salah kan. Nikmatin selagi Lo bisa."

"Haha sialan Lo, anyway thanks. Gue ngerasa lebih ringan. Nanti gue hubungin lagi. Kayanya gue butuh part dua." Kekeh Rivan ketika menyadari Vanesa kini mulai membuka mata.

Rivan menyimpan kembali ponselnya di nakas samping ranjang, ia serius dengan perkataannya tadi pada Gema.

"Gue bakal bayar Lo lebih dari yang Gema kasih buat bayaran Lo pagi ini." Ucap Rivan menyiratkan maksud tertentu.

"Kalau gitu, aku bisa lakuin lebih daripada semalam sebagai gantinya."

Merekapun melakukannya lagi, sebagai perempuan penghibur tentu Vanesa akan senang hati melakukannya.

Tanpa disadari, apa yang dilakukan Rivan hari ini telah mendobrak batas yang dia terapkan pada dirinya sendiri. Rivan jadi menganggap bahwa hal ini adalah sesuatu yang biasa dan wajar dilakukan apalagi jika itu dengan pasangan atau kekasihnya.

Semenjak saat itu juga Rivan jadi makin terobsesi untuk memiliki Shanna. Jika dengan Vanesa yang pemain saja rasanya sangat nikmat, apalagi dengan Shanna yang Rivan yakini masih terjaga.

"Van stop it." Ucap Shanna risih ketika Rivan mulai mengendus belakang lehernya.

"Kenapa sih Shan ? Udah kamu fokus aja sama tugas di laptop kamu."

"Aku mau pulang aja Van. Aku gak nyaman." Tolak Shanna tegas dan langsung bangkit.

"Ah Shanna tunggu tunggu sorry Shan, oke aku gak akan lakuin ini lagi ya. Sekarang kamu duduk terus beresin tugasnya."

Shanna menarik nafas panjang lalu mengikuti keinginan Rivan, Rivan berjalan ke dapur untuk mengambil minum lalu mengirimkan pesan pada Gema.

Gimana caranya biar cewek naik? -Rivan

Haha, lo lagi sama Shanna? Lo mau coba sama dia? -Gema

Hmm, you know what i want. -Rivan

Kasih dia obat. -Gema

Obat apa? -Rivan

Nanti gue kirim. -Gema

Ok thanks bro. -Rivan

Rivan tersenyum devil sambil memperhatikan Shanna yang dimatanya semakin menarik dari waktu ke waktu

1
Elza Febriati
Laaaa koq kesannya seperti damian yg keras nikahin dia, 😩 rada2 ngelunjak, semestinya banyak2 sadar diri,, dan mengambil hati damian,! Lucuuuuuu
Narata: Iyaaa ya damian duluan yang bucin wkwk karena damian udah suku duluan gasiii dari pas ketemu di kampus
total 1 replies
Dian Fitriana
update
Narata: ok kak jam 00 yaa
total 1 replies
Risma Waty
Kasihan juga sih dgn Rivan.. bukan keinginannya ninggalin Shanan. Dia dipaksa dan dibawa kabur bapaknya ke luar negeri. Rivan kan janji akan kembali menjemput Shanan. Semiga Damian ntar mengembalikan Shanan ke Rivan krn bagaimanapun anak yg dikandung Shanan adalah anaknya Rivan, otomatis cucunya Damian.
Narata: Iya sih kasihan .. Yang jahat di cerita ini adalah takdir mereka. hikss🥹
total 1 replies
Dian Fitriana
up LG thor
Dian Fitriana
update
fran
klu up yg bnyk dong .., krn klu kelamaan jd membosankan
Narata: hi kak fran, nanti author up jam 12 ya kak
total 1 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Anto D Cotto
menarik
Narata
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!