Ini tentang Xeira, tentang kisah cintanya dengan Jeffery sang artis juga model ternama, tentang rasa sayang Xeira pada Alexa sang adik dan tentang rasa cemasnya.
Xeira sangat menyayangi sang Adik, tak sekali pun dia menolak apa yang menjadi keinginan adik tercintanya namun satu hal yang menjadikan Xeira bimbang untuk mengambulkan salah satu permintaan sang adik, Jeffery. seorang pria yang adiknya dambakan sebagai seorang kekasih nyatanya adalah kekasih Xeira, pria yang Xeira cintai di dalam hidupnya.
Akankah Xeira memilih kembali menuruti sang adik dan melepaskan Jeffery, atau tetap mempertahankan pria itu dan menolak apa yang menjadi keinginan sang adik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Firda 236, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ENAM BELAS
Jam menunjukan pukul 9 pagi waktu London saat Jaehyun memasuki Gedung tempat dimana dia akan melakukan pemotretan majalah. Rubby selalu asistennya menyambut mengulurkan segelas kopi hangat pada pria bercoat coklat itu.
Langkah Jeffery berbelok memasuki ruang make up yang sudah terdapat beberapa model ternama seperti dirinya, pria itu dengan Sentai duduk pada salah satu kursi rias yang kosong membiarkan hairstyle mulai menata rambutnya menyesuaikan tema sebelum setelah 30 menit kemudian selesai dengan tampilan yang lebih baik. Kini waktunya merias wajah.
Pandangan Jeffery yang semula terfokus pada majalah dalam genggaman kini beralih, menatap wanita dengan rambut tergerai dan make up tebal -menurutnya- di belakangnya malas.
"Bentar!" gerak wanita itu yang hendak membaur primer ke wajah Jeffery terhenti, sang wanita menatap Jeffery heran.
"Kenapa Jeff?" Jeffery tak menggubris pertanyaan itu dan lebih memilih memanggul Rubby yang tengah berada di depan pintu.
"Ya Jeff, kenapa?"
"Gue gak mau di make up sama dia. Ganti orang!" Rubby menatap tanya, heran terpatri di raut Rubby yang merasa aneh dengan sikap Jeffery.
"Kenapa Jeff? Bella ngelakuin kesalahan?" Jeffery yang mendengar nama sang wanita di sebut, dengan keras menggebrak meja riasnya, tanpa perduli pada orang-orang di sekitarnya yang terlonjak kaget atau beberapa alat make up di meja yang jatuh ke lantai.
"Ganti aja buru!" Rubby yang tau namun jarang melihat Jeffery seperti ini hanya bisa mengangguk, mengiyakan dan dengan cepat meminta salah satu make up artis yang di sediakan penyelenggara agar memoles wajah Jeffery pun meminta agar Bella berlalu bersamanya keluar ruangan kala dirasa aura Jeffery tak bersahabat.
Satu jam kemudian Jeffery keluar dari ruang make up yang menyatu dengan fitting room menatap Rubby yang masih terduduk dengan Bella di sampingnya tepat di depan ruangan. Mendesah kesal Jeffery menghampiri ke duanya malas. Menatap Rubby yang spontan berdiri kala Jeffery sudah berdiri gagah di hadapannya.
"Hubungi agensi. gue minta ganti make up artis! Eneg gue liat tuh cewek!" Rubby yang hendak menjawab mengurungkan niat kala melihat Jeffery yang sudah beranjak menuju spot foto, menyesuaikan diri dan bergabung dalam foto grup.
Rubby menatap Bella heran dengan helaan pelan.
"Lo bikin masalah apa sih Bell?" Bella menggeleng tak tahu, dia juga bingung mengapa mendadak Jeffery berubah sikap terhadapnya, sebelumnya pria itu nampak santai dan biasa saja. Lantas mengapa sekarang berubah, ap karena waktu itu?
"Bang bisa gak jangan telfon agensi dulu? Biarin gue clearin sama Jeffery dulu ya. Gue mohon! Gue gak mau di marahin Boss" Rubby yang sudah menduga akan begini hanya bisa mengangguk.
"Oke deh. Lo harus hati-hati, Jeffery lagi jadi anak kesayangan Boss jangan sampe dia telfon boss secara pribadi, abis lo entar" Bella hanya mengangguk, mengiyakan apa yang Rubby sampaikan.
_
Jeffery melangkah dengan santai menuju kamar hotel yang di peruntukan baginya, pemotretan sudah selesai 2 jam yang lalu dan Jeffery tanpa ingin berlama-lama segera pamit undur diri. Merasa terlalu sesak untuk bersama semua orang asing di sana.
Gerak tangan Jeffery yang hendak menempelkan card ke pintu terhenti di udara saat suara orang yang membuatnya malas untuk hari ini muncul dengan raut wajah tanpa rasa bersalah.
"Jeff, gue minta maaf. Gue mohon jangan minta ganti ke agensi ya?" Jeffery meremas card dalam genggaman sedikit keras sebelum dengan helaan jengkel menatap wanita di depannya tak suka.
"Siapa yang nyuruh Lo masih di sini?" Bella menatap Jeffery dengan tanya, tak paham atas apa yang di tanyakan pria didepannya.
"Pergi atau gue telfon langsung boss biar di pecat sekalian Lo!" ancaman Jeffery membuat Bella menganga.
"Jeff gue di sini mau minta maaf. Setidaknya lo jelasin ke gue kalo gue ngelakuin kesalahan yang buat lo kaya gini! " Jeffery menyugar kepalanya kesal.