"Kalo sudah malam, jangan keluar rumah ya ndok. Nanti di bawa kuntilanak!"
~~
"Masalah nya bukan di kamu, tapi di dia."
~~
"JADI SELAMA INI EYANG!??"
Dara, adalah seorang gadis yang baru saja lulus sekolah SMA, dia tidak langsung melanjutkan studi karena orang tua nya terkendala biaya. Dara lalu di titipkan pada Eyang nya yang Dara sendiri tidak pernah tau kalau dia punya eyang, dia di kirim ke kampung yang entah itu dimana.
Dan di sanalah Dara mengalami semua kejadian yang tidak pernah dia alami sepanjang hidup nya, dia juga mengetahui rahasia tersembunyi tentang keluarga nya yang tidak pernah dia sangka..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 34. Sebuah petunjuk dari mimpi
Dara duduk saat ini, tapi tangan nya masih belum mau di lepaskan. Karena Dara bilang masih merasa ada yang aneh dengan tubuh nya, akhir nya Amar dan pak Kyai meruqyah Dara.
Aneh nya Dara tidak bereaksi apapun, seolah memang tidak ada yang masuk ke dalam dirinya, tapi Dara masih tetap kukuh bahwa ada yang aneh di dalam dirinya.
"Sekuat - kuat nya bangsa jin, mereka tidak akan tahan dengan bacaan ruqyah nak, kamu tidak apa - apa sebenar nya." Ujar pak Kyai.
"Nggak kyai, aku bisa denger suara aneh.. aku denger suara keramaian." Ujar Dara.
Mendengar itu pak Kyai terdiam dan mencerna apa yang sebenar nya Dara alami, sepertinya indra Dara semakin tajam terbuka, kini Dara bisa mendengar suara mereka yang tak kasat mata.
Sebelum nya.. Sebelum Dara di ikat, saat setelah dia pingsan di kamar nya dan di gotong oleh bi Lastri dan bi Endang, Dara tiba - tiba sadar dan membuka matanya. Tatapan nya menghitam dan setelah nya Dara langsung berjalan keluar dari rumah tanpa bi Lastri dan bi Endang tau.
{Flashback on}
"Lastri, coba liat Dara.." Ujar Eyang.
"Non Dara di kamar nya, Yang." Ujar bi Lastri.
"Coba liat dia! Sekarang liat dia, cepat!" Ujar Eyang dengan panik.
"I- iya eyang." Ujar bi Lastri.
Yang merasa justru eyang nya, eyang nya yang berada di kamar malah merasakan ada yang tidak beres dan langsung meminta bi Lastri yang sedang menemaninya untuk mengecek Dara. Dan yang terjadi adalah Dara hilang sampai bi Lastri dan bi Endang mencarinya.
Dan setelah berputar - putar di dalam rumah, bi Endang memutuskan keluar daei rumah dan mencari Dara di luar, dan saat itulah bi Endang melihat Dara yang sedang melakukan gerakan aneh. Tangan nya menekuk dan kepalanya bergerak kesana kemari seolah berancang - ancang untuk lompat. Menyadari itu bi Endang langsung lari dan menangkap Dara sebelum Dara sungguhan lompat.
"Non ya Allah! Non sadar non!!" Ujar bi Endang.
"HAARRGHH!!! LEPAS!!!" Teriak Dara.
"Non Dara sadar nonnn.." Bi Endang mencoba menahan Dara meski Dara masih terus memberontak.
Terjadi saling dorong antara Dara dan bi Endang, sampai bi Lastri datang dan membantu bi Endang untuk menangkap Dara.
"ANAK IKI HARUS IKUT AKU!! LEPAS! LEPAS! LEPAS!!" Teriak Dara, suaranya Dara bahkan beda.
"Haaarrgghhh!!!! Koe - koe kabeh gak akan ada yang bisa menghalangi aku, HAHAHAHAHA.." Dara meronta dengan kuat.
Tenaga nya berkali - kali lipat lebih kuat sampai bi Lastri dan bi Endang kualahan untuk menahan, tapi saat itu juga Alhamdulillah nya Amar datang kembali bersama dengan pak kyai. Amar langsung turun dari mobil dan berlari menghampiri Dara yang sedang meronta - ronta.
Dan setelah nya mereka tidak memiliki pilihan lain selain mengikat Dara agar tidak lari. Dara di ikat lalu di ruqyah sampai akhir nya dia pingsan setelah kelelahan di ruqyah.
{Flashback off..}
"Saya rasa kamu makin peka, nak." Ujar pak Kyai.
"Peka bagaimana, kyai? ini serem, aku bisa denger banyak suara." Ujar Dara.
"Iya nak, kamu semakin peka. Kemampuanmu merasakan mereka makin kuat, tidak apa - apa jangan takut.." Ujar kyai.
"Bi, tolong lepaskan Dara." Ujar kyai pada bi Lastri.
"Nggih, kyai." Ujar bi Lastri.
Ikatan tangan Dara pun di lepas, dan ya.. tidak ada lyang terjadi lagi. Dara sudah baik - baik saja, dan saat itu juga Amar memberikan sebotol air yang sudah di doakan.
"Minum dek." Ujar Amar.
"Makasih bang." Ujar Dara, lalu meminum nya.
"Mhhpp! Kok rasa nya aneh." Ujar Dara.
"Aneh bagaimana?" Tanya Amar
"Rasanya kayak darah, bang." Ujar Dara.
"Itu karena tadi kamu muntah darah, kamu juga mengeluarkan darah dari mata." Sahut Amar dan Dara terkejut.
"Darah??" Ujar Dara terkejut, dan Amar mengangguk.
"Pelan - pelan saja, nanti rasanya juga hilang." Ujar Amar, dan Dara mengangguk.
Dara kembali meminum lalu berkumur dan dia berlari menuju kamar mandi untuk memuntahkan nya, Dara minum lagi dan memuntahkan nya lagi sampai tiga kali barulah rasa darah di mulut nya hilang.. Setelah di rasa rasa darah di mulut nya hilang Dara pun kembali keluar dari kamar mandi.
Dara kembali duduk di ruang tamu bersama Amar dan yang lain nya, hari sudah sore saat itu dan Dara merasa dia harus menceritakan perihal mimpi nya pada kyai dan Amar.
"Kyai, aku mua cerita sesuatu." Ujar Dara.
"Cerita apa, nak?" Tanya kyai.
"Semalam.. aku mimpi aneh. Aku mimpi ketemu sam kakek - kakek yang menyuruh aku untuk cari bungkusan merah yang di tanem di dalam tanah, terus aku di suruh cari keris eyang. Dua hal itu harus di hancurin.." Ujar Dara.
"Aku nggak tau itu cuma mimpi atau apa tapi sepertinya itu petunjuk." Ujar Dara lagi.
"Sepertinya ini petunjuk.." Ujar bi Lastri tiba - tiba.
Semua orang pun menatap bi Lastri, bi Lastri berjalan menuju ke arah Dara dan menggenggam tangan Dara.
"Cari non, eyang memang punya satu keris. Eyang sendiri yang merawat nya, di ruwat setiap malam tertentu dan ndak mengijinkan bibi atau siapapun menyentuh nya." Ujar bi Lastri.
"Bibi yakin ini petunjuk non." Imbuh bi Lastri lagi.
"Ruatan macam apa, bu?" Tanya Kyai.
"Saya sendiri ndak tau Kyai, dulu tiap malam tertentu eyang tidak mengijinkan siapapun masuk ke kamar nya, eyang bilang harus meruwat keris. Selama eyang melakukan nya, tidak ada yang boleh masuk." Ujar bi Lastri.
Kyai dan Amar saling pandang sekarang, sepertinya mereka tau sekarang barus memulai dari mana..
"Kalau begitu kita akan memulai mencarinya." Ujar pak Kyai..
BERSAMBUNG..
sebelum dibawa ke masjid pasti bakalan banyak drama... "mereka-mereka" nggak bakalan diem aja kalau eyang dibawa keluar dari rumah itu...👻👻👻
Deket banget manggilnya Abang amar
lebih intimate ,
dara bermimpi eyang makan jeroan
sedang dalam nyata
dara yang hendak makan jeroan bi lastri
keris nya kemana ,kunci nya
blm terangkai akan Nemu titik terang