NovelToon NovelToon
Diantara Dua Pilihan

Diantara Dua Pilihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Cintamanis / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:827
Nilai: 5
Nama Author: Jaena19

Fanya dipertemukan oleh dua laki-laki yang lebih muda darinya,benar-benar membuat hidupnya begitu berliku.Perjalanan asmara yang rumit tak lepas dari ketiganya.Bagaimana kisah selanjutnya?

Meski Lo mutusin buat pisah,satu hal yang harus Lo tau,gue kan tetap nunggu Lo.Sama seperti dulu,gue gak akan dengan mudah melepas Lo gitu aja,Fanya.Sekalipun nanti Lo bersama orang lain,gue akan pastiin pada akhirnya Lo akan tetap kembali bersama gue.Ingat ini Fanya,takdir Lo cuma buat gue,bukan untuk orang lain - Baskara

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

dua puluh sembilan

Dua minggu telah berlalu sejak ia mulai mengajar di sekolah Baskara. Pada hari kedua mengajar, ia diberikan jadwal kelas yang harus diajarinya. Ternyata, ada empat kelas lain yang menjadi tanggung jawabnya. Untungnya, murid-murid di kelas-kelas tersebut tidak sebandel teman-teman Baskara.

Saat ini, ia sedang berada di sebuah kafe bersama Kalista. Sebelumnya, mereka memang sudah berjanji untuk bertemu dan mengobrol santai. Fanya menceritakan tentang dirinya yang bekerja sebagai guru di sebuah SMA.

"Gimana rasanya mengajar,Nya?"tanya Kalista sembari mengunyah Boba miliknya.

Fanya menghela napas lelah."Seru si,cuma gue gak nyangka punya murid yang nyebelin."

"Ada yang godain Lo gak,Nya? Secara Lo kan masih kelihatan masih remaja.Kalau Lo pakai seragam juga mereka gak akan nyangka kalau usia Lo lebih dari kepala dua."

Bukannya menjawab pertanyaan dari Kalista,Fanya memilih untuk menikmati makanannya.Ia malas menjawab pertanyaan seperti itu.Sedangkan Kalista mendengus kesal karena Fanya tidak menjawab wa ab pertanyaan darinya.

Fanya terkekeh melihat ekspresi Kalista yang tengah cemberut.

"Jangan cemberut gitu dong,"goda Fanya.

"Ya Lo,gak jawab pertanyaan gue.Padahal kan gue penasaran banget",ucap Kalista.

"Yaudah gue ceritain."

Fanya menceritakan pengalaman pertamanya mengajar di sana,setelah itu ia kembali menikmati makanan masing-masing sampai habis.

____

Setelah mata pelajaran berakhir, Baskara dan temannya Teo menuju kantin untuk mengisi perut yang kosong. Dengan langkah santai, keduanya memasuki area kantin. Suasana kantin langsung heboh ketika mereka masuk, karena Baskara dan Teo dikenal sebagai siswa tampan yang populer. Teo menanggapi kehebohan tersebut dengan melambaikan tangan, seolah-olah dia adalah seorang artis, sementara Baskara hanya diam dengan wajah datar.

"Gue aja yang pesen makanannya",ujar Baskara dan di angguki oleh Teo.

Ketika Baskara memesan makanan,Teo pergi mencari tempat untuk mereka duduk.Belum sempat ia menemukan tempat untuknya dan Baskara duduk, seseorang tiba-tiba memukulnya dari samping.Sontak seluruh orang yang ada di kantin terdiam dan mengalihkan pandangan menuju Teo.Baskara sendiri pun langsung menoleh ke arah sumber keributan.

"Sialan! Beraninya Lo merebut cewek gue!"ucap laki-laki itu sambil mendaratkan kembali pukulan pada wajah Teo.

Teo sebenarnya bukanlah laki-laki yang lemah, hanya saja sejak pagi tadi ia mengeluh merasa kurang enak badan. Ditambah lagi perutnya yang kosong, tentu saja tenaganya berkurang. Akhirnya, ketika dipukul oleh laki-laki itu, Teo tersungkur dan tak mampu membalas pukulan tersebut.

Tak terima sahabatnya di pukul begitu saja, Baskara mendekati laki-laki itu lalu memukul wajah laki-laki itu.

"Bangs*t!"

Baskara memukul laki-laki itu dengan membabi buta.Seluruh penghuni kantin mendadak kembali heboh ketika Baskara memukul laki-laki itu.Pasalnya Baskara di kenal sebagai laki-laki yang jarang sekali melakukan keributan.

"Jangan nyalahin temen gue! Kalau Lo gak jelek dan gak main cewe,dia gak akan ninggalin Lo!"

Laki-laki itu memecahkan mangkok bekas bakso yang berada di sampingnya.Laki-laki itu dengan berani melukai rahang Baskara yang sedang lengah,setelahnya laki-laki itu memukul Baskara.

Karena tak tega melihat kondisi Baskara,Teo bangkit dengan sisa tenaganya ia memukul laki-laki itu hingga tersungkur.Setelah membuat laki-laki itu tersungkur Teo membantu Baskara berdiri dan pergi dari kerumunan.

___

Teo membuka pintu UKS lalu berlari ke arah kotak obat dengan tergesa tanpa melihat ke sekitarnya,ia sudah begitu khawatir pada kondisi Baskara.

"Kenapa ini?"suara perempuan membuat Baskara dan Teo menoleh.

Fanya,niatnya ke UKS untuk meminta obat karena maag nya sempat kambuh.Ketika akan kembali ke ruang guru,ia di kejutkan dengan kehadiran Baskara dan temannya yang masuk kedalam.

Baskara terkejut mendapati Fanya berada di dalam UKS,sedangkan Teo tidak berkedip sama sekali melihat manisnya wajah Fanya.

Fanya menatap Baskara yang terlihat babak belur. Ia mengerjapkan mata ke arahnya, seolah ingin bertanya apa yang terjadi pada laki-laki itu.

"Kalian duduk dulu,biar saya yang obatin,"ucap Fanya sambil mengambil alkohol dan salep untuk luka.

Baskara dan Teo menurut, mereka langsung saja duduk. Sesudah dari tadi Teo tidak henti menatap wajah Fanya,sama halnya dengan Teo, Baskara pun menatap gadis yang merupakan kekasihnya itu.

"Nama ibu siapa?" tanya Teo.

"Saya kan sudah hampir satu bulan mengajar di sini,masa kamu tidak tau nama saya?" ujar Fanya.

Teo menunjukkan deretan giginya,usaha untuk modus pada Fanya gagal.

"Kenapa pipinya bisa kayak gini?" tanya Fanya pada Teo,namun matanya mengarah pada Baskara.

Belum sempat Fanya menjawab,tangan Fanya ditarik oleh Baskara.Sehingga kini mereka saling berhadapan.

"Obatin,"ucap Baskara dengan wajah kesal.

Fanya hanya menurun lalu mengobati wajah Baskara.

"Kenapa bisa kayak gini?" tanya Fanya.

"Biasalah ibu-" ucapan Teo dengan cepat di potong oleh Baskara.

"Berantem,"ucap Baskara.

"Kalian berantem?ada masalah apa?" ucap Fanya khawatir.

"Bukan kita Bu yang berantem,"ujar Teo.

"Terus siapa kalau bukan kalian?" tanya Fanya lagi.

"Bu,obatin kita aja jangan banyak tanya,"ujar Baskara sembari menatap ke arah Fanya.

Fanya menghela napas sambil menatap mata laki-laki itu.Awas aja jika sudah di luar sekolah ia akan mencecar laki-laki yang ada di hadapannya ini dengan pertanyaan.

Fanya menuangkan alkohol pada luka-luka yang ada di wajah Baskara, laki-laki itu meringis ketika Alkohol menyentuh lukanya.

"Pelan-pelan,Fanya,"ujar Baskara pelan.

Fanya melotot pada laki-laki itu,ia lalu melirik ke arah teman Baskara yang ternyata sedang fokus bermain ponsel.Sudah di pastikan dia tidak mendengar ucapan Baskara.

"Jangan manggil nama kalau di sekolah,"ucap Fanya berbisik pada Baskara.

"Iya-iya,bawel,"sahut Baskara.

Fanya mengoleskan salep pada luka serta memar di wajah kekasihnya.

"Lain kali, jangan berantem kaya gini lagi,"ujar Fanya pada Baskara.

"Hmm,"guman Baskara.

Fanya beralih pada Teo yang belum sempat diobati,gadis itu hanya memberikan salep pada laki-laki itu karena memang lukanya tidak separah Baskara.Teo menatap Fanya tanpa berkedip,melihat Fanya dalam jarak sedekat ini membuat jantungnya berdebar dengan kencang.

Sementara itu, Baskara melirik dengan rasa sebal ke arah keduanya. Apakah Fanya tidak menyadari betapa cemburunya ia saat melihat dia merawat pria lain, meskipun itu sahabatnya sendiri?

Ketika mereka berdua sudah diobati,Fanya memilih untuk mengundurkan diri dan keluar dari UKS meninggalkan mereka berdua.

Setelah dirasa banyak benar-benar keluar sekarang memberitahukan Teo, sahabatnya mengenai hubungannya dengan Fanya. Tentu saja sahabatnya itu merasa terkejut dan sempat tidak percaya.

"Pantes aja Lo gak suka kalau Bu Fany deket-deket sama cowok lain,"ujar Teo.

"Ya gitu,jadi mulai sekarang jangan deket-deket sama pacar gue,"ucap Baskara posesif.

"Iya,padahal tadinya gue mau deketin Bu Fanya."

Baskara menatap tajam sahabatnya,menyadari tatapan Baskara, Teo mengacungkan dua jarinya.

"Sabar bos! Gue cuma bercanda."

Pulang sekolah, Baskara sengaja menunggu Fanya di parkiran.Ia tau jika hati ini kekasihnya itu tidak membawa kendaraan pribadi.

"Fanya!" panggil Baskara ketika melihat Fanya yang berjalan menuju arah gerbang.

Fanya menoleh ke arahnya,ia lalu berjalan dengan langkah cepat ke arahnya dengan wajah kesal.

"Udah aku bilang,jangan panggil nama kalau di sekolah!"ujar Fanya kesal.

Baskara menunjukkan deretan giginya."Maaf,pulang bareng aku yuk!"ajak Baskara.

"Gak usah,aku naik ojek aja.Nanti ada yang curiga lagi kalau aku pulang bareng kamu,"ujar Fanya.

"Gak akan ketahuan,udah ayok masuk nanti keburu banyak orang."

Akhirnya Fanya mengiyakan ajakan Baskara.

Di perjalanan Baskara melirik ke arah Fanya.

"Fanya, kenapa tadi kamu perhatian banget sama Teo? itu kan bukan tugas seorang guru?"

"Baskara, aku cuma membantu teman kamu yang terluka. Sebagai seorang guru, aku merasa tanggung jawab untuk membantu orang yang membutuhkan, apalagi ini murid aku sendiri,"ujar Fanya tenang

"Aku tahu, tapi aku merasa cemburu melihat kamu tadi,apalagi aku liat mata dia gak berhenti natap kamu. Aku khawatir kalau dia suka sama kamu,"keluh Baskara.

Fanya tersenyum."Baskara, kamu gak perlu cemburu. Aku hanya menjalankan tugas dan tanggung jawab aku sebagai guru. Lagipula,aku gak mungkin suka sama laki-laki lain."

Baskara tersipu. "Oke,tapi aku gak mau ya liat kamu terlalu dekat sama murid laki-laki."

Fanya mengangguk.

Baskara tersenyum lalu sebelah tangannya mencubit dengan teman pipi Fanya. Gadis itu tertegun, Ia yakin sekarang pasti mimpinya sudah memerah akibat ulah Baskara.

"Kamu pulang ke rumah atau apartemen?" tanya Baskara.

Fanya menepuk jidatnya,ia lupa memberitahu Baskara jika dia akan tinggal di apartemen.

"Apartemen,mulai hari ini aku akan tinggal di apartemen,"ujar Fanya.

Mata Baskara tiba-tiba berbinar. "Serius?"

Fanya mengangguk sebagai jawaban.

"Yes,aku bisa dong sering-sering main ke apartemen kamu."

"Jangan sering-sering datang ke sini, kamu kan sudah di tahun terakhir sekolah. Lebih baik kamu fokus belajar daripada sering main ke apartemen aku."

"Iya gak sering,tapi sekarang boleh main kan?"

Fanya menghela napasnya,lalu mengangguk.Tak lama keduanya sampai di apartemen Fanya.Ketika membuka pintu Baskara langsung merebahkan dirinya di sofa,sedangkan Fanya masuk ke kamar untuk membersihkan diri.

Setelah selesai Fanya menghampiri Baskara yang ternyata sudah tertidur,baru ditinggal sebentar laki-laki itu sudah masuk ke alam mimpi.Fanya mendekat ke arah Baskara,niatnya ia ingin menyuruh laki-laki itu untuk mengganti pakaiannya dulu.

Fanya menjerit ketika tiba-tiba Baskara menarik tangannya sehingga ia terduduk di depan tubuh Baskara,untung saja Sofanya cukup lebar sehingga tubuhnya tidak menindih laki-laki itu.Baskara memeluk pinggang Fanya dari belakang.

"Kangen banget aku tuh,"ucap Baskara sembari menenggelamkan wajahnya di punggung Fanya.

Fanya mematung,meski sudah setahun lebih menjalin hubungan dengan Baskara,tetap saja ia masih merasa berdebar setiap kali Baskara memeluk pinggangnya.

"Jangan suka sama cowok lain, wajah kayak aku tuh cuma satu.Ingat yang ganteng itu cuma aku gak ada yang lain,"ujar Laki-laki itu dengan nada manja.

"Iya-iya."

Baskara kemudian mengubah posisinya, duduk di samping Fanya. Ia kembali memeluk tubuh Fanya dari samping dan meletakkan kepalanya di pundak Fanya dengan lembut.

"Kita gak akan seperti orang pacaran kamu di sekolah,tapi kalau di luar sekolah jangan harap kamu bisa lepas dari aku.Kalau kayak gini kamu gak akan keberatan kan?"

"Tapi nanti kamu tiba-tiba manggil nama aku lagi gimana? Atau tiba-tiba meluk aku di lorong?"

Baskara terkekeh."Gak akan,paling di UKS."

Fanya menepuk pelan lengan Baskara."Itu sama aja area sekolah Baskara!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!