Sugar Dating!
"Melihat penampilanmu," pria itu mengitariku, memperhatikan diriku dengan cermat, tidak sejengkal-pun dari penampilanku terlewatkan olehnya.
"Kamu hanya cocok jadi sugar baby-ku, tidak lebih," imbuhnya menatapku, lalu mendaratkan bokongnya ditepi meja kerjanya.
"Saya kesini bukan mau menjual diri, tapi melamar pekerjaan tuan," sarkasku mengepalkan tangan disamping tubuhku menahan emosi. Aku berusaha menahan diri karena ini kantornya.
Pria itu terkekeh pelan mendengar ucapanku. Ya, dia sedang menertawaiku.
"Jual mahal," gumamnya, tapi masih bisa kudengar dengan jelas.
"Kamu hanya perlu membuatku senang, aku akan membiayai semua kebutuhanmu, dan kamu tidak perlu bersusah payah berkerja. Kamu cukup mengatakan apa saja yang kamu inginkan," lanjutnya, memaparkan banyak penawaran, tidak memperdulikan raut wajahku yang sudah memerah menahan rasa jengkelku.
"Seorang mahasiswi sepertimu pasti sudah piawai menjadi seorang sugar baby bukan? Pekerjaannya hanya ngangkang saja, mudah bukan? Dan saat ini, hanya itu yang bisa aku tawarkan padamu. Kalau tidak mau, kamu boleh pergi," usirnya dengan gerakan tangannya yang melambai.
Aku gegas bangkit dengan perasaan terhina. Tanganku merebut map merah milikku dari tangannya.
"Dasar tuan mesum! Otak dan mulut sama-sama kotor!" umpatku.
Aku berbalik, sengaja mengibaskan rambut panjangku untuk mencambuk wajah durjananya, sengajaku menyentak-sentakan langkah sepatuku saking jengkelnya, lalu membanting pintu dengan sekuat tenaga.
BAAMMM!!!
BOOMMM!!! KRAAAAAAAK!!!
Dentuman keras itu bersahut-sahutan hingga menciptakan debu berkabut naik keudara.
"Oh! Astaga! Bagaimana ini?" aku panik, membekap mulutku saking kaget dan takutnya.
"Nona, anda telah merusak pintunya," ucap sekretaris Tania, mendekatiku dengan raut tak kalah panik dan kagetnya seperti diriku.
Aku memandangi daun pintu yang berbahan kayu besi itu dengan tatapan nanar, ubin keramik yang mahal itu pecah berkeping-keping tertimpa olehnya, tidak terkecuali barang-barang yang ada disekitarnya.
Didalam ruangan sana, pria mesum bermulut kotor itu masih menyandarkan bokongnya ditepi meja, menatap kearahku dengan raut datarnya.
"Apa yang terjadi?" dua security yang baru keluar dari lift gegas mendekati kami, tentu mereka mendengar dentuman keras tadi jadi langsung datang, batinku.
"Bagaimana ini bisa terjadi?" ucap keduanya lagi, kaget melihat pintu sang presdir mereka ambruk dan merusak lantai juga beberapa barang yang ada disekitarnya.
"Pergilah, panggil tukang untuk segera memperbaikinya, kamu juga Tania," perintah pria itu pada dua security dan sekretarisnya.
"Baik tuan," gegas ketiganya meninggalkan tempat itu.
Merasa sesuatu yang buruk bakal terjadi, aku buru-buru berlari mengejar ketiganya menuju lift.
"Hei kamu! Siapa yang menyuruhmu pergi juga?!" pekiknya dibelakangku.
Aku terlambat, lift sudah tertutup rapat. Jariku menekan rusuh tombol-tombol lift agar pintu besi itu bisa terbuka, tapi nihil. Lututku gemetar dahsyat, mendengar langkah sepatu pantofel kian mendekat dibelakangku.
"Setelah apa yang kamu rusak? Jangan harap kamu pergi dengan selamat!"
Aku berbalik, dan spontan memundurkan tubuhku hingga mentok pada pintu lift dibelakangku.
"Mau lari dari tanggung jawab? Tidak semudah itu!" pria itu mengunci tubuhku, seketika napasku terasa sesak karenanya.
"T-tolong... Maafkan saya tuan. S-saya tidak sengaja membuat pintu tuan roboh. Saya akan menggantinya," aku terbata, suaraku gemetar menahan rasa takut campur rasa bersalah.
"Tidak sengaja? Kamu membanting pintu ruanganku sampai roboh, merusak lantai dan barang-barang dalam ruang kerjaku, apa itu yang kamu katakan tidak sengaja?"
Aku menahan napasku, saat pria jangkung itu menurunkan wajahnya, mendekat kewajahku.
"Dan seperti katamu, kamu memang harus membayarnya," ucapnya setengah berbisik, napasnya yang panas menyapu wajahku.
"Brengsek! Aku akan melaporkan tuan pada polisi atas tindakan pelecehan!" ancamku marah, menangkap tangan nakalnya yang mencoba menelusup dicelah-celah kancing kemejaku.
"Coba saja," pria itu menyeringai.
"Kita lihat saja, perkataan siapa yang akan didengar. Aku akan melaporkanmu balik. Daun pintuku yang roboh ini adalah bukti kalau kamu melakukan kejahatan dikantorku," pria itu balik mengancamku.
Ting!
Aku tersentak, tubuhku limbung kebelakang, spontan tanganku menarik dasi dan kemeja pria didepanku agar tidak terjatuh kebelakang.
Diluar dugaanku, pria tegap itu malah jatuh bersamaku kedalam lift yang pintunya sudah terbuka lebar.
"Akh!" aku mengerang kaget, tapi tubuhku tidak terasa sakit, ternyata tangan pria itu sudah menahan kepala dan tubuhku agar tidak terbentur lantai.
Pandangan kami saling mengunci.
Sorot mata legam itu menatapku tajam. Rahang tegasnya terlihat bersih, sepertinya baru habis dicukur. Bulu-bulu halus seakan malu-malu, bersembunyi didalam lubang hidungnya dengan puncaknya yang mencuat tinggi. Alis tebal itu selaras dengan bulu matanya yang tebal dan panjang.
Bibir itu... terlihat segar, dan lumayan tebal, seakan terbelah pada bagian belahan bibir bawahnya. Wajahnya tidak buruk, bahkan bisa dikategorikan pria yang nyaris sempurna dalam penilaianku.
"Aku suka dada besarmu, sesuai size yang aku inginkan."
Aku terbelalak.
"Oh my God! Enyahlah pria brengsek!" Aku menepis kasar tapak tangan besar itu yang sudah namplok disalah satu gunung kembarku yang menjulang.
"Hahahaaa," seringai pria itu puas, lalu menjilat bibirnya sendiri.
"Tepisan tanganmu, dan bagaimana kamu bisa merobohkan pintu ruang kerjaku, membuatku semakin penasaran dengan permainan ranjangmu, kamulah sugar baby yang aku cari."
Aku meronta dari kungkungan pria berumur itu, memberi perlawanan. Walau aku tahu tenagaku tidak mampu melumpuhkannya.
Bersambung...✍️
✍️Pesan moral :
Harus sabar dan tetap tenang dalam menghadapi masalah, jangan main banting pintu yaaaa 🤭🤭🤭
✍️Hai...
Ketemu lagi dengan author Dewi Payang. Senang bisa meluncurkan satu novel lagi untuk para readers sebagai bacaan hiburan.
Tanpa dukungan para readers, author bukanlah siapa-siapa. Jadi, mohon dukungan like dan komentarnya pada setiap bab yang telah dibaca, sebagai penyemangat author untuk rajin up setiap hari.
Salam sehat, semangat menjalani hari. CHAYOOOOOOOOO💪💪💪💪💪💪
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞IntanArmy°𝐒𝐒⃟: ✿࿐
apa ini Bunda Oh Noooo
2024-12-20
2
Ikan
Vina sekenceng apa bantingnya weh sampai rusak 😭😭 eh tapi, PINTU KANTORNYA JELEK BERARTI
2024-12-19
3
Zenun
Hay kakak, semnagat terus ya/Determined/
2024-12-20
1