bekerja di sebuah perusahaan besar tentunya sebuah keinginan setiap orang. bekerja dengan nyaman, lingkungan kerja yang baik dan mempunyai atasan yang baik juga.
tapi siapa sangka, salah satu sorangan karyawan malah jadi incaran Atasannya sendiri.
apakah karyawan tersebut akan menghindar dari atasan nya tersebut atau malah merasa senang karena di dekati dan disukai oleh Atasannya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Halaman Dua Belas
***
Bu Arumi memperkenalkan satu persatu keluarga nya, ada Pak Asraf selaku Opa Maxim dari Papa nya. Bu Bunga, Oma Maxim sekaligus Istri dari Pak Asraf. Keduanya masih tinggal di Jakarta dan masih satu perumahan dengan Pak Bara.
Selanjutnya ada Bu Ivana dan Pak Barga, orang tua dari Seina, Pak Barga merupakan Kakak Pak Bara, tapi bukan Kandung. karena Pak Barga anak angkat Pak Asraf dan Bu Bunga, tapi hubungan mereka sangat baik dari kecil sampai Sekarang.
Sebenarnya Pak Barga ini sepupunya Pak Bara, karena memang Aslinya Pak Barga anak dari adik nya Pak Asraf.
Dimana orang tuanya pak Barga meninggal dunia karena kecelakaan saat usianya Pak Barga empat tahun.
Makanya sekarang tinggal di Bandung, karena harus meneruskan perusahaan peninggalan Orang tuanya.
Setelah Sesi perkenalan, baru mereka memulai acara Makan Malam nya dengan Khidmat tanpa ada yang bicara, Laudya malah semakin Gugup bahkan tangannya juga semakin dingin dan berusaha mengendalikan kegugupan nya itu.
Di saat orang-orang pada fokus pada Makanan nya, Maxim menggenggam kedua tangan Laudya.
“Semuanya akan baik-baik saja, dan mereka menerima kehadiran kamu.” Bisik Maxim.
Karena takut ketahuan, Maxim melepaskan genggaman nya. Dan meminta Laudya untuk segera Makan.
Setelah Selesai Makan Malam, Pak Asraf meminta mereka untuk berkumpul di Ruang tengah.
“Nak Laudya ini sudah lama atau masih baru jadi Sekretaris nya Maxim?” Tanya Bu Bunga.
“Baru beberapa Minggu, Oma.” Jawab Laudya.
“Nyaman kamu kerja sama Maxim?” Tanya Pak Asraf.
“Di nyaman-nyamanin, Opa. Soalnya memang lagi butuh pekerjaan.” Jawab Laudya dengan kegugupan nya.
“Kalau jawaban nya gini pasti Maxim sering Paksa kamu kan ya? Soalnya Opa tahu betul Cucu Opa itu seperti apa.” Ucap Pak Asraf.
Maxim tidak terima dengan jawaban Laudya, saat Maxim menatap tajam Laudya tapi sudah keburu di tegur oleh Opa nya.
“Maxim jaga mata kamu, sama perempuan kok gitu natapnya.” Tegur Pak Asraf.
“Apasih Opa, Maxim gak ngapa-ngapain ya.” Elak Maxim.
Kebetulan posisi duduknya itu Laudya berhadapan dengan Maxim, ia duduk di samping Seina dan Bu Arumi.
“Nanti Kalau kamu tertekan kerja di perusahaan Om Aja, kebetulan ada posisi yang lagi kosong.” Ucap Pak Barga.
Maxim menatap kesal Om nya, kemudian kembali menatap Laudya. “Jangan mau, paling jadi karyawan biasa.”
“Bukan ya, Kalau Laudya mau bisa di tempatkan di bagian HRD.” Balas Pak Barga.
“Kalian ini malah pada ribut masalah kerja.” Ucap Bu Bunga.
Laudya hanya bisa diam, kalau di tanya ya jawab. Tapi kalau tidak ada yang bertanya maka akan diam dan seperti nya lebih aman hanya menyimak saja.
“Mumpung besok hari Minggu, gimana kalau kamu nginap aja disini.” Ucap Bu Arumi kepada Laudya.
“Maaf Tante, seperti nya tidak bisa. soalnya besok pagi masih ada pesanan Catering. Jadi mau bantu Ibu.” Tolak Laudya.
Untuk soal menginap, walaupun di paksa ia akan tetap Menolak. karena Laudya ini orangnya tidak terbiasa Tidur di tempat orang kecuali penginapan.
“Jadi ibu kamu punya usaha Catering?” Tanya Bu Ivana.
“Iya Tante, tapi cuma dari Rumah. usaha kecil-kecilan aja.” Jawab Laudya.
“Ya Gapapa kalaupun di Rumah, Setiap Minggu Tante itu selalu pesan Catering buat acara Arisan. Sayang banget kita gak tinggal satu kota, kalau tinggal satu kota sudah pasti Tante akan pesan di Ibu kamu.” Ucap Bu Ivana.
“Bisa pesan kue juga?” Tanya Bu Bunga.
“Bisa Oma, kalau Kue bisa di paketin juga ke luar kota. Tapi Khusus cuma pas bulan Ramadhan sampai Idul Fitri.” Jawab Laudya .
“Kalau gitu Nanti Tante Ikut pesan ya kalau udah masuk bulan Ramadhan.” Ucap Bu Ivana.
Karena hanya para perempuan yang terus bicara, membuat para lelaki pindah ruangan lain.
.
Laudya di antar Pulang saat Jam setengah Sebelas Malam, dana sampai rumah jam Sebelas Malam.
Bukan hanya Maxim saja yang mengantarnya Pulang, ada Seina juga. Dan itu di suruh oleh Bu Bunga. katanya biar nanti pas kembali pulang, Maxim tidak ke Apartemen nya.
Karena sudah Malam mungkin dan terlihat lampu rumah Laudya sudah padam, pertanda sudah pada tidur. Sehingga Maxim dan Seina langsung pamit pulang.
Laudya Membuka Pintunya dengan menggunakan Kunci yang ia selalu bawa, Ibu dan Adik nya juga begitu kalau kemana-mana selalu Bawa Kunci lain agar mempermudah kalau tiba-tiba mereka pulang tapi Pintu rumah dalam keadaan terkunci.
Laudya masuk ke dalam dengen memelankan langkah Kakinya, sebelum masuk ke dalam kamarnya. Ia lebih dulu memeriksa Ibu nya di dalam kamar.
Laudya sedikit membuka Pintu kamar ibunya, dan ternyata Bu Mayang sudah tidur. Laudya memeriksa ponselnya, ternyata tidak ada pesan dari ibu nya kalau beliau mau tidur duluan.
Setelah melihat Ibu nya, baru Laudya pergi dan masuk ke dalam kamarnya. Ia langsung ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaian tidur nya.
“Huuffh, Akhirnya lega juga.” Ucap Laudya.
Selama di Mansion Orang tua Maxim, Laudya merasa tidak nafas saat bergabung dengan keluarga Maxim.
Bahkan tangannya sampai Sekarang masih agak kerasa dingin, “Pasti mereka juga ngerasain tangan Gue dingin pas salaman.”
Dan beruntung nya tidak ada yang menyinggung soal tangannya yang dingin, mungkin karena mereka juga tahu kalau orang lagi gugup pasti tangannya ikut Dingin.
“Syukurnya mereka pada baik, tapi yang jadi pikiran itu kenapa tiba-tiba Gue bisa di undang Makan Malam? Apalagi orang luarnya cuma Gue doang.” Gumam Laudya.
Dan Orang-orang disana tadi tidak ada yang menjelaskan soal Undangan Makan Malam itu, saat ngobrol juga yang di bahas malah kemana-mana. Selalu ganti topik tidak membahas satu topik.
*
Walaupun semalam tidur di jam Setengah satu Pagi, tapi kini Laudya sudah Bagun lagi di jam Empat Pagi untuk memasak.
“Semalam Ibu ketiduran pas nunggu kamu pulang.” Ucap Bu Mayang.
“Pantas Ibu gak ngasih tahu Kakak sebelumnya kalau mau tidur duluan.” Balas Laudya.
“Memangnya semalam sampai Rumah jam berapa?” Tanya Bu Mayang.
“Jam sebelas, sebenarnya dari jam Setengah Sembilan juga sudah selesai Makan Malam nya, yang lama itu bincang-bincang nya.” Jawab Laudya.
“Mereka baikkan?”
“Baik, sempat takut sama terkejut juga. Kakak kira cuma orang tuanya Pak Maxim sama Seina aja, sepupunya Pak Maxim. Eh ternyata ada Oma Opa nya juga terus ada orang tuanya Siena juga.”
“Syukur kalau memang mereka baik, Ibu itu takut mereka tidak terlalu suka sama kakak.” Ucap Bu Mayang. Dan Laudya hanya menanggapi nya dengan senyuman saja.