"Killa, Astaghfirullahalazim. Kenapa rambut Lo jadi bondol gitu?" Pekik seorang wanita paruh baya berdaster lengkap dengan hijab instan yang menutupi rambut dua warna yang termakan usia, kala melihat cucu nya merubah drastis penampilan nya setelah di khianati kekasih nya yang terkenal alim di lingkungan rumah mereka, namun bisa menghamili sahabat nya sendiri dengan dalil khilaf.
Gadis cantik berambut pixy cut dengan warna merah maroon itu hanya menampilkan cengiran yang lagi-lagi membuat wanita membuat wanita paruh baya itu beristighfar bahkan nyaris pingsan, mana kala melihat sikap gadis bernama Syakilla Humairah yang terkenal santun dan lemah lembut itu berubah 360° menjadi tomboy dan bar bar, ketika dengan santai nya gadis berusia dua puluh tahun itu berucap "Emang Killa pengen kaya gini dari dulu, Mak!"
Apakah Syakilla sengaja merubah penampilan nya karena sakit hati, atau memang sejak dulu Syakilla memang ingin kembali menjadi diri nya sendiri?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Choco 33, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Kode Tipis Tipis
Suasana Flower Cafe tampak ramai seperti biasa nya. Dua pasang anak manusia kau tengah duduk bersama di sudut cafe menunggu seseorang yang sejak setengah jam lalu berjanji akan menemui salah satu di antara mereka.
"Sudah mau Isya. Ini sudah terlalu lama, dan rasa nya Ayah dan Ibu Saya akan marah kalau Saya masih belum pulang ke rumah sebelum jam sembilan ini!"
Suara tegas nan lembut itu menguar ketika orang yang berjanji akan datang itu masih belum juga menunjukkan batang hidung nya sejak mengiyakan janji temu yang Abian ajukan.
"Tunggu sebentar lagi ya Dek_"
Brak
Belum juga Abian selesai berucap Nimas sudah menggebrak meja dengan kencang, namun tidak ada raut wajah kesakitan di sepasang dua bola mata yang menantap tajam sesaat Abian.
Abian meringis kala melihat sorot mata penuh amarah Nimas kepada nya, sementara Syakilla mengusapi pelan dada nya dari dalam hijab yang di kenakan nya karena terkejut akan gebrakan meja Nimas barusan, Arsenio bahkan sempat berteriak mengucapkan Istighfar ketika Nimas menggebrak meja tadi.
"Kamu pikir seberapa berharga nya menunggu wanita itu, hah. Bisa saja Kamu memang sengaja mengulur waktu dan tidak menutup kemungkinan kalau Kamu sengaja menutupi hubungan Kamu dengan wanita itu karena takut keluarga Kamu tidak bisa menerima wanita itu!"
Kedua bola mata Abian membulat dengan sempurna, tuduhan Nimas sungguh sungguh membuat nya marah, namun marah tersebut bukan tertuju kepada Nimas, tetapi kepada sosok yang sejak setengah jam lalu di tunggu oleh mereka berempat.
Arsenio hanya mengangkat kedua bahu nya seolah menjawab tanya dalam sorot mata Arsenio yang memelas kepada nya.
"Urusan kita selesai sampai di sini. Cabut lamaran yang Kamu ajukan kepada keluarga Saya. Dan Kamu tunjukkan wajah Kamu lagi di hadapan Saya juga keluarga Saya!".
Nimas beranjak dari duduk nya, dan segera berjalan meninggalkan meja yang sejak tadi ditempati nya bersama Syakilla, Arsenio dan Abian.
"Jangan!" Abian menarik lengan gamis Nimas, hingga membuat gadis itu marah dan menepis kasar tangan Abian.
"Jangan lancang Kamu!" Bentak Nimas, hingga mengundang perhatian beberapa pengunjung lain nya di dalam cafe.
"Please Dek. Abang cuma mau Kamu dengerin penjelasan Abang dulu!" Abian sedikit menaikkan nada bicara nya kepada Nimas agar Nimas mau mendengarkan penjelasan nya, karena sejak tadi Nimas selalu saja menolak penjelasan yang Abian berikan, dan lebih meminta agar semua penjelasan Abian itu harus ada oknum wanita yang sudah mendamprat juga menghina nya itu, agar Nimas yakin kalau apa yang di ucapkan Abian benar ada nya dan Nimas bisa yakin kalau Abian tidak seburuk apa yang di pikirkan nya selama ini.
"Kalau Kamu berani Kita selesaikan urusan ini bersama keluarga Kita." Tantang Nimas seraya memasang wajah mengejek yang terlihat jelas dari sorot mata nya kepada Abian.
"Dan jangan lupa, Kamu harus bawa wanita itu, agar Saya percaya kalau apa yang Kamu ucapkan benar ada nya!"
Seulas senyuman nampak di wajah Abian, setelah Nimas berucap, hingga dengan penuh percaya diri pria itu pun berkata,
"Apa itu menjadi kode tipis tipis kalau Adek menerima lamaran Abang?"
Nimas tertawa kecil mendengar ucapan juga raut wajah sumringah Abian saat berucap.
"Dalam mimpi mu!. Ayo Syakilla kita pulang. Kita biarkan pria ini menunggu kekasih hati nya di sini sendirian!" Nimas membalikkan tubuh nya setelah melihat Syakilla dan Arsenio pun beranjak dari duduk mereka bersiap pergi meninggalkan Abian.
"Eeh. Ya nggak gini juga konsep nya Dek!"
Abian pun ikut beranjak mengikuti langkah Nimas yang berjalan beriringan sambil bergandengan tangan dengan Syakilla, sementara Arsenio terlihat berdecak kesal karena lagi-lagi Nimas mensabotase Syakilla seperti saat mereka pergi ke cafe, dimana Nimas memaksa Syakilla untuk ikut bersama nya sementara Arsenio membawa mobil nya sendiri karena Abian membawa motor sport tunggangan sehari-hari nya untuk berangkat ke cafe tadi.
"Semau gara-gara Kamu!" Arsenio menggerutu kembali kepada Abian.
"Segera selesaikan urusan Kamu dengan Nimas, jangan lupa bawa Si Nami juga Yoga buat jelasin apa yang Nimas lihat!"
Abian hanya bisa mengangguk pasrah akan petuah Arsenio.
.
Minggu yang cerah, secerah mentari pagi yang mulai bersinar.
Seperti kebiasaan nya setiap pagi yang selalu menyapu halaman rumah Emak Aminah, kali ini pun Syakilla kembali melakukan rutinitas itu setelah Syakilla selesai membuat sarapan berupa nasi ulama kesukaan Emak Aminah.
"Eh masih pagi udah keluar aja nih pelakor!"
Syakilla mengabaikan ucapan tetangga julid nya si Juwita yang kalau sehari nggak roasting hidup Syakilla itu kaya nya Juwita akan sawan.
"Masih punya muka aja. Belum kelar ganggu rumah tangga adik nya, eh sekarang malah ganggu hubungan kakak nya sampai putus sama tunangan nya yang pengusaha konveksi!"
Cibiran Juwita masih saja di abaikan oleh Syakilla yang memang sudah di wanti wanti Emak Aminah untuk menjaga ucapan kalau Juwita mulai menganggu nya, tapi kalau sudah kelewatan Emak Aminah mengizinkan cucu kesayangan nya itu untuk membalas ucapan Juwita.
"Udah numpang nggak tau diri. Bikin malu orang sekitar. Bisa-bisa nya jadi pelakor di keluarga Zahra, kaya nggak ada stok laki-laki aja semua calon keluarga Si Zahra masih aja di embat, sok kecakepan Lo!"
Syakilla masih saja mengabaikan ucapan nya Juwita selama Juwita tidak mengucapkan nama nya, Syakilla pun tidak menyahuti semua ucapan juga tuduhan Juwita toh semua ucapan Juwita hanya di anggap tong kosong nyaring bunyi nya.
"Heh, Lo budek Syakilla!" Sentak Juwita kesal karena semua ucapan berisikan hardikan itu di abaikan oleh Syakilla.
Syakilla menghentikan menyapu halaman rumah Emak Aminah, dengan santai gadis itu melihat kearah Juwita yang menatap nya penuh amarah.
"Lah, Lo ngomong sama Gue, Juhi?. Gue kira Lo lagi belajar ngomong!" Syakilla tertawa kecil menanggapi ucapan terakhir Juwita.
"Musti nye Elo ngomong kalau orang yang dari tadi Elo ocehin itu Gue. Jadi Gue tau kalau Elo lagi julidin Gue, Juhi. Hehehe" Seloroh Syakilla yang meneruskan kembali menyapu halaman rumah Emak Aminah yang sebentar lagi selesai.
"Dasar pelakor nggak punya otak!. Udeh laki nya Zahra mau Lo rebut. Sekarang tunangan nya Kak Aaliyah Lo sosor, nggak punya malu Lo Syakilla!"
Tawa Syakilla menguar menertawakan ucapan Juwita.
"Heh Juhi. Kalau punya mata tuh Elo liat. Punya kuping Lo denger, punya otak tuh Elo pake, punya hati tuh bersih jadi Lo nggak syirik, julid sama dengki aje sama orang!" Dengan santai Syakilla berucap.
"Lo liat pake mata Lo kan kalau selama ini yang nguber Gue itu Si Isal laki nye Si Zahra bukan Gue. Lo denger sendirikan Si Isal suka teriak teriak pengen balikan sama Gue dan nyerein Zahra!",
"Masalah Kak Aaliyah sama Kak Nio Lo juga uda pasti denger kan kalau selama dua taun hubungan mereka, Kak Aaliyah udah bohong ke Kak Nio dengan ngaku jadi cucu nye Emak Gue, gara-gara Emak Gue nolongin Kak Nio kecelakaan, dan Kak Aaliyah memaksa Kak Nio buat jadi pacar juga calon tunangan nya Die dengan alesan balas budi?,"
"Pake otak Lo buat mikir siape harus nye Elo katain!"
################################
Jangan lupa like dan komen nya ya Kak
apa namanya Syakila