Raka Chandra Wijaya, merasa bersalah dengan apa yang saat ini dia lakukan terhadap istrinya. Dia memiliki anak dengan wanita lain, karena kesalahan satu malam yang dilakukannya. Seharusnya, dia jujur dari awal pada Yuna Dafhina Aryadi agar wanita yang sangat dicintainya itu tidak pergi. Sayangnya, Raka terlambat mengatakan kebenarannya pada sang istri. Alhasil, Yuna pergi meninggalkan dirinya sembari meninggalkan surat perceraian mereka. Tapi, Raka tidak menyerah dia ingin kembali pada sang istri apapun yang terjadi. Apakah Raka berhasil mendapatkan cinta Yuna kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A-yen94, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~17~
"Adegan pertama itu, Alia atau kamu akan melamar pekerjaan ceritanya. Lalu, ketika di jalan, kamu tiba-tiba melihat seorang pria tampan yang hendak menyeberang jalan. Dan itu bukan lampu merah, sehingga kamu terburu-buru menolongnya. Adegan ditutup setelah kamu menyadarkan Dimas atau Angga, aktor pria kita. Yang sedang melamun itu di pinggir jalan, setelah itu dia sadar kalau saat itu dia sedang melamun. Apakah kamu sudah paham, Livia?" tanya sutradara pada pemeran utama wanita.
Livia mengangguk, dia mengiyakan pertanyaan tersebut.
"Baik, kalau sudah paham mari mulai lagi. Aldo sudah siap? " sutradara itu bertanya kepada sang aktor, dan dijawab dengan anggukan olehnya. "oke, camera, rolling and action ! "
Padahal lampu merah belum menyala, tapi Alia melihat seorang pria hendak menyebrang jalan. Dengan segera, dia hampiri pria itu dan menariknya ke pinggir jalan. Sayangnya, Alia harus tersandung batu sehingga akhirnya dia dan pria itu jatuh bersama. Dengan posisi si pria di bawah tubuh wanita, keduanya saling pandang.
"Cut!Bagus sekali,Livia kamu hebat. Baru satu kali arahan, kamu sudah paham." puji sang sutradara.
"Itu pasti, aku kan wanita hebat. Makanya, aku bisa memiliki anak dari Raka. Dan, sebentar lagi, aku bisa menaklukkan hati Raka. Agar dia tidak bisa mengingat Yuna lagi!" batinnya.
Setelah itu, sutradara kembali meminta Aktor dan Aktrisnya untuk melakukan adegan selanjutnya.
"Ok Cut! Livia kamu hebat, Angga kamu juga keren. Sekarang kalian boleh beristirahat dulu." kata sutradara drama tersebut.
Livia dan Angga mengangguk,"Baik Pak, terima kasih!"jawab keduanya bersamaan.
Masing-masing dari mereka kini ke tempat istirahat yang sudah disediakan. Seorang wanita datang menghampiri Livia, dia adalah Lina orang yang sudah disiapkan Raka untuk menjadi manager pribadi Livia. Tidak hanya itu, Livia juga disediakan asisten dan make up artist dari Raka. Hal ini dikarenakan Raka memenuhi janjinya terhadap Livia, yang sudah menyerahkan Yudha sepenuhnya kepada Raka. Dia hanya diperbolehkan menjenguk Yudha tiga bulan sekali saja.
"Nona Livia,Pak Raka meminta kami untuk mendampingi anda. Jadi, kami mohon anda ikuti aturan dari Pak Raka. Anda tidak boleh bersikap sombong dan seenaknya, yang barusan adalah contoh. Anda berakting dengan baik, dan sutradara juga menyukai anda."kata Lina pada Livia.
"Baiklah, aku akan berbuat baik. Aku tidak akan mengecewakan Raka, jadi jangan khawatir!"jawab Livia sembari memutar bola matanya.
"Baca naskahnya lagi, adegan selanjutnya harus bisa kamu taklukkan. Jangan sampai Pak Raka kecewa sama kamu, aku mendapatkan mandat dari beliau untukmu. Beliau juga meminta kamu jangan pernah pergi ke kantor beliau lagi. Karena, anda sudah menjadi seorang aktris. Sehingga, anda harus menjaga image anda"Lina menjelaskan semuanya pada Livia.
Sementara itu, Livia hanya melirik sekilas wanita yang usianya lebih tua darinya tersebut.
"Mengapa aku tidak boleh datang menemuinya?Dia calon suamiku, kenapa tega memperlakukan calon istrinya seperti ini?"protes Livia.
Mendengar perkataan Livia, Lina tertawa terbahak-bahak sembari memegangi perutnya. Astaga, kamu ini sedang berkhayal ya.Batinnya.
"Kamu menertawakan siapa?Aku memang calon istrinya Raka, lihat saja nanti kamu bakalan bertekuk lutut di hadapanku!"Livia meninggalkan manajernya dengan kesal.
"Kak Lina, apa anda tidak keterlaluan ya?"tanya Rudi yang sedari tadi hanya diam saja.
"Biarkan saja, benar kata Aryo ya wanita ini kebanyakan mengkhayal. Padahal, Pak Raka tidak mencintainya sama sekali. Bisa-bisanya dia bilang kalau dia istri dari Pak Raka,Haduhh!"Lina menepuk jidatnya.
***
Pulang Sekolah, Yudha pergi ke mall di dekat A.R entertainment seperti biasanya. Dia menduga pasti Yuna akan berbelanja di sini lagi. Namun, sudah satu jam dia menunggu,Yuna tak kunjung datang. Terbesit dalam hatinya, Yuna mungkin saja pergi entah kemana.Tapi, Yudha tidak berhenti di situ, dia kemudian meminta pada asisten pribadi ayahnya untuk mengantarnya ke restoran cepat saji di sana. Aryo mengiyakan, tapi pria itu meminta izin untuk pergi ke toilet terlebih dahulu. Sayangnya, Yudha tidak mendengarnya. Sehingga, dia berjalan sendiri dan ternyata, dugaannya benar. Yuna terlihat sedang memesan makanan dari seorang pramusaji. Saking senangnya, dia dengan percaya dirinya menghampiri Yuna.
"Tante Yuna!" sapanya sembari tersenyum manis.
Yuna terkejut dengan kedatangan dadakan anak kecil yang tidak dia kenal itu. Wanita cantik berambut panjang bergelombang itu menyipitkan matanya, dia menatap heran wajah anak kecil tersebut,"Kamu siapa?"tanyanya.
"Aku Yudha Tante! Bolehkah aku duduk di bangku ini?"tanya Yudha polos.
"Astaga,Tuan muda!" Aryo ngos-ngosan mengejar Tuan Mudanya melihat ada Yuna dia terperanjat dan membungkuk hormat.
"Ibu Yuna? Ternyata anda di sini ya? Astaga! Pak Raka pasti akan senang mengetahui fakta tentang anda."
Yuna, menatap heran Yudha dan juga asisten pribadi suaminya tersebut. Dia menyilangkan kedua tangannya, lalu menghela napasnya kasar.
"Tante, kenapa diam saja? Apakah Tante merasa terganggu dengan kedatangan Yuda yang terlalu mendadak ini?"tanya Yudha sembari menundukan wajahnya.
Aryo menatap cemas istri dari atasannya tersebut, dia juga menatap cemas Yudha. Dia takut kalau nantinya Yuna akan berbuat jahat pada anak Livia ini, dia takut kalau pada akhirnya Yuna marah padanya karena telah memperlakukan Yudha dengan baik.
"Baiklah, kalian boleh duduk di bangku makan. Aryo kamu pesan makanan sana, dan kamu Yudha ya? Kalau mau makan makan saja, Tante tidak akan menggangu kamu kok!"kata Yuna sembari menatap Yudha dan juga asisten pribadi suaminya.
"Mama Yudha sendiri tidak pernah seperti ini. Tapi, Tante Yuna orang yang katanya jahat justru menawari Yudha makan di restoran. Mama tidak pernah seperti ini, kalaupun baik itu hanya karena ada Papa saja."batin Yudha sembari menatap Yuna.
Yuna menatap Yudha heran"Kamu kenapa?Kok dari tadi memperhatikan terus wajah Tante?Memangnya ada yang salah ya?"
Yudha menggelengkan kepalanya,
"Lalu, kenapa kamu menatap wajah Tante terus?"
"Apakah Tante tidak membenci Yudha?"tanya Yudha dengan tatapan memelas.
Yuna meneguk salivanya. Aku tidak tahu, mengapa aku tidak bisa membenci kamu sama sekali. Sudah jelas kamu adalah anak suamiku dan wanita jalang itu, tapi jujur aku tidak bisa marah pada anak kecil sepertimu. Batinnya.
Seorang pramusaji datang menghampiri ketiganya, "Pesanannya sudah siap Kakak, selamat menikmati!"
"Terima kasih ya!"Yuna tersenyum manis.
Pramusaji wanita itu mengangguk, dan berbalik arah dan siap bekerja kembali. Sudut bibir Yudha terangkat ke atas, dia menatap kagum pada wanita cantik seusia ibunya.
"Seandainya saja, kalau Mama Yudha itu Tante Yuna, pasti Yudha akan sangat bahagia!" ujarnya tanpa sadar sembari menopang dagu nya.
"Hah, kamu bilang apa Nak?"
Bersambung