Arazey Ivanka seorang mahasiswi kedokteran yang saat ini berada di semester lima, tengah menjalani masa magang disebuah rumah sakit terbesar dikota nya
Semuanya berjalan begitu lancar, sampai saat ia mendapatkan seorang pasien pria dengan usia matang yang saat itu tengah terluka parah. Dari situlah kehidupan dizona nyaman nya berubah menjadi lebih menyeramkan dan lebih terkekang
•Jika ada kesamaan judul cerita, cover, atau nama mohon dimaklumi
•Ikuti kisahnya hanya disini.. Happy reading🫂👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri_923, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-23-
Kembali lagi ke kamar dimana Arazey pernah tiduri bersama dengan Grey. Tentu saja kamar Grey yang memiliki desain unik serta mewah namun cukup menyeramkan
Kini Arazey tengah membantu Bram untuk membaringkan tubuh Grey yang setengah sadar itu. "Sejak kapan om Grey sakit, kak?" tanya Arazey pada Bram
Usia mereka memang terpaut tidak terlalu jauh hanya berselisih 5 tahun saja, maka dari itu Arazey memilih untuk memanggilnya dengan sebutan ’Kakak‘
"Boss sudah mulai merasakan pusing sejak seminggu yang lalu, nona" jelas Bram
"Lalu kenapa tidak diobati? Atau memeriksa kerumah sakit?"
"Boss tidak mau, jujur saja sebenarnya Boss paling anti dengan yang namanya rumah sakit"
"Tidak suka dengan aroma khas rumah sakit kah?" tanya penasaran Arazey
Bram pun langsung mengangguk. "Tapi itu hanya bagian kecilnya saja, ada sebuah kejadian yang membuat boss anti dengan rumah sakit"
"Kejadian apa?"
"Maaf nona, saya tidak bisa menceritakan nya tanpa izin dari boss"
"Emm baiklah maafkan aku jika banyak bertanya, kak" ujar tidak enak Arazey, lalu langsung mendapatkan gelengan dan senyum tipis dari Bram
"Tidak apa nona, sepertinya anda harus lebih banyak bertanya tentang boss mulai sekarang"
Arazey hanya terdiam bingung saat mendengar penuturan Bram, hingga saat ingin bertanya tiba-tiba saja Grey bergumam lirih memanggilnya. "Honey"
"Iya aku disini om" tutur lembut Arazey seraya duduk ditepi kasur
Melihat itu Bram pun terkekeh dan berkomentar dalam hati. "Sepertinya nona sudah terbiasa dipanggil dengan sebutan honey"
Setelah selesai dengan batin nya, Bram pun langsung berpamitan pergi karena tidak ingin menjadi lalat diantara keduanya. "Boss, nona. Saya izin keluar"
"Lho mau kemana kak?"
"Saya akan menunggu diluar saja nona" jelas Bram menahan senyum nya
"Tidak usah kak, mungkin sebentar lagi aku akan pulang" sahut cepat Arazey dan langsung mendapati gerakan cepat Grey yang kini menaruh kepalanya dipangkuan Arazey dan memeluk erat pinggang nya
"Om!" pekik kaget Arazey
"Jangan kemana-mana" lirih Grey
"Aku harus pulang, ini sudah malam dan mama sama papa pasti nyariin aku"
"Tenang saja nona, tadi saya sudah menghubungi tuan Alex dan meminta izin untuk nona merawat Boss disini" jelas Bram tanpa diminta
"Lho lho kok ga nanya aku dulu? Belum tentu aku setuju kak!"
"Jadi anda tidak setuju nona?," sahut sedih Bram. "Kasihan sekali setiap sakit boss tidak ada yang mengurus dan menyayangi nya" lanjutnya lagi seraya menunduk sedih
Melihat dan mendengar penuturan Bram serta tubuh Grey yang kini terbaring lemah, membuat dirinya merasa tidak enak karena berkata seperti itu
"Bukankah ada kak Bram yang mengurusnya disini?"
"Malam ini saya benar-benar tidak bisa merawat boss"
"Kenapa?" tanya bingung Arazey
"Ibu saya sedang sakit, jadi saya harus pulang cepat malam ini"
Arazey pun langsung terdiam menatap raut sedih Bram, hingga akhirnya terdengar helaan nafas yang sedikit kasar. "Huft, baiklah kakak pulang saja, biar aku yang merawat om Grey"
"Nona mau?" ucap tidak percaya Bram
"Iya kak, lagipula ibu kakak lebih penting dari pada boss menyebalkan ini" sinis Arazey diakhir kalimat
Bram pun lagi-lagi menahan kekehan nya, dan langsung membungkuk hormat sebelum benar-benar pergi dari kamar itu
-
-
Sepi, hening, dan membosankan itulah yang Arazey rasakan saat ini. Pria yang menjadikan pahanya sebagai bantalan sepertinya kembali tertidur pulas, tetapi tidak melonggarkan pelukan dipinggangnya sedikit pun
"Om" panggil pelan Arazey seraya menggoyangkan pelan lengan panas Grey
Menggeliat pelan lalu Grey pun membalas panggilan Arazey dengan deheman nya. "Hmm"
"Pindah, jangan seperti ini posisi nya nanti leher om sakit"
Bukan nya menjawab Grey malah menggelengkan kepalanya sebagai tanda tidak mau atau tidak setuju
"Baiklah. Om sudah makan?" tanya Arazey lagi. Grey pun kembali menggeleng di iringi helaan beratnya
"Kenapa belum? Dan dari kapan om belum makan?"
"Gak enak" jawab pelan Grey dengan suara seraknya. Lantas Arazey pun langsung mengusap pelan rambut Grey
"Bangun dulu om dan berbaring yang benar, aku mau buatin bubur dulu"
Lagi, lagi dan lagi Grey pun menggeleng lalu bergumam. "Gak enak"
"Lalu mau makan apa?"
"Kamu". Mendengar kata itu keluar dari mulut Grey, refleks Arazey menampar lengan Grey
Plak!
"Aww sakit honey" pekik pelan Grey
"Sudahlah, cepat pindah aku mau masak buburnya"
Menggeser sedikit posisi kepalanya lalu Grey menatap sayu wajah Arazey. "Emang kamu tau dimana dapurnya?"
Mendengar pertanyaan itu Arazey pun menggeleng dengan wajah menggemaskan nya yang berhasil membuat Grey terkekeh pelan
"Ayo bantu aku bangun, nanti aku antar" tutur Grey seraya hendak bangun. Tetapi dengan cepat Arazey pun menahan pergerakan nya
"Om masih lemas dan masih pusing, jadi tunggu disini aja ya? Dan cukup tunjukkan disebelah mana dapurnya"
"Aku sudah lebih baik, jadi ayo bantu papah aku saja"
"Jangan macam-macam deh om, nanti kalo om pingsan gimana?" kesal Arazey
"Gak akan honey, aku 'kan kuat" elak Grey seraya bangun. Perlahan namun pasti akhirnya kini Grey sudah duduk dengan bantuan Arazey yang menompang tubuhnya
"Beneran om bisa?" tanya tidak yakin Arazey saat melihat raut Grey yang sepertinya menahan sakit di kepalanya
"Bisa honey, ayo papah saja". Grey pun merentangkan tangannya bak seorang bayi yang ingin digendong oleh ibunya
Arazey pun langsung melingkari sebelah tangan Grey dilehernya lalu melingkari tangan nya sendiri dipinggang Grey dan mulai membantu nya untuk berdiri
Sedangkan Grey? Kini pria kekar yang tengah sakit itu tidak menyia-nyiakan kesempatan, dimana kini tangannya seketika melingkar sempurna dileher Arazey seperti seorang musuh yang ingin mencek*k leher musuhnya, dan sedetik kemudian satu kecupan basah mendarat dipipi Arazey
Cup!
Melotot kaget lalu Arazey memekik cukup keras. "Om Mes*um!". Tak lupa satu pukulan Arazey layangkan diperut keras Grey
Bughhh!
Tetapi sayang, bukannya kesakitan seperti ekspetasi dia melainkan Grey malah tergelak dengan tawanya saat merasakan pukulan yang tidak terasa apapun
"Barusan kamu memukul atau mengusap?" ledek Grey
"Ishh ngeselin! Udah ah aku ga mau bantuin om lagi!" kesal Arazey hendak melepaskan tangan Grey dileher nya
Tetapi dengan cepat Grey pun menahan hingga tangan itu tidak bergerak sedikit pun. "Lepas om!"
"Maaf honey, aku hanya bercanda"
"Bercanda nya sangat merugikan pipi aku!"
"Eoh? Memang nya kenapa?"
"Masih nanya kenapa?," geram Arazey menatap tajam Grey. "Barusan om c*um pipi aku sampai basah gini!" lanjutnya galak
"Itu bukan c*uman sayang, tapi kecupan" Ucap Grey membenarkan
"Sama aja!"
Menaikkan sebelah alisnya, lalu Grey menjawab. "Sama apanya hmm?"
"Sama-sama kena bibir!" ketus Arazey
Secepat kilat Grey pun langsung menghadapkan tubuh Arazey kearahnya lalu memegang kedua pipi Arazey
"Om!"
"C*uman dan kecupan jelas berbeda honey, mari aku tunjukkan". Sedetik kemudian bibir panas Grey langsung menempel di bibir Arazey dan tanpa jeda Grey pun langsung mellumat bibir itu
...----------------...
Seeyou next part😘jangan lupa dukungan manisnya😋
anAk gadis orang
udh panggil honey"🤭😂