Fabrizio Argantara seorang CEO Diamon Group terpaksa harus menikahi Putri dari orang yang ia tabrak hingga meninggal.
Fabrizio menikahi Jihana Almayra hanya demi sebuah tanggung jawab semata, hingga suatu hari salah satu diantara mereka memiki perasaan mencintai.
Mampukah Fabrizio dan Jihan mempertahankan pernikahan mereka saat badai rumah tangga mereka hadir disaat mereka sudah saling yakin untuk mencintai satu sama lain ?
Yuk simak selengkapnya novel "Istri Siri CEO" karya Dewi KD.
Jangan lupa untuk dukung author dalam bentuk Like & Comment 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TELFON
Jihan dan Zio menuruni anak tangga secara bersamaan mereka hendak menuju ruang makan untuk sarapan bersama kedua orang tuanya.
Sonia dan Anggara melihat pasangan suami istri itu terus mengembangkan senyuman. Apalagi Anggara melihat cara bejalan Zio yang sedikit hati-hati sekali.
"Jadi berapa ronde, Zio ?" tanya Anggara spontan sambil mengunyah nasi goreng dimulutnya.
Zio menatap tajam Papanya itu, bisa-bisanya Papa berfikiran kalau dia dan Jihan sudah melakukan hubungan intim. "Jangan berfikiran yang aneh-aneh Pa" sangkal Zio membela diri menatap tak suka pada Papanya itu.
Zio kemudian mengalihkan perhatiannya pada sang Mama. "Mama yakin sudah lebih baik ?"
Sonia menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis. "Iya Nak, kamu jangan khawatirkan Mama. Ada Papamu yang selalu menjaga Mama"
"Tapi aku tidak mau meninggalkan Mama jika Mama belum sembuh benar" Zio masih merasa khawatir dengan keadaan Mamanya itu.
Sonia mengenggam tangan Zio ia kembali memulai aktingnya agar Zio percaya padanya.
"Tidak apa Nak, Mama sudah lebih baikan. Mama juga akan merasa lebih baik jika kau bisa hidup rukun bersama Jihan" Sonia memandang sendu putra dan menantunya.
"Iya Zio, permintaan Mamamu cuma satu kau hidup bahagia" timpal Anggara
Zio menghembuskan nafasnya pelan saat ini di depan kedua orang tuanya lebih baik dia menjadi anak yang penurut ketimbang nanti Mamanya jatuh sakit. "Mama tenang saja, aku akan hidup rukun dengan Ji..han" Zio menekankan nama Jihan sambil menoleh ke arah samping dimana ada Jihan dengan senyuman yang penuh arti.
Jihan yang memahami arti senyuman Zio, ia tahu pasti Zio nanti merencanakan sesuatu padanya. Ia bersikap biasa saja dan mencoba membalas ucapan suami kulkasnya itu agar mati kutu didepan kedua orang tuanya.
"Tentu saja Ma Pa, kami akan hidup rukun. Bukan begitu Sua..miku.." Jawab Jihan yang menyebut Zio dengan panggilan suami. Sedangkan Zio membulatkan matanya saat mendengar Jihan menyebutnya dengan sebutan Suamiku.
Jihan yang melihat ekspresi Zio yang berubah, ia mengedipkan matanya seakan telah menang dari Zio.
"Baguslah Mama dan Papa nanti akan berkunjung kapan-kapan ke tempat kalian".
... ....
Saat ini Zio dan Jihan sedang berada di dalam mobil mereka hendak menuju apartemen Zio. Keduanya sama-sama diam, hingga mobil Zio berhenti tepat disebuah hotel.
Jihan mengerutkan keningnya, kenapa mereka berhenti disana, bukankah mereka akan ke apartemen tempat tinggal Zio.
"Kenapa kita ke sini ?" tanya Jihan penuh selidik pada Zio.
Zio tersenyum smirk saat Jihan bertanya padanya. Iya Zio berhenti disebuah hotel karena ingin menemui kliennya dari Canada.
"Aku ada urusan, kau tunggu saja di mobil atau kau pergi sendiri ke apartemenku !" jawab Zio ketus.
"Hei Tuan, mana ada yang seperti itu. Lagi pula aku tak tahu dimana apartemenmu !" Jihan tak terima jika harus pergi seorang diri ke apartemen Zio.
"Ya sudah tunggu saja disini !" perintah Zio, kemudian ia mengambil berkas dijok belakang kemudi.
"Apa Tuan lama di dalam sana ?" tanya Jihan lagi.
"Kau tunggu saja, tidak perlu banyak tanya !" Zio membuka pintu mobilnya dan menutup kasar pintu mobilnya. Iya malas jika harus menjawab pertanyaan tak penting dari Jihan, dan masuk ke dalam gedung hotel.
"Ehh..dasar suami kulkas !" gerutu Jihan pada Zio yang sudah keluar dari dalam mobil. Kemudian ia menurunkan kaca mobilnya, melihat Zio sudah disambut seorang laki-laki dan wanita yang mengenakan pakaian kerja. Mereka adalah Asissten pribadi Zio dan sekretarisnya.
"Oh ternyata itu asissten dan sekretarisnya Tuan sombong" ucap Jihan yang mengetahui mereka karena Sonia pernah menunjukkan siapa saja orang-orang yang harus Jihan ketahui mengenai Zio.
Tiba-tiba Jihan menangkap sebuah Ponsel diatas dasboard ternyata itu adalah Ponsel milik Zio. Sesaat kemudian Ponsel itu berbunyi menandakan telfon masuk.
Jihan mengambil Ponsel tersebut dilihatnya nama "My Cindy". "Bagaimana ini apa perlu ku angkat ?" Jihan bingung mau mengangkat telfon itu atau tidak.
Namun ponsel itu terus berdering Jihan merasa risih kemudian mengangkat panggilan itu.
"Hallo...."
keren bgt thor👍👍
bwt zio kurang ganteng thor
aku jg lama gk punya2 ank.
3 thn pernikahan br punya ank.
sedihnya tuh sm mulut2 gk berprikemanusiaan..jahara pedes rawit tenan.
kenaa kau