 
                            plakkkk.....
suara tamparan menggema.
b****h.... menjerat dia saja tidak becus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Marina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keluarga Cemara
Vano tidak tidur di kamarnya, karena dia takut tidak bisa menahan diri , akhirnya Vano tidur di kamar putranya.
Sampai keesokan harinya... Cinta bangun dan berjalan menyusuri rumah yang sangat besar itu, bisa di katakan sebuah mansion. Padahal ada lift, tapi Cinta lebih memilih untuk berjalan melewati anak tangga yang cukup banyak, sambil mengedarkan pandangannya...
Setelah sampai di bawah disana para pekerja sudah mulai melakukan tugasnya dengan baik, ada yang menyapu, mengelap debu di semua perabotan mahal milik suaminya,
"permisi....emmm dapur di mana ya?" tanya Cinta sopan pada pekerja yang sedang membersihkan debu dari dua buah guci besar yang berada di sisi anak tangga.
"nona Cinta...!" ucap pembantu tersebut terkejut, melihat istri dari majikannya sangat cantik.
Cinta tersenyum mengangguk...
"itu non...di sebelah sana" tunjuk pekerja pada ruangan di belakang tangga,
"terimakasih" ucapnya, lalu berjalan ke tempat yang pekerja tadi tunjuk....
Dan benar saja, setelah beberapa langkah berjalan... Cinta sudah sampai di dapur.
" selamat pagi non.... Cinta....!" sapa seorang pembantu yang usianya 50 an.
" pagi bik.... Bibi tahu namaku....?" tanya Cinta tersenyum.
" tentu saja.... sebelum tuan berangkat ke negara Nona untuk menikahi Anda, Tuan terlebih dahulu mengatakan kepada kami semua untuk bersiap-siap menyambut anda, tetapi sayangnya nona dengan Tuan pulang sudah larut malam, Jadi kami semua sudah tidur, maafkan kami...." sesalnya.
" tidak masalah...." jawab Cinta.
" nona....kenapa sudah ada di sini....?" tanya bibi neli... Sedikit terkejut, pasalnya nona muda nya ini mau menginjakkan kakinya di dapur, padahal dia anak orang kaya seperti yang tuan Vano bilang.
" tidak apa-apa bik, aku suka memasak, jadi kali ini aku ingin memasak....dan bibi bisa bantu aku, karena aku tidak tahu selera orang rumah ini" kata Cinta.
" apa tidak apa-apa non?" tanya bik Neli ragu....
"tentu saja bik...ayo" ...
Baik non....
Sementara sedari tadi , seseorang memandangnya tidak suka, dia adalah pengasuh Tian sedari Tian kecil, menggantikan perawat Tian karena harus kembali lagi ke rumah sakit.
Cinta dengan cekatan memasak menu makan sederhana untuk sarapan, karena dirumah nya dia sudah terbiasa...mama tirinya tidak membiarkan dirinya ikut makan saat papanya tidak ada, jadi Cinta masak sendiri... Setelah mengetahui kalau makanan yang Cinta masak, rasanya enak... nyonya Veronica jadi menyuruh Cinta untuk memasak setiap hari kalau tidak ada papanya.
Semua makanan sudah tertata rapi di meja makan, lalu Cinta pamit untuk ke kamarnya.
" aku akan ke kamar dulu bik....!" ucapnya ramah.
"baik non...." balasnya tersenyum, sambil mengelap membersihkan peralatan yang baru saja di gunakan untuk memasak.
kali ini Cinta berjalan lewat lift agar cepat sampai ke kamarnya.
Di sana dia melihat kalau suaminya sudah rapi dengan pakaian kerjanya, Vano mendekat dan memberikan dasinya..." apakah kau bisa memakaikannya...?" tanya Vano lembut, mereka pura-pura melupakan kejadian yang sangat memalukan semalam, seolah-olah kejadian semalam tidak pernah ada...kini mereka terlihat biasa.
Cinta mengangguk lalu meraih dasinya di tangan suaminya.
Vano sedikit membungkukkan badannya karena tinggi badan cinta yang hanya 165 cm, sedangkan dirinya 185 cm, perbedaan yang cukup jauh membuat Cinta berjinjit , berusaha mengikat dasinya agar terlihat sempurna.
Cinta menahan nafasnya, melihat mata indah itu tidak berkedip menatap dirinya, Cinta jadi salah tingkah.
" sudah...." wajahnya memerah menahan malu, karena itu terlalu dekat... Bahkan hembusan nafas Vano begitu tercium, sangat wangi dan segar.
"anda bisa menunggunya di bawah, aku akan berganti baju sebentar, karena ini.... Bau bumbu" ucapnya lalu berjalan ke kamar mandi dengan langkah cepat. Cinta benar-benar merasa malu, kejadian semalam saja belum lupa, di tambah pagi ini, begitu sangat dekat seperti tadi.
Di dalam kamar mandi, cinta memegang dadanya yang berdebar lebih kencang.
"huft...." cinta membuang nafasnya kasar...lalu mulai mencuci muka dan berganti pakaian. Lalu masuk ke kamar putranya yang ternyata sudah kosong.
Cinta segera turun, dan menuju ruang makan, ternyata suami dan putranya sudah menunggu dirinya di ruang makan.
" selamat pagi mami" sapa Tian ramah, terlihat wajah ceria di sana,.
Vano hanya menyunggingkan senyumnya tipis.
" pagi sayang" balas Cinta tersenyum ramah....kalau dari jauh mereka terlihat keluarga bahagia.
Cinta melayani suaminya dengan baik...
"Tian mau apa...? Tanya Cinta penuh perhatian membuat seseorang yang berdiri di belakang Tian mencebikkan bibirnya
" ayam goreng"
" maaf nona...tapi tuan muda terbiasa di suapi , selama ini tidak pernah makan sendiri " sela pengasuh Tian
Cinta tersenyum mendengar penuturan pengasuh putranya itu, lalu menoleh ke arah Tian.
"apakah Tian ingin mencoba makan sendiri...?" tanya Cinta lembut.
"maaf nona, tapi tuan muda sudah bersih, nanti akan belepotan kalau tidak di suapi " sanggah pengasuh nya.
Vano menatap tajam pengasuh tersenyum, agar diam.
Tian mengangguk...."mau....Tian mau makan ayam goreng pakai tangan, seperti Daffa dan Dayyan," Tian Kalau di rumah mommy selalu bebas, mommy nya tidak pernah menuntut agar selalu bersih, karena setiap menginap di sana, pengasuh nya tidak boleh ikut, berbeda kalau di rumah nya sendiri, Tian sering tertekan, begini begitu serba di larang, alasannya.... takut kotor.
"kalau begitu makanlah.... Kalau kotor nanti bisa di bersihkan" ucapnya lembut lalu mengambil ayam goreng upin Ipin pada piring Tian.
"terimakasih mami" ucap Tian penuh semangat.
Dengan senang hati, Tian melahap ayam goreng nya, begitupun dengan Vano dan Cinta, mereka makan dengan lahap.
"rasanya sangat lezat makanan yang di buat cinta" Vano sesekali melirik cinta yang sedang makan....
Setelah selesai, cinta membantu Tian untuk membersihkan mulut dan tangan nya dengan tissue basah sampai benar-benar bersih dan tidak bau amis... Seperti seorang ibu yang sudah berpengalaman, cinta sangat luwes membantu Tian, membersihkan juga merapikan seragam sekolah Tian.
Pemandangan indah menurut Vano.
sedangkan pengasuh itu menatap cinta penuh permusuhan "aku yang merawat nya sejak kecil, seharusnya aku yang menjadi mami nya Tian" ucapnya dalam hati menatap benci pada cinta.
"kalau begitu,kami berangkat dulu, nanti siang datang lah ke alamat yang aku kirimkan pada ponselmu bersama supir" kata Vano berjalan menuntun putranya.
"Tian berangkat dulu mami....mami baik-baik di rumah" tuan mencium punggung tangan maminya, tapi enggan untuk melangkah...
"papi kenapa tidak mencium mami, seperti mommy...?" tanya Tian yang membuat cinta tersentak.
lagi-lagi...Tian menyebut mommy, apa memang mommy nya Tian masih sering kesini
Sedangkan Vano tersenyum lalu mendekat ke arah cinta.
Cup....
Tanpa aba-aba, Vano mengecup kening cinta sesaat, lalu berjalan ke mobilnya bersama Tian .... membiarkan cinta masih terdiam, belum sadar karena mendapatkan serangan mendadak.
lanjut kak
lanjut berkarya kak
lanjut kak
mak dan anak sama sama toxic parasit
nanti saat sekertaris affan mengundurkan diri juga pasti alea akan merekomendasikan diisi oleh nesya😄
lanjut kak