akibat stres memikirkan suami yang tak mencintainya,menjadikan tere suka mabuk mabukan dan tanpa sengaja melakukan cinta satu malam dengan lelaki yang tidak dia kenal. dan sialnya lelaki itu masih murid sma dan meminta tanggung jawab tere karna telah merebut keperjakaannya, bagaimana kisah seru lainnya ya.., mampir yuk dikarya pertam aku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon istri seok jin ( noona kang), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 17. Masih Pov Reyhan
"Tidak . Bukan seperti itu. Aku betah disini. Apakah aku bisa meminta 1 pertolongan lagi dari?". Ucapku ragu.
"Katakan". Ucapnya santai.
" Bisakah kamu membantuku. mengeluarkan Ayahku dari penjara ".ucapku mantap .
Itu percakapan terakhirku dengan anak itu. Entah keberanian dari mana aku meminta tolong dengannya. Dan anak itu hanya menatap datar tak memberi tanggapan apapun.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
2 minggu setelah pertemuan itu, tiba - tiba anak itu memanggilku keruangannya. Pikiranku negatif mulai memenuhi otakku. Takut permintaanku tempo hari ditolak.
Besar harapanku bahwa ayahku dapat keluar dari penjara. Karna fakta bahwa dia tak bersalah semakin menguat. Dia hanya dijebak oleh rekannya.
" Kemari, duduk lah. Ada yang ingin aku bicarakan". Ucapnya mantap masih dengan wajah datar.
" ia". jawabku sambil maju mendekati kursi dan duduk di sana.
Dia meletakkan sebuah map coklat di atas meja.
" Bukalah dan pertimbangkan". Ucapnya serius.
Dengan tangan yang bergetar aku membuka amplop warna coklat itu. Bukan amplop pink yang isinya surat cinta ya gais. Dan setelah berkutat dengan pikiran yang tak tentu, isi amplop itu terlihat. Dengan cermat aku membaca tiap kata di dalam amplop itu.
Ada beberapa dokumen yang sangat tebal. Ada beberapa bukti berupa foto juga disana. Mataku membelalak tak percaya. Anak itu ternyata menyanggupi permintaanku. Aku bahagia setengah mati. Karna sebentar lagi ayahku akan bebas dan dapat menjalani kehidupan seperti kebanyakan manusia. Bebas tanpa terkekang jeruji besi.
Flash back on......
Waktu itu aku anak SD umur 8 tahun yang sangat bahagia. Keluargaku saat itu cukup mampu dalam hal finansial. Ayahku bekerja di sebuah kantor sebagai kepala keuangan. Ibuku juga membantu perekonomian keluarga kami dengan membuka angkringan yang banyak diminati anak muda karna dekat dengan kampus.
Hingga suatu hari hal buruk terjadi . Semua senyum di wajah kami direnggut secara paksa. Tak ada lagi suara tawa. Hanya terdengar tangisan ibu sambil meraung memohon agar ayah dibebaskan. Aku hanya melihat ayah di bawa polisi tepat saat aku pulang sekolah.
Aku hanya mampu berdiri diam. Tubuhku seakan tak mampu bergerak. Bahkan untuk menghampiri ibu yang duduk dilantai sambil sesegukan pun aku tak mampu. Semua mata tetangga memandang kami hina.
Tak ada yang memandang kami ramah lagi seperti dulu. Lama ibu terdiam. Aku pun melakukan hal yang sama. Otak kecilku tak dapat mencerna situasi saat ini. lalu tiba - tiba beliau menoleh ke padaku. Sepertinya dia sadar keberadaanku disana.
Dengan sisa tenaganya. Dia bangun berjalan mendekat kearahku. Beliau mengusap air matanya yang sedari tadi menangis . Dia menunjukkan senyum terbaiknya. Menyuruhku ganti pakaian dan makan siang.
Aku menurut dan melakukan apa yang dikatakan ibuku. Aku segera ke kamar dan berganti pakaian dengan pakaian rumah andalanku kaos dalam dan celana boxer.
Setelah berganti pakaian. Aku segera mendatangi meja makan yang kebetulan ibu juga disana sedang menyiapkan makanan untukku.
Aku melirik sebentar ke arah wajah ibuku. Sepertinya beliau habis cuci muka terlihat dari jejak air yang masih terlihat di wajahnya.
Aku dan ibuku makan dalam diam. Kami sama - sama menikmati makanan kami tanpa suara.
Flashback off.....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Mulai sekarang kamu tinggal dengan nenek ya". Ucap ibu parau seperti menahan tangis.
"Apa maksud Ibu?". Tanyaku polos.
"Mulai sekarang ibu akan bekerja. Hidup kita tak seperti dulu lagi. Kamu harus mengerti dengan keadaan kita yang sekarang ini. Ibu akan datang saat ibu ada libur". Ucap ibu meyakinkan.
Aku hanya mengangguk.
Nenek selalu menghiburku dan mengatakan semua akan baik - baik saja.
Dan benar saja, ibuku pulang sebulan sekali. Selalu dalam keadaan yang berbeda. Badannya kurus dan semakin kurus seperti kurang makan. Kantung matanya pun telihat hitam seperti mata panda. Sepertinya kurang tidur. Senyumnya pun tak seperti dulu. Sekarang seperti ada beban berat dipundaknya.
Aku hanya diam dan bersabar. Setelah lulus SD. Aku melanjutkan sekolah di SMP dengan ibuku karna nenek dikampung telah meninggal dunia.
Dan aku terkejut dengan keadaan lingkungan tempat ibuku tinggal. Dia tinggal di rusun yang kumuh. Fasilitas seadanya. Yang paling buat miris adalah banyaknya preman dan perempuan tak benar yang tinggal disana.
"Apa yang terjadi dengan ibu ku sehingga bisa tinggal disini". batinku miris.
" Kamu jangan terkejut dengan keadaan disini. Meskipun mereka terlihat garang tapi justru merekalah yang menolong ibu saat susah". Ucap ibu yang seketika menbuat lamunanku buyar.
Aku hanya mengangguk.
Ibuku ternyata bekerja direstoran. Sebagai pramusaji. Dan rusun ini dekat dengan tempat kerjanya sehingga dia tak perlu biaya transport karna bisa jalan kaki.
Sewa bulanan nya pun murah 400 rb untuk 1 bulan.
Selama 1 tahun tinggal disana. Aku mulai mengenal tetanggaku yang preman. Ternyata mereka tak seseram kata orang. Tapi aku terlalu naif sehingga masih bisa tertipu.
Untung waktu itu aku bertemu dengan anak itu . Anak yang menolongku bahkan memberiku pekerjaan. Sehingga kurung waktu 5 bulan aku keluar dari rusun itu dan pindah ke kontrakan yang bersih dan nyaman.
Akupun ada uang untuk meembeli motor matic bekas untuk ibuku pergi kerja.
Hidupku mulai tertata. Aku berencana mengumpulkan uang untuk membeli kembali angkringan kami yang sempat dijual karna terlilit hutang bank.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Aku tak pernah lupa dengan ayahku. Aku selalu mengunjunginya dan mengatakan bahwa suatu hari akan membebaskannya.
Entah apa yang terjadi dengan Ayahku. Bukannya senang dengan usulanku dan bahagia. Malah usulanku ditolak mentah - mentah. Dia mengatakan bahwa dia bersalah dan dia pantas mendapat hukuman. Ekspresi wajahnya bahkan mengisyaratkan ketakutan yang cukup kentara .
Akhirnya berbekal penyelidikanku sendiri. Aku mengetahui fakta bahwa Ayahku di jebak oleh rekan kerjanya dan mereka mengancam akan membunuh aku dan ibuku jika Ayahku membuka mulut .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
kembali ketempat awal...
" Apa yang kau tawarkan jika aku membebaskan ayahmu". Ucapnya santai.
"Nyawa dan kesetiaan". Ucapku lantang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tak butuh waktu lama ayahku akhirnya bebas. Aku benar - benar mengabdikan hidupku untuknya. Menjadi teman sekaligus asistennya.
Bahkan setelah kami bersama selama 5 tahun . Aku masih belum mengerti jalan pikirannya. Dia misterius dan bermuka dua.
Di depan semua orang memasang topeng ramah dan penuh senyum. Bahkan seperti mudah di dekati. Di belakang layar dia akan menampilkan wajah garang, ganas, tak tersentuh. Dan aura seorang pemimpin yang sangat kuat terpancar jelas. Dari aku yang awalnya bekerja sebagai pengambil anggur di gudang sekarang sudah jadi asisten pribadi.
Dan bodohnya aku . Baru mengetahui dia adalah bos ditempatku kerja. Yang dulu diakuinya sebagai pamannya adalah orang kepercayaan nya juga.
Entah apa lagi yang disembunyikan olehnya. Aku tak akan mengorek kehidupan pribadinya. Aku hanya bawahan yang selalu mengikuti perintah tanpa membantah . Sesuai janjiku dulu. Nyawa dan kesetiaan ku berikan sepenuhnya untuknya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
semoga tetap setia dengan novel ini ya pren. Ada actionnya dikit. Biar gak flat aja gitu ceritanya. Pengennya si bikin cerita yang seru, ringan tapi tetep romantis .
Salam sayang...